109 AKUNTANSI
ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH (ZIS) PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
(BAZNAS)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Syariah
Dosen Pengampu : Safira, SE,AK,M.Si
Disusun oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmatNya
penyusun bisa menyelesaikan makalah review jurnal dengan tema ”Analisis Penerapan PSAK
No. 109 Akuntansi Zakat, Infak, Dan Sedekah (ZIS) pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Akuntansi Keuangan Syariah.
Penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu, Ibu Safira yang telah
memberikan pengarahan berkenaan pembuatan makalah ini, serta penyusun ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membantu sangat penyusun harapkan demi sempurnyanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
PENDAHULUAN
Menunaikan zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu sesuai dengan
syariat-syariat Islam. Zakat merupakan pranata yang bertujuan untuk meningkatkan keadilan,
kesejahteraan, masyarakat, dan penganggulan kemiskinan. Makna tumbuh dalam arti zakat
menujukkan bahwa mengeluarkan zakat sebagai sebab adanya pertumbuhan dan perkembahan
harta, pelaksanaan zakat itu mengakibatkan pahala menjadi banyak. Sedangkan makna suci
menunjukkan bahwa zakat adalah mensucikan jiwa dari kejelekan, kebatilan dan pensuci dari
dosa-dosa. Dalam Al-Quran disebutkan, “Ambilah zakat dari sebagian harta merekam dengan
zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka” (QS. At-Taubah [9]: 103).
Menurut istilah dalam kitab al-Hâwî, al-Mawardi mendefinisikan zakat dengan nama
pengambilan tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-sifat tertentu, dan untuk diberikan kepada
golongan tertentu. Orang yang menunaikan zakat disebut Muzakki. Sedangkan orang yang
menerima zakat disebut Mutahiq. Zakat juga dapat disalurkan melalui amil atau Lembaga
pengelola zakat.
Badan amil zakat sebagaimana badan atau Lembaga nirlaba, tidak berorientasi pada
profit laba operasionalnya. Badan Amil Zakat sebagai organisasi sektor publuk tentu saja memiliki
stakeholders (Pihak yang berkepentingan) yang sangat luas. Konsekuensinya Badan Amil Zakat
dituntut dapat memberikan informasi mengenai pengelolaan kepada semua pihak yang
berkepentingan. Kemampuan untuk memberikan informasi yang terbuka, seimbang dan merata
kepada stakeholders terutama mengenai pengelolaan keuangan adalah salah satu kriteria yang
menentukan tingkat akuntabilitas dan akesebilitas Lembaga.
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi dan satu-satunya yang
dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki
tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) pada tingkat
nasional. Sesuai dengan PSAK No. 109 dalam pencatatan keuangannya BAZNAS membuat
laporan tahunan berupa laporan penerimaan dan pendistribusian dana ZIS. Oleh karena itu untuk
memberikan laporan keuangan yang jelas maka pihak keuangan BAZNAS harus dapat
menerapkan laporan keuangan berdasarkan PSAK No. 109.
Dalam pemaparan latar belakang masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan akuntansi pada pelaporan keuangan BAZNAS
telah sesuai dengan PSAK No. 109.
1
ISI REVIEW JURNAL
2
keuangan, sehingga dengan adanya laporan keuangan mendapatkan bukti dasar
implementasi kinerja yang professional dan terpercaya.
Tujuan Penelitian
Untuk megetahui apakah perlakuan akuntansi zakat di BAZNAS Sumatera Utara sesuai
dengan PSAK No. 109.
Subjek Penelitian
BAZNAS Provinsi Sumatera Utara
Tinjauan Pustaka
Zakat merupakan kewajiban yang dikenakan atas harta yang telah memenuhi persyaratan
tertentu untuk diserahkan kepada penerima-penerima tertentu melalui petugas tertentu.
Zakat merupakan Rukun Islam yang ketiga wajib bagi setiap muslim seperti tercantum
dalam surat At-Taubah: 103.
Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan adalah deskriptif, dimana penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai mandiri, baik satu atau dilakukan untuk
mengetahui nilai satu atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan dengan satu yang lain. Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan
Akuntansi Zakat yang diatur oleh PSAK No. 109 pada Badan Amil Zakat Nasional
Hasil Penelitian
➢ Perlakuan Akuntansi BAZNAS Sumatera Utara
Perlakuan Akuntansi zakat BAZNAS Sumatera Utara belum sepenuhnya sesuai
dengan PSAK No. 109 ini ditunjukan dalam hal penyajian dan pengungkapan
zakat. Berikut ini perlakuan akuntansi zakat BAZNAS Sumatera Utara yang belum
sesuai dengan PSAK No. 109 akan penulis ungkapan sebagai berikut:
1) Penyajian
Penyajian yang dilakukan BAZNAS Sumatera Utara belum sesuai dengan
PSAK No. 109 (paragraf: 12) menyatakan bahwa zakat yang diterima diakui
sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana zakat bagian nonamil.
Di dalam laporan arus kas yang disajikan pihak BAZNAS Sumatera Utara
mencantumkan akun pembelian asset di arus kas aktivitas pendanaan yang
dibuat oleh auditor selaku pembuat laporan keuangan, seharusnya pembuat
laporan keuangan mengikuti dari auditor sebelumnya. Menurut PSAK No.02
akun pembelian asset dicantumkan di aktivitas arus kas investasi.
Sebagaimana konsep dasar akuntansi, yaitu:
a) Going Concert (berkesinambungan)
b) Consistent (konsisten)
c) Transparan
2) Pengungkapan
Pengungkapan yang dilakukan oleh BAZNAS Sumatera Utara belum
sepenuhnya sesuai dengan PSAK No. 109 (Paragraf 35) Amil
3
mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi zakat. Amil
mengungkapan kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas
penyaluran, dan penerimaan dana zakat.
Dari pembahasan diketahui bahwa penyajian akuntansi zakat BAZNAS
Sumatera Utara belum sesuai dengan PSAK No. 109 karena SDM yang belum
profesional dalam mengelolah dana ZIS, hal ini dapat dilihat dari laporan
keuangan setiap periode dibuat oleh auditor yang berbeda dengan metode
pencatatan berbeda tidak mengikuti auditor sebelumnya.
4
2.2 Jurnal Kedua
Penerapan PSAK No. 109 Tentang Pelaporan Akuntansi Zakat Infaq/Sedekah Pada
Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Sulawesi Utara
5
Subjek Penelitian
BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara
Tinjauan Pustaka
Abdullah (2014), menyatakan zakat adalah salah satu dari lima rukun Islam yang juga
merupakan salah satu kewajiban yang mendasar dalam Islam. Tujuan utamanya adalah
untuk mengembangkan pertumbuhan sosial ekonomi yang seimbang, dan untuk
memurnikan jiwa dan kekayaan seseorang sehingga kekayaan mereka diberkati oleh
Allah SWT (Tuhan). Zakat tentunya memiliki beberapa karakteristik, dan karakteristik
tersebut tercantum di dalam PSAK No.109 (IAI, 2011:109.3) yang menjelaskan beberapa
macam karakteristik zakat sebagai berikut:
1. Zakat merupakan kewajiban syariah yang harus diserahkan oleh muzakki kepada
mustahiq baik melalui amil maupun secara langsung. Ketentuan zakat mengatur
mengenai persyaratan nisab, haul (baik yang periodik maupun yang tidak periodik), tarif
zakat (qadar), dan peruntukannya.
2. Infak/sedekah merupakan donasi sukarela, baik ditentukan maupun tidak ditentukan
peruntukannya oleh pemberi infak/sedekah.
3. Zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh amil harus dikelola sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah dan tata kelola yang baik.
Metode Peneliltian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif
yaitu metode yang sifatnya menguraikan, menggambarkan, membandingkan suatu data
dan keadaan serta menerangkan suatu keadaan sedemikian rupa sehingga dapatlah
ditarik suatu kesimpulan.
Penelitian ini mengambil data pada Badan Amil Zakat Provinsi Sulawesi Utara yang
beralamat di Jl.WR. Supratman No 10 Kec. Wenang Kompleks Masjid Raya Ahmad Yani
Provinsi Sulawesi Utara Manado. Telp/Fax. (0431)-864874. Waktu penelitain ini dimulai
dari bulan Sepetember sampai dengan bulan November tahun 2015.
