Anda di halaman 1dari 30

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Yang dibina oleh Dr. Purwaningrum Puji Lestari, M.Pd

Oleh :

Indra Krisna Dwi S 176430203022

Nadia EkaWulandari 176430203028

Raveta Sinta Maylana 176430203034

Yolanda Widha Djasmiasih 176430203042

Silvia Sumiati Ratrika 176430203046

PROBIS UM

Pendidikan Ketrampilan Otomotif, Bisnis, Industri dan Teknologi Informasi

JURUSAN KOMPUTER AKUNTANSI

SEPTEMBER 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT., karena atas rahmat dan nikmat yang
telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Laporan Keuangan Sektor Publik” tanpa suatu halangan apapun. Ucapan terimakasih kami
ucapkan kepada Dr. Purwaningrum Puji Lestari, M.Pd selaku dosen pengampu dan juga
teman kelompok yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami
meminta maaf yang sebesar-besarnya.

Malang, 26 September 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ .........................1

Daftar Isi ....................................................................................................................................2

Bab I Pendahuluan .....................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................3

1.2 Tujuan ......................................................................................................................3

Bab II Pembahasan ....................................................................................................................4

2.1 Menyusun Laporan Posisi Keuangan ......................................................................4

2.2 Penyusunan Laporan Kinerja Keuangan .................................................................8

2.3 Penyusunan Laporan Perubahan Dalam Aktiva/Ekuitas Netto ...............................9

2.4 Penyusunan Laporan Arus Kas .............................................................................14

2.5 Penyusunan Kebijakan Akuntansi Dan Catatan Atas Laporan Keuangan ............17

2.6 Penyusunan Analisis Laporan Keuangan ..............................................................22

Bab III Setudi Kasus ..............................................................................................................25

Bab IV Penutup .......................................................................................................................27

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................27

Daftar Rujukan ........................................................................................................................28

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen. Kompleksitas


sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan
pengendalian manajemen lebih bervariasi. Demikian juga bagi stekeholder sektor publik,
mereka membutuhkan informasi yang lebih bervariasi, handal, dan relevan untuk
pengambilan keputusan. Tugas dan tanggung jawab akuntan sektor publik adalah
menyediakan informasi baik untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi maupun
kebutuhan pihak eksternal. Akuntansi sektor publik memiliki peran penting untuk
menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi dan laporan keuangan mengandung pengertian, pengolahan, dan


pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai
kinerja organisasi. Informasi keuangan berfungsi bukan merupakan tujuan akhir akuntansi
sektor publik.Informasi keuangan berfungsi memberikan dasar pertimbangan untuk
pengambilan keputusan. Informasi akuntansi merupakan alat untuk melaksanakan
akuntabilitas sektor publik itu sendiri. Karena kebutuhan informasi di sektor publik lebih
bervariasi, maka informasi tidak terbatas pada informasi keuangan yang dihasilkan dari
sistem akuntansi organisasi. Informasi non-moneter seperti ukuran output pelayanan harus
juga dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Mengetahui laporan posisi keuangan
1.2.2 Mengetahui laporan kinerja keuangan
1.2.3 Mengetahui penyusunan laporan perubahan dalam aktiva atau ekuitas netto
1.2.4 Mengetahui penyusunan arus kas
1.2.5 Mengetahui penyusunan kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan
1.2.6 Mengetahui analisis laporan keuangan

3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Menyusun Laporan Posisi Keuangan


Langkah-langkah yang dilakukan pada akhir periode akuntansi untuk menghasilkan laporan
keuangan tersebut adalah sebagai berikut:

Langkah 01. Menyusun Neraca Saldo

Langkah ini adalah menyusun daftar rekening-rekening buku besar dengan saldo debit dan
kredit.Neraca saldo ini disusun bila semua jurnal sudah dibukukan ke masing-masing
rekeningnya.Penyusunan Neraca Saldo ini dilakukan sebelum adanya jurnal penyesuaian sehingga
disebut juga neraca saldo yang belum disesuaikan.Penyusunan Neraca Saldo adalah langkah pertama
untuk membuat jurnal penyesuaian dan Neraca Lajur.Selain itu dapat juga digunakan untuk
memeriksa keseimbangan debit dan kredit dari seluruh rekening buku besar.

Berikut contoh neraca saldo:

Langkah 02. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat jurnal penyelesaian

Karena beberapa transaksi yang terjadi yang dicatat pada tanggal terjadinya itu masih tidak
sesuai dengan keadaan pada akhir periode, maka perlu dikumpulkan data tertentu yang nantinya akan
digunakan sebagai dasar untuk membuat jurnal penyesuain.

