Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA ZAKAT

Disusun Untuk Mememnuhi Salah Satu tugas Mata Kuliah Akuntansi Zakat dan Wakaf

Dosen Pengampu: Luliyatul Mutmainah., S.E., M.Si.

Disusun Oleh:

Fuja Insani 201002128


Fawwaz Dikri Dinul Haq 201002131
Annisa Sri Wahyuni 201002147
Daris 201002151
Rifan Nurjaman 201002161

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2023
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Laporan
Keuangan Lembaga Zakat” sebagai salah satu tugas Akuntansi Zakat dan Wakaf. Solawat serta
salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw.
Makalah ini akan menjelaskan bagaimana Laporan Keuangan Lembaga Zakat karena agar
mahasiwa tau bagaimana cara pelaporan yang terjadi di Lembaga zakat, yang diatur Dalam
Undang-Undang RI No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelola Zakat juga mewajibkan LAZ
melaporkan pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat yang telah
diaudit kepada BAZNAS secara berkala.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen Keuangan
Syariah yaitu Ibu Luliyatul Mutmainah., S.E., M.Si Serta rekan-rekan yang telah memberikan
dukungan juga partisipasinya dalam penyelesaian makalah ini.
Penulisan makalah ini tentu jauh dari kata sempurna, untuk itu kami ucapkan mohon maaf
atas kesalahan dan kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Kritik dan saran dari pembaca
kami harapkan agar tugas kedepannya dapat lebih baik dan akan kami terima sebagai proses
pembelajaran. Mudah-mudahan makalah ini dapat menambah wawasan juga manfaat bagi
penyusun dan pembaca.

Tasikmakmalaya, 4 Febuari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................................................iii
BAB 1.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Akuntansi Zakat............................................................................................................................3
B. Standar Keuangan Lembaga Zakat.............................................................................................4
C. Perlakukan Akuntansi Zakat Penerimaan Penyaluran Zakat...................................................6
D. Laporan Keuangan Amil dan Aset Kelolaanya...........................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................................12
A. Kesimpulan..................................................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................13
DAFTAR TABEL

Table 1 Laporan Posisi Keunagan PSAK No.109.......................................................................................8


Table 2 Laporan Perubahan Dana Psak No. 109........................................................................................10
Table 3 Laporan Perubahan Aset Kelolaan PSAK No. 109.......................................................................11
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 581 Tahun 1999
Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelola Zakat,
mewajibkan kepada Lembaga Amil Zakat (LAZ) maupun Badan Amil Zakat (BAZ) untuk
membuat Laporan Keuangan dan diaudit secara independen atas laporan keuangannya. Dalam
Undang-Undang RI No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelola Zakat juga mewajibkan LAZ
melaporkan pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat yang telah
Jember diaudit kepada BAZNAS secara berkala.

Akuntansi Lembaga zakat merujuk pada PSAK No. 109 Akuntansi zakat dan
infak/sedekah. Akuntansi zakat juga termasuk di dalamnya infak dan sedekah. Secara umum
PSAK No. 109 sudah didukung oleh fatwa MUI sehingga jenis-jenis transaksi yang dibolehkan
dan dilarang juga sudah sesuai dengan fatwa terkait (Siswantoro dan Nurhayati, 2015). Tata
kelola keuangan yang baik diperlukan agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik,
sehingga muzakki merasa yakin atas penitipan zakatnya kepada lembaga atau organisasi
pengelola zakat. Tulisan ini akan membahas tentang akuntansi zakat berdasarkan PSAK 109.
Kajian teori ini pada bagian awal akan membahas tentang zakat dan bagian berikutnya akan
diuraikan mengenai akuntansi zakat.

Dimana Zakat adalah salah satu sektor penting dalam filantropi Islam. Sebagai rukun
Islam ketiga, zakat wajib dibayarkan oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat (muzakki) untuk
menyucikan hartanya dengan cara menyalurkan zakatnya kepada mustahik (penerima zakat).
Zakat ini tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik, tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional. Dalam jangka panjang, tujuan
utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki.

Dalam pembahasasan makalah ini juga akan mengenai bagaimana standar keunagan di
Lembaga zakat, perlakukan akuntansi zakat dan penerimaan penyaluran zakat dan laporan
keuangan amil dan aset kelolaanya disini akan dibahas point point tersebut. Dan harapanya juga
dapat memberikan pengetahuan dari membaca makalah ini serta mencari refernsi yang belum
dituangkan di makalah ini.
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu akuntansi zakat?
2. Bagaimana standar keuangan lembaga zakat?
3. Bagaimana perlakukan akuntansi zakat dan penerimaan penyaluran zakat?
4. Bagaimana laporan keunagan amil dan aset kelolaanya?

