Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


AKUNTANSI UNTUK UNIVERSITAS
Dosen Pengampu:
Nurhayati Soleha, S.E., M.Si., Ph.D.

Disusun Oleh Kelompok 9

Windi Wulandari 5552220015


Syifa Febia Maulani 5552220035
Eliska Cahya Puspita 5552220074
Fikri Fahmi Gumilang 5552220135

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Akuntansi Untuk
Universitas.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Nurhayati Soleha, S.E., M.Si., Ph.D.
selaku dosen pengampu Akuntansi Sektor Publik yang telah memberikan kesempatan untuk
menyusun makalah ini.
Tugas makalah yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang kami tekuni. Terlepas dari semua itu,kami juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasa maupun materi yang
dipaparkan. Oleh karena itu, untuk menyempurnakan makalah ini, kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca. Kami pun meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah
kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat serta wawasan bagi kita semua dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Serang, November 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3

2.1 Konsep Dasar Universitas Sebagai Lembaga Nirlaba .................................................... 3

2.1.1Universitas sebagai lembaga yang berorientasi nirlaba......................................... 3

2.1.2Jenis universitas .......................................................................................................... 4

2.2 Pengelolaan Keuangan Dan Pancatatan Akuntansi Untuk Universitas........................ 6

2.2.1Pengertian organisasi nirlaba universitas ................................................................ 6

2.2.2Tujuan laporan keuangan universitas ....................................................................... 7

2.2.3Prinsip-prinsip dalam pengelolaan akuntansi universitas ..................................... 7

2.2.4Siklus akuntansi pada perguruan tinggi ................................................................... 8

2.2.5Penerapan akuntansi universitas pada ISAK35 ...................................................... 9

2.2.6Pengelolaan keuangan universitas ............................................................................ 9

2.2.7Pencatatan akuntansi pada universitas ................................................................... 12

2.2.7.1Pendanaan pada universitas ................................................................. 12

2.2.7.2Pendapatan pada universitas ................................................................ 15

2.2.7.3Biaya-biaya pada universitas ............................................................... 17

2.2.7.4Jurnal standar yang digunakan untuk pencatatan akuntansi ................ 17

ii
2.3 Laporan Keuangan Untuk Universitas ........................................................................... 20

2.3.1Laporan posisi keuangan ......................................................................................... 21

2.3.2Laporan penghasilan komprehensif ....................................................................... 23

2.3.3Laporan perubahan aset neto .................................................................................. 24

2.3.4Laporan arus kas ....................................................................................................... 25

2.3.5Catatan atas laporan keuangan ................................................................................ 27

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 28

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 28

3.2 Saran ................................................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi sektor publik merupakan sistem akuntansi yang digunakan oleh
lembaga-lembaga publik sebagai salah satu alat pertanggung jawaban kepada publik atas
dana yang telah digunakan, baik dari APBD, APBN maupun sumbangan dan hibah.
Sekarang terdapat perhatian yang sangat besar terhadap pencatatan akuntansi dan keuangan
yang dilakukan oleh lembaga-lembaga publik, baik akuntansi sektor pemerintahan maupun
lembaga nonpemerintahan. Lembaga publik mendapatkan tuntutan dari masyarakat untuk
dikelola secara transparan dan akuntabel.
Universitas termasuk kedalam salah satu bagian dari lembaga sektor publik.
Universitas merupakan satuan pendidikan tinggi yang merupakan kelanjutan dari
pendidikan menengah keatas (SMA/SMK) yang diselenggarakan untuk dapat
mempersiakan perserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki skill
akademis dan profesionalitas yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan
ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi yang memiliki karakteristik
organisasi nirlaba yang tentu berbeda dengan lembaga yang bersifat bisnis profit. Oleh
karena itu, laporan keuangan universitas disusun dengan memperhatikan karakteristik yang
spesifik pada akuntansi. Pencatatan akuntansi dan pelaporan akuntansi disusun berdasarkan
peraturan menteri keuangan No. 177/PMK.05/2015 tentang pedoman penyusunan dan
penyampian laporan keuangan kementerian negara/lembaga. Selanjutnya, pengaturan
penyajian laporan keuangan entitas nonlaba yang sebelumnya diatur dalam PSAK 45
dicabut oleh DE PPSAK 13; pencabutan PSAK 45; pelaporan keuangan entitas. DE ISAK
35 yang kemudian diterbitkan oleh DSAK IAI yang mengatur tentang penyajian laporan
keuangan entitas berorientasi nonlaba. DE ISAK 35 merupakan intrepretasi dari PSAK 1
paragraf 05 yang memberikan contoh bagaimana entitas berorientasi nonlaba membuat
penyesuaian baik : i) penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk beberapa pos dalam

1
laoran keuangan, dan ii) penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk laporan keuangan itu
sendiri. ISAK 35 memberikan contoh ilustratif penyajian laporan keuangan yang
mencakup laporan posisi keuangan, laporan penghasilan komprehensif, laporan perubahan
aset neto, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dasar universitas sebagai lembaga yang berorientasi nirlaba?
2. Bagaimana prinsip, siklus dan pengelolaan keuangan pada universitas?
3. Bagaimana pencatatan akuntansi yang terjadi pada universitas?
4. Bagaimana contoh laporan keuangan untuk universitas?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui konsep dasar universitas sebagai lembaga nirlaba.
2. Mengetahui tujuan, prinsip,siklus dan pengelolaan keuangan pada universitas.
3. Mengetahui pencatatan akuntansi pada universitas.
4. Mengatahui bentuk laporan keuangan universitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Universitas Sebagai Lembaga Nirlaba

2.1.1 Universitas sebagai lembaga yang berorientasi nirlaba


Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan yang berada setelah pendidikan
menengah dan mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan
doktor. Pendidikan tinggi diharapkan sebagai pusat penyelenggaraan dan
pengembangan pendidikan, serta pemeliharaan dan pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni dalam rangka pembangunan nasional dan meningkatkan
kesejahteraan manusia. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah
tinggi, institut, atau universitas. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa,
sedangkan tenaga pendidiknya disebut dosen. Gelar akademik, profesi, atau vokasi
hanya digunakan oleh lulusan perguruan tinggi yang dinyatakan berhak memberikan
gelar akademik, profesi, atau vokasi.
Sejarah pendidikan tinggi dimulai pada abad pertengahan di Eropa ketika
universitas pertama didirikan.Model pendidikan tinggi yang ada di seluruh dunia saat ini
dipengaruhi oleh model-model yang dibentuk pada masa itu di negara-negara seperti
Prancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat. Di Indonesia, pendidikan tinggi dimulai
pada masa penjajahan Belanda dan awalnya hanya tersedia bagi kaum elit dan dilakukan
di sekolah-sekolah tinggi yang didirikan oleh Belanda. Setelah kemerdekaan Indonesia,
pendidikan tinggi mulai berkembang dan banyak universitas negeri dan swasta didirikan
di seluruh negara.
Universitas merupakan suatu lembaga pendidikan tinggi yang mempunyai
peranan strategis dalam membangun suatu bangsa. Universitas adalah salah satu bentuk
perguruan tinggi yang menyelenggarakam pendidikan akademik dan pendidikan vokasi
dalam berbagai rumpunan ilmu pengetahuan dan teknologi dan jika memenuhi syarat,
universitas juga dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
Universitas tidak memperoleh keuntungan ataupun laba dalam proses
penghasilannya tetapi memberikan manfaat berupa jasa pendidikan. Keuntungan bukan

