Anda di halaman 1dari 17

AIK III ISLAM DAN IPTEK

Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan dan Mengamalkannya

NAMA:

1. SUNANDAR DWI SUSAMTO ( 170302106 )


2. RUDY SEMIAWAN ( 170302019 )
3. RONI SETIAWAN ( 170302099 )
4. DIO FIRMAN ( 170302003 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

hidayahNya penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah AIK III ISLAM DAN IPTEK

dengan baik.

Dalam penyusunan tugas ini penyusun banyak menemukan hambatan, namun berkat

bantuan dan bimbingan dari semua pihak, serta masukan dari teman-teman maka penyusun dapat

menyelesaikan tugas ini dengan baik. Oleh karena itu tidak lupa penyusun mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak, terutama kepada dosen mata kuliah AIK III ISLAM DAN

IPTEK yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini tentunya masih jauh dari

kesempurnaan, dan akhirnya kami berharap tugas yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kami

khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Gresik,19 Maret 2019

Penyusun

II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................II

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................III

A. PERINTAH MENUNTUT ILMU..............................................................................................................3

B. KEUTAMAAN ORANG BERILMU..........................................................................................................5

C. KEDUDUKAN ULAMA DALAM ISLAM..................................................................................................7

Daftar pustaka......................................................................................................................................13

III
IV
Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan dan Mengamalkannya

Ilmu adalah isim masdar dari ‘alima yang berarti mengetahui, mengenal, merasakan, dan
menyakini. Secara istilah, ilmu ialah dihasilkannya gambaran atau bentuk sesuatu dalam akal.
Karena pentingnya ilmu dan banyaknya faidah yang terkandung di dalamnya, para ulama
menyimpulkan bahwa menuntut ilmu adalah wajib, sesuai dengan jenis ilmu yang akan dituntut.
Setiap muslim wajib menuntut ilmu. Rasulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu adalah
kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Allah Swt memberikan keutamaan dan
kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu dalam firman-Nya dalam Al-Qur`an surat Al-
Mujaadilah ayat 11: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Orang-orang yang berilmu akan
pula dimudahkan jalannya ke syurga oleh Allah dan senantiasa didoakan oleh para malaikat.
Sebenarnya ilmu hanyalah merupakan suatu alat untuk mendekatkan diri kita kepada Allah.
Adapun fungsi ilmu itu antara lain adalah:
1. Sebagai petunjuk keimanan (QS. 22:54, 3:7, 35:28)
2. Sebagai petunjuk beramal
“Seorang alim (berilmu)dengan ilmunya dan amal perbuatannya akan berada di dalam syurga,
maka apabila seseorang yang berilmu tidak mengamalkan ilmunya maka ilmu dan amalnya
akan berada di dalam syurga, sedangkan dirinya akan berada dalam neraka”(HR. Daiylami)
(Ingat pula kisah Sayyidina Ali r.a. ketika disuruh memilih antara harta dan ilmu)
Keutamaan manusia dari makhluk Allah lainnya terletak pada ilmunya. Allah bahkan
menyuruh para malaikat agar sujud kepada Nabi Adam As karena kelebihan ilmu yang
dimilikinya. Cara kita bersyukur atas keutamaan yang Allah berikan kepada kita adalah dengan
menggunakan segala potensi yang ada pada diri kita untuk Allah atau di jalan Allah.
“Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?
Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran”. (QS. 39: 9)
Dalam bahasa Arab al-Ilmu merupakan lawan kata al-Jahlu (tidak tahu/bodoh). Al-Ilmudapat
diartikan juga sebagai mengenal sesuatu dalam keadaan aslinya dengan pasti. Sedang menurut
istilah, Ilmu yang dimaksudkan adalah ilmu syar‘i, yaitu ilmu tentang penjelasan-penjelasan dan

1
petunjuk yang Allah swt. turunkan kepada Rasul-Nya, baik yang termaktub dalam Alquran
maupun As-Sunnah.
Ilmu yang seringkali disebut dalam Alquran dan As-Sunnah, dan memperoleh pujian adalah ilmu
wahyu/ilmu agama. Namun sebenarnya ilmu agama sendiripun sangat luas. Ilmu bermanfaat
apabila dapat menambah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta bermanfaat bagi alam
semesta.

