Abstraksi
PENDAHULUAN
Diantara faham perkembangan ekonomi yang kerap terdengar belakangan ini adalah
faham ekonomi Neo Kapitalisme.[3] Akan tetapi seutuhnya faham ekonomi neo kapitalisme
tersebut belum terejawantahkan dalam bentuk theoretic Literature secara jelas, sehingga
dalam mendefinisikan dan menginterpretasikan faham tersebut masih dalam tataran wacana.
oleh karena itu dalam tulisan ini, penulis akan coba menjelaskan faham ekonomi neo kapitalis
dari sudut pandang sejarahnya sampai perencanaan ekonomi yang dihimpun dalam berbagai
literature dan referensi beberapa tulisan mengenai neo kapitalisme.
PEMBAHASAN
Beberapa tahun yang lalu pengadilan yang terkenal terjadi di Amerika Serikat,
pengadilan terhadap Alger Hiss, yang sebelumnya menjabat sebagai asisten di Departemen
Dalam Negeri Amerika Serikat saat terjadi perang. Dalam pengadilan Hiss, salah satu teman
baiknya, seorang jurnalis di publikasi Luce bernama Whittaker Chambers, merupakan saksi
kunci dalam tuntutan atas kesaksian palsu, sebenarnya karena sebagai seorang Komunis yang
menurut dugaan mencuri dokumen dari Departemen Dalam Negeri dan memberikannya
kepada Uni Soviet. Si Chambers, yang agak neurotic (menderita gangguan emosi), telah
menjadi seorang Komunis saat sepuluh tahun pertama kehidupan dewasanya dan berakhir
menjadi editor religius pada majalah mingguan Time. Dia menulis pengakuan panjang
dengan judul Witness. Dalam buku tersebut terdapat kalimat yang menyatakan kira-kira
sebagai berikut mengenai periode 1929-1939: Di Eropa para pekerja adalah sosialis dan
borjuasi adalah konservatif; di Amerika, klas menengah adalah konservatif, pekerja adalah
demokrat, dan borjuasi adalah komunis.
Tentu saja adalah absurd untuk menyatakan periode tersebut dengan cara yang kasar
seperti itu. Tetapi tidak dapat diragukan bahwa tahun 1929 dan periode yang mengikuti krisis
besar 1929-1939 merupakan pengalaman traumatis bagi borjuasi Amerika yang merupakan
satu-satunya klas kapitalis diseluruh dunia yang diilhami oleh keyakinan penuh dan buta pada
masa depan sistem perdagangan bebas. Sistem tersebut menderita guncangan mengerikan
selama krisis 1929-1939, sebuah periode yang secara umum sama bagi masyarakat Amerika,
berkaitan dengan menjadi sadar akan pertanyaan sosial dan dipertanyakannya sistem
kapitalis, dengan periode yang dialami Eropa pada saat kelahiran gerakan pekerja sosialis,
periode dari 1865 hingga 1890 di abad yang lalu.
Bagi borjuasi, krisis tersebut mempertanyakan berbagai bentuk sistem dalam skala
dunia. Borjuasi mengambil bentuk usaha untuk mengkonsolidasikan kapitalisme melalui
fasisme dan percobaan otoritarian lainnya di negeri-negeri tertentu di Eropa Barat, Tengah
dan Selatan. Borjuasi mengambil bentuk yang sedikit kurang kasar di Amerika Serikat, dan
adalah masyarakat Amerika tersebut pada tahun 1932-1940 yang membayangkan apa yang
disebut hari ini dengan neokapitalisme.
Dalam sejarah kapitalisme kita dapat membedakan antara krisis periodiknya yang
terjadi setiap 5, 7, atau 10 tahun dan siklus jangka panjangnya, yang pertama kali
didiskusikan oleh ekonom Rusia Kondratief dan yang dapat disebut dengan siklus jangka
panjang setiap 25 atau 30 tahun. Siklus jangka panjang dicirikan oleh angka pertumbuhan
yang tinggi sering diikuti oleh siklus jangka panjang yang dicirikan oleh angka pertumbuhan
yang semakin rendah. Terlihat jelas bagi saya bahwa periode 1913 hingga 1940 merupakan
salah satu dari siklus stagnasi jangka panjang dalam produksi kapitalis, yang didalamnya
termasuk semua siklus berturut-turut dari krisis 1913 hingga 1920, dari krisis 1920 hingga
1929, yang ditandai depresi yang sangat parah karena fakta bahwa trend jangka panjang
merupakan stagnasi.
