Dosen Pengasuh:
Disusun Oleh :
AULANNISA SYUDA
KHAIRIL ANWAR
OELMA ARFANNUR AZIZI
RONIKEUSUMARANDA
Puji beserta Syukur kepada Allah S.W.T. yang telah memberikan limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis sebagai Mahasiswa Program Magister Keuangan
Islam Terapan Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe dapat
menyelesaikan makalah ilmiah yang merupakan tugas matakuliah Manajemen
ZISWAF yang berjudul “Sistem Zakat di Arab Saudi”. Shalawat ber-iring salam
kita haturkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. dan keluarga serta sahabat beliau
sekalian.
Makalah ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi sebagian
syarat dalam matakuliah “Manajemen ZISWAF”. Makalah ini ditulis dengan
bantuan beberapa pihak yang sangat mendukung, sehingga mengucapkan ucapan
terima kasih sebanyak-banyak kepada yang terhormat Ahmad Fauzan Abdullah,
Lc., M.A., P.hD. selaku Dosen Pengampu Matakuliah Manajemen ZISWAF yang
telah memberikan ilmu serta dukungan yang positif selama perkuliahan serta
teman-teman Mahasiswa Program Magister Keuangan Islam Terapan Jurusan
Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga sangat perlu kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaannya, serta untuk
mengetahui kelemahan dan kekurangannya, sehingga kedepan dapat dijadikan
sebagai referensi dan ilmu yang bermanfaat bagi penelitian yang berkaitan. Akhir
kata hanya kepada Allah SWT tempat berserah diri semoga rahmat dan karunia-
Nya dilimpahkan pada kita semua.
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Arab Saudi merupakan salah satu negara Islam yang hampir seluruh penduduknya
memeluk agama Islam. Negara ini juga terdapat dua Kota Suci umat Islam, yaitu Mekah
dan Madinah. Oleh karena itu, agama Islam dan praktik-praktiknya, termasuk zakat,
memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat dan pemerintahan Arab Saudi.
Zakat adalah salah satu pilar penting dalam ajaran Islam. Pada masa awal Islam, zakat
mempromosikan kesejahteraan sosial. Sejarah zakat dalam konteks Arab Saudi perlu
dipahami, termasuk bagaimana praktik zakat telah berkembang dari masa awal Islam
1370 H atau 7 April 1951 M melalui Keputusan Raja Nomor 17/228/8634. Sebelum
undang-undang ini berlaku, pemerintah Arab Saudi tidak mengatur persoalan penunaian
zakat. Setelah pemberlakuan undang-undang, tiap warga negara dan perusahaan dengan
kewarganegaraan bukan Arab Saudi. Warga negara asing hanya membayar pajak
pendapatan. Sementara itu, warga negara Arab Saudi tidak membayar pajak. Zakat
dijadikan sebagai pengganti pajak. Pengelolaan zakat dan pajak pendapat diserahkan
1
1.2. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
Saudi?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada makalah ilmiah ini adalah sebagai
berikut:
Saudi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengaturan zakat di Saudi Arab dimulai tahun 1951 berdasarkan pada Keputusan
Raja (Royal Court) No. 17/2/28/8634 yang menetapkan sistem wajib zakat. Keputusan
tertanggal 7 April 1951 ini berbunyi: “Zakat syar’I yang sesuai dengan ketentuan syariah
Saudi.” Dalam keputusan tersebut, zakat diwajibkan sesuai prinsip syariah Islam kepada
Menurut Keputusan Raja ini, zakat tidak dikenakan atas nonwarga Arab Saudi,
sehingga nonwarga hanya dikenakan pajak pendapatan. Sebaliknya, warga Arab Saudi
tidak dikenakan pajak dan zakat diperlakukan sebagai pengganti pajak. Untuk
Kantor Pelayanan Zakat dan Pajak Pendapatan (Maslahat Az-Zakat wa Ad-Dakhl). Hal
pajak. Kebijakan yang membolehkan sebagian zakat disalurkan langsung oleh muzaki
menjadi salah satu sebab keberhasilan program ini dan terlihat dari besarnya penghasilan
Dalam beberapa aturan turunannya, negara memberikan izin kepada muzaki untuk
menyalurkan zakatnya secara langsung kepada mustahik maksimal setengah (50%) dari
Departemen Keuangan.
3
2.2. Karakteristik Tata Kelola Zakat di Arab Saudi
Keuangan dan Perekonomian Nasional, mulai dari aspek kebijakan hingga teknis
Adapun tugas dan fungsi dari Kantor Pelayanan Zakat dan Pajak Pendapatan pada
a. Melakukan pengumpulan zakat dan pajak dari pihak-pihak yang diwajibkan untuk
Saudi dan pajak (20% atau sesuai dengan perjanjian bilateral Penghindaran Pajak
kekayaan perusahaan dan jumlah zakat yang wajib ditunaikan atau nilai pajak
individu.