Kaidah Menuntut Ilmu


Dalam menuntut ilmu ada kaidah yang harus diperhatikan oleh setiap muslim. Dr.
Ibrahim bin ‘Amir ar-Ruhaili menyebutkan, termasuk perkara yang penting sebelum
menuntut ilmu, ialah ikhlas (rela) karena Allah Swt. Sesungguhnya ikhlas memiliki pengaruh
besar untuk meraih taufiq (bimbingan) dalam segala hal. Setiap muslim yang
mendapatkan taufiq, baginya diberi kebaikan yang banyak dalam segala urusan agama dan
dunia.
Termasuk ikhlas dalam belajar, adalah menuntut ilmu untuk tafaqquh (memahami
secara mendalam), menghilangkan kebodohan diri sendiri. Setiap muslim berhak bersungguh-
sungguh mendalami suatu ilmu. Hasil pendalaman tersebut, baik oleh lelaki atau perem-
puan, dapat mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan dan pemikiran keagamaan. Oleh
karena itu sangatlah utama bagi lelaki dan perempuan untuk berlomba-lomba ber-
tafaqquh dalam ilmu yang membuahkan amalan.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah isti’anah, memohon pertolongan kepada Allah
swt., tawakkal (berserah diri), dan berdoa agar dikaruniakan ilmu yang shahih (benar)
dannafi‘ (bermanfaat). Firman Allah Swt:
“Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”. (QS. 20: 114).
Dalam sebuah hadis qudsi Allah berfirman:
"Wahai hamba-hamba-Ku, kamu semua berpeluang tersesat kecuali orang yang Aku beri
petunjuk, maka mintalah petunjuk ke- pada-Ku, niscaya Aku akan memberi petunjuk kepadamu”.
(HR. Muslim)
Tampaknya memohon hidayah Allah merupakan jalan meraih ilmu agama, dan
pengetahuan umum yang bermanfaat bagi kemaslahatan dunia. Setiap muslim tidak akan
memperoleh petunjuk kecuali yang dikaruniai taufiq oleh Allah swt., dan hal ini tergantung

2
kepada upayanya masing-masing. Upaya dalam menuntut dan mengamalkan ilmu, membawa
mereka pada derajat kedudukan sebagai manusia. Baik lelaki atau perempuan, keduanya
dikaruniai kedudukan sesuai dengan usahanya.

Upaya Meraih Ilmu


Seorang muslim sangat dianjurkan untuk mencari ilmu ke manapun, tempat ilmu itu
dapat diraih. Satu riwayat mengatakan, “Carilah ilmu walau hingga ke negeri China”. Riwayat
ini sangat menghargai baik lelaki maupun perempuan yang bersemangat menuntut ilmu,
sekalipun hingga ke negeri nun jauh. Mereka akan terhitung sebagai orang yang berjuang di jalan
Allah Swt.
Terlebih dalam menuntut ilmu, sesungguhnya lelaki-perempuan tidak dibatasi oleh
waktu. Anggapan bahwa perempuan memiliki waktu terbatas, karena didesak kewajiban
berkeluarga dan mengasuh anak tidaklah benar. Sesungguhnya setiap lelaki dan perempuan
memiliki kesempatan sama untuk thalabul ’ilmi. Sabda Nabi saw., “Manusia harus mencari
ilmu dari buaian sampai ke liang lahat”. Inilah pemikiran yang tepat dan demokratis tentang
pendidikan seumur hidup bagi sesama. Jika benar kita umatnya, marilah beri kesempatan
serupa antara lelaki dan perempuan untuk menjalankan kewajiban menuntut ilmu hingga
akhir hayat dikandung badan. Wallahu a’lam. (Hafidzoh)

A. PERINTAH MENUNTUT ILMU


1. Beliau, Nabi SAW bersabda: “Menuntut ilmu itu fardhu atas setiap muslim” (HR. Abu
Na’im dari hadits ‘Ali).
Beliau Nabi SAW bersabda: “Tuntutlah Ilmu sampai ke negeri Cina.”(HR Ibnu Adi dan
Al Baihaqi dari Anas)’
QS. At Taubah (9).122
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”
QS. Al Ankabut (29).43