Siklus jangka panjang yang dimulai dengan perang dunia kedua, dan dimana kita
masih tetap mari kita menyebutnya siklus 1940-1965 atau siklus 1940-1970 mengalami,
bertentangan dengannya, dicirikan oleh ekspansi, dan karena ekspansi tersebut, kesempatan
untuk negosiasi dan diskusi antara borjuasi dan klas pekerja telah diperbesar. Kesempatan
kemudian diciptakan untuk penguatan sistem pada dasar penjaminan konsesi untuk para
pekerja, sebuah kebijakan yang dijalankan dengan skala internasional di Eropa Barat dan
Amerika Utara dan mungkin bahkan diperluas kepada beberapa negeri di Eropa Selatan pada
masa yang akan datang. Kebijakan neokapitalis tersebut lebih berdasarkan pada kolaborasi
dekat antara borjuasi ekspansif dan kekuatan konservatif gerakan pekerja dan secara pokok
ditopang oleh kecenderungan meningkat dalam standar hidup para pekerja.
Pada tingkat bahwa borjuasi sendiri tidak lagi yakin bahwa mekanisme otomatis dari
ekonomi kapitalis akan menopang tatanannya, kekuatan lain harus mengintervensi untuk
penyelamatan jangka panjang sistem, dan kekuatan tersebut adalah negara. Neokapitalisme
adalah kapitalisme yang ciri khas unggulnya adalah perkembangan intervensi oleh negara
kedalam kehidupan ekonomi. Juga dari titik pandang tersebut, pengalaman neokapitalis saat
ini di Eropa Barat hanyalah perluasan dari pengalaman Roosevelt di Amerika Serikat.
Untuk memahami asal usul neokapitalisme hari ini, bagaimanapun, kita juga harus
memperhitungkan faktor kedua untuk menjelaskan perkembangan intervensi oleh negara
dalam kehidupan ekonomi, dan faktor kedua itu adalah perang dingin. Secara umum hal ini
dapat dilihat sebagai tantangan dimana keseluruhan kekuatan anti kapitalis menghadapinya
dalam dunia kapitalisme. Iklim tantangan tersebut membuat perspektif krisis ekonomi serius
lainnya seperti tipe krisis 1929-1933 sepenuhnya tidak dapat ditoleransi oleh kapitalisme.
Bayangkan apa yang akan terjadi di Jerman jika terdapat lima juta pengangguran di Jerman
Barat sementara kekurangan pekerja terjadi di Jerman Timur. Adalah mudah untuk melihat
bagaimana tidak dapat ditoleransinya hal tersebut dari cara pandang politik, dan itulah
mengapa intervensi negara kedalam kehidupan ekonomi negeri-negeri kapitalis adalah diatas
semuanya antisiklus, atau, jika kau suka, antikrisis dalam karakter.
Mari kita berkutat sesaat pada fenomena ekspansi jangka panjang tersebut. Tanpa hal
ini neokapitalisme khusus yang telah kita saksikan di Eropa Barat selama 15 tahun tidak
dapat dimengerti.
Siklus jangka panjang dimulai di Amerika Serikat bersamaan dengan perang dunia
kedua. Dalam rangka memahami penyebab fenomena tersebut kita harus mengingat bahwa
dalam kebanyakan siklus meluas yang lainnya dalam sejarah kapitalisme kita menemukan
elemen umum sama yang berulang: revolusi teknologi. Adalah bukan sebuah kebetulan
bahwa ekspansi yang bersifat siklus dari jenis yang sama mendahului periode stagnasi dan
krisis 1913-1940. Akhir abad kesembilanbelas merupakan sebuah periode yang sangat damai
dalam sejarah kapitalisme, dan saat itu tidak terdapat perang, atau hampir tidak ada, kecuali
perang kolonial, dan saat itu rangkaian penelitian teknologi dan penemuan dari tahapan
sebelumnya mulai menemukan aplikasinya. Dalam periode ekspansi sekarang, kita
menyaksikan sebuah percepatan kemajuan teknis, sebuah revolusi teknologi asli, yang
untuknya ekspresi revolusi industri kedua atau revolusi industri ketiga hampir tidak
memadai. Kita menemukan diri kita sendiri, pada fakta, sebuah perubahan teknik produksi
yang tidak terinterupsi. Fenomena tersebut sebetulnya merupakan hasil sampingan dari
perlombaan senjata permanen, dari perang dingin dimana kita telah terlibat sejak akhir perang
dunia kedua.