3
tujuan utama suatu universitas. Universitas memperoleh dana untuk proses berjalannya
organisasi didapatkan dari yayasan, donatur, pemerintah dan mahasiswa yang tegabung
didalam universitas tersebut. Meskiun universitas berorientasi ada nirlaba, universitas
tetap melakukan transaksi keuangan selayaknya organisasi bisnis, oleh sebab itu harus
ada pengakuan dan pengungkapan yang akan disampaikan kepada stakeholder maupun
masyarakat umum melewati laporan keuangan.
Universitas merupakan lembaga yang bersifat nirlaba, sehingga memiliki
karakteristik yang berbeda dengan karakteristik akuntansi bisnis. Oleh karena itu,
laporan keuangan yang disusun memperhatikan karakteristik yang spesifik pada
akuntansi untuk organisasi nirlaba, khususnya yang berlaku bagi organisasi pemerintah
sehingga penyusunan laporan keuangan mengacu pada sistem akuntansi pemerintah
serta sistem akuntansi yang diterapkan pada lembaga pendidikan yang bersangkutan dan
memperhatikan standar akuntansi keuangan Indonesia. Sebagai lembaga yang bersifat
nirlaba, pelaporan keuangan disusun berdasarkan PP 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Keuangan No.222/PMK. 05/2016
Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No.177/PMK.05/2015 Tentang
Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga.
Maka dari itu dalam penyusunan laporan keuangannya menggunakan DE ISAK
35 yang diterbitkan oleh DSAK IAI mengatur tentang penyajian laporan keuangan
entitas berorientasi nonlaba. DSAK IAI tidak memberikan definisi atau criteria untuk
membedakan entitas berorientasi nonlaba dari entitas bisnis berorientasi laba karena
perundang-undangan di Indonesia yang mengatur secara spesifik mengenai definisi dan
ruang lingkup entitas berorientasi nonlaba tidak ditemukan.

2.1.2 Jenis universitas


a) PTN-BH
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) memiliki regulasi yang lebih
fleksibel dalam pengelolaan keuangannya, namun tetap harus akuntabel. Penetapan
PTN-BH dilakukan dengan peraturan pemerintah. Pertanggungjawaban keuangan PTN
BH mencakup laporan posisi keuangan (neraca), laporan aktivitas, cash flow, dan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK), sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan

4
(SAK) . Menurut UU No. 12 Tahun 2012, PTN BH memiliki aset awal berupa aset
milik negara selain tanah, serta memiliki kewenangan dalam pengelolaan keuangan.
PTN BH memiliki otonomi penuh dalam mengelola keuangan dan sumber daya,
termasuk dosen dan tenaga kependidikan, serta memiliki kriteria audit dan
pertanggungjawaban keuangan yang berbeda dengan PTN lainnya. Pengelolaan
keuangan PTN BH mencakup pertanggungjawaban kinerja, laporan keuangan, dan
pengelolaan aset. Dalam pengelolaan keuangan PTN BH, terdapat bentuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran berupa laporan posisi keuangan
(neraca), laporan aktivitas, cash flow, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK),
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Contoh dari Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) Berbadan Hukum (PTN-BH) di Indonesia antara lain adalah Universitas
Airlangga (Unair) Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya,
Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Universitas Padjadjaran (Unpad),
Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah
Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Institut Teknologi Bandung (ITB)
b) PTN-BLU
Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN BLU) memiliki otonomi
dalam mengelola keuangan dan sumber daya, serta pendapatan non-pajak dilaporkan ke
negara. PTN BLU mengikuti peraturan perundangan yang mengatur pengelolaan
keuangan badan layanan umum. PTN BLU memiliki kemampuan untuk menetapkan
tarif layanan berdasarkan pertimbangan aspek kontinuitas, pengembangan layanan, daya
beli masyarakat, asas keadilan, dan kepatutan. Dari segi penetapan status, PTN-BLU
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan atas usul Menteri Ristek dan
Dikti.contoh dari PTN BLU antara lain Universitas Brawijaya (UB) Malang,
Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dan Universitas Negeri Semarang.
c) PTN - SATKER
PTN Satker (Perguruan Tinggi Negeri sebagai Satuan Kerja Kementerian) adalah
institusi yang beroperasi sebagai satuan kerja di bawah naungan Kementerian. Seluruh
pendapatannya, termasuk Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dari mahasiswa,
harus masuk ke rekening negara (Kementerian Keuangan) sebelum digunakan. PTN
Satker memiliki otonomi dalam mengelola pendapatan non-pajak mereka dan

5
mengangkat tenaga tetap non PNS. Contoh dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Satuan
Kerja (Satker) di Indonesia antara lain adalah Politeknik Negeri Batam, Universitas
Jember (Unej), Politeknik Pertanian Negeri Pangkep (PPNP), Universitas Siliwangi, dan
Politeknik Negeri Samarinda.
d) Perguruan tinggi swasta
Perguruan tinggi swasta di Indonesia memiliki kewajiban untuk melaporkan
keuangan mereka kepada Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Hal ini
diatur dalam Surat Edaran yang mewajibkan perguruan tinggi swasta untuk
menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada kementerian terkait. Selain itu,
perguruan tinggi swasta juga harus mengelola keuangannya dengan baik guna menjamin
ketersediaan dana untuk menjalankan kegiatan operasional sehari-hari serta menunjang
terlaksananya tri dharma dan peningkatan mutu perguruan tinggi. Implementasi tata
kelola perguruan tinggi badan hukum juga menjadi hal penting dalam hal kepatuhan dan
keteraturan dalam rangka pelayanan dan kinerja. Perguruan tinggi swasta biasanya
dikelola oleh yayasan dan memiliki kewajiban untuk merencanakan keuangan setiap
tahunnya dengan memperhatikan kebutuhan yang terjadi setahun ke depan. Contoh
perguruan tinggi swasta yaitu telkom university, unsera, uph.

2.2 Pengelolaan Keuangan Dan Pancatatan Akuntansi Untuk Universitas

2.2.1 Pengertian organisasi nirlaba universitas


Organisasi nirlaba pemerintahan merupakan organisasi yang tidak berorientasi pada
keuntungan, dan tidak didirikan oleh pemerintah yang memiliki tujuan melayani
kepentingan public. Organisasi ini dapat didirikan oleh individu, kelompok, atau organisasi
lain yang dapat bergerak diberbagai bidang, sepertisosial, kemanusiaan, kesehatan,
lingkungan dan Pendidikan.
Akuntansi universitas merupakan suatu proses mengidentifikasi, mengukur, dan
melaporkan informasi ekonomi universitas yang berguna untuk menilai dan pengambilan
keputusan mengenai usaha atau kegiatan universitas. Kegiatan akuntansi universitas
meliputi pengidentifikasian serta pengukuran data yang relevan untuk pengambilan

6
keputusan, pemrosesan data yang bersangkutan kemudian pelaporan informasi yang
dihasilkan, dan pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan.
Dalam peraturannya, universitas dikelompokan menjadi dua yaitu :
1. Universitas yang dikelolapihakswasta (Private University). Akuntansi universitas dikelola
pihak swasta mengacu pada standar akuntansi yang dikembangkan oleh Financial
Accounting Standard Board- FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) khususnya
dalam pernyataan (FASB Statement) No. 117 tentang Laporan Keuangan untuk organisasi
Nirlaba.
2. Universitas yang dikelola pihak pemerintah (Public University). Pelaksanaan
akuntansinya dilaksanakan berdasarkan standar akuntansi yang dikembangkan
Government Accounting Standars Board-GASB (Dewan Standar Akuntansi
Pemerintahan) dalam pernyataan GASB No. 15 tentang “Model Pelaporan Keuangan
untuk Universitas”.