14
Setiap warga negara individu diwajibkan membayar zakat, tetapi ia boleh
menyalurkan zakatnya langsung kepada mustahiknya atau melalui yayasan sosial. Jika
sudah membayar zakat, ia tidak ditarik pajak lagi. Dana pajak akan digunakan untuk
Berbeda dengan zakat individu, zakat perusahaan harus dibayarkan melalui Kantor
Pelayanan Zakat dan Pajak Pendapatan. Setiap perusahaan yang telah membayarkan
zakatnya akan mendapatkan sertifikat tanda telah membayar zakat. Sertifikat ini akan
memudahkan perusahaan itu untuk memperpanjang izin usahanya. Bagi perusahaan yang
tidak memiliki sertifikat menandakan perusahaan itu tidak membayar zakat, sehingga izin
Bagi perusahaan yang pemiliknya nonmuslim atau asing, mereka tidak wajib
membayar zakat, namum wajib membayar pajak. Kondisi ini memperjelas aturan bahwa
zakat dibayarkan oleh perusahaan milik muslim, sedangkan pajak dibayar oleh
kewenangan resmi untuk menghimpun zakat hanya ada pada pemerintah. Hal ini serupa
dengan masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Pada masa itu, pengumpulan dan
Objek zakat meliputi semua jenis aset atau kekayaan yang pengelolaannya
dilakukan oleh departemen terkait. Misalnya, zakat ternak dikelola oleh Komisi Bersama
antara Departemen Keuangan dan Departemen Dalam Negeri yang disebut “Al-A’wamil”
yaitu komisi khusus yang tugasnya adalah melakukan pemungutan zakat ternak ke
pelosok daerah dan hasilnya disetorkan ke Departemen Keuangan. Demikian pula zakat
pertanian, zakat perdagangan, zakat simpanan uang dan zakat pendapatan (khususnya
15
pendapatan dokter, kontraktor, pengacara, akuntan, pegawai hotel, seniman, biro travel),
maka zakatnya akan dipotong dari rekening masing-masing muzaki. Cara perhitungan
Penghimpunan zakat di Arab Saudi diterapkan pada semua jenis asset (kekayaan).
Misalnya, zakat ternak dikelola oleh komisi bersama antara Departemen Keuangan dan
Departemen Dalam Negeri yang disebut AlA’wamil, yaitu komisi khusus yang tugasnya
pertanian, zakat perdagangan, zakat simpanan uang, dan zakat pendapatan. Zakat
pendapatan dari masing-masing profesi tersebut akan dipotong dari tabungan mereka
masing-masing.
Pengelolaan zakat oleh badan zakat dan pajak ini, terutama dalam hal pengumpulan
zakat dan pajak, telah menggunakan sistem online. Mereka punya pusat data dan
(ICT). Dengan dukungan ICT ini terjadi peningkatan penerimaan zakat yang signifikan.
Pada tahun 2012, kenaikannya mencapai 18 % atau jumlahnya menjadi 23,3 miliar SAR
(Saudi Arabian Riyal). Ini terdiri dari penerimaan zakat perdagangan yang lebih dari 11
miliar SAR dan pendapatan dari penghasilan kena pajak perusahaan-perusahaan masing
mencapai 12 miliar SAR. Kenaikan ini terjadi juga karena tumbuhnya perekonomian
kajian yang dilakukan oleh departemen tersebut dengan nilai santunan sekitar 6.000 riyal
(mata uang Arab Saudi) atau sekitar 15.000.000 rupiah per tahunnya.
pemerintah, yang pada dasarnya tidak ada zakat untuk perusahaan pemerintah karena
semua hasil perusahaan tersebut adalah untuk kepentingan umum (negara). Hal tersebut
juga diperkuat keputusan majelis tinggi Qadhi yang memfatwakan bahwa perusahaan
patungan antara pemerintah dan swasta juga harus membayar zakat. Hal ini dilandasi oleh
pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan suatu kesatuan dan badan hukum
(syakhsiyah I’tibariyyah).