Sesungguhnya, jika kau meneliti asal usul 99 persen perubahan teknologi yang
diterapkan pada produksi, kau akan melihat bahwa perubahan tersebut adalah militer, kau
akan melihat bahwa perubahan tersebut merupakan hasil sampingan dari teknologi baru yang
pertama menemukan penerapan mereka dalam bidang militer. Hanyalah kemudian, setelah
jangka waktu yang lebih lama ataupun singkat, perubahan teknologi dalam bidang militer
masuk kedalam daerah publik pada tingkat tertentu dan diterapkan dalam bidang produksi
sipil.
Disini saya tidak ingin memperdebatkan tesis tersebut yang saya anggap tidak dapat
diterima dalam hal-hal yang lainnya; saya hanya akan menggaris bawahi bahwa hal tersebut
menegaskan, bahkan dalam gaya ekstrimis, bahwa kebanyakan revolusi teknologi yang
terjadi dalam bidang industri dan dalam teknik produktif umumnya merupakan hasil
sampingan dari revolusi teknik dalam bidang militer.
Pada tingkatan bahwa kita terlibat dalam perang dingin permanen, yang dicirikan oleh
penelitian permanen untuk perubahan teknik dalam bidang alat perang, kita memiliki faktor
baru disini, boleh dikatakan, sumber tambahan diluar ekonomi, yang menghidupi perubahan
terus menerus ke dalam teknik produktif. Di masa lampau, ketika otonomi dalam penelitian
teknologi tidak ada, ketika otonomi tersebut secara esensiil merupakan produk perusahaan
industrial, terdapat faktor utama yang menentukan siklus kemajuan penelitian tersebut. Para
industrialis akan mengatakan: kita harus memperlambat inovasi sekarang, karena kita
memiliki instalasi yang sangat mahal yang pertama harus diangsur biayanya. Instalasi
tersebut harus menguntungkan, biaya instalasi harus ditutup, sebelum kita dapat memulai
tahapan lain dari perubahan teknologi.
Hal ini adalah benar bahkan ekonom seperti Schumpeter, sebagai contoh, telah
menggunakan irama siklus dalam revolusi teknik tersebut sebagai penjelasan dasar untuk
siklus ekspansi jangka panjang berturut-turut, atau untuk siklus stagnasi jangka panjang.
Hari ini motif ekonomi tersebut tidak bergerak dijalan yang sama. Pada tingkatan
militer, tidak ada alasan yang valid untuk menghentikan penelitian untuk senjata baru.
Bertentangan dengannya, keberadaan bahaya yang ada dimana-mana bahwa musuh akan
menjadi yang pertama menemukan senjata baru. Akibatnya terdapat rangsangan nyata untuk
penelitian permanen, tidak terinterupsi dan hampir-hampir tanpa pertimbangan ekonomi
apapun (setidaknya untuk Amerika Serikat), jadi gerakan tersebut mengalir sebenarnya tanpa
halangan. Hal ini berarti bahwa kita melewati sebuah era perubahan teknologi yang hampir
tidak terinterupsi dalam bidang produksi. Kau hanya perlu mengingat apa yang telah
dihasilkan selama 10-15 tahun terakhir, dimulai dengan digunakannya tenaga nuklir dan
dilanjutkan dengan otomatisasi, perkembangan komputer elektronik, miniaturisasi, laser dan
serangkaian fenomena dalam rangka untuk mendapatkan perubahan tersebut, revolusi
teknologi tak terinterupsi tersebut.
Istilah revolusi teknologi terus menerus sekarang hanyalah cara lain untuk
mengatakan bahwa periode pembaruan kapital tetap telah dipersingkat. Hal ini menjelaskan
ekspansi kapitalisme ke seluruh dunia. Seperti setiap ekspansi jangka panjang dalam sistem
kapitalis, batasan ekspansi saat ini ditentukan oleh jumlah investasi tetap.