C. Tujuan
1. Mengetahui dari akuntansi zakat
2. Mengetahui standar dari keuangan Lembaga zakat
3. Mengetahui Perlakukan akuntansi zakat dan penerimaan penyaluran zakat
4. Mengetahui laporan keuangan amil dan aset kelolaanya
BAB II

PEMBAHASAN
A. Akuntansi Zakat
Akuntansi zakat merupakan akuntansi yang digunakan oleh lembaga pengelola zakat
yang telah disahkan oleh pemerintah baik berbentuk Badan Amil Zakat (BAZ) ataupun berbentuk
Lembaga Amil Zakat (LAZ). Dalam hal ini standar akuntansi yang digunakan adalah PSAK No.
109 tentang Akuntansi Zakat. Sedangkan diluar BAZ dan LAZ tidak diharuskan melakukan
pencatatan penerimaan penyaluran zakat sesuai PSAK 109.
Lembaga Amil Zakat (LAZ) sebagai lembaga pemegang amanah, lembaga zakat
berkewajiban untuk mencatat setiap setoran zakat dari muzaki baik kuantitas maupun jenis zakat,
kemudian melaporkan pengelolaan zakat tersebut kepada masyarakat. Untuk melaksanakan fungi
ini diperlukan akuntansi. Jadi secara sederhana akuntansi zakat berfungsi untuk melakukan
pencatatan dan pelaporan atas penerimaan dan pengalokasian zakat. (Mahmudi, hal:2)
Sesuai karakteristik, maka laporan keuangan Organisasi Pengelola Zakat meliputi
(Kustiawan, 2005: 5):
1) laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan Organisasi Pengelola Zakat sebagai
penerima dan penyalur zakat dan kewajiban harta lainnya beserta hak dan kewajibannya,
dilaporkan dalam:
 laporan posisi keuangan
 laporan sumber dan penggunaan dana
 laporan arus kas
2) laporan keuangan yang mencerminkan dana yang dikelola penuh oleh unit otonom yang
dilaporkan dalam laporan sumber dan penggunaan dana unit otonom1.

Adapun tujuan dari pelaporan dan akuntansi zakat, Menurut Teten Kustiawan (dalam Bank
Indonesia 2016) menyatakan bahwa tujuan sistem pelaporan dan akuntansi zakat bukan sekadar
untuk memberikan laporan kepada muzaki, namun lebih komprehensif, yaitu:

1
Ahmad Roziq and Widya Yanti, ‘Pengakuan, Pengukuran, Penyajian Dan Pengungkapan Dana Non Halal Pada
Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat’, Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 11.2 (2015), 20
<https://doi.org/10.19184/jauj.v11i2.1263>.
4

1) Menyediakan informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab


amil zakat terhadap amanah dari penarikan/pengumpulan dana serta pemeliharaan dan
pendistribusiannya.
2) Menyediakan informasi kepatuhan amil zakat terhadap prinsip syariah, serta informasi
penerimaan dana yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, bila ada.
3) Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan
usahanya.
4) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.
5) Melindungi aset organisasi2

B. Standar Keuangan Lembaga Zakat


1. Standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 45
Standar akuntansi zakat OPZ pada umumnya hanya mengacu kepada pedoman yang
dikeluarkan oleh Forum Organisasi Zakat (FOZ) yang menggunakan PSAK No. 45:
Pelaporan keuangan Organisasi Nirlaba dengan pertimbangan bahwa OPZ bukan
organisasi profit melainkan nonprofit yang termasuk dalam kategori nirlaba. Standar
akuntansi zakat merupakan pedoman yang mengatur tentang pengakuan, pengukuran dan
pelaporan keuangan. Standar akuntansi zakat mengatur tentang bagaimana suatu transaksi
diakui atau dicatat, kapan harus diakui, bagaimana mengukurnya, serta bagaimana
mengungkapnya dalam laporan keuangan.
Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini (PSAK 45,
paragraf 5):
1) Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang
ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan secara
permanen, tetapi entitas nirlaba diizinkan untuk menggunakan sebagian atau
semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya
tersebut.
2) Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh
penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai
dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.

