Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FIKIH ZAKAT

ZAKAT PERUSAHAAN, SAHAM DAN OBLIGASI

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Fikih Zakat

Dosen Pengampu : Anrika Amelia, MH

Kelompok 10:

1. Muhammad Khalil Gibran :2031710065


2. Muhammad Navis Maulana. H :2031710149
3. Nida Nafilah :2031710054
4. Siti Maimunah :2031710099

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD


IDRIS SAMARINDA TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita ucapkan kepada Allah SWT, yang telah mem
berikan kesempatan penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Dan semoga Shala
wat dan salam kita selalu dikirimkan Allah kepada Rasulullah SAW.

Allah telah memberikan nikmat dan rezki-Nya yang melimpah bagi umat
manusia, sehingga manusia diwajibkan untuk mensyukurinya. Salah satunya ialah
dengan memberikan kelebihan harta yang diterimanya dari Allah kepada orang-or
ang yang membutuhkannya yang dapat digolongkan kepada zakat. Pada makalah i
ni akan di bahas mengenai zakat perusahaan, saham dan obligasi.

Selanjutnya kami ucapakan terima kasih kepada dosen pembimbing mata


kuliah “ Fiqih Zakat yaitu ibu dosen Anrika Amelia, MH” yang telah memberikan
arahan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Mudah-mudahan bermanf
aat bagi kita semua umumnya dan bagi penulis khususnya.

Samarinda, 28 November 2021

Kelompok 10

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................5

C. Rumusan Tujuan...........................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

A. Zakat Perusahaan...............................................................................................6

B. Zakat Saham........................................................................................................8

C. Zakat Obligasi...................................................................................................10

D Dalil Zakat Perusahaan, Saham Dan Obligasi...................................................12

BAB III..................................................................................................................15

PENUTUP..............................................................................................................15

A. Simpulan...........................................................................................................15

B. Saran ................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat merupakan ibadah maaliyah ijtima’iyyah yang memiliki
posisi sangat penting, strategis dan menentukan. Baik dilihat dari sisi a
jaran islam maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, sebagai
ibadah pokok zakat termasuk salah satu rukun, (rukun ketiga ) dari ruk
un islam yang lima. Sehingga keberadaannya di anggap sebagai ma;luu
minad-diin bidh-dharuroh atau di ketahui secara otomatis adanya dan
merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang.
Harta yang dimiliki atau di inginkan untuk di miliki oleh manus
ia, pada kenyataanya sangat beragam dan berkembang terus menerus.
Keragaman dan perkambangan tersebut berbeda dari waktu kewaktu, ti
dak terlepas kaitannya dengan ‘urf “adat” dalam lingkungan kebuday
aan dan peradaban yang berbeda-beda. Di Indonesia, misalnya di bida
ng pertanian, disamping pertaniuan yang bertumpu pada pemenuhan k
ebutuhan pokok, kini sector pertanian sudah terkait dengan sector perd
agangan, demikian pula sector perdagangan yang kini perkembangann
ya sangat pesat, mencakup komoditi perdagangan hasil bumi, hasil hut
an, hasil laut dan sebagainya. Juga kegiatan jasa yang melahirkan profe
si yang bermacam-macam seperti konsultan, tenaga kesehatan, tenaga
pengajar, pegawai dan karyawan dalam berbagai kegiatan ekonomi.
Sector perdagangan dan perusahaan kini kini juga melebar pada
perdagangan valuta asing, perdagangan saham, pasar modal, perdagan
gan saham, obligasi, sertifikat pasar modal dan surat-surat berharga lai
nnya.
Dalam kajian fiqih, timbul pertanyaan bagaimana menempatka
n beragam komoditi dan jasa yang terus berkembang sebagai subyek at
au objek zakat, termasuk yang berkaitan dengan nisbah, besarnya zaka

4
t, waktu pengeluarannya dan hal-hal lain yang berkaitan dengannya. Te
rutama yang berkaitan dengan perkembangan ekonomi modern. Al-Qu
r’an merupakan rujukan dan sumber utama umat islam, menjelaskan ba
hwa sumber zakat ini dengan dua pendekatan. Yakni pendekatan ijmali
‘global’ segala harta yang dimiliki yang memenuhi persyaratan zakat d
an pendekatan tafsili ‘terurai’ yang menjelaskan berbagai jenis harta ya
ng apabila sudah memenuhi persyaratan zakat, maka wajib di keluarka
n zakatnya

B. Rumusan Masalah
1. Apakah zakat perusahaan, saham dan obligasi itu?
2. Apa dalil zakat perusahaan, saham dan obligasi?
3. Bagaimana nisab dan haul zakat perusahaan, saham dan obligasi?