Pembaruan cepat kapital tetap juga menjelaskan pengurangan dalam jarak dari siklus
ekonomi dasar. Siklus tersebut normalnya ditentukan oleh usia kapital tetap.
Hingga tingkatan bahwa kapital tetap tersebut sekarang diperbarui dalam kecepatan
yang lebih cepat, jarak siklus tersebut juga dipersempit. Kita tidak lagi memiliki krisis setiap
tujuh atau 10 tahun melainkan resesi setiap empat hingga lima tahun. Kita telah memasuki
rangkaian jauh lebih cepat dari siklus dengan durasi yang jauh lebih singkat dibanding yang
terjadi sebelum perang dunia kedua.
Disisi yang lainnya, terdapat pembesaran dari apa yang disebut dengan kamp sosialis,
dan disisi yang lainnya lagi, revolusi kolonial. Dan sementara keseimbangan, sepanjang
berkaitan dengan meluasnya kamp sosialis, secara efektif mewakili sebuah kekalahan dari
cara pandang kapitalisme dunia kalah dalam bahan baku, kesempatan investasi untuk
kapital, pasar, dan pada tingkat yang lainnya keseimbangan tersebut, sepanjang berkaitan
dengan revolusi kolonial, dapat terlihat bersifat paradoks, hingga kini belum menghasilkan
sebuah kekalahan penting dalam dunia kapitalis. Bertentangan dengannya, salah satu faktor
yang cocok menjelaskan skala ekspansi ekonomi dari negeri-negeri imperialis yang terjadi di
dalam tahapan ini, adalah fakta bahwa, sepanjang revolusi kolonial tetap dalam kerangka
pasar dunia kapitalis (kecuali dia menghasilkan kembali apa yang disebut dengan negara
sosialis), revolusi kolonial berfungsi sebagai stimulus bagi produksi dan ekspor peralatan
industrial, produk industri berat di negeri-negeri imperialis.
Dalam mendekati subjek dengan jalan ini, kita mampu untuk memahami makna yang
lebih dalam dari tahapan neokapitalisme yang sekarang kita saksikan, yang merupakan
ekspansi kapitalisme jangka panjang, sebuah periode yang saya percaya terbatas dalam
waktu, seperti periode serupa dimasa lalu. Saya tidak sedikitpun percaya bahwa periode
ekspansi tersebut akan berlangsung selamanya dan bahwa kapitalisme telah menemukan batu
penjurunya yang memungkinkan kapitalisme untuk menghindari tidak hanya krisis bersifat
siklusnya tetapi juga siklus ekspansi yang relatif berturut-turut dan stagnasi. Tetapi adalah
tahapan ekspansi ini yang sekarang dihadapi oleh gerakan klas pekerja Eropa Barat dengan
persoalan khususnya.
Mari kita sekarang berbicara mengenai ciri khas pokok dari intervensi pemerintah
kedalam ekonomi kapitalis.
Perencanaan Ekonomi
Sisi lain dari neokapitalis berkaitan dengan tubuh fenomena yang telah diistilahkan
dalam ungkapan ekonomi terencana, pemrograman ekonomi, atau lebih jauh lagi
perencanaan indikatif. Hal tersebut adalah bentuk lain dari intervensi sadar dalam ekonomi,
bertentangan dengan semangat klasik kapitalisme, tetapi hal tersebut merupakan intervensi
yang dicirikan oleh fakta bahwa hal tersebut bukan lagi terutama sebuah tindakan pemerintah
tetapi lebih merupakan sebuah tindakan kolaborasi, integrasi, antara pemerintah disatu sisi
dan kelompok-kelompok kapitalis disisi yang lainnya.Bagaimana kita menjelaskan
kecenderungan umum tersebut pada perencanaan indikatif, pada pemrograman ekonomi,
atau pada ekonomi terencana?