Di bawah ini contoh jurnal penyesuaian untuk rekening tertentu :

4
Langkah 03. Menyusun Neraca Lajur (daftar kerja)

Neraca lajur (daftar kerja) merupakan suatu cara untuk memudahkan penyusunan laporan
keuangan.Penyusunan neraca lajur dimulai dari neraca saldo dan disesuaikan dengan data yang
diperoleh dari langkah nomor #2 di atas.Saldo yang sudah disesuaikan akan nampak dalam kolom
neraca saldo disesuaikan dan merupakan saldo-saldo yang akan dilaporkan dalam neraca dan laporan
laba rugi.

Perhatikan contoh neraca lajur :

Langkah 04. Menyusun Laporan Keuangan

Laporan keuangan ini adalah neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal (Laporan
Ekuitas Pemilik) dan laporan perubahan posisi keuangan.Laporan-laporan tersebut dapat disusun
dapat disusun langsung dari Neraca Lajur, karena dalam neraca lajur sudah dipisahkan jumlah-jumlah
yang akan dilaporkan dalam neraca dan laporan laba rugi.Kolom neraca dan laba rugi dalam neraca
lajur (daftar kerja) diubah bentuknya sehingga dapat dihasilkan neraca dan laporan laba rugi yang
mudah dibaca dan dianalisa.

contoh laporan keuangan:

5
Langkah 05. Menyesuaikan dan menutup rekening-rekening

Data yang diperoleh dalam langkah nomor #2 digunakan sebagai dasar untuk membuat jurnal
penyesuaian yang perlu dan kemudian dibukukan ke rekening-rekening dalam buku besar.Setelah
rekening-rekening disesuaikan selanjutnya adalah membuat jurnal penutupan buku.Jurnal penutupan
buka adalah jurnal untuk menutup semua rekening nominal ke rekening rekening laba rugi dan
memindahkan saldo rekening laba rugi ke rekening laba tidak dibagi.

Perhatikan contoh berikut ini:

Cara Menyusun Laporan Keuangan - Contoh Jurnalistik

Langkah 06. Menyusun neraca saldo setelah penutupan

Sesudah jurnal penyesuaian dan penutupan buku dibukukan ke masing-masing rekeningnya


maka untuk memeriksa keseimbangan debit dan kredit rekening-rekening yang masih terbuka dibuat
neraca saldo sesudah penutupan.

Perhatikan contoh neraca saldo setelah penutupan berikut ini:

Cara Menyusun Laporan Keuangan - neraca saldo penutupan

6
Langkah 07. Menyesuaikan kembali rekening-rekening

Jurnal penyesuaian kembali adalah jurnal untuk menghapus rekening-rekening antisipasi


(accrued) dan transitoris (prepaid) yang timbul dari jurnal penyesuaian akhir periode dan
mengembalikannya ke rekening nominal.Jurnal penyesuaian kembali dibuat pada hari pertama
periode berikutnya dengan maksud untuk memudahkan pembuatan jurnal periode berikutnya.Perlu
diketahui bahwa jurnal penyesuaian kembali ini hanya untuk memudahkan pembuatan jurnal periode
berikutnya.Sehingga jika tidak dibuat jurnal penyesuaian kembali akan diperoleh hasil yang sama
dengan jika dibuat jurnal penyesuaian kembali.Perbedaannya hanya pada jurnal yang berkaitan
dengan rekening prepaid dan accrued.Tidak semua jurnal penyesuaian akan disesuaikan kembali,
namun hanya jurnal-jurnal tertentu saja.

Perhatikan contoh ayat jurnal penyesuaian berikut ini:

Cara Membuat laporan Keuangan - Contoh jurnal penyesuaian

7
2.2 Penyusunan Laporan Kinerja Keuangan

 Pengertian Laporan Kinerja

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang
dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran.Hal terpenting yang
diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta
pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

 Tujuan Laporan Kinerja

Tujuan Laporan kinerja adalah untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada
pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai.Laporan Kinerja juga sebagai upaya
perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.

 Format Laporan Kinerja

Berikut Format Laporan Kinerja :

1. Uraian singkat organisasi


2. Rencana dan target kinerja yang ditetapkan
3. Pengukuran kinerja
4. Evaluasi dan analisis kinerja untk setiap sasaran strategis atau hasil program/kegiatan dan kondisi
terakhir yang seharusnya terwujud. Analisis ini juga mencakup atas efisiensi penggunaan sumber
daya.

 Penyampaian Laporan Kinerja


Laporan kinerja disampaikan paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

 Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang seharusnya terjadi
dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran kinerja ini dilakukan secara berkala yaitu setiap triwulan
dan tahunan.

Salah satu fondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja
dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas
dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk
memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel.

8
2.3 Penyusunan Laporan Perubahan dalam Aktiva atau Ekuitas Neto

Laporan keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari


transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Tujuan umum pelaporan
keuangan adalah untk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas
dari suatu entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemakai dalam membuat dan
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu entitas
dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan.