2
Liesma Maywarni Siregar, ‘Analisis Akuntansi Zakat Berdasarkan Psak 109: Suatu Analisis’, Menara Ekonomi, 5.3
(2019), 73–81.
5

3) Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan
tertentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau
temporer.
4) Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi
untuk tujuan tertentu oleh penyumbang. Laporan keuangan entitas nirlaba meliputi
laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan, laporan aktivitas
serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan
keuangan (PSAK 45, paragraf 9).
2. Standar akuntansi keuangan (PSAK) N0. 109
Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan Standar dengan
pengertian (PSAK 109, paragraf 5):
1) Amil adalah entitas pengelola zakat yang pembentukannya dan atau
pengukuhannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat, infak/sedekah.
2) Dana amil adalah bagian amil atas dana zakat dan infaq/sedekah serta dana lain
yang oleh pemberi diperuntukkan bagi amil. Dana amil digunakan untuk
pengelolaan amil.
3) Dana infak/sedekah adalah bagian nonamil atas penerimaan infaq/ sedekah.
4) Dana zakat adalah bagian nonamil atas penerimaan zakat.
5) Infak/sedekah adalah harta yang diberikan secara sukarela oleh pemiliknya, baik
yang peruntukannya dibatasi (ditentukan) maupun tidak dibatasi.
6) Mustahiq adalah orang atau entitas yang berhak menerima zakat.
7) Muzakki adalah individu muslim yang secara syari‟ah wajib membayar
(menunaikan) zakat.
8) Nisab adalah batas minimum harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.
9) Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan
syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahiq).

Karakteristik zakat merupakan kewajiban syariah yang harus diserahkan oleh


muzaki kepada mustahik, baik melalui amil maupun secara langsung. Ketentuan zakat
mengatur mengenai persyaratan nisab, haul perodik, tarif zakat (qadar), dan
6

peruntukkannya (PSAK 109, paragraf 6). Zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh amil
harus dikelola sesuai prinsip syariah dan tata kelola yang baik (PSAK 109, paragraf 9)3.

C. Perlakukan Akuntansi Zakat Penerimaan Penyaluran Zakat


a. Perlakuan Akuntansi Zakat Menurut PSAK No.109
Perlakuan akuntansi dalam pembahasan ini mengacu pada PSAK No.109, ruang lingkupnya
hanya untuk amil yang menerima dan menyalurkan zakat dan infaq/sedekah. PSAK ini merujuk
kepada beberapa fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), yaitu sebagai berikut :
1. Fatwa MUI No. 8/2011 tentang amil Zakat, menjelaskan tentang criteria, tugas amil zakat
serta pembebanan biaya operasional kegiatan amil zakat yang dapat diambil dari bagian
amil, atau dari bagian fi sabilillah dalam batas kewajaran,proporsional serta sesuai dengan
kaidah islam.
2. Fatwa MUI No. 13/2011 tentang hukum zakat tentang harta haram, dimana zakat harus
ditunaikan dari harta yang halal baik jenis maupun cara perolehannya.
3. Fatwa MUI No. 14/2011 tentang penyaluran harta zakat dalam bentuk asset kelolaan. Yang
dimaksud dengan aseet kelolaan adalah sasaran dana/atau prasarana yang diadakan dari
harta zakat dan secara fisik berada didalam pengelolaan pengelola sebagai wakil mustahik
zakat, sementara manfaatnya diperuntukkan bagi mustahik zakat, jika digunakan oleh bukan
mustahik zakat, maka pengguna harus membayar atas manfaat yang digunakannya dan
diakui sebagai dana kebajikan oleh amil zakat.
4. Fatwa MUI No. 15/2011 tentang penarikan, pemeliharaan dan penyaluran harta zakat. Tugas
amil zakat adalah melakukan penghimpunan, pemeliharaan dan penyaluran. Jika amil
menyalurkan zakat tidak langsung kepada mustahik zakat, maka tugas amil dianggap selesai
pada saat mustahik zakat meneima dana zakat. Amil harus mengelolah zakat sesuai prinsip
syariah dan tata kelola yang baik. Penyaluran dana zakat muqayyadah, apabila
membutuhkan
biaya tambahan dapat dibebankan kepada muzzaki4
 Pengajuan Awal
Pengakuan Awal Zakat Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya
diterima. Zakat yang diterima dari muzakki diakui sebagai penambah dana zakat: (a)