Kita harus mulai dari kebutuhan nyata dari kapital besar, sebuah kebutuhan yang
berasal tepat sekali dari fenomena yang telah kita gambarkan dalam bagian pertama diskusi
kita. Kita berbicara dibagian tersebut tentang sebuah percepatan dalam ritme pembaruan
instalasi mekanik, atau sebuah revolusi teknologi yang sedikit banyak permanen. Tetapi
ketika kita berbicara mengenai sebuah percepatan dalam ritme pembaruan kapital tetap, kita
hanya dapat merujuk pada kebutuhan penggantian pengeluaran investasi yang terus meluas
dalam periode waktu dimana terus menjadi lebih singkat. Tentu saja penggantian tersebut
harus direncanakan dan diperhitungkan dengan cara yang sebisa mungkin akurat, agar
menjaga ekonomi dari fluktuasi jangka pendek, yang mengandung bahaya menciptakan
kekacauan luar biasa dalam perusahaan yang beroperasi menggunakan jutaan dolar. Fakta
pokok tersebut adalah penyebab pemrograman ekonomi kapitalis untuk menuju sebuah
ekonomi terencana.
Kapitalisme hari ini dari monopoli-monopoli besar mengumpulkan puluhan juta dolar
dalam investasi yang harus diganti dengan cepat. Dia tidak dapat lagi menanggung resiko
fluktuasi periodik penting. Dia akibatnya membutuhkan jaminan bahwa biaya
penggantiannya akan tertutup dan asuransi bahwa penghasilannya akan terus berlanjut,
setidaknya selama periode waktu rata-rata berkaitan sedikit banyak dengan periode
penggantian kapital tetapnya, periode yang sekarang semakin panjang antara empat dan lima
tahun.
Lebih lagi, fenomena telah muncul secara langsung dari dalam perusahaan kapitalis
itu sendiri, dimana kompleksitas yang selalu meningkat dari proses produktif berakibat
meningkatnya usaha perencanaan yang tepat dalam rangka agar perusahaan-perusahaan
kapitalis tersebut berfungsi secara keseluruhan. Pemrograman kapitalis adalah, dalam analisa
terakhir, tidak lebih dari perluasan, atau lebih tepatnya, koordinasi pada tingkat nasional
mengenai apa yang telah terjadi pada tingkat perusahaan-perusahaan kapitalis besar atau
kelompok-kelompok kapitalis seperti trust atau kartel yang mencakup sebuah kelompok
perusahaan.
Apakah ciri khas pokok dari perencanaan indikatif tersebut? Perencanaan tersebut
secara esensiil berbeda dalam sifat dari perencanaan sosialis. Perencanaan tersebut tidak
terutama berkaitan dengan menyusun serangkaian tujuan dalam gambaran produksi dan
memastikan pencapaian dari tujuan-tujuan tersebut. Kepentingan utamanya adalah dengan
mengkoordinasikan rencana investasi yang telah dibuat oleh firma-firma swasta dan dengan
mempengaruhi kebutuhan koordinasi tersebut dengan mengajukan, paling-paling, tujuan-
tujuan tertentu yang dianggap memiliki prioritas pada tingkat pemerintahan. Hal tersebut,
tentu saja, tujuan-tujuan yang berkaitan dengan kepentingan umum klas borjuis. Didalam
negeri seperti Belgia atau Inggris, operasi tersebut telah dipengaruhi dalam jalan yang cukup
kasar, di Perancis, dimana semua hal terjadi dalam tingkat intelektual yang lebih dihaluskan,
dan sejumlah besar kamuflase digunakan, sifat klas dari mekanisme tersebut kurang jelas.
Meskipun begitu identik dengan pemrograman ekonomi dari negeri-negeri kapitalis lainnya.
Dalam esensi, aktivitas komisi perencanaan, biro perencanaan, biro program, terdiri dari
perwakilan konsultasi berbagai kelompok pengusaha, meneliti proyek investasi mereka dan
ramalan pasar, dan mengharmoniskan antara ramalan berbagai sektor, dan berusaha keras
untuk menghindari kemacetan dan duplikasi.