C. Rumusan Tujuan
1. Menjelaskan mengenai apa itu zakat perusahaan, saham dan obliga
si.
2. Menjelaskan mengenai dalil zakat perusahaan, saham dan obligasi.
3. Menjelaskan mengenai nisab dan haul zakat perusahaan, saham, da
n obligasi.

BAB II
PEMBAHASAN

5
A. Zakat Perusahaan

Zakat perusahaan adalah zakat yang dikenakan atas perusahaan


yang menjalankan usahanya (dapat bertindak secara hukum, memiliki
hak dan kewajiban, serta dapat memiliki kekayaan sendiri).
Perusahaan pada umumnya, mencakup tiga hal yang besar, per
tama perusahaan yang menghasilkan produk-produk tertentu. Jika di k
aitkan dengan kewajiban zakat, maka produk yang di hasilkan harus h
alal dan dimiliki oleh orang yang beragama islam, atau jika pemilikny
a bermacam-macam agamanya, maka berdasarkan kepemilikan saham
yang beragama islam, contohnya perusahaan sandang pangan, perusah
aan kendaraan dan lain sebagainya.
Kedua, perusahaan yang bergerak di bidang jasa, seperti perus
ahaan di bidang akuntansi dan sebagainya. Ketiga, perusahaan yang b
ergerak di bidang keuangan, misalnya lembaga keuangan, baik bank
maupun non bank (asuransi, reksadana, money changer).1
Dalam perkembangannya sebagian perusahaan tidak hanya dik
elola secara individual, tetapi secara bersama-sama dalam sebuah kele
mbagaan dan organisasi dengan manajemen yang modern, dalam bent
uk badan hukum PT, CV, koperasi, firma ataupun yayasan. Perusahaa
n secara global dapat mencakup pertama, perusahaan yang menghasilk
an produk tertentu (commodity) seperti perusahaan industri, jika diken
akan zakat maka produk yang dihasilkan harus halal dan kepemilikann
ya oleh orang muslim, jika kepemilkian bercampur dengan non Islam
maka zakat berdasarkan kepemilikan. Kedua, perusahaan jasa (Service
s) 213 seperti lawyer, akuntan, dan lain-lain. Ketiga, perusahaan keua
ngan (Finance) seperti bank, asuransi. reksadana, dan lain-lain.2

1
Sugeng, makalah zakat perusahaan, saham, obligasi, dan profesi, diakses dari
https://makalahviral.blogspot.com/2019/09/makalah-zakat-perusahaan-saham-dan.html?
m=1, pada tanggal 27 November 2021, pukul 15:35.
2
Zakaria Batu Bara, Analisis Metode Perhitungan Zakat Perusahaan, diakses
dari https://media.neliti.com/media/publications/314704-analisis-metode-perhitungan-
zakat-perusa-6ea6c5ab.pdf, pada tanggal 27 November 2021, pukul 15:24.

6
Perusahaan yang dimiliki muslim dapat dikenakan zakat karen
a suatu perusahaan mengalami suatu perkembangan harta dari aktivita
s bisnisnya, dan perusahaan dapat bertindak sebagai amil dalam pemb
ayaran zakat para pemiliknya sebelum laba dibagikan kepada para pe
milik sesuai proporsinya atau dibayarkan melalui BAZ atau LAZ.

Syarat-syarat perusahaan sebagai objek zakat adalah sebagai b


erikut (Baznas Dompet Dhuafa, 2006) :

a. Kepemilikan dikuasi oleh muslim baik individu maupun patungan


b. Bidang usaha halal
c. Dapat diperhitungkan nilainya
d. Dapat berkembang
e. Memiliki kekayaan minimal setara 85 gram emas
f. Dianalogikan pada zakat perniagaan.