3
Erika Amelia and Maria Qibtiyah, ‘Dan Psak 109 Pada Bamuis Bni’, 1.2 (2015), 183–98.
4
Rafika Saidah, ‘Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Kuantan
Singingi Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK NO 109)’, Juhanperak, 1.2 (2019), 571–83.
7

jika dalam bentuk kas maka sebesar jumlah yang diterima; (b) jika dalam bentuk
nonkas maka sebesar nilai wajar aset nonkas tersebut.
Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar. Jika
harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar
lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK yang relevan.
Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana zakat
untuk bagian nonamil. Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk masing-
masing mustahiq ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah dan kebijakan
amil.
 Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Jika muzakki menentukan mustahiq yang harus menerima penyaluran zakat melalui
amil maka aset zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana zakat. Jika atas
jasa tersebut amil mendapatkan ujrah/fee maka diakui sebagai penambah dana amil.
b. Pengukuran setelah pengakuan awal Jika terjadi penurunan nilai aset zakat nonkas,
jumlah kerugian yang ditanggung harus diperlakukan sebagai pengurang dana zakat
atau pengurang dana amil tergantung dari sebab terjadinya kerugian tersebut.
Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai: (a) pengurang dana zakat, jika terjadi tidak
disebabkan oleh kelalaian amil; (b) kerugian dan pengurang dana amil, jika
disebabkan oleh kelalaian amil.
 Penyaluran Zakat
Zakat yang disalurkan kepada mustahiq diakui sebagai pengurang dana zakat
sebesar: (a) jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas; (b) jumlah tercatat, jika
dalam bentuk aset nonkas.5

D. Laporan Keuangan Amil dan Aset Kelolaanya


Laporan keuangan sangat penting bagi organisasi pengelolaan zakat karena laporan
keuangan adalah bentuk tanggung jawab kepada masyarakat terkait pendayagunaan zakat.Selain
itu laporan keuangan ini merupakan sarana informasi bagi masyarakat terkait dengan
pendayagunaan zakat yang dikelola oleh organisasi pengelolaan zakat. Dalam PSAK No. 109
terdapat komponen - komponen laporan keuangan untuk organisasi pengelolaan zakat, yaitu
neraca (laporan posisi keuangan), laporan perubahan dana, laporan perubahan aset kelolaan,
5
Pandapotan Ritonga, ‘ANALISIS AKUNTANSI ZAKAT BERDASARKAN PSAK NO. 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT
NASIONAL (BAZNAS) SUMATERA UTARA’, KITABAH, 4.1 (2557), 88–100.
8

laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Khusus untuk laporan arus kas dan catatan
atas laporan keuangan amil zakat menyajikannya berdasarkan PSAK yang relevan, yaitu laporan
arus kas berdasarkan PSAK No. 2 tentang laporan arus kas sedangkan untuk catatan atas laporan
keuangan sesuai dengan PSAK 101 tentang penyajian laporan keuangan syariah6.
Entitas Amil
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Periode 1a Januari s.d 31 Desember

Keterangan Rp Keterangan Rp
Aset Kewajiban
Aset lancar xxx Liabilitas jangka pendek
Kas dan setara kas xxx Biaya yang masih harus dibayar xxx

Piutang xxx
Surat berharga Liabilitas jangka Panjang
Liabilitas imbalan kerja xxx

Jumlah kewajiban xxx

Saldo Dana
Aset tidak lancar xxx
Dana zakat
xxx
Dana infaq / sedekah
Aset tetap xxx xxx
Dana amil
Akumulasi penyusutan (xxx)
xxx
Jumlah dana
Jumlah Aset xxx Jumlah liabititas dan saldo akhir xxx
Table 1 Laporan Posisi Keunagan PSAK No.109

Entitas Amil
6
Miftahullail Septa Sumarno, ‘PERLAKUAN AKUNTANSI ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT (Studi Kasus Pada Badan
Amil Zakat Kabupaten Sidoarjo)’, 13.Ii (2006), 166–73.
9

LAPORAN PERUBAHAN DANA


Untuk Priode yang berakhir 31 Desember
Keterangan RP
DANA ZAKAT
Penerimaan
Muzaki entitas xxx

Muzaki Individual xxx

Hasil penempatan xxx

Jumlah xxx

Penyaluran (xxx)

Amil (xxx)

Fakir-miskin (xxx)

Riqab (xxx)

Gharim (xxx)

Muallaf (xxx)

Sabilillah (xxx)

Ibnu sabil (xxx)

Alokasi Pemanfaatan aset kelolaan (misalnya beban penyusutan) (xxx)