3
“ Dan perumpamaan-perumpamaan Ini kami buat untuk manusia; dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”
2. Beliau Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang menempuh jalan yang padanya ia
menuntut ilmu, maka Allah menempuhkannya jalan kesurga.” (HR. Muslim dari Abu
Harairah).
Beliau Nabi SAW bersabda: “Sungguh kamu pergi lalu kamu belajar satu bab dari ilmu,
itu lebih baik dari pada kamu sholat seratus raka’at.” (HR Ibnu Abdil Barr dari Abu
Dzarr).
3. Beliau Nabi SAW bersabda: “Belajarlah apa yang kamu kehendaki, Allah tidak akan
memberi pahala kepadamu sehingga kamu mengamalkan.” (HR Ibnu Abdil Barr dan Ad
Dailami).
4. Pada suatu hari Rasulullah SAW keluar lalu beliau melihat dua majlis, yaitu salah satunya
mereka berdo’a kepada Allah dan cinta kepada Nya, dan yang kedua mereka mengajar
manusia, lalu beliau bersabda: “Adapun mereka adalah memohon kepada Allah, maka
jika Dia menghendaki maka Dia memberi mereka. Dan jika Dia menghendaki, maka Dia
mencegah mereka. Adapun mereka (majlis kedua) maka mereka mengajar manusia
dimana aku diutus itu sebagai guru, kemudian beliau beralih ke majlis itu dan duduk
bersama mereka.” (HR Ibnu Majah dari ‘Abdullah bin ‘Umar).
5. Beliau Nabi SAW bersabda: “Belajarlah ilmu karena sesungguhnya belajarnya karena
Allah itu adalah Taqwa, menuntutnya itu adalah ibadah, mempelajarinya itu tasbih,
membahasnya itu adalah jihad, mengajarkannya kepada orang yang belum
mengetahuinya itu adalah sedekah, memberikannya kepada keluarganya itu adalah
pendekatan diri (kepada Allah). Ilmu itu adalah penghibur dikala sendirian, teman dikala
sepi, penunjuk kepada agama, pembuat sabar dikala suka dan duka, menteri dikala ada
teman-teman, kerabat dikala dalam kalangan orang asing dan sebagai menara jalan ke
surga. Dengannya Allah mengangkat kaum-kaum lalu dia menjadikan mereka sebagai
ikutan, pemimpin dan penunjuk yang diikuti, penunjuk kepada kebaikan, jejak mereka
dijadikan kisah dan perbuatan mereka diperhatikan. Malaikat senang terhadap perilaku
mereka dan mengusap mereka dengan sayap mereka (malaikat). Setiap barang yang
basah dan kering sehingga ikan dilautan, serangga, binatang buas dan binatang jinak
didaratan, dan langit serta bintang memohonkan ampun bagi mereka.” (dari Muadz bin
Jabbal).

4
B. KEUTAMAAN ORANG BERILMU

Ilmu merupakan suatu fadilah dan kemuliaan yang diberikan kepada siapa saja yang
dikehendaki oleh Allah swt. Orang yang diberikan kesempatan oleh Allah swt memiliki ilmu
yang banyak maka dia sesungguhnya telah mendapatkan suatu anugrah dan manfaat yang besar
sekali dengan ilmunya tersebut. Karena dengannya, dia dapat mengetahui dan memahami makna
dari hidup ini secara benar dan hakiki.
Ilmu merupakan sebaik-baiknya perbuatan Amal shaleh, ia juga merupakan sebaik-
baiknya amal ibadah, yaitu ibadah sunah, karena ilmu merupakan bagian dari jihad di jalan Allah
Swt. Kalau kita berpikir sejenak, dapat diketahui bahwa agama itu terdiri atas 2 unsur :
1. Ilmu dan petunjuk
2. Perang dan jihad
Tidak mungkin sekarang agama Allah Swt dapat berdiri dengan tegak kecuali harus
terdapat 2 unsur diatas, dan unsur yang pertama didahulukan dari unsure yang kedua. Maka dari
ini Nabi saw tidaklah mengubah suatu kaum sebelum menyampaikan dakwah untuk beribadah
kepada Allah Swt, maka ilmu lebih didahulukan daripada perang. Allah swt berfirman :
“Adakah sama orang- orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (Az-Zumar: 9)
Tidaklah sama perumpamaan orang yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui, atau kata
lainnya yaitu orang yang pintar dengan orang yang bodoh, sebagaimana tidaklah sama orang
yang hidup dengan orang yang mati. Ilmu merupakan cahaya dan petunjuk bagi manusia yang
dapat mengeluarkannya dari kegelapan dan kesempitan dunia ini. Disamping itu ilmu juga
sebagai akses utama untuk menuju ridho Allah Swt, dengan-Nya Allah Swt mengangkat derajat
orang yang berilmu dengan kemuliaan yang banyak sekali. Allah Swt berfirman :
“niscaya Allah akan meninggikan orang- orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Al-Mujadalah: 11)
mungkin secara singkat saya akan menyebutkan beberapa keutamaan orang yang memiliki ilmu
dengan orang yang tidak memiliki ilmu, diantaranya yaitu :
a) Ilmu merupakan warisan para nabi.