2.2.2 Tujuan laporan keuangan universitas


Secara umum, tujuan laporan keuangan universitas adalah untuk :
1. Menyajikan informasi keuangan yang relevan dan andal, sehingga dapat digunakan
oleh berbagai pihak untuk pengambilan keputusan yang tepat.
2. Mencerminkan kondisi keuangan universitas, baik dari segi posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas.
3. Menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan universitas.

2.2.3 Prinsip-prinsip dalam pengelolaan akuntansi universitas


Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolan dana
Pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, akuntabilitas,
efektivitas, dan efisiensi.
1) Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang pengelolaan berarti
adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Keterbukaan dalam sumber
pemasukan serta jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas
agar bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.

7
Transparansi keuangan diperlukan dalam rangka meningkatkan tingkat kepercayaan
stekholder, diantaranya orang tua mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah.
2) Akuntabilitas
Akuntablitas didalam pengelolaan keuangan berarti penggunaan uang perguruan
tinggi dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku,
maka perguruan tinggi membelanjakan uang secara bertanggung jawab.
3) Efektivitas
Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Pengelolaan keuangan
dapat dikatakan memenuhi prinsip efektivitas jika kegiatan yang dilakukan dapat
membiayai aktivitas-aktivitas yang sudah direncanakan guna mencapai tujuan Lembaga
yang telah ditetapkan.
4) Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan dan keluaran atau
antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi pikiran, waktu, biaya. Perbandingan
itu bisadilihatdari dua hal yaitu
a) Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya kegiatan dapat dinyatakan jika
penggunaan waktu, tenaga serta biaya tertentu bisa mencapai hasil yang maksimal.
b) Dilihat dari segi hasil kegiatan dapat dinyatakan bila dengan penggunaan waktu, tenaga
dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas atau
kualitasnya.

2.2.4 Siklus akuntansi pada perguruan tinggi


Menurut Indra Bastian (2007), siklus Akuntansi dalam Perguruan Tinggi merupakan
proses akuntansi mulai dari pencatatan transaksi keuangan hingga penyusunan laporan
keuangan pada akhir periode. Pada dasarnya akuntansi dapatdi bagi sebagaiberikut :
1) Membuat atau menerima bukti pencatatan dimana biasanya sebuah entitas mempunyai
bukti pencatatan sendiri atau bukti lain yang bias berupa kwitansi atau yang lainnya.
2) Mencatat dalam jurnal
3) Memindahkan jurnal kedalam buku besar
4) Menyusun laporan keuangan.

8
2.2.5 Penerapan akuntansi universitas pada ISAK 35
Pencabutan PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba dilandasi alasan
sebagai dampak dari konvergensi Internasional Financial Reporting Standar (IFRS) yang
mengakibatkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) berbasis industry harus dicabut karena
sudah diatur dalam SAK lain. PSAK 45 mengatur mengenai pelaporan keuangan entitas
nirlaba. Pencabutan PSAK 45 seiring dengan penerbitan DE ISAK 35: Penyajian Laporan
Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba yang memberikan pedoman penyajian laporan
keuangan untuk entitas berorientasi nonlaba.
PSAK 45 dan ISAK 35 memiliki perbedaan dalam hal penerapan akuntansi
universitas. Perbedaan itu meliputi :
a) PSAK 45 menggunakan basis akrual, dimana transaksi diakui pada periode saat
terjadinya. Bukan pada saat kas diterima atau dibayarkan. Aplikasi PSAK 45 memberikan
pedoman khusus entitas Pendidikan tinggi, termasuk universitas untuk mengakui
pendapatan, beban, aset, dan kewajiban secara akrual.
b) ISAK 35 juga menggunakan basis akrual, tetapi lebih bersifat interpretative. ISAK 35
memberikan panduan tambahan untuk situasi tertentu. ISAK 35 memberikan interpretasi
spesifik atau penyesuaian tambahan terhadap PSAK 45 untuk keadaan khusus dalam
Universitas.
c) Dalam konteks Universitas, penerapan PSAK 45 mencakup pengakuan pendapatan dari
berbagai sumber, sepeti biaya Pendidikan, dana penelitian dan pengeluaran seperti gaji
staf, biaya operasional. ISAK 35 dapat memberikan panduan tambahan untuk interpretasi
untuk situasi kompleks yang mungkin muncul di lingkungan universitas.

2.2.6 Pengelolaan keuangan universitas


Bergesernya system pengelolaan keuangan dari tradisional ke system pengelolaan
keuangan berbasis kinerja yang dituangkan di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara. Pengelolaan keuangan berbasis kinerja ini terdapat
dalam pasal 68 dan pasal 69 Undang-Undang Nomor 1 Tahun2004 ,dimana dalam pasal-
pasal tersebut menjelaskan bahwa instansi pemerintah mempunyai tugas pokok dan fungsi
memberi pelayanan kepada masyarakat. Dengan tugas pokok dan fungsi ini, instansi
pemerintah dapat mengelola keuangan secara fleksibel dengan memprioritaskan

9
produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Instansi pemerintah yang menjalankan ketentuan
undang-undang di atas disebut Badan LayananUmum (BLU).
Salah satu instansi pemerintah yang menjadi BLU yaitu Perguruan Tinggi Negeri
(PTN). Sudah ada beberapa Perguruan Tinggi Negeri yang sudah bisa dikatakan mandiri,
lambat laun bisa melepaskan ketergantungannya terhadap pemerintah. Pergurusn Tinggi
yang berstatis BLU memiliki otonomi yang lebih luas dalam pengelolan keuangannya.
PTN BLU memiliki kewenangan untuk mengelola pendapatan dan belanjanya sendiri,
sesuai dengan rencana kerja dan anggaran yang ditetapkan. Oleh sebab itu, muncul
peraturan pemerintah tentang Badan Hukum Milik Negara (BHPMN), dan Badan Hukum
Pendidikan Milik Negara (BHPMN) dan Badan Layanan Umum. Aturan ini menjadi
langkah awal bagi PTN untuk melakukan perbaikan diri. Dengan aturan ini, otomatis
pengelolaan yang baru.keuangan akan memunculkan sistem akuntansi yang baru,
penerapan system baru ini memunculkan berbagai permasalahan, diantaranya :
1) Sulitnya beradaptasi terhadap system pengelolaan keuangan BLU, sehingga perlu ada
penyesuaian kembali terhadap sumber daya yang ada.
2) Sunber daya yang mengelola tidak memenuhi persyaratan untuk menjalankan sistem
yang baru.

Perguruan Tinggi Negeri yang berstatus sebagai BLU menetapkam system


pengelolaan yang lebih fleksibel. Perubahan system akuntansi ini mencakup perubahan
dari tradisional budgeting menjadi performance based budgeting dan dari cash basis
menjadi accrual basis. Dengan demikian penilaian kinerja terhadap Lembaga atau
organisasi tidak hanya berlaku pada Lembaga atau organisasi profit saja, melainkan juga
perlu dilakukan pada Lembaga atauorganisai non komersial. Pengukuran kinerja ini
dimaksudkan untuk :
1) Membantu memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat
membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini
akhirnya meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sector public dalam
pemberian layanan public.
2) Pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan.
3) Mewujudkan pertanggungjawaban public dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.