Tujuan khusus pelaporan keuangan sektor publik adalah menyediakan informasi yang
relevan dalam pengambilan keputusan, dan menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber
daya yang dipercayakan, dengan cara :

1. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber alokasi, dan penggunaan sumber daya


keuangan atau financial.
2. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mandanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya
3. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas dalam
pendanaan aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya
4. Menyediakan informasi mengenai kondisi financial suatu entitas dan perubahan
didalamnya
5. Menyediakan informasi agregat yang berguna untuk mengevaluasi kinerja entitas dalam
hal bidang jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

 KOMPONEN KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Komponen dibawah ini sebagai pedoman laporan keuangan sektor publik yang meliputi :

1. Laporan posisi keuangan


2. Laporan kinerja keuangan
3. Laporan perubahan aktiva/ekuitas netto
4. Laporan arus kas
5. Kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan

A. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Laporan posisi keuangan, atau disebut juga dengan neraca ataupun laporan aktiva dan
kewajiban adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi aktiva, hutang dan modal
pemilik pada satu saat tertentu. Sevara minimum, laporan posisi keuangan harus
memasukkan pos-pos yang menyajikan jumlah berikut :

9
1. Properti, pabrik dan peralatan
2. Aktiva-aktiva tak berwujud
3. Aktiva-aktiva financial
4. Investasi yang diperlukan dengan metode ekuitas
5. Persediaan
6. Pemulihan transaksi non pertukaran, termasuk pajak dan transfer
7. Piutang dari transaksi pertukaran
8. Kas dan setara kas
9. Hutrang pajak dan transfer
10. Hutang karana transaksi pertukaran
11. Cadangan (provision)
12. Kewajiban tidak lancer
13. Pertisipasi minoritas, dan
14. Aktiva/ekuitas neto

B. Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus/Devisit)

Laporan kinerja keuangan atau disebut dengan laporan pendapatan dan biaya, laporan
rugi laba, laporan operasi, adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya
selama satu periode tertentu.
Laporan kinerja keuangan minimal harus mencakup pos-pos lini berikut :

1. Pendapatan dari aktivitas operasi


2. Surplus atau devisit dari aktivitas operasi
3. Biaya keuangan (biaya pinjaman)
4. Surplus / devisit neto saham asosiasi dan joint venture yang menggunakan metode ekuitas
5. Surplus atau devisit dari aktivitas biasa
6. Pos-pos luar biasa
7. Saham partisipasi minoritas dari surplus atau devisit neto, dan
8. Surplus atau devisit neto untuk suatu periode.

C. Laporan Perubahan Dalam Aktiva/Ekuitas Neto

Laporan perubahan aktiva/ekuitas neto dari suatu entitas daiantara dua tanggal
pelaporan menggambarakan peningkatan atau penurunan kekayaan, bedasarkan prinsip
pengukuran tertentu yang diadopsi dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
Laporan perubahan dalam aktiva/ekuitas neto ini paling tidak meliputi :

1. Kontribusi oleh pemilik dan distribusi kepada pemili dalam kapasitanya sebagai pemilik

10
2. Saldo untuk surplus dan devisit akumulasian pada awal periode dan pada tanggal
pelaporan dan pergerakan selama periode
3. Pengungkapan komponen aktiva/ekuitas neto secara terpisah, dan rekonsiliasi antara nilai
tercatat dari setiap komponen aktova atau ekuitas neto pada awal dan akhir periode yang
mengungkapkan setiap perubahan.

D. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran dari kas
selama satu periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut
kegiatan operasi, kegiatan pendanaan, dan kegiatan investasi. Informasi arus kas bermanfaat
bagi pemakai laporan keuangan karena menyediakan dasar taksiran kemampuan entitas untuk
menghasilkan kas dan setara kas, dan kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas
tersebut.

E. Kebijakan Akuntansi dan Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan laporan keuangan dari entitas harus:

1. Menyediakan informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan, dan kebijakan


akuntansi spesifik yang dipilih serta menetapkan terhadap transaksi-transaksi dan
peristiwa-peristiwa penting lainnya
2. Mengungkapkan informasi yang diwajibkan oleh standar akuntansi keuangan sector
public, yang tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan kinerja keuangan,
laporan arus kas, dan laporan perubahan aktiva/ekuitas neto
3. Menyediakan informasi yang tidak disajikan pada laporan keuangan, namun persyaratan
penyajian wajar tetap ditetapkan.