5
Nabi yang diutus oleh Allah swt tidaklah mewariskan dan meninggalkan harta untuk
dijadikan sebagai manusia bekal bagi kehidupannya, melainkan mewariskan ilmu yang dapat
menyelamatkan manusia dari kegelapan, menerangi akan tujuan hidup ini yaitu untuk bisa
mengenal Allah swt serta menjalankan ibadah kepadanya dan menjauhi larangannya.
b) Orang yang berilmu dapat mengantarkannya kepada jalan syahid diatas kebenaran,
adapun dalilnya yaitu firman Allah Swt :
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang
menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang
demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana”.(Ali Imron: 18)
Dari ayat diatas dapat kita ambil intisarinya yaitu orang yang berilmu dan para malaikat
merupakan orang yang bersaksi bahwa Allah swt adalah Tuhan semesta alam yaitu tuhan yang
telah menciptakan alam semesta beserta isinya.
c) Orang yang berilmu merupakan orang yang terus menerus mengerjakan perintah Allah
Swt dan menjauhi larangannya sampai hari kiamat.
Dalil yang menguatkan pendapat diatas yaitu hadist yang diriwayatkan oleh Muawiyah Ra
berkata: “Aku telah mendengar Rosulullah SAW berkata: barang siapa yang dikehendaki
kebaikan oleh Allah Swt maka Allah swt akan memahamkannya didalam urusan agama”. (HR.
Bukhori)
Imam Ahmad bin Hambal Ra berkata: “apabila mereka itu bukan ahli hadist, maka saya tidak tau
lagi siapakah mereka”.
d) Disamping itu ilmu merupakan jalan untuk menuju surga, sebagaimana dari hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra berkata: “bahwa Rosulullah SAW bersabda: barang
siapa yang berjalan untuk mencari ilmu, maka Allah Swt akan memudahkannya jalan
untuk menuju surge”. (HR. Muslim)
e) Allah Swt mengangkat derajat orang yang berilmu baik itu didunia dan diakhirat.

C. KEDUDUKAN ULAMA DALAM ISLAM

6
Allah telah mengangkat dan menempatkan orang-orang yang berilmu berada pada
tempat dan kadudukan yang tinggi dan memiliki nilai yang berharga, oleh karena itu Allah
berfirman dalam surah al-Baqoroh ayat 30.
‫س لك ك‬
‫ك‬ ‫ك كونسقكدد س‬ ‫ض كخدليِفكةة ً كقاَسلوُا أكتكمجكعسل دفيِكهاَ كمن يسمفدسسد دفيِكهاَ كويكمسفد س‬
‫ك الددكماَكء كونكمحسن نسكسبدسح بدكحممدد ك‬ ‫ك لدملكمكلئدككدة إددنيِ كجاَدعلِل دفيِ املكمر د‬
‫كوإدمذ كقاَكل كربَب ك‬
﴾ 30 : ‫ ً كقاَكل إددنيِ أكمعلكسم كماَ كل تكمعلكسموُن ﴿البقرة‬

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
."Engkau?" Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui

‫ضهسمم كعكلىَ املكمكلئدككدة فككقاَكل كأنبدسئوُدنيِ بدأ كمسكماَدء ههكسؤكلدء دإن سكنُتسمم ك‬
31 : ‫صاَدددقيِكن ﴿ البقرة‬ ‫﴾كوكعلمكم آكدكم املكمسكماَكء سكلمكهاَ ثسمم كعكر ك‬
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-
benda itu jika kamu mamang orang-orang yang benar!"
32 : ‫ت املكعدليِسم املكحدكيِسم ﴿ البقرة‬
‫ك كأن ك‬
‫ك كل دعملكم لككنُاَ إدمل كماَ كعلمممتككنُاَ ً إدنم ك‬
‫﴾ كقاَسلوُا سسمبكحاَنك ك‬