10
Sedangkan bagi Perguruan tinggi swasta biasanya dikelola oleh Yayasan
pendidikan. Sejak berlakunya UU No 16 Tahun 2001 sebagaimana telah diubah dengan
UU No 28 Tahun 2004 tentang Yayasan, menjadikan eksistensi Yayasan di Indonesia
sebagai badan hukum semakin kokoh. Undang-Undang menegaskan bahwa Yayasan adalah
badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan
kemanusiaan, Undang-Undang tersebut merupakan instrument hukum bagi masyarakat
untuk memahami dengan benar mengenai Yayasan, menjamin kepastian dan ketertiban
hukumnya. Berikut pokok-pokok penting UU No.16 Tahun 2001 dan UU No 28 Tahun
2004 tentang Yayasan ditinjau dari aspek keuangan, yaitu :
1) Yayasan wajib menyusun laporan tahunan selambat-lambatnya 5 (lima ) bulan setelah
berakhirnya tahun buku, yang memuat sekurang-kurangnya laporan keadaan dan kegiatan
serta hasil yang telah dicapai, dan laporan keuangan terdiri dari (pasal 49 UU NO. 21
Tahun 2001).
a) Laporan posisi keuangan
b) Laporan aktivitas
c) Laporan arus kas
d) Catatan atas laporan keuangan
2) Ikhtisar laporan tahunan Yayasan diumumkan pada papan pengumuman di kantor
Yayasan.
3) Jika Yayasan memperoleh bantuan negara, bantuan luar negeri atau pihak lain sebesar Rp
500 juta atau lebih, atau kekayaan Yayasan diluar wakaf berjumlahRp 20 miliar atau lebih,
maka :
a) Ikhtisar laporan tahunan wajib diumumkan dalam media
b) Laporan keuangan Yayasan wajib diaudit oleh Akuntan Publik hasil audit
disampaikan kepada Pembina dan Menteri Hukum dan HAM
c) Bentuk laporan tahunan Yayasan disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan.

Dengan transpansi ini, sudah seharusnya Yayasan pendidikan melakukan


pembenahan dalam aspek keuangan, diantaranya :

11
1) Membenahi system administrasi keuangan dan system akuntansi agar seluruh
transaksi Yayasan dapat dipertanggungjawabkan dan laporan keuangan dapat
diterbitkan tepat waktu
2) Meningkatkan system pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran dana
serta kekayaan Yayasan.

2.2.7 Pencatatan akuntansi pada universitas


Akuntansi pendidikan tinggi merupakan proses dari pencatatan, pengikhtisaran,
dan pelaporan keuangan dalam lembaga perguruan tinggi sebagai tolak ukur kinerja
dalam suatu entitas. Media akuntabilitas dan transparansi public guna untuk
pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang terkait. Aturan mengenai tujuan, prinsip,
sumber pendanaan, dan pengelolaan keuangan perguruan tinggi sebagian kecil diatur
juga dalam undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang perguruan tinggi.
Menurut Menteri Pendidikan Nasional Ikatan Akuntansi Indonesia perlu meneliti
ulang kebutuhan penyusunan standar akuntansi badan hokum pendidikan tinggi.Pihak-
pihak yang bertanggung jawab adalah bagian keuangan dan badan pemeriksa keuangan
(BP).Standar akuntansi untuk penggabungan dua atau lebih BHPT disusun atas dasar
prinsip akuntansi ekonomi atau peristiwa yang lebih penting daripada formalitas
legalnya.

2.2.7.1 Pendanaan pada universitas


Pendanaan pada perguruan tinggi dapat diperoleh dari sumber pemerintah,
masyarakat, dan pihak luar negeri. Penggunaan dana yang berasal dari pemerintah, baik
dalam bentuk anggaran rutin maupun anggaran pembangunan serta subsidi, diatur
sesuia dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dana yang berasal dari
masyarakat dapat berasal dari sumber-sumber berikut.
a) Sumbangan pembinaan pendidikan (SPP)
b) Biaya seleksi masuk perguruan tinggi
c) Hasil kontrak kerja yang sesuai dengan peran dan fungsi perguruan tinggi.
d) Hasil penjualan produk yang diperoleh dari hasil penyelenggaraan perguruan tinggi
e) Sumbangan dan hibah dari perorangan, lembaga pemerintah, atau lembaga non
pemerintah.

12
Penerimaan dan penggunaan dana yang diperoleh dari luar negeri diatur sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Usaha untuk meningkatkan
penerimaan dana dari masyarakat didasarkan atas dasar pola prinsip tidak mencari
keuntungan. Otonomi dalam bidang keuangan bagi perguruan tinggi yang
diselenggarakan oleh Pemerintah mencakup kewenangan untuk menerima, menyimpan
dan meggunakan dana yang diperoleh secara langsung dari masyarakat.
Perguruan tinggi menyelenggarakan pembukuan terpadu berdasarkan peraturan
tata buku yang berlaku. Pembukuan keuangan perguruan tinggi yang diselenggarakan
oleh Pemerintah akan diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional pemerintah sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kewenangan penerimaan,
penyimpanan, dan penggunaan dana serta pembukaan keuangan perguruan tinggi yang
diselenggarakan oleh masyarakat, ditentukan oleh badan penyelenggaraan perguruan
tinggi berdasarkan setatus perguruan tinggi bersangkutan.
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Perguruan Tinggi yang
diselanggarakan oleh Pemerintah, setelah disetujui oleh senat perguruan tinggi,
kemudian akan diusulkan oleh Rektor/ Ketua/ Direktur melalui Menteri Pendidikan
kepada Menteri Keuangan untuk disahkan menjadi Anggaran Pendaatan dan Belanja
Perguruan Tinggi. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Perguruan Tinggi yang
diselanggarakan oleh masyarakat, setelah disetujuai oleh senat perguruan tinggi, akan
diusulkan oleh Rektor/ Ketua/ Direktur kepada badan penyelenggara peguruan tinggi
bersangkutan untuk disahkan menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Perguruan
Tinggi.
Pimpinan perguruan tinggi bertugas menyusun usulan struktur tariff dan tata cara
pengelolaan serta pengalokasian dana yang berasal dari masyarakat setelah disetujui
oleh senat perguruan tinggi, usulan tersebut kemudian diajukan oleh Rektor/ Ketua/
Direktur melalalui Menteri atau pimpinan lembaga Pemerintah lain kepada Menteri
Keuangan untuk disahkan. Siklus Akuntansi Pendidikan Tinggi Menurut Indra Bastian
(2007), Siklus Akuntansi Dalam Perguruan Tinggi merupakan proses akuntansi mulai
dari pencatatan transaksi keuangan sampai dengan penyusunan laporan keuangan pada
akhir suatu periode. Pada dasarnya akuntansi dapat dibagi sebagai berikut:

13
1. Membuat atau menerima bukti pencatatan, di mana biasanya sebuah entitas mempunyai
form voucher (bukti pencatatan) sendiri atau bukti lain yang bias berupa kwitansi atau
yang lainnya.
2. Mencatat dalam buku jurnal.
3. Memindahkan buku jurnal ke buku besar.
4. Menyusun laporan keuangan.

Menurut peraturan pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, akuntansi dana (fund


accounting) merupakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang lazim diterapkan
di lingkungan pemerintah yang memisahkan kelompok dana menurut tujuannya,
sehingga masing-masing merupakan entitas akuntansi yang mampu menunjukkan
keseimbangan antara belanja dan pendapatan atau transfer yang diterima. Akuntansi
dana dapat diterapkan untuk tujuan pengendalian masing-masing kelompok dana selain
kelompok dana umum (the general fund) sehingga perlu dipertimbangkan dalam
pengembangan pelaporan keuangan pemerintah.
Berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta, publik dan universitas dapat
terus menggunakan akuntansi dana untuk keperluan internal. Informasi dana juga dapat
dimasukkan sebagai tambahan informasi dalam laporan keuangan. Dana yang paling
sering digunakan adalah danalancar tak terbatas, dana lancar terbatas, dana
pembangunan, dana pinjaman, dana abadi, anuitas dan pensiun, dan dana keagendaan.
Sebagaimana sudah dibahas pada paragraph sebelumnya, bahwa struktur dana
universitas terdiri atas dana yang paling sering digunakan adalah dana lancer (Curren
fund), dana pembangunan (plant fund), dana pinjaman (loan funds), dana abadi
(endowment funds), anuitas dan pension, dan dana keagendaan. Current funds dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Dana yang penggunaannya tidak ada batasan
Berisi dana yang tersedia untuk oprasi pembiayaan, tetapi dibatasi oleh donor /
lembaga eksternal untuk tujuan tertentu, program, atau departemen. Yaitu dana
federal untuk kontrak dan hibah, dana pekerjaan studi, pendapatan endownmen.
2. Dana yang penggunaannya terbatas
Dana ini berisi semua dana yang diterima atau didonor dari lembaga eksternal
lainnya dimana mereka belum menyatakan tujuan pengeluaran dana tersebut.