Kebiajakan akuntansi yang dapat dipertimbangkan oleh suatu entitas untuk disajikan
meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

1. Pengakuan pendapatan
2. Prinsip-prinsip konsolidasi, termasuk entitas pengendalian
3. Investasi-investasi
4. Pengakuan depresiasi/amortisasi aktiva berwujud dan tak berwujud
5. Kapitalisasi biaya dan pengeluaran lain
6. Persediaan yang dimiliki untuk dijual
7. Aktiva bersyarat lain
8. Kontrak-kontrak kontruksi
9. Investasi property
10. Instrument financial dan investasi
11. Sewa guna usaha/lease

11
12. Biaya penelitian dan pengembangan
13. Persediaan untuk dikonsumsi
14. Penyisihan
15. Biaya manfaat pensun
16. Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai (hedging)
17. Devinisi segmen-segmen dan dasar alokasi biaya antar segmen
18. Akuntansi inflasi
19. Hibah pemerintah.

 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Analisis laporan keuangan dapat ditinjau dari ragam pelaporan yang ada, yaitu:

1. Laporan kinerja keuangan (Neraca)


2. Likuiditas pemerintah
3. Komposisi investasi
4. Kekayaan pemerintah
5. Komposisi kewajiban
6. Ravaluasi cadangan
7. Komposisi hutang pension
8. Laporan kinerja keuangan (surplus/devisit)
9. Efektifitas penarikan pajak
10. Tingkat pelanggaran peraturan keuangan
11. Komposisi pendapatan
12. Komposisi pengeluaran
13. Beban bunga pinjaman
14. Rugi surplus translasi keuangan
15. Laporan arus kas
16. Komposisi arus kas
17. Tingkat panarikan pajak baik indivisual, organisasi maupun produk
18. Komposisi pajak tidak langsung
19. Komposisi likuiditas pendapatan lain-lain
20. Komposisi pengeluaran kas
21. Komposisi pengeluaran investasi
22. Komposisi pencairan investasi
23. Komposisi likuiditas pertukaran mata uang

12
 Selain menganalisis laporan keuangan, pengukuran kinerja perekonomian dapat
dilakukan melalui beberapa indicator, yaitu:

I. Indikator pertumbuhan ekonomi

1. Pendapatan nasional bruto per kapita


2. Tingkat konsumsi per kapita
3. Volume ekspor
4. Harga-harga (tingkat inflasi

II. Indikator Structural

1. Persentase tabungan domestic bruto terhadap pendapatan nasional bruto


2. Persentase domestic bruto terhadap PNB
3. Persentase barang-barang primer terhadap total ekspor
4. Konsumsi energy per kapita

III. Indikator social

1. Tingkat kematian
2. Tingkat kematian bayi
3. Konsumsi kalori per kapita
4. Tingkat pendidikan dasar
5. Tingkat pendidikan menengah

13
2.4 Penyusunan Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan arus kas masuk dan arus kas keluar dari kas dan setara
kas dengan kategori aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama waktu periode
tertentu.. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pengguna laporan
keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta
setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.

 PSAK 2 mensyaratkan bahwa laporan arus kas menyajikan arus kas selama periode
akuntansi yang relevan, yang diklasifikasikan menjadi tiga kategori :

A. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi


Aktivitas operasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas utama penghasil pendapatan
perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.
Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :
1. Penerimaan kas dari penjualan barang
2. Penerimaan kas dari penjualan jasa
3. Penerimaan kas dari royalti, komisi dan pendapatan lainnya yang diterima tunai.
4. Pembayaran kas kepada pemasok barang
5. Pembayaran kas kepada karyawan
6. Pemayaran kas kepada pemasok jasa lainnya
7. Pembayaran atau restitusi pajak penghasilan
8. Penerimaan dan pembayaran kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau
diperjualbelikan.

B. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang dan investasi
non setara kas yang ditujukan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Contoh arus kas dari aktivitas investasi adalah :

a. Arus kas yang diterima, misalnya :


- Penjualan aset tetap
- Penjualan surat berharga yang berupa investasi
- Penagihan pinjaman pokok jangka panjang/pinjaman (tidak termasuk bunga jika
merupakan kegiatan investasi)
- Penjualan aset lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi (tidak termasuk
persediaan)

b. Arus kas yang keluar, misalnya :


- Pembayaran untuk mendapatkan aset tetap
- Aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain, termasuk pengembangan yang
dikapitalisasikan

14
- Pembelian investasi jangka panjang
- Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain
- Pemberian pinjaman pada pihak lain
- Pembayaran untuk aset lain yang digunakan dalam kegiatan produktif seperti hak paten
(tidak termasuk persediaan yang merupakan persediaan operasional)

C. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan besaran dan


komposisi modal ekuitas dan pinjaman perusahaan.

Contoh arus kas dari aktivitas pendanaan :


1. Arus kas masuk misalnya :
- Pengeluaran saham atau instrumen modal lainnya
- Pengeluaran wesel
- Penjualan obligasi
- Pengeluaran surat hutang hipotik
- Serta pinjaman lainnya

2. Arus kas keluar misalnya :


- Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik
- Pembelian saham perusahaan (treasury stock)
- Pelunasan pokok pinjaman
- Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi kewajiban yang berkaitan dengan sewa
gedung usaha pembiayaan.