Para ulama menganalogikan zakat perusahan ini kepada zakat p


erdagangan, karena dipandang dari aspek legal dan ekonomi kegiatan
sebuah perusahaan intinya berpijak pada kegiatan trading atau perdaga
ngan. Oleh karena itu, secara umum nishab zakat perusahaan senilai ni
shab emas dan perak, yaitu 85 gram emas dan zakatnya 2,5 % dari ass
et (bukan dari keuntungan), yaitu uang (kas) atau barang siap diperdag
angkan atau persediaan) yang dinilai dengan nilai uang, kemudian dik
urangkan dengan hutang-hutangnya. Dengan kata lain, perhitungan za
kat perusahaan adalah didasarkan pada laporan keuangan (neraca) den
gan mengurangkan kewajiban lancar atas aktiva lancar.3

Adapun pola perhitungan zakat perniagaan berdasarkan assets


yang dimilki terdiri dari : 4

3
Karseno, “Mengenal Zakat Kontemporer dan Zakat Sebagai Pengurang Pengha
silan Kena Zakat”, Padang: BAZ Sumbar, 2005.
4
11 Yusuf Qardhawi, “Hukum Zakat (Terjemah)”, Jakarta: Litera Antarnusa, 200
6.

7
a. Harta dalam bentuk uang tunai, yang terdiri dari kas dan uang sim
panan
b. Harta dalam bentuk persediaan barang dagang dan aktiva berupa s
arana dan prasarana
c. Harta yang berupa piutang usaha atau piutang dagang Ketiga bent
uk harta kena zakat tersebut akan dihitung dan dikurangi harta ya
ng berupa aktiva tetap (sarana dan prasarana) dan kewajiban-kew
ajiban yang dimiliki pada akhir tahun pembayaran zakat.

B. Zakat Saham

Zakat saham adalah zakat yang dilakukan atas kepemilikan sah


am atau surat bukti persero dalam suatu Perusahaan Terbatas (PT), ses
uai dengan nilai dan jumlah lembar sahamnya. Zakat saham wajib ditu
naikan jika total harga saham bersama dengan keuntungan investasi
(Deviden) sudah mencapai nisab dan sudah mencapai haul.
Selain itu, zakat saham yang hendak dibayarkan oleh muzaki
(pembayar zakat) dilakukan dalam bentuk saham yang ada di Daftar E
fek Syariah (DES). Jika saham tidak tercantum dalam DES, namun bis
nis utama saham penerbit tidak bertentangan dengan prinsip syariah,
maka hanya dapat diterima sebagai sedekah/infak.5
Yusuf Al-Qordhowi mengemukakan dua pendapat yang berkai
tan dengan kewajiban zakat pada saham. Pertama, jika perusahaan itu
merupakan perusahaan industri murni artinya tidak melakukan kegiata
n perdagangan maka sahamnya tidak wajib di zakati. Misalnya hotel, t
ravel dan angkutan.
Alasannya adalah saham-saham itu tidak terletak pada alat-ala
t, perlegkapan, gedung, sarana dan prasarana lainnya. Akan tetapi keu
ntungan yang ada di masukan kedalam harta para pemilik saham terse
but, lalu zakatnya di keluarkan bersama zakat lainnya.

Baznas, zakat saham, diakses dari https://baznas.go.id/zakatsaham, tanggal 27


5

November 2021, pukul 17:27.

8
Pendapat ini pula di kemukakan oleh Syekh Abdurrahman Isa.
Kedua, jika perusahaan tersebut merupakan perusahaan dagang murni
yang membeli dan menjual barang-barang, tanpa melakukan keguatan
pengolahan seperti perusahaan yang menjual hasil-hasil industri. Sepe
rti dagang internasional, perusahaan ekspor-impor, maka saham atas p
erusahaan itu wajib di keluarkan.Dari sudut hukum, saham termasuk k
edalam harta yang wajib di keluarkan zakatnya.
Sementara itu, muktamar internasional pertama tentag zakat m
enyatakan bahwa, jika perusahaan telah mengeluarkn zakatnya sebelu
m dividen di bagikan kepada para pemegang saham, maka para pemeg
ang saham tidak perlu lagi mengeluarkan zakatnya. Jika belum mengel
uarkan zakat, maka para  pemegang sahamlah berkewajiban mengelua
rkan zakatnya.6