14
3. Dana yang didesain
Dana yang tidak terikat badan yang ditunjuk untuk tujuan khusus.
a) Dana pinjaman, merupakan dana yang didirikan untuk mengumpulkan dana-dana
yang akan digunakan untuk memberikan pinjaman baik kepada pegawai universitas
maupun pihak-pihak lain yang terkait dengan universitas.
b) Dana abadi, Kelompok dana ini digunakan untuk mencatat sumbangan ke
Universitas yang mengharuskan manajemen agar dana tersebut diinvestasikan dan
hanya pendapatan bunga yang dibuang. Pendapatan bunga atas dana tersebut
dikembalikan ke kampus dan dikeluarkan pada kelompok Current funds. Jadi, dana
ini merupakan dana yang dikumpulkan dan kemudian dikelola oleh universitas tidak
untuk penggunaan jangka pendek. Dana ini diabadikan kemudian dikelola dalam
bentuk investasi yang hasilnya (return)dapat dimanfaatkan untuk penggunaan jangka
pendek.
c) Dana pembangunan, merupakan dana yang dikumpulkan dengan tujuan penggunaan
berupa pembangunan gedung, fasilitas, dan aktiva tetap lainnya.
d) Dana Agency, Digunakan untuk mencatat dana yang disimpan oleh universitas untuk
kelompok luar yang memiliki hubungan dekat dengan universitas. Contohnya
termasuk dana beasiswa yang diselenggarakan oleh orang lain, persaudaraan dan
perkumpulan mahasiswa, dan Ikatan Alumni.

Akuntansi dana unruk universitas serupa dengan akuntansi unit-unit pemertintah.


Keduanya mencatat pendapatan dan belanja untuk masing-masing dana, menggunakan
anggaran untuk merencanakan dan memonitor operasi, dan juga menggunakan sistem
beban pemesanan (encumbrances) untuk mencatat pesanan pembelian yang dilakukan,
memiliki transaksi dan transfer antar dana, serta menyajikan neraca serta laporan operasi
untuk periode berjalan.

2.2.7.2 Pendapatan pada universitas


Pendapatan diklasifikasikan sebagai pendapatan akademik dan
nonakademik.Pendapatan akademik adalah pendapatan yang diterima dari aktivitas
tridharma perguman tinggi.Pendapatan nonakademik adalah pendapatan yang diterima di
luar dari aktivitas akademik.Pendapatan akademik yang diperoleh dari mahasiswa diakui

15
secara proporsional pada saat realisasi jasa.Sedangkan pendapatan yang berasal dari
sumbangan dan hibah diakui pada saat penerimaan sumbangan dan hibah.
Pendapatan nonakademik yang berasal dari jasa pelatihan dan konsultasi diakui
pada saat realisasi jasa telah terpenuhi sesuai nilai kontrak atau perjanjian dengan pihak
ketiga. Pengeluaran Merupakan penurunan ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan
penurunan aktiva ataupeningkatan kewajiban yang telah terjadi dan dapat diukur dengan
andal. Pengeluaran diklasifikasikan sebagai pengeluaran akademik dan
nonakademik.Pengeluaran akademik adalah pengeluaran yang timbul dari aktivitas di luar
aktivitas akademik.Pengeluaran non akademik adalah pengeluaran yang aktivitas di luar
aktivitas akademik.
1. Uang pengajaran dan kuliah

Sekolah tinggi dan universitas privat, mengakui penuh menilai jumlah uang
pengajaran dan uang kuliah (bersih dari refunds) dari mahasiswa sebagai revenue.Uang
pengajaran dan uang kuliah.Pembatalan uang pengajaran dan uang kuliah untuk beasiswa
menunjukkan akun lawan pendapatan, sementara estimasi piutang ragu-ragu dicatat
sebagai biaya support institusi.
2. Dana bantuan dari pemerintah

Apropriasi yang diterima termasuk dana / asset tak bersyarat untuk operasi kini,
dari legislative atau otoritas pajak. Institusi boleh mengklasisfikasikan apropriasi bersyarat
sebagai tidak bersyarat bila perubahannyatanpa melalui proses di legislative.
3. Bantuan dana mahasiswa, kontribusi dan bantuan lain
a) Dana untuk mahasiswa/beasiswa, Universitas sering mendapat dana bantuan dari pihak
ketiga yang direncanakan untuk dipakai oleh mahasiswa untuk menutup biaya
pendidikan
b) Kontribusi, Universitas mencatat kontribusi yang tidak mempunyai spesifikasi
sehubungan dengan periode waktu atau tujuan penggunaan.

Dana abadi, Universitas mencatat kontibusi (dana abadi) dari principal yang harus
dipegang dalam waktu yang tidak terbatas tetapi pendapatannya dapat digunakan untuk
tujuan dibatasi atau tak bersyarat seperti kontribusi special yang disebut dana abadi. Dana

16
abadi pokok adalah dibatasi permanen, sementara pendapatan dana abadi boleh
diperlakukan tak bersyarat atau dibatasi.

2.2.7.3 Biaya-biaya pada universitas


1. Biaya-biaya (expenses)
Untuk tujuan laporan keuangan, sekolah tinggi dan universitas mengklasifikasikan
biaya tak bersyarat dengan luas, baik pendidikan dan umum atau pendapatan, biaya, dan
perubahan dalam asset bersih. Klasifikasi fungsional termasuk berikut ini:
a) Instruksi, biaya untuk program instruksi.
b) Research, biaya untuk menghasilkan pendapatan riset
c) Public service, biaya dalam aktifitas untuk menghasilkan jasa non instruksional
kepada grup eksternal.
d) Akademi support, biaya untuk menyelenggarakan support terhadap instruksi, riset
dan publikasi
e) Student service, jumlah-jumlah yang dibelanjakan untuk administrasi dan
pendaftaran dan jumlah-jumlah yang dibelanjakan atas emosional ahasiswa sosial
dan kesehatan fisik
f) Institusional support, jumlah yang dibelanjakan untuk administrasi dan rencana
jangka panjang universitas
g) Operation and maintenance of plant, biaya untuk operasional serta pemeliharaan
peralatan perlengkapan.
h) Student aid, biaya dari restricted or unrestricted funds dalam bentuk grants,
scholarships or fellowshipsh to students.
2. Pembelian peralatan dan gedung (purchase and plant asset) property
Plan and equipment yang diperoleh oleh organisasi non laba dengan sumber dana
unrestricted, diklasifikasikan sebagai asset bila penyusutannya diakui. Dasar
pelaksanaan penataan akun penerimaan.