 Metode Pelaporan Arus kas

Kelompok utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dari catatan
akuntansi perusahaan atau dengan menyesuaikan pos-pos dalam laporan laba rugi
komprehensif dari basis akrual menjadi basis kas.
Misalnya :
Penjualan + saldo awal piutang dagang – saldo akhir piutang dagang = tagihan kas dari
pelanggan

Beban operasi + saldo awal akrual beban-saldo akhir akrual beban + saldo akhir beban dibayar
dimuka – saldo akhir beban dibayar dimuka – beban non kas lain (misalnya penyusutan) =
pembayaran kas untuk beban operasi

Biaya penjualan + persediaan akhir – persediaan awal = pembelian

15
Dan

Pembelian + saldo awal utang dagang – saldo akhir utang dagang = pembayaran kas
kepada pemasok barang
Metode Langsung

Metode langsung lebih dianjurkan oleh PSAK karena lebih memfokuskan pada arus
kas daripada laba bersih akrual oleh karena itu dianggap lebih informatif dan terperinci.

Metode Tidak Langsung


Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari
transaksi bukan kas, akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi masa lalu dan
masa depan dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi dan
pendanaan.

16
2.5 Penyusunan Kebijakan Akuntansi dan Catatan Atas Laporan
Keuangan

 KEBIJAKAN AKUNTANSI

A. Pengertian
Kebijakan Akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
spesifik dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip yang dinilai oleh manajemen dari
entitas tersebut sebagai penyaji secara wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada
posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

B. Tujuan Kebijakan Akuntansi


Dibuat untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi:
1. Relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan keputusan
2. Menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi yang netral (yaitu
bebas dari berpihakan), (kehati-hatian) dan mencakup semua hal yang material.

C. Sifat Dasar Informasi Akutansi


Tersedia untuk umum dengan sedikit biaya/tidak sama sekali, biaya publikasi dan
produksinya ditanggung perusahaan.

D. Keseragaman Dan Keterbandingan


Keseragaman sering dianggap untuk kepentingan sendiri. Dalam hal tidak terdapat
bukti satu prosedur lebih baik daripada prosedur lain, perbedaan prosedur yang digunakan
oleh berbagai perusahaan dalam suatu industri diperkenankan hanya bila kondisi dalam
beberapa perusahaan tidak sama. Karena tidak mungkin mengantisipasi semua konsekuensi
ekonomi, ada baiknya perusahaan diperkenankan membuat beberapa pilihan selama para
investor dan kreditor tidak dirugikan dari tindakan itu. Akibatnya, disarankan kebijakan
akuntansi harus berdasarkan pertimbangan teknis sehingga tidak berat sebelah terhadap
pihak-pihak berkepentingan.

E. Pertimbangan Kebijakan Akuntansi


Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang paling tepat
dan penyiapan laporan keuangan oleh manajemen:

1. Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut harusnya diakui dalam
penyusunan laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan penciptaan cadangan
rahasia atau disembunyikan.

2. Substansi Mengungguli Bentuk

17
Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai
dengan hakekat transaksi dan realitas kejadian, tidak semata-mata mengacu bentuk hukum
transaksi atau kejadian.

3. Materialitas
Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang cukup material yang
mempengaruhi evaluasi atau keputusan-keputusan.

F. Kebijakan Akutansi Bagi Pemakai Laporan Keuangan


Laporan keuangan mengandung informasi bagi pemakai yang berbeda-beda.
Para pemakai laporan keuangan membutuhkan keterangan kebijakan akuntansi terpilih
sebagai bagian dari informasi yang dibutuhkan, untuk membuat penilaian, dan keputusan
keuangan dan keperluan lain. Mereka tidak dapat membuat penilaian handal jika laporan
keuangan tidak mengungkapkan dengan jelas kebijakan akuntansi terpilih yang penting
dalam penyusunan laporan keuangan.

G. Kebijakan Akuntansi
1. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi
2. Prinsip Konsolidasi
3. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
4. Transaksi Hubungan Istimewa :
a. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara
b. Perusahaan Asosiasi
c. Perorangan yang memiliki
d. Karyawan kunci
5. Pajak Penghasilan
6. Laba per Lembar
7. Informasi Segmen

H. Keanekaragaman Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapannya

1. Umum
a. Kebijakan konsolidasi
b. Konversi atau penjabaran mata uang asing : pengakuan keuntungan & kerugian pertukaran
c. Kebijakan penilaian menyeluruh : harga perolehan, daya beli umum, nilai penggantian
d. Peristiwa setelah tanggal neraca
e. Sewa guna usaha, sewa beli atau transaksi cicilan dan bung
f. Pajak
g. Kontrak jangka panjang
h. Franchise atau waralaba