Gilbert Mathieu menerbitkan tiga artikel bagus mengenai persoalan tersebut dalam Le
Monde (2, 3 dan 6 Maret 1962), dimana dia menunjukan bahwa berlawanan dengan 280
anggota serikat buruh yang berpartisipasi dalam kerja berbagai komisi dan sub komisi
perencanaan, terdapat 1.280 kepala perusaan atau perwakilan asosiasi pengusaha. Dalam
praktek, Tuan Francois percaya, rencana Perancis sering didirikan dan dioperasikan dibawah
pengaruh yang lebih besar dari perusahaan-perusahaan besar dan institusi keuangan. Dan
Leb Brun, meskipun termasuk salah satu pemimpin serikat buruh yang paling moderat,
menyatakan bahwa perencanaan Perancis adalah secara esensial diatur antara agen lebih
tinggi dari kapital dan pejabat sipil berpangkat tinggi, agen tersebut normalnya memiliki
kekuasaan lebih besar dari pada pejabat.
Akibatnya terdapat dua aspek ciri pokok dari jenis pemrograman atau perencanaan
indikatif ini. Disatu sisi, hal tersebut secara sempit terpusat pada kepentingan para
pengusaha yang merupakan elemen awal dalam perhitungan. Dan ketika kita mengatakan
pengusaha, kita tidak bermaksud semua pengusaha, tetapi lebih merupakan lapisan dominan
dari klas borjuis, yaitu, para monopolis dan pemilik trust-trust. Pada tingkatan bahwa konflik
kepentingan antara monopolis-monopolis kuat kadang kala dapat terjadi (ingat konflik tahun
1962 di Amerika antara trust produsen besi dan trust konsumen besi berkaitan dengan harga
besi), pemerintah memainkan peran tertentu sebagai wasit antara kelompok-kelompok
kapitalis. Hal tersebut, dalam beberapa hal, sebuah dewan administratif dari klas borjuis yang
bertindak atas nama seluruh pemegang saham, seluruh anggota klas borjuis, tetapi dalam
kepentingan kelompok yang dominan ketimbang kepentingan demokrasi dan jumlah yang
mayoritas.
Disisi yang lainnya, ada ketidakpastian yang terdapat pada dasar dari semua
perhitungan tersebut, sebuah ketidakpastian yang muncul dari fakta bahwa pemrograman
tersebut berdasarkan murni pada ramalan dan dari fakta tambahan bahwa pemerintah tidak
memiliki cara untuk menjalankan pemrograman semacam itu. Sesungguhnya, demikian juga
dengan kepentingan swasta tidak memiliki jalan apapun untuk memastikan pemenuhan
ramalah mereka.
Hal tersebut memberikan kita sebuah gambaran hidup dari teknik yang diambil oleh
para pemrogram hingga sembilan puluh persen waktu ketika membuat perhitungan mereka
terhadap sektor industri. Hal tersebut hanyalah sebuah proyeksi ke masa depan dari
kecenderungan saat ini, yang dapat dikoreksi paling-paling oleh sebuah faktor yang
menyatakaan elastisitas dalam permintaan, yang kemudian berdasarkan atas ramalan angka
umum dari ekspansi.
Aspek yang lain dari ekonomi terencana tersebut, yang memberikannya sebuah
karakter yang terutama sekali berbahaya berkaitan dengan gerakan klas pekerja. Adalah ide
bahwa program sosial atau kebijakan pendapatan selengkapnya ada dalam
pemrograman ekonomi. Dimungkinkan untuk menjamin stabilitas trust-trust dalam
pengeluaran dan pendapatan mereka selama periode lima tahun, waktu yang dibutuhkan
untuk mengganti peralatan baru mereka, tanpa secara bersamaan menjamin stabilitas
pengeluaran upah mereka. Adalah tidak mungkin untuk merencanakan biaya jika biaya
kerja tidak dapat direncanakan pada saat yang sama, yaitu, jika peningkatan upah tidak
dapat diantisipasi dan ditahan.
KESIMPULAN
Faham kapitalisme yang tidak mengenal istilah intervensi dari pemerintah (ekonomi
terencana) mulai tersadarkan dan terhipnotis oleh faham baru ini, sehingga pada kenyataan
kekinian banyak Negara penganut faham kapitalisme membuka diri dengan instrument-
instrument non kapitalisme, seperti adanya intervensi pemerintah (Negara), Privatisasi,
perdagangan bebas, regulasi penetapan harga, dan lain sebagainya. Sehingga dengan
fenomena seperti ini mestilah menjadi buah pikir pemikiran ekonomi baru yang dinamakan
dengan neo kapitalisme.