2.2.7.4 Jurnal standar yang digunakan untuk pencatatan akuntansi


Dibawah ini merupakan jurnal-jurnal standar yang digunakan oleh universitas
BLU berdasarkan PMK Nomor 76/PMK.05/2008
a) Jurnal penerimaan pendapatan pendaftaran

17
Bank tidak terikat xxx
Pendapatan tidak terikat – pendaftaran ujian masuk D3 xxx

b) Jurnal penerimaan pendapatan SPP


Bank tidak terikat xxx
Pendapatan tidak terikat – SPP xxx

c) Jurnal penerimaan pendapatan sewa gedung


Bank tidak terikat xxx
Pendapatan tidak terikat – sewa gedung xxx

d) Jurnal penerimaan pendapatan hibah luar negeri terikat temporer


Bank tidak terikat xxx
Pendapatan tidak terikat – hibah luar negeri xxx

e) Jurnal penerimaan pendapatan hibah dalam negeri terikat permanen


Bank tidak terikat xxx
Pendapatan tidak terikat – hibah dalam negeri xxx

f) Jurnal pembayaran beban honorarium mengajar


Beban tidak terikat – honorarium mengajar xxx
Bank tidak terikat xxx

g) Jurnal pembayaran honorarium penyelenggara ujian skripsi


Beban tidak terikat – penyelenggara ujian skripsi xxx
Bank tidak temporer xxx

h) Jurnal pembayaran honorarium penelitian terkait permanen pada investasi deposito 12


bulan
Investasi terikat permanen – deposito 12 bulan xxx
Bank terikat permanen Xxx

i) Jurnal pembayaran honorarium penelitian terkait hibah luar negero terikat temporer
Beban terikat temporer – honorarium penelitian xxx
Bank terikat temporer Xxx

j) Pendapatan badan layanan umum secara tunai

18
Kas xxx
Pendapatan badan layanan umum Xxx

k) Pendapatan badan layanan umum secara kredit


Piutang xxx
Pendapatan badan layanan umum Xxx

l) Pendapatan hibah dalam negeri dan luar negeri secara tunai


Kas xxx
Pendapatan hibah dalam dan luar negeri Xxx

m) Pendapatan hibah dalam dan luar negeri secara kredit


Piutang pada… xxx
Pendapatan hibah dalam dan luar negeri Xxx

n) Pendapatan hasil usaha BLU lainnya secara tunai


Kas xxx
Pendapatan hasil usaha BLU lainnya Xxx

o) Pendapatan hasil usaha BLU lainnya secara kredit


Piutang pada… xxx
Pendapatan hasil usaha BLU lainnya Xxx

p) Belanja barang BLU secara tunai


Belanja barang BLU… xxx
Kas Xxx

q) Belanja barang BLU secara kredit


Belanja barang BLU… xxx
Utang pada… Xxx

r) Belanja modal BLU secara tunai


Belanja barang BLU… xxx
Kas Xxx

s) Belanja modal BLU secara kredit


Belanja modal BLU xxx
Kas Xxx

19
t) Belanja modal BLU secara kredit
Belanja modal BLU xxx
Utang pada… Xxx

2.3 Laporan Keuangan Untuk Universitas


A. Universitas berbadan layanan umum
BLU adalah instansi dilingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktifitas. Standar akuntansi pada badan layanan umum
sekurang-kurang memuat :
a) Seluruh pendapatan dan belanja BLU
b) Proyeksi arus kas
c) Jumlah dan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan
d) Rencana penarikan dana yang bersumber dari APBN
e) Besaran persentase ambang batas sebagaimana ditetapkan dalam RBA definitif.
Sistem akuntansi keuangan menghasilkan laporan keuangan berupa laporan realisasi
anggaran/laporan operasional, laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan catatan
atas laporan keuangan.
B. Universitas berbadan hukum
Universitas berbadan hukum merupakan universitas yang didirikan oleh pemerintah
maupun swasta yang berstatus sebagai subyek hukum yang otonom. Pemerintah
memungkinankan secara selektif kepada universitas yang dinilai sudah memiliki
kemampuan pengelolaan yang mencukupi untuk dapat memiliki kemandirian, otonomi
dan tanggung jawab yang lebih besar untuk dapat diubah status hukumnya menjadi
badan hukum milik negara (BHMN) yang dapat berperan sebagai kekuatan moral dalam
proses pembangunan masyarakat madani yang lebih demokratis dan mampu bersaing
secara global.
Universitas yang telah memiliki badan hukum nya sendiri disetia akhir semester atau
akhir tahun buku harus menyusun laporan keuangan dengan ketentuan berikut

20
a) Laporan keuangan yang menyampaikan pertanggungjawaban penggunaan dana
APBN yang menggunakan standar akuntansi pemerintah.
b) Laporan keuangan yang menyampaikan pertanggungjawaban penggunkaan dana
masyarakat yang menggunakan standar akuntansi keuangan.
c) Laporan keuangan universitas secara keseluruhan yaitu laporan keuangan yang
berisikan pertanggungjawaban penggunaan dan APBN dan Dana masyarakat.

2.3.1 Laporan posisi keuangan


Laporan posisi keuangan laporan yang memuat informasi mengenai aset, liabilitas
serta aset neto dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut ada waktu
tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan
dan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para penyumbang,
anggota entitas nirlaba, kreditor, dan pihak tertentu untuk menilai kemampuan entitas
nirlaba untuk memberikan jasa secara keseluruhan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya dan kebutuhan pendanaan ekternal.

21
22
2.3.2 Laporan penghasilan komprehensif
DSAK (2019) menyebutkan istilah penghasilan komprehensif untuk menunjukan
jumlah surplus/defisit dan penghasilan komprehensif lain. Universitas harus mengakui
pendapatan dengan basis akrual. Pendapatan harus memerlihatkan perkiraan bersih dari
semua jumlah yang tak tertagih, dapat menggunakan akun kontra pendapatan, seperti
penyisihan piutang tak tertagih utnuk menghitung taksiran tidak tertagihnya biaya kuliah.
Sedangkan beban harus diakui atas dasar akrual dan dapat diklasifikasi pasa basis alaminya
yaitu entitas nirlaba yang tidak berprofit. Komponen lainnya adalah perubahan surplus
revaluasi, pengukuran kembali atas program manfaat pasti. Keuntungan dan kerugian yang
muncul dari kegiatan usaha dan pengukuran kembali aset serta lindung nilai arus kas.

23
2.3.3 Laporan perubahan aset neto
Laporan perubahan aset neto adalah laporan yang menyajiakan informasi
penghasilan komprehensif lain sesuai dengan jenis aset netonya, misalnya jika penghasilan
komprehensif lain berasal dari aset neto dengan pembatasan maka akan disajikan dalam
kelas aset neto dengan pembatasan. Aset neto dibagi menjadi dua jenis yakni
a) Aset neto dengan pembatasan
Aset neto dengan embatasan adalah aset neto berupa sumber daya ekonomi yang
penggunaannya dan/atau waktunya dibatasi untuk tujuan tertentu dan/atau jangka waktu
tertentu oleh pemerintah atau donatur. Aset neto dengan pembatasan diakui pada saat
diterimanya dana sumbangan/bantuan yang mengikat dan diterimanya aset tetap dari
sumbangan/bantuan yang mengikat.
b) Aset neto tanpa pembatasan
Aset neto tanpa pembatasan adalah aset neto berupa sumber daya yang penggunaanya
tidak dibatasi untuk tujuan tertentu. Aset neto tanpa pembatasan diakui saat
diterimaanya dana sumbangan/bantuan yang tidak mengikat, diterimanya aset tetap dari
sumbangan/bantuan yang tidak mengikat dan pengalihan aset neto dengan pembatasan
menjadi aset neto tanpa pembatasan.