Mereka menjawab “ Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah
Engkau ajarkan kepada kami , Sesungguhnya Engkau Yang Maha Mengetahui Lagi Maha
Bijaksana

Dijelaskan dalam ayat diatas bahwa manusia adalah dijadikan Allah sebagai Kholifah (pelaksana
syariat-syariat Allah) di muka bumi ini , Allah memberikan kelebihan-kelebihan kepada manusia
sehingga kelebihannya melebihi para malaikat disebakan Allah Swt memberikan ilmu kepadanya
(manusia). Ilmu menurut pandangan islam adalah sesuatu yang menyebabkan perubahan menjadi
lebih baik, seseorang menjadi lebih takut kepada Allah SWT.
‫اك دممن دعكباَددده املسعلككماَسء ُ إدمن م‬
٢٨:‫ ﴿فاَطر‬.‫اك كعدزيلِز كغسفوُلِر‬ ‫ف أكملكوُانسهس ككهكذلد ك‬
‫ك ُ إدنمكماَ يكمخكشىَ م‬ ِ‫ب كواملكمنكعاَدم سممختكلد ل‬ ‫﴾كودمكن المنُاَ د‬
‫س كوالمدكوا د‬
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak
ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di

7
antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.

Sesungguhnya, Manusia ketika ilmu pengetahuannya bertambah, maka dia akan semakin
bertambah rasa takutnya kepada Allah SWT, terbuka ma,rifatnya (pengertian) kepada Nya,
hidupnya bermakna dan punya arti karena manusia mengetahui bahwa ilmu adalah keutamaan
baginya dan pemberian Allah Subhanahu wata’ala.
‫ك دمن كشييميِءء ٍ كوأكنييكزكل م‬
‫اسيي كعلكميِيي ك‬
‫ك‬ ‫ضبَلوُكن إدمل كأنفسكسهسمم ً كوكماَ يك س‬
‫ضبَرونك ك‬ ‫ك كوكماَ يس د‬ ‫طاَئدفكةلِ دممنُهسمم كأن يس د‬
‫ضبَلوُ ك‬ ‫ك كوكرمحكمتسهس لكهكممت م‬ ‫ضسل م‬
‫اد كعلكميِ ك‬ ‫كولكموُكل فك م‬
(113 ‫ك كعدظيِةماَ ) النُساَء‬ ‫ضسل م‬
‫اد كعلكميِ ك‬ ‫ك كماَ لكمم تكسكن تكمعلكسم ٍ كوككاَكن فك م‬‫ب كواملدحمككمةك كوكعلمكم ك‬
‫املدككتاَ ك‬
Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari
mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan
dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga
karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu
apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.

Untuk memperoleh suatu ilmu, manusia banyak mempergunakan panca indranya yaitu
menggunakan pendengaran ketika manusia ingin mendengar, menggunakan penglihatannya
ketika ingin melihat dan begitu pula lidahnya ketika manusia ingin berbicara.
‫طوُدن أسممكهاَتدسكمم كل تكمعلكسموُكن كشميِةئاَ كوكجكعييييييييييييكل كليسكسم المسممكع كواملكمب ك‬
78: ‫صاَكر كواملكمفئدكدةك َ لككعلمسكمم تكمشييسكسروكن ﴿النُحل‬ ‫اس أكمخكركجسكم دمن بس س‬
‫﴾كو م‬
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun,
dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

Ilmu bukannya hanya sekedar dipelajari saja tetapi juga mengajarkannya kepada orang lain
,kepada orang yang membutuhkannya, karena para ulama , para pengajar dan pendidika adalah
sebagai pewaris para Nabi, diantara tugas-tugas tersebut ialah meluruskan kehidupan manusia
menjadi berAkhlakul karimah.
‫إنماَ بعثت لتمم مكاَرم لخلقا‬
Dan aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia

Lebih dihususkan lagi bagi para pengajar dan pendidik Agama (Syariah), yang punya tugas besar
dan komplek, selain menjadi contoh dan suri tauladan perkataannya, perbuatannya dan