Adapun cara menghitung zakat saham dapat dimuali dengan m


engetahui batas nisabnya. Nisab zakat saham sama nilainya dengan nis
ab zakat maal yaitu setara dengan 85 gram emas dengan kadar zakat 2,
5% dan sudah mencapai satu tahun atau telah mencapai haul.
Dalam praktiknya, zakat saham ini biasanya dilakukan setiap a
khir tahun. Saham yang akan dikeluarkan zakatnya akan dinilai berdas
arkan harga pasar/Bursa Saham, bukan berdasarkan harga pada waktu
membelinya. Adapun cara menghitung zakat saham sebagai berikut:
2,5 % x (Capital Gain + Dividen)

a. Simak ulasan contoh perhitungan zakat saham di bawah ini:


Bapak A selama 1 tahun penuh memiliki total asset account senilai
Rp.100.000.000,-. Jika harga emas saat ini Rp923.000,-/gram, mak
a nishab zakat senilai Rp78,455,000,-. Sehingga Bapak A sudah wa
jib zakat. Zakat maal yang perlu Bapak A tunaikan sebesar 2,5% x
Rp100.000.000 = Rp2.500.000,-.
6
Sugeng, makalah zakat perusahaan, saham, obligasi, dan profesi.

9
b. Cara perhitungan & pemindahbukuan portfolio saham:
Bapak A memiliki saham XXXX sebanyak 100 lot dimana harga p
asar/lembar sebesar Rp645,- (1 lot sama dengan 100 lembar). Nilai
zakat Bapak A dalam saham adalah Rp2.500.000 : (Rp645,- x 100 l
embar) = 38,75 lot/pembulatan menjadi 39 lot. Untuk itu, Bapak A
harus memindahkan 39 lot sahamnya sebagai zakat saham.

C. Zakat Obligasi

Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang dikeluarkan o


leh peminjam, dengan kewajiban untuk membayar kepada bond holde
r (pemegang obligasi) sejumlah bunga tetap yang telah ditetapkan seb
elumnya. obligasi merupakan salah satu bentuk surat berharga yang sa
ngat marak beredar dalam kegiatan pasar modal.

Untuk menentukan status obligasi dalam Islam, ada dua maca


m obligasi dalam Islam, yang pertama obligasi konvensional dan yang
kedua obligasi Syariah. Obligasi konvensional adalah surat hutang dar
i suatu lembaga, perusahaan untuk jangka waktu tertentu dan dengan s
uku bunga tertentu Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangk
a panjang berdasarkan prinsip Syariah yang dikeluarkan oleh emiten k
epada investor (pemegang obligasi) yang mewajibkan emiten untuk m
embayarkan pendapatan kepada investor berupa bagi hasil serta memb
ayar kembali dana investasi pada saat jatuh tempo.obligasi Syariah me
nggunakan akad mudharabah, dengan persentase bagi hasil yang diset
ujui oleh kedua belah pihak.7

Yusuf Al-Qardhawi menyatakan bahwa obligasi adalah


perjanjian tertulis dari bank, perusahaan atau pemerintah kepada
pemegang untuk melunasi sejumlah pinjaman dalam masa tertentu
dengan bunga tertentu pula. 

7
Teti Puspita Sari, Skripsi: Zakat Obligasi Ditinjau Menurut Perspektif Hukum
Islam,(Pekan Baru: UIN SUSKA,2011), hlm.51.

10
zakat obligasi wajib dikeluarkan oleh pemegang sertifikat obli
gasi, apabila sudah berada ditangan pemilik selama satu tahun atau leb
ih dan wajib dikeluarkan zakatnya seperti zakat perdagangan sebesar 2,
5%. Dengan begitu hubungan saham dan obligasi dengan zakat yaitu s
aham dan obligasi sama-sama mendapatkan keuntungan, 2,5% dari ke
untungan tersebut wajib di akāti, apabila sudah mencapai haul (satu ta
hun).
Zakat obligasi dihitung berdasarkan nilai nominalnya pada akh
ir haul dengan kadar 2,5% jika obligasi tersebut bisa diharapkan pelun
asannya. Jika bagian dari nilai nominal obligasi tidak bisa diharapkan,
hal ini, misalnya ketika harga pasar lebih murah dari harga nominal, m
aka zakatnya dihitung atas bagian obligasi yang bisa diharapkan pelun
asannya saja. Hal ini berarti zakat hanya wajib atas harga nominalnya
saja.
Contoh penghitungan zakat obligasi sebagai berikut:
1000 lembar obligasi perusahaan bank mandiri. Nilai nominal t
iap lembar obligasi adalah Rp 20.000, dengan bunga 10% pertahun, o
bligasi tersebut beredar dibursa efek, harga pasar obligasi tersebut pad
a tanggal 31 Desember 2008(waktu penghitungan zakat) adalah Rp 25.
000.