2. Aktiva
a. Piutang
b. Persediaan (persediaan dan barang dalam proses) dan beban pokok penjualannya

18
c. Aktiva dapat disusutkan dan penyusutan
d. Tanaman belum menghasilkan
e. Tanah yang dimiliki untuk pembangunan dan biaya pembangunan
f. Investasi pada anak perusahaan, investasi dalam perusahaan asosiasi dan investasi lain
g. Penelitian dan pengembangan
h. Paten dan merek dagang
i. Goodwill

3. Kewajiban dan Penyisihan


a. Jaminan
b. Komitmen dan kontinjensi
c. Biaya pensiun dan tunjangan hari tua
d. Pesangon dan uang penggantian

4. Keuntungan dan kerugian


a. Metode pengakuan pendapatan
b. Pemeliharaan, reparasi-perbaikan dan penyempurnaan–penambahan (improvement)
c. Untung-rugi penjualan aktiva
d. Akuntansi Dana, wajib atau tak wajib, termasuk pembebanan dan pengkreditan langsung
ke perkiraan surplus

 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

A. Catatan atas Laporan Keuangan

Merupakan komponen laporan keuangan yang baru yang kedudukannya menggantikan


Nota Perhitungan Anggaran. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan, daftar
rinci, dan analisis suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca
dalam rangka pengungkapan yang memadai.

1. Catatan atas Laporan Keuangan sebagaimana diatur dalam PSAP No. 04 belum
memperoleh porsi pengaturan secara cukup dalam Kepmendagri 29/2002. Informasi
penting yang disajikan antara lain informasi umum, kebijakan akuntansi, penjelasan pos-
pos laporan keuangan, pengungkapan lainnya, dan informasi tambahan yang diperlukan.
2. Selanjutnya ilustrasi gambaran penyajian Catatan atas Laporan Keuangan juga dapat
dilihat pada PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
3. Kemudian dasar hukum yang digunakan dalam pembuatan Catatan atas laporan keuangan
adalah Pasal 5 ayat (2) UUD RI tahun 1945, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
5. pasal 68 dan 69, UU No. 32 Th. 2004 tentang PEMDA
6. UU No. 12 Th. 2008 tentang perubahan kedua atas
7. UU No. 32 Th. 2004 tentang PEMDA.

19
B. Ruang Lingkup
Pernyataan Standar ini harus diterapkan pada:
1. Laporan Keuangan untuk tujuan umum oleh entitas pelaporan;
2. Laporan Keuangan yang diharapkan menjadi Laporan Keuangan untuk tujuan umum
oleh entitas yang bukan merupakan entitas pelaporan.
Pengguna adalah masyarakat, legislatif, lembaga pengawas, pemeriksa, pihak yang
memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, serta pemerintah.

C. Informasi dalam Catatan Atas Laporan Keuangan


a. kebijakan akuntansi
b. penjelasan pos-pos laporan keuangan,
c. pengungkapan lainnya, dan informasi tambahan yang diperlukan.

D. Penjelasan Pos Laporan Keuangan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

1. Menyajikan informasi tentang Kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian


target UU APBN/Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yg dihadapi dlm pencapaian
target.
Kebijakan fiskal yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan :
a. Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam peningkatan pendapatan, efisiensi belanja dan
penentuan sumber atau penggunaan pembiayaan.
b. Penjelasan perubahan anggaran yang penting selama periode berjalan. Entitas pelaporan
mungkin melakukan perubahan anggaran dengan persetujuan DPR/DPRD, atau rntitas
pelaporan belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan.
Misal: Jumlah unit pembangunan sekolah dasar terhambat karena keterbatasan lahan, dana,
perlu dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

2. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.


Catatan atas Laporan Keuangan harus:
a. Menguraikan strategi dan sumberdaya yang digunakan untuk mencapai tujuan
b. Memberikan gambaran yang jelas atas realisasi dan rencana kinerja keuanagn dalam
suatu entitas pelaporan
c. Menguraikan prosedur yang telah disusun dan dijalankan oleh manajemen untuk
memberi keyakinan yang beralasan bahwa info kinerja keuangan yang dilaporkan adalah
relevan dan andal.

3. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang
dipilih untuk diterapkan atas transaksi dan kejadian penting. Sedangkan kebijakan akuntansi
itu sendiri harus memiliki pertimbangan dan/atau pemilihan kebijakan akuntansi perlu
disesuaikan dengan kondisi entitas pelaporan. Karena Sasaran pilihan kebijakan yang paling
tepat akan menggambarkan relitas ekonomi entitas pelaporan secara tepat dalam bentuk
keadaan keuangan dan kegiatan.

20
4. Mengungkapan Informasi yang diharuskan oleh SAP yang belum disajikan dalam lembar
muka Laporan Keuangan. Di latar belakangi oleh keterbatasan asumsi dan metode
pengukuran yang digunakan, beberapa transaksi atas peristiwa yang diyakini akan
mempunyai dampak penting bagi entitas pelaporan.