8
prilakunya , juga punya tugas yang terus menerus dalam kehidupannya bukan hanya dibatasi
sekedar dilokasi kelas saja tetapi juga mempunyai tugas untuk mengajarkannya diluar kelas
,seperti di masji, di rumah dipasar dan ditempat-tempat yang lain . oleh karena itu seorang
pendidik Agama hususnya harus mempunya sifat-sifat sebagai berikut:

1. Al- Imaniyyah

Yaitu sifat keyakinan dan ke imanan kepada Allah Subhanahu wataala, karena Syariat Allah
bukan hanya sekedar Aturan ataupun undang-undang yang dibuat oleh manusia yang berlaku
disuatu negara, tetapi syariat adalah aturann yang tidak ada kebatilan sedikitpun didalamnya.
Maka sifat imaniyah ini dijadikan sebagai dasar pokok yang harus senantiasa ada pada diri
seorang pendidik atau muallim. Maka jika seorang pendidik tidak memiliki keyakinan ini, maka
tidaklah mungkin ilmu yang ia ajarkan bisa sampai dan meresap pada hati para pelajar.

2. Al-Khoufiyyah

Yaitu takut kepada Allah subhanahu wataala, karena apa yng dilakukannya senantiasa ada dalam
pengawasanNya secara sembunyi ataupun secara terang –terangan.
‫﴾كوتككزموسدوا فكإ دمن كخميِكر المزادد التممقكوُهى كواتمسقوُدن كياَ سأودليِ املكملكباَ د‬
197 : ‫ب ﴿البقرة‬

Berbekalah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai
orang-orang yang berakal.
Maka seorang muslim dan seorang pendidik atau pengajar harus punya insting atau rasa takut
kepada Allah subhanahu wataala, karena taqwa dapat membantu, menolong dan menumbuhkan
keikhlasan seorang guru atau pendidik dalam melaksanakan tugas kewajibannya,sehingga
menjadikan dirinya istiqomah ketika berada didalam sekolah atau diluar sekolah karena merasa
bahwa dirinya ada dalam pengawasan Allah subhanahu Wataala.

9
3. Al-Ikhlash

Yaitu seorang pendidik ( murobby dan muallim) tidak ingin mengharapkan sesuatu apapun yang
ia lakukan yang sifatnya materi atau duniawi ,dan juga tidak ingin mendapatkan pujian
pimpinannya, pengawasnya dan manusia pada umumnya.

4. Ash-Shiddiq

( jujur atau Benar), karena jujur adalah salah satu sifat yang diajarkan islam ,jujur dalam
perkataan dan jujur dalam perbuatan dan jujur,sebagaimana Allah berfirman
33 : ‫ أولئك هم المتييييييييييييتتتقوُن ﴿الزمر‬, ‫﴾ والذي جاَء باَلصدقا وصييييييييييدقا به‬
Jika seorang pendidik jujur dalam perkataan, jujur dalam perbuatan maka seorang pendidik akan
dihormati peserta didiknya, dihormati masyarakatnya dan akan mendapatkan ketenangan ,
ketentraman , keselamatan didunia dan akan mendapatkan balasan pahala di akhirat kelak.

5. Al-Adlu

Yaitu adil menempatkan sesuatu pada tempatnya, adil dalam melayani para didiknya , adil dalam
memberikan nasehat dan arahannya dan lain sebagainya.

6. Ash-Shobru

Sabar dalam memikul kesulitan-kesulitan yang dihadapi, karena belajar mengajar adalah bukan
pekerjaan mudah, tapi pekerjaan yang mungkin bisa menghabiskan waktu, karena seorang
pendidik atau guru harus senantiasa mempersiapkan diri dan mencari cara pembelajaran yang
lebih baik sehingga apa yang diharapkan tercapai sesuai dengan tujuan.