D. Dalil Zakat Perusahaan, Saham, dan Obligasi

Adapun yang menjadi landasan hukum kewajiban zakat pada pe


rusahaan dan saham adalah nash-nash yang bersifat umum,, seperti ya
ng termaktub dalam firman Allah SWT suarat Al-Baqarah ayat 267 :

َ‫ت َما َك َس ْبتُ ْم َو ِم َّما أَ ْخ َرجْ نَ\\ا لَ ُك ْم ِمن‬


ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا أَ ْنفِقُوا ِم ْن طَيِّبَا‬
ِ ْ‫اأْل َر‬
‫ض‬

11
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa y
ang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu……. “(Q.S.Al-Baqarah:26
7)8

 Dan surat At-Taubah ayat 103:

َ ‫ص\\ َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُ\\زَ ِّكي ِه ْم بِهَ\\ا َو‬


‫ص\\ ِّل َعلَ ْي ِه ْم ۖ إِ َّن‬ َ ‫\\ذ ِم ْن أَ ْم‬
َ ‫\\والِ ِه ْم‬ ْ ‫ُخ‬
‫صاَل تَكَ َس َك ٌن لَهُ ْم ۗ َوهَّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬ َ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu k
amu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk me
reka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Q.S.A
T-Taubah:103)9

Juga didukung oleh sebuah hadist riwayat Imam Bukhari dari A


nas bin Malik bahwasanya Abu Bakar Shidiq telah menulis surat yang
berisikan kewajiban zakat yang diperintahkan oleh Rasulullah Saw ke
padanya yang berisikan pesan tentang zakat :

"Janganlah digabungkan sesuatu yang terpisah dan jangan pul


a dipisahkan sesuatu yang tergabung (berserikat) karena takut menge
luarkan Zakat. Dan apa-apa yang telah digabungkan dari dua orang
yang telah berserikat (berkongsi), maka keduanya harus dikembalika
n (diperlakukan) secara sama. " (HR. Bukhari)

Hadits tersebut pada awalnya hanya berkaitan dengan perkongsi


an hewan ternak, akan tetapi para ulama mengaplikasikannya sebagai
qiyas (analogi) untuk perkongsian atau persekutuan yang lain.

8
Tarsir Al-Quran Online, Q.S. Al-Baqarah Ayat 267, diakses dari
https://tafsirq.com/, tanggal 27 November 2021, pukul 16:35.
9
Tarsir Al-Quran Online, Q.S. At-Taubah Ayat 103.

12
Berdasarkan ini, keberadaan perusahaan sebagai wadah usaha k
emudian menjadi badan hukum atau syakhsiyyah I'tibariyyah. Sebab d
iantara individu itu kemudian timbul transaksi, meminjam, menjual, b
erhubungan pihak luar, dan menjalin kerja sama. Segala kewajiban da
n ditanggung bersama, termasuk didalamnya kewajiban kepada Allah
dalam bentuk Zakat. tetapi diluar zakat perusahaan, tiap individu juga
wajib mengeluarkan zakat sesuai dengan penghasilan dan nishabnya.
Para ulama kontemporer menganalogikan zakat perusahaan ini kepada
zakat perdagangan, karena dipandang dari aspek legal dan ekonomi ke
giatan sebuah perusahaan intinya berpijak pada kegiatan trading atau p
erdagangan.10

Adapun Muhammad Abu Zahrah menyatakan bahwa jika obliga


si itu kita bebaskan dari zakat, maka akibatnya orang lebih suka mem
anfaatkan obligasi dari pada saham. Dengan demikian orang akan terd
orog untuk meninggalkan yang halal, dan melakukan yang haram, teta
pi jika obligasi hanya tergantung pada