5. Mengungkapkan info untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dgn
penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dgn penerapan basis
kas. Tujuannya dari pengungkapan pos asset dan kewajiban agar pembaca laporan dapat
memahami pos-pos aset dan kewajiban yang timbul dikarenakan penerapan basis akrual pada
pos pendapatan dan belanja. Sedangkan tujuan rekonsiliasi adalah untuk menyajikan
hubungan antara laporan rekonsiliasi dimulai dari penambahan/penurunan ekuitas yang
berasal dari Laporan Kinerja Keuangan yang disusun berdasarkan basis akrual.

6. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, tidak
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan kejadian-kejadian penting tahun
pelaporan, seperti:
a. Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan,
b. Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi manajemen baru
c. Komitemen atau kontijensi yang tidak dapat disajikan pada Neraca
d. Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan
e. Kejadian yang mempunyai dampak sosial

E. Ikhtisar pembahasan kinerja keuangan dalam Catatan atas Laporan Keuangan


harus:
- Menguraikan strategi dan sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan.
- Memberikan gambaran yang jelas atas realisasi dan rencana kinerja keuangan dalam satu
entitas pelaporan.
- Menguraikan prosedur yang telah disusun dan dijalankan oleh manajemen untuk dapat
memberikan keyakinan yang beralasan bahwa informasi kinerja keuangan yang dilaporkan
adalah relevan dan andal.

F. Catatan atas Laporan keuangan harus mengungkapkan kejadian-kejadian penting


tahun pelaporan, seperti :
a. Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan;
b. Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen baru;
c. Komitmen atau kontinjensi yang tidak dapat disajikan pada Neraca;
d. Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan.
e. Kejadian yang mempunyai dampak sosial,
misalnya adanya pemogokan yang harus ditanggulangi pemerintah.

21
2.6 PENYUSUNAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

A. LAPORAN KEUANGAN
Adalah sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan bagi pemakai laporan
keuangan.Laporan ini memuat laporan keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas
operasi tahun lalu dan pendapat mengenai prospek-prospek perusahaan di masa yang akan
dating.

B. BAGIAN-BAGIAN LAPORAN KEUANGAN MELIPUTI :


1. Neraca (Balance Sheet), menyajikan aktiva pada sisi sebelah kiri,yang merupakan alokasi
dari dana,kewajiban dan ekuitas pada sebelah kanan yang merupakan sumber dana
perusahaan.
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement), Laporan yang mengikhtisarkan pendapatan
dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi,biasanya setiap satu kuartal
atau satu tahun.
3. Laporan Laba Ditahan (Statement of Shareholders Equity), menyajikan perubahan-
perubahan pada pos-pos ekuitas untuk mengidentifikasi alasa perubahan klaim pemegang
ekuitas atas aktivanya.
4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow), Tujuan dari pembuatan laporan arus kas
ini adalah:
- Memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama
periode tertentu.
- Memberikan informasi mengenai efek kas dari tiga kategori aktivitas yaitu aktivitas
investasi,aktivitas pendanaan,aktivitas operasi.

C. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

1. Untuk menyediakan informasi yang menyangkut kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
2. Menunjukkan apa yang dilakukan manajemen(stewardship),atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya.

D. PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DAN TUJUAN PENGGUNAANNYA

1. Investor : penanam modal dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang
melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan,
atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
2. Karyawan : karyawan dan kelompok yang mewakili merekatertarik pada informasi
mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, juga tertarik dengan informasi untuk~

22
menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja dan
kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman : pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjamari serta bunganya dapat dibayar
pada saat jatuh tempo. ~
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya : pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik
dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
kewajibannya akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usah berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali
kalau sebagai pelanggan utam rnereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan : para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan,
atau bergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah : pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumberdaya dan karena itu berkepentingan dengan
aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar menyusun statistik pendapatan
nasional dan statisti lainnya
7. Masyarakat : perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat daiam berbagai cara.
Misalnya: perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional,
termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal
domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi
kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan dan rangkaian
aktivitasnya.

E. MACAM-MACAM ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Analisis Time Series dan Cross Sectional

1. Analisis Trend atau time series adalah analisis rasio perusahaan untuk beberapa periode.
Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu
(rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan
datang pada perusahaan yang sama. Analisis trend dapat melihat apakah prestasi
perusahaan itu meningkat atau menurun selama periode tertentu, mengestimasi
kemungkinan terjadi peningkatan atau penurunan pada kondisi keuangan tertentu
2. Analisis Cross Sectional, dengan analisis ini analis membandingkan rasio-rasio
perusahaan (company ratio) dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis atau industri (rasio
rata-rata/rasio standard) untuk waktu yang sama.

 Analisis Commond Size dan Analisis Index

1. Analisis Commond Size, untuk membuat perbandingan elemen-elemen laporan keuangan


dengan command base-nya. Laporan keuangan neraca pada sisi aktiva didasarkan pada
total aktiva sehingga total aktiva sama dengan 100%. Elemen-elemen lain dari aktiva

23
dibandingkan dengan total aktiva. Elemen-elemen kewajiban dan modal sendiri didasarkan
pada total kewajiban dan modal sendiri. Laporan laba rugi commond base-nya penjualan,
elemen-elemen laporan laba rugi dibandingkan dengan penjualan.
2. Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond base-nya elemen-elemen laporan
keuangan pada periode lain dibandingkan dengan elemen-elemen laporan keuangan yang
sama dengan tahun dasar tersebut.

24
BAB 3

STUDI KASUS

Laporan keuangan PT. Karya Abadi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2009 :

Laba bersih ………………………………………………….. Rp. 150.000.000


Penjualan ……………………………………………………. Rp. 750.000.000
Harga Pokok Penjualan ……………………………………… Rp. 450.000.000
Beban Penyusutan …………………………………………... Rp. 80.000.000
Beban Operasi ………………………………………………. Rp. 62.000.000
Beban Bunga ………………………………………………… Rp. 8.000.000
Pengumuman Dividen dan dibayar ………………………….. 60 % dari Laba

Neraca komperatif untuk beberapa akun tertentu menunjukkan saldo sebagai berikut :

Keterangan 31 Desember 2009 31 desember 2008


Piutang Usaha Rp. 30.000.000 Rp. 55.000.000
Persediaan Rp. 70.000.000 Rp. 40.000.000
Utang Usaha Rp.25.000.000 Rp. 40.000.000
Utang Bunga Rp. 0 Rp. 2.000.000

Diminta : Hitunglah jumlah kas bersih yang dihasilkan / digunakan dalam aktivitas operasi
untuk tahun 2009 baik menggunakan metode langsung maupun tidak langsung !

Jawab :

· Metode Langsung/ Direct Method :


Arus kas dari Kegiatan Operasi :
Kas diterima dari pelanggan …………………………………… Rp. 775.000.000
( Berasal dari Penjualan + Piutang yang dibayar )
Kas dibayar untuk Persediaan …………………………………. ( Rp. 495.000.000 )
( Berasal dari HPP + Penambahan persedian + Pen.Utang )
Kas dibayar untuk Beban Operasi ……………………………... ( Rp. 62.000.000 )
Kas dibayar untuk bayar bunga ………………………………... ( Rp. 10.000.000 )
( Berasal dari beban bunga + utang bunga yg tlah dibayar )

Net cash flow From Operating Activities ………………….. Rp. 208.000.000

25
· Metode Tidak Langsung / Indirect Method
Arus kas dari Kegiatan Operasi :

Laba Bersih ………………………………………………….. Rp. 150.000.000


Penyusutan …………………………………………………… Rp. 80.000.000
Penurunan dari Akun Piutang ………………………............. Rp. 25.000.000
Peningkatan Persediaan …………………………………….... ( Rp. 30.000.000 )
Penurunan dari akun Utang ………………………………….. ( Rp. 15.000.000 )
Penurunan dari Utang Bunga ………………………………... ( Rp. 2.000.000 )

Net cash flow from Operating Activities ……………………… Rp. 208.000.000

26
BAB 4

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akuntansi Sektor Publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan
sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Dilihat dari sisi internal
organisasi laporan keuangan sektor publik merupakan alat pengendalian dan evaluasi kerja
manajerial dan organisasi. Sedangkan dari sisi eksternal, laporan keuangan merupakan alat
pertanggungjawaban terhadap publik dan sebagai dasar untuk mengambil keputusan.

Laporan Keuangan pemerintah dan laporan keuangan komersial memiliki perbedaan.


Perbedaan tersebut meliputi jenis laporan yang dihasilkan, elemen laporan keuangan, tujuan
laporan keuangan, dan teknik akuntansi yang digunakan.

27
Daftar Rujukan

sumiakuntansi.blogspot.com/2016/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m-1 (Materi 1)

http://manajemenkeuangan.net/7-langkah-murah-menyusun-laporan-keuangan/ (Materi 2)

http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/06/laporan-keuangan-sektor-
publik.html?m=1 (Materi 3)

http://keuanganlsm.com/psak-45-tujuan-laporan-posisi-keuangan/ (Materi 4)

https://sibukkerjatugas.wordpress.com/2011/12/31/catatan-atas-laporan-keuangan/ATATAN ATAS
LAPORAN KEUANGAN (Materi 5)

https://kolaseilmu.blogspot.com/2016/03/analisis-laporan-keuangan.html (Materi 6)

http://candraekonom.blogspot.com/2014/04/contoh-soal-dan-jawaban-laporan-arus-kas.html
(Studi Kasus)

28
29

Anda mungkin juga menyukai