Jumlah xxx

Surplus (defisit) xxx

Saldo awal xxx

Saldo akhir

Dana Infak/Sedekah
Penerimaan
Infak/sedekah terikat (muqayyadah) xxx

Infak/sedekah tidak terikat (mutlaqah) xxx

Hasil pengelolaan xxx

Jumlah penerimaan dana infak/sedekah xxx


10

Penyaluran (xxx)
Amil (xxx)
Infak/sedekah terikat (muqayyadah) (xxx)
Infak/sedekah tidak terikat (mutlaqah) (xxx)
Alokasi pemanfaatan aset kelolaan (misalnya bebas penyusutan dan
penyisihan) (xxx)
Jumlah xxx
Surplus (defisit) xxx
Saldo awal xxx
Saldo akhir xxx

DANA AMIL
Penerimaan
Bagian amil dari dana zakat xxx

Bagian amil dari dana infaq/sedekah xxx

Penerimaan lainnya xxx

Jumlah penerimaan dana amil xxx

Penggunaan
Beban pegawai (xxx)

Beban penyusutan (xxx)

Beban umum dan administrasi lainnya (xxx)

Jumlah penggunaan dan amil (xxx)

Surplus (defisit) xxx

Saldo awal xxx

Saldo akhir xxx

Jumlah dana zakat, dana infak/sedekah dan dana ami xxx


Table 2 Laporan Perubahan Dana Psak No. 109

Entitas Amil
11

LAPORAN PERUBAHAN ASET KELOLAAN

Periode 1 Januari s.d 31 Desember

Akumulasi
Saldo Penambaha Akumulasi Saldo
Pengurangan Penyusuna
Awal n Penyisihan akhir
n
Dana
infak/sedekah
- aset lancar
kelolaan xxx xxx (xxx) - (xxx) xxx
(misal
piutang
bergulir)
Dana
infak/sedekah
- aset tidak
lancar
xxx xxx (xxx) (xxx) - xxx
kelolaan
(misal rumah
sakit atau
sekolah)
Dana zakat –
aset kelolaan
(misal rumah xxx Xxx (xxx) (xxx) - xxx
sakit atau
sekolah)
Table 3 Laporan Perubahan Aset Kelolaan PSAK No. 109
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan tentang Laporan Keuangan Lembaga Zakat
dapat disimpulkan bahwa dengan terbitnya Undang Undang lembaga zakat, lembaga
zakat kini memiliki peran penting dalam pengelolaan zakat karena membutuhkan
manajemen yang berkualitas.
Laporan keuangan merupakan cerminan dari pengelolaan keuangan. Penyusunan
harus didasarkan pada prinsip yang menerima umum agar dapat dipahami sehingga
informasinya dapat digunakan oleh pihak – pihak yang berkepentingan. Di Indonesia
dasar penyusunannya menggunakan PSAK No. 109 yang terdiri dari Laporan Posisi
Keuangan ( Neraca ), Laporan Perubahan Dana, Laporan Perubahan Aset Kelolaan,
Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Untuk menjaag kepercayaan
publik

B. Saran
Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka
dari itu kritik dan saran yang membangun sangat di perlukan oleh penulis untuk
memperbaiki kesalahan dan kekurangan agar tidak terulang kembali di masa depan.

12
13
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Erika, and Maria Qibtiyah, ‘Dan Psak 109 Pada Bamuis Bni’, 1.2 (2015), 183–98

Maywarni Siregar, Liesma, ‘Analisis Akuntansi Zakat Berdasarkan Psak 109: Suatu Analisis’,
Menara Ekonomi, 5.3 (2019), 73–81

Ritonga, Pandapotan, ‘ANALISIS AKUNTANSI ZAKAT BERDASARKAN PSAK NO. 109


PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) SUMATERA UTARA’,
KITABAH, 4.1 (2557), 88–100

Roziq, Ahmad, and Widya Yanti, ‘Pengakuan, Pengukuran, Penyajian Dan Pengungkapan Dana
Non Halal Pada Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat’, Jurnal Akuntansi Universitas
Jember, 11.2 (2015), 20 <https://doi.org/10.19184/jauj.v11i2.1263>

Saidah, Rafika, ‘Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK NO 109)’, Juhanperak, 1.2 (2019), 571–83

Sumarno, Miftahullail Septa, ‘PERLAKUAN AKUNTANSI ZAKAT PADA BADAN AMIL


ZAKAT (Studi Kasus Pada Badan Amil Zakat Kabupaten Sidoarjo)’, 13.Ii (2006), 166–73

14

Anda mungkin juga menyukai