24
2.3.4 Laporan arus kas
Laporan arus kas adalah laoran terkait perubahan histris dalam pos arus kas dan
setara kas yang diklasifikasikan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Komponen dalam laporan arus kas memuat sebagai berikut
a) Aktivitas operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas lain
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Aliran kas yang termasuk
aktivitas oerasi adalah penerimaan dan penjualan barang/jasa, royalti, pendapatan lain,
sewa, restitusi pajak dan penerimaan dari pemberian untuk bank dan penjualan sekuritas
dari perusahan. Contohnya pembayaran biaya operasi organisasi dan pembayaran untuk
karyawan.
b) Aktivitas investasi
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk kedalam kas dan setara kas. Aliran kas yang termasuk aktivitas
investasi adalah penerimaan penjualan aset, penerimaan kas dari kontrak, penjualan
intrumen utang atau kas dan penerimaan kas dari pelunasaan uang muka dan pinjaman
dari pihak lain.
c) Aktivitas pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas. Aliran kas yang termasuk aktivitas
pendanaan adalah penerimaan kas dari penerbitan saham, obligasi, wesel, pinjaman
jangka pendek dan jangka panjang, dan hipotek. Dalam organisasi nirlaba contohnya
adalah penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaanya dibatasi untuk jangka
panjang dan penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aset tetap,
atau peningkatan dana abadi.

25
26
2.3.5 Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka
yang tertera dalam laporan keuangan sebelumnya yaitu laporan posisi keuangan, laporan
penghasilan komperensif dan laporan perubahan aset neto. Catatan atas laporan keuangan
juga memuat informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas
pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurakan untuk diungkapkan di dalam
standar akuntansi ekuangan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan
penyajiaan laporan keuangan secara wajar. Catatan atas laporan keuangan sekurang-
kurangnya harus memuat ketentuan berikut
a) Informasi dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi, seperti dasar
pengukuran , kebijakan yang relevan, asumsi dalam estimasi
b) Informasi yang diisyaratkan standar akuntansi keuangan yang tidak disajikan dibagian
manapun didalam laporan keuangan
c) Informasi yang tidak disajikan dibagian manapun dalam laporan keuangan tetapi
informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntansi untuk universitas merupakan proses pencatatan, pengikhtisaran, dan
pelaporan keuangan dalam lembaga perguruan tinggi sebagai tolak ukur kinerja, media
akuntabilitas dan transparasi publik guna untuk pengambilan keputusan oleh pihak-pihak
terkait. Aturan mengenaik tujuan, prinsip, sumber pendanaan dan pengelolaan keuangan
pendidikan salah satunya universitas sebagian kecil diatur dalam undang-undang nomor 12
tahun 2012 tentang pendidikan tinggi.
Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi yang memiliki karakteristik organisasi
nirlaba yang tentu berbeda dengan lembaga yang bersifat bisnis profit. Oleh karena itu,
laporan keuangan universitas disusun dengan memperhatikan karakteristik yang spesifik
pada akuntansi. penyusunan laporan keuangannya menggunakan DE ISAK 35 yang
diterbitkan oleh DSAK IAI mengatur tentang penyajian laporan keuangan entitas
berorientasi nonlaba.
Universitas bisa berbentuk badan layanan umum maupun badan hukum. Pencatatan
akuntansi pada keduanya sedikit berbeda dalam hal pengakuan pendanaan, pendapatan
juga beban biaya yang terjadi. Akan tetapi laporan keuangan keduanya tetap terdiri dari
laporan posisi keuangan, laporan penghasilan komrehensif, laporan perubahan aset neto,
laporan arus kas dan catatan atas laoran keuangan.

3.2 Saran

Demikian akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki baik dari segi tulisan maupun materi yang dipaparkan. Oleh karena itu, penulis
sangat berharap para pembaca memberikan saran yang dapat memperbaiki dan membuat
makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasa
kita terkait akuntansi didalam universitas.

28
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi. 2014. Teori, Konsep dan Aplikasi Akuntansi
Sektor Publik(Edisi 2). Selemba empat: Jakarta.
Imro’atun Shoimah, Siti Maria Wardayati dan Yosefa Sayekti. 2021. Adaptasi Laporan
Keuangan ada Entitas Nonlaba Berdasarkan ISAK 35 (Studi kasus ada Universitas
Ibrahimy Sukarejo Situbodo). Jurnal akuntansi dan pajak 21(2),2021,243-259.
Fakultas ekonomi dan bisnis: Universitas Jember.
Danar Sutopo Sidig, Ika Nurazisah dan Zia’ulhaq Ahidiq. 2015. Pelaporan keuangan
universitas. Makasar
Dewi Ariani. Pengelolaan keuangan perguruan tinggi di indonesia. FKIP UNS Journal
System. Bahan Mengajar: Universitas Mahaputra Muhammad Yamin.
Ely Windarti Hastuti. 2015. Studi atas akuntansi universitas sebagai organisasi nirlaba
menuju good university goverment. Jurnal AL- Tijarah Vol 1. No.2 . Faculty of
economics and management, Universitas Darussalam Gontor.
Rosalia dan Warsito Kawedar. 2017. Imlementasi pelaporan keuangan berbasis akrual pada
perguruan tinggi negeri badan hukum: analisis deskriftif kualitatif. Diponegoro
Journal Of Accounting. Fakultas ekonomika dan bisnis Universitas Diponegoro.
Dr. Anik Yuesti,. SE., MM , Ni Luh Putu Sandrya Dewi, SE., Msi dan I Gusti Ayu Asri
Pramesti, SE.,Msi, . 2020. Akuntansi sektor publik. CV Noah Alethia: Badung, Bali
Jamaluddin majid. 2019. Akuntansi sektor publik. Pusaka Almaida: Gowa, Sulawesi
selatan.

29
LAMPIRAN SESI PERTANYAAN DISKUSI
(AKUNTANSI UNTUK UNIVERSITAS)
Kelompok 9 (1 Desember 2023)

1. Mengapa perguruan tinggi memerlukan laoran keuangan universitas? (Nur oktavia


ramadhani hutabarat (5552220125))
Jawab :
Karena perguruan tinggi juga merupakan entitas sehingga memerlukan laporan
keuangan sebagai pertanggung jawaban kepada donaturnya. Dengan persyaratan laoran
keuangan yang terdapat didalam perguruan tinggi harus mencakup audit guide bahwa
format laporan harus mencapai tujuan tertentu yaitu
a) Menyediakan bagi pembaca laporan keuangan dengan informasi yang mnecakupi
berkaitan dengan rincian sumber dan penggunaan dana lancar.
b) Mengmungkinkan entitas melaporkan jumlah dana lancar yang dibatasi dan tidak
dibatasi yang dibelanjakan untuk masing-masing kategori fungsional sehingga jumlah
aktivitas keuangan untuk masing-masing terungkap.
c) Memberikan fasilitas baru penyajian perbandingan dengan tahu sebelemnya. Umumnya
universitas dan akademik sejenisnya menyediakan beberapa daftar pendukung dalam
laporan tahunannya. Termasuk didalamnya berupa hutang jangka panjang. Daftar
operasi perusahaan, ringkasan investasi, ringkasan sumbangan yang diterima dan
tujuannya. Dalam hal akuntabilitas yang tercantum pada pasal PP no.61 tahun 1999
terkait dengan pengelolaan perguruan tinggi adalah akuntabilitas seperti yang
tercantum pada pada pasal 20 yang pada intinya adalah daslam waktu 5 bulan setelah
tutup buku, pimpinan dan majelis universitas wajib menyampaikan laporan tahunan
dan laporan keuangan yang sudah ditandatangi para pimpinan perguruan tinggi yang
selanjutnya akan disampaikan ke majelis wali amanat sebagai bentuk
pertanggungjawaban.
2. Pada perguruan tinggi, dalam hal penyusunan laporan keuangan apakah mengacu
kepada penyusunan laporan keuangan pemerintah?(Safira asa sakinah (5552220045))
Jawab :