7. Ar-Rohmah

10
Jika seorang muslim harus memiliki sifat rohmah atau kasih sayang, maka seorang guru harus
lebih kasih sayang kepada para pelajarnya atau mahasiswanya,karena guru dan pendidik adalah
seorang pemberi petunjuk yang mengajarkan manusia agar beretika dan ber akhlaqulkarimah,
jika tidak demikian , Allah subhanahu wataala berfirmsn ;
ِ‫ف كعمنُهسمم كوامستكمغفدمر لكهسييمم كوكشيياَدومرهسمم فدييي‬ ‫ك كفاَمع س‬‫ضوُا دمن كحموُلد ك‬َ‫ب كلمنكفييييييييييييييييي ب‬‫ظ املقكمل د‬ ‫ت فك ظة‬
‫ظاَ كغدليييييِ ك‬ ‫ت لكهسمم كولكموُ سكمنُ ك‬ ‫فكبدكماَ كرمحكمءة دمكن م‬
‫اد لدمنُ ك‬
١٥٩:‫ب املسمتككوُدكدليِ ﴿آل عمران‬ َ‫اك يسدح ب‬ ‫اد إدمن م‬ ‫ت فكتككوُمكمل كعكلىَ م‬‫ فكإ دكذا كعكزمم ك‬,‫﴾املكممدر‬
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya.

8. Al-Amanah

Yaitu bahwa manusia harus menunaikan hak-hak Allah , dan hak manusia adalah bertanggung
jawab akan kehidupannya,
‫كلم راع وكلكم مسؤول عن رعيِته‬
Allah berfirman
‫س أكمن تكمحسكسموُا دباَملكعمددل إدمن م‬
‫اك نددعمماَ يكدعظسسكمم بدده إدمن م‬
‫اك ككاَكن يةعاَ بك د‬
‫صيييِةرا‬ ‫اك يكأمسمسرسكمم أكمن تسكؤبَدوا املككماَكناَ د‬
‫ت إدكلىَ أكمهلدكهاَ كوإدكذا كحككممتسمم بكميِكن المنُاَ د‬ ‫إمن م‬
58:‫﴿النُساَء‬
Sungguh Allah menyuruhmu meyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaknya kamu menetapkanya dengan adil.
Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh Allah maha
mendengar maha melihat.
(Q.S An-Nisa 58)

9. Rendah hat

11
Seorang Guru harus memiliki sifati ini, yaitu disifati dirinya dengan tawadhu, mudah berintraksi
dengan orang lain, mudah menolong orang lain, lemah lembut, tidak cepat marah dan jauh dari
sifat sombong dan takabur.
(63 : ‫طبكهسسم املكجاَدهسلوُكن كقاَسلوُا كسكلةماَ )الفرقاَن‬ ‫كودعكباَسد المرمحكمدن المدذيكن يكممسشوُكن كعكلىَ املكمر د‬
‫ض هكموُةناَ كوإدكذا كخاَ ك‬

Adapun hamba-hamba Tuhan yang maha pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi
Allah dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata
yang menghina ), mereka mengucapkan salam (Q.S Al-Furqan 63)

10. Banyak mengingat Allah

Seorang guru harus senantiasa dirinya ingat kepada Allah sebai manusia biasa yang kadang-
kadang benar, salah, sukses dan gagal. Seorang guru apabila memperoleh ujian dan cobaan suka
ataupun duka tidak merasa takut dan gelisah tetapi banyak berdoa, membaca AL-Qur.an,
sehingga apapun yang menimpa dirinya tetap ia menjadi tenang dan dijadikan sesuatu yang
teamat berharga dan bernilai.
(28 ‫ب )الرعد‬ ‫اد ت ك م‬
‫طيييييييييييكمئدبَن املقسسلوُ س‬ ‫اد أككل بددذمكدر م‬ ‫المدذيكن آكمسنُوُا كوتك م‬
‫طكمئدبَن قسسلوُبسهسمم بددذمكدر م‬
Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, dan
ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram

Daftar pustaka

http://putriiandynii.blogspot.com/2014/01/makalah-agama-islam-kewajiban-menuntut.html?m=1

12
http://fadjaer-dodolanol.blogspot.com/2011/11/dodolan-pulsa-ol.htmlDAFTAR ISI
Http://hitsuke.blogspot.com/2010/09/kewajiban-menuntut-ilmu-hadits-tarbawi.html
Http://www.google.com/hadist-menuntut-ilmu
Http://www.geocities.com\broadway\4516\
Http://www.alhamidiyah.com/?v=fatwa&baca=19
Http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/bagaimana-yg-di-sebut-menuntut-ilmu-dalam-
islam.htm
Http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/09/kewajiban-menuntut-ilmu/

13

Anda mungkin juga menyukai