Hasil Penelitian
➢ Pelaporan Akuntansi Dana Zakat dan Infak/Sedekah pada BAZNAS Provinsi
Sulawesi Utara
Dalam proses penghimpunan dan pengelolaan zakat, infak dan sedekah, dana
yang terhimpun tentunya berasal dari orang-orang yang telah mampu membayar
zakat seperti warga masyarakat Provinsi Sulawesi Utara, instansi, dan
perusahaan-perusahaan. Penghimpunan dana zakat, infak/sedekah, serta dana-
dana lainnya pada BAZNAS dilakukan dengan beberapa cara antara lain, muzakki
atau donator menyerahkan langsung donasinya ke BAZNAS terdekat, ada juga
yang melalui layanan jemput zakat, dan layanan transfer rekening zakat di bank-
bank tertentu seperti Bank Muamalat, Bank SULUT, dan Mandiri Syariah.
Informasi dan data yang diperoleh, Badan Amil Zakat Provinsi SULUT menyusun
laporan keuangan dengan menggunakan sistem pencatatan single entry. Hal ini
6
berarti Badan Amil Zakat belum menerapkan penyusunan laporan keuangan yang
sesuai dengan format laporan keuangan Zakat, Infaq sedekah yang ada dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Nomor 109. Dalam PSAK No.109 dicatat mengenai
dana zakat, dana infaq/sedekah, dana amil, dan dana nonhalal. Sesuai dengan
wawancara dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, Badan Amil Zakat Provinsi
SULUT mencatat semua pemasukan/sumbangan yang diberikan sebagai dana
zakat.
Kesimpulan
Hasil penelitian mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.109
di BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara belum menerapkan penyusunan laporan keuangan
sesuai dengan format laporan akuntansi keuangan zakat, infak/sedekah yang terdapat
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.109, karena untuk penyusunannya
BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara hanya mengacu sesuai arahan dan kebutuhan dari
badan amil tersebut yang bentuknya masih berupa laporan penerimaan dan penyaluran
zakat.
2. Untuk semua dana kas yang masuk pada BAZNAS Prov. SULUT belum dipisahkan
berdasarkan golongan dana zakat, dana infaq/sedekah, dan amil, dan dana non halal.
3. Walaupun tidak mengikuti format laporan keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia, namun secara umum tujuan penyusunan laporan keuangan pada
BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara telah tercapai, dengan catatan masih ada informasi-
informasi tertentu yang belum jelas.
7
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hasil dari penulisan makalah review jurnal ini adalah bahwasanya penerapan PSAK
No.109 di BAZNAS Provinsi Sumatera Utara dan Sulawesi Utara belum sesuai dengan PSAK
No.109 tersebut. Hal ini dikarenakan dalam pencatatan pemasukan dana diakui sebagai
penambah dana zakat yang seharusnya dalam PSAK No. 109 setiap dana yang masuk dicatat
menurut jenisnya yaitu dana ZIS, dana nonhalal, dana amil.
Walaupun terdapat banyak perbedaan di antara kedua provinsi tersebut tetapi BAZNAS
Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Sulawesi Utara dalam tahap penyesuaian terhadap PSAK
No. 109 karena ada beberapa penyajian yang sudah sesuai dengan PSAK No.109.
Diharapkan dengan adanya makalah review jurnal ini pembaca bisa mengetahui bahwa
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mempunyai peran penting untuk membantu
pembangunan perekonomian di negara ini dan maka dari itu penerapan PSAK No.109 harus
dilakukan oleh Lembaga ini dengan pengawasan yang optimal.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ritonga, Pandapotan. 2017. Analisis Akuntansi Zakat Berdasarkan PSAK No. 109 Pada
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sumatera Utara.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/JAKS/article/view/814 Diakses pada tanggal 26
Desember 2019.
Shahnaz, Sabrina. 2015. Penerapan PSAK No. 109 Tentang Pelaporan Akuntansi Zakat
Infaq/Sedekah Pada Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Sulawesi Utara.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/10889 Diakses pada
tanggal 5 Januari 2020.