30
Iya mengacu pada laporan keuangan pemerintah, karena universitas merupakan
lembaga pendidikan tinggi yang memiliki sifat nirlaba, sehingga memiliki karakteristik
yang berbeda dengan karakteristik akuntansi ada bisnis. Oleh karena itu, laporan keuangan
yang disusun harus memperhatikan karakteristik yang spesifik pada akuntansi untuk
organisasi nirlaba, khususnya yang berlaku bagi organisasi pemerintah sehingga
penyususnan laporan keuangan mengacu pada sistem akuntansi pemerintah serta sistem
akuntansi yang diterapkan pada lembaga pendidikan yang bersangkutan dengan tetap
memperhatikan standar akuntansi di indonesia. Sebagai lembaga yang bersifat nirlaba,
pelaporang keuangan disusun berdasarkan penyataan standar akuntansi keuangan no.45.
pelapoaran keuangan disektor pendidikan dimaksudkan untuk menyajikan dan
mengungkap secara penuh aktivitas lembaga pendidikan termasuk unit-unit didalamnya
dan sumber daya ekonomi yang dipercayakan oleh para penyumbang serta untuk
diertanggungjawabkan sesuai dengan undang-undang yang berlaku dengan tetap
memperhatikan prinsip-prisnsip akuntabilitas dan transparasi.
3. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa BLU dalam mengelola laporan
keuangan nya lebih menerapkan pola keuangan yang fleksibelitas, yang dimaksud
fleksibelitas itu bagaimana dan kenapa harus demikian? (Indah dwi cahyati
(5552220104))
Jawab :
Definisi dari BLU sendiri adalah instansi dilingkungan pemerintah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang dijual tanpa mengutamakan keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisien dan produktivitas.
Tentu dalam mengolah keuangannya, BLU menetakan pola keuangan yang
fleksibilitas berupa keluluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdasakan kehidupan bangsa. Pola pengelolaan keuangan ini disebut
dengan pola keuangan Badan layanan umum (BLU). Pola kuangan badan layanan umum
diterapkan oleh setia instansi pemerintah secara fungsional menyelenggarakan kegiatan
yang bersifat operasional. Sudah jelas bahwa BLU bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan

31
mecerdaskan kehidupan bangka dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan
keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas serta penerapan praktik bisnis
yang sehat.
4. Mengapa dalam penyususna laporan keuangan badan layanan umum diwajibkan
untuk menyusun dua laporan sekaligus yaitu dengan berdasarkan standar akuntansi
pemerintah dan standar akunatansi pemerintah? (Muyasaroh (5552220013))
Jawab:
BLU atau badan layanan umum menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi. Namun sebagai entitas
pemerintah yang termasuk dalam kekayaan negara yang dipisahkan laporan keuangan BLU
akan dikonsolidasikan dengan LK Kementerian lembaga yang membawahinya. Untuk
keperluan konsolidasi ini entitas BLU harus menyusun alaporan keuangan dengan
menggunakan SAP. Mengonsolidasikan laporan ekuanagn yang bersumber dari rupiah
murni yang akan dilaporkan dengan sistem akuntansi pemerintahan (SAP), sedangkan dana
masyarakat atau PNBP dilaporkan sesuai dengan standar akuntansi keuangan (SAK).
Akuntansi dan pelaporan keuangan BLU yang didasrakan SAK sesuai dengan yang
diterbitkan oleh Asosiasi profesi akuntansi indonesia. Laporan keuangan tersebut terdiri
dari Laporan realisasi anggaran, Laporan posisi keuangan, laporan arus kas, catatan atas
laporan keuangan dan laporan kinerja.Sedangkan, laporan keuangan BLU yang didasarkan
pada SAP terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan.
Berikut penjelasan lebih rinci terkait laporan keuangan berdasarkan SAP dan SAK
Uraian SAP SAK Perlakuan dalam
laporan keuangan
Pendapatan Basis kas Basis akrual Konversi sesuai SAP
Belanja Basis kas Basis akrual Konversi sesuai SAP
Penyusutan dan Diakui tapi belum Diakuai tapi belum Tidak masuk dalam
Amortisasi diterapkan diterapakan neraca K/L
Aset Akrual Akrual Dibukukan dalam
LK K/L sebelum
disusutkan(Harga
perolehannya)
Laporan LRA, laporan posisi LO, Neraca, Lak, Konversi kecuali
keuangan, CaLK, CaLK neraca/Laporan
LBMN posisi keuangan dan
LAK tidak
dikonsolidasikan

32
dalam LK K/L

5. Dalam pencatatan akuntansi untuk universitas sempat dibahas mengenai bantuan


pendanaan yang diperoleh dari berbagai sumber untuk perguruan tinggi. Bantuan
pendanaan tersebut nantinya akan digunakan atau dialokasikan untuk mendanai
apa? (Ratna wulan aulia (5552230134)
Jawab :
Berdasarkan pada pasal 5 PP nomor 26 tahun 2015 tentang bentuk dan mekanisme
pendanaan perguruan tinggi negeri badan hukum disebutkan bahwa bantuan pendanaan
PTN badan hukum bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diberikan
dalam bentuk lain yang akan digunakan untuk mendanai :
a) biaya oerasional
Biaya operasional sebagaimana yang dimaksud adalah digunakan untuk
penyelenggaraan pendidikan, penyelenggaraan penelitian, penyelenggaraan pengabdian
kepada masyarakat, dan pengelolaan manajemen.
b) Biaya dosen
Biaya dosen yang dimaksud adalah untuk dosen nonPNS yang digunakan untuk gaji
dan tunjangan, tunjangan jabatan akademik, tunjangan profesi, tunjangan kehormatan,
uang makan dan honorarium sesuai dengan penugasan dari pimpinan PTN.
c) Biaya tenaga kependidikan
Biaya tenaga kependidikan yang dimaksud merupakan bantuan biaya untuk tenaga
kependidikan nonPNS pada PTN yang digunakan untuk gaji dan tunjangan, uang
makan dan tunjangan kinerja
d) Biaya investasi
Biaya investasi yang dimaksud merupakan bantuan biaya yang digunakan untuk
pengadaan sarana dan prasarana penyelenggara tridharma perguruan tinggi yang
meliputi gedung dan bangunan, jalan dan jembatan, irigasi dan jaringan, peralatan dan
mesin dan aset tetap lainnya. Biaya investasi tidak dapat digunakan untuk pengadaan
aset berupa tanah
e) Biaya pengembangan

33
Biaya pengembangan merupakan bantuan biaya yang digunakan untuk pengembangan
program penyelenggaraan program penyelenggaraan pendidikan tinggi, pengembangan
keilmuan dan keahlian dosen dan tenaga kependidikan, pengembangan lainnya yang
disebutkan dalam rencana strategis, dan pengembangan yang merupakan penugasan
dari pemerintah.
6. Mengapa pemerintah mendirikan BLU untuk perguruan tinggi? (Yunita christina
sinaga (5552220103))
Jawab
BLU atau badan layanan umum merupakan instansi pemerintah yang dapat
memberikan layanan maksimal kepada masyarakat tanpa ketergantungan dengan dana
pemberian pemerintah, seperti APBD atau APBD dan tanpa mengedepankan keuntungan.
Pemerintah mendirikan BLU untuk perguruan tinggi dengan bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. BLU memberikan keleluasaan bagi perguruan tinggi
negeri untuk mengelola keuangan dan sumber daya manusianya secara lebih mandiri dan
profesional, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan
kepada mahasiswa.

34

Anda mungkin juga menyukai