zakatnya dengan membuka kantor-kantor cabang di berbagai kota seperti Jazan, Najran,
Arar, dan Al-Jouf. Tidak hanya itu, Arab Saudi juga telah menandatangani 31 perjanjian
dengan negara-negara asing untuk upaya menghindari pajak berganda. Setelah berhasil
membukukan penerimaan zakat dan pajak yang tinggi, kementerian yang menghimpun
dana zakat dan pajak ini mentransfer dana tersebut ke rekening milik Badan Moneter
Menurut Dr. Irfan Syauqi Beik (Ketua Prodi Ekonomi Syariah FEM IPB), ada
pengalaman menarik ketika Deputi Dirjen Zakat dan Pajak Arab Saudi, yaitu Dr. Saleh
Ali Alwaji, menyampaikan update kondisi pengelolaan zakat mereka pada pertemuan
kedua International Working Group on Zakat Core Principles pada 4 November 2014 di
Pada pertemuan tersebut, Dr. Saleh Ali Alwaji menyatakan bahwa program mengurangi
(sekitar Rp300 triliun). Pada 2016, jumlah zakat melonjak menjadi USD45 miliar (Rp598
triliun). Dari dana tersebut, Ditjen Zakat dan Pajak tidak mengambil hak amil karena
operasional amil pada 2013 mencapai USD5 miliar (hampir Rp60 triliun) dengan
kemampuan menghimpun yang hamper 20 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan.
aktif pemerintah dalam mewajibkan penghimpunan zakat dan memberikan sanksi tegas
kepada para pengemplang zakat, disertai dengan integrasi database muzakki perseorangan
dan lembaga/perusahaan yang tertata dengan baik, dalam sistem IT yang solid. Dengan
sistem data kependudukan yang terintegrasi dengan baik, di mana kartu identitas
penduduk juga mengandung data nomor rekening, nomor jaminan sosial, data asuransi,
paspor, SIM, dan lain-lain, setiap upaya individu untuk mengemplang pembayaran zakat
akan berdampak pada dibekukannya semua rekening, paspor, SIM, dan dokumen-
dokumen lainnya.
Menurut Didin Hafidhuddin, sanksi bila tidak membayar zakat, baik disengaja
atau tidak disengaja, yaitu tidak akan dilayani secara administrative oleh negara.Oleh
karena itu, orang yang belum membayar zakat pada waktunya tidak akan bisa mengambil
uang di ATM yang dimilikinya, meski di rekeningnya terdapat uang dalam jumlah besar.
Demikian pula ketika para pengemplang zakat akan bepergian ke luar negeri, pihak
imigrasi tidak akan memberikan izin meninggalkan negeri sampai utang zakatnya lunas.
Khusus bagi perusahaan, bila tidak membayar zakat, izin usahanya akan dicabut dan
tidak diperpanjang. Inilah bentuk aplikasi pengelolaan zakat yang diterapkan oleh
pemerintah Arab Saudi sehingga dengan dana yang ada, setiap keluarga miskin di Arab
Saudi berhak menerima bantuan zakat setiap bulan rata-rata sebesar USD1.500-1.600 per
dan mengarahkan wakaf sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh wakif.
Untuk itu, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi membuat peraturan bagi Majelis Tinggi
Wakaf dengan ketetapan No. 574 tanggal 16 Rajab 1386 sesuai dengan Surat Keputusan
Kerajaan No. M/35, tanggal 18 Rajab 1386. Majelis Tinggi Wakaf diketuai oleh Menteri
Haji dan Wakaf, yakni menteri yang mengawasi wakaf dan menguasai permasalahan-
Tinggi Wakaf terdiri atas wakil Kementerian Haji dan Wakaf, ahli hukum Islam dari
Direktur Kepurbakalaan, serta tiga anggota dari kalangan cendekiawan dan wartawan.
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu setiap warga negara dan perusahaan
kewajiban zakat tidak berlaku bagi warga negara dengan kewarganegaraan bukan Arab
Saudi. Warga negara asing hanya membayar pajak pendapatan. Sementara itu, warga
negara Arab Saudi tidak membayar pajak. Zakat dijadikan sebagai pengganti pajak.
Penghimpunan zakat di negara Arab Saudi sangat tinggi, hal ini dikarenakan adanya
sanksi tegas dari pemerintah apabila terdapat warga yang sengaja maupun tidak sengaja
melakukan penyelewengan zakat dan juga didukung dengan integrasi database muzakki
perseorangan dan lembaga/perusahaan yang tertata dengan baik, dalam sistem IT yang
solid.
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu agar negara Arab Saudi dapat terus
Karena hal tersebut terbukti dapat mengatasi kemiskinan di negara Arab Saudi.
11
0
DAFTAR PUSTAKA
Pengelolaan Zakat yang Efektif: Konsep dan Praktik di Berbagai Negara (PDF). Jakarta:
Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah - Bank Indonesia. 2016.
hlm. 193. ISBN 978-602-60042-0-8.
Rosadi, Aden (2019). Zakat dan Wakaf: Konsepsi, Regulasi, dan Implementasi (PDF).
Bandung: Simbiosa Rekatama Media. hlm. 166. ISBN 978-602-7973-77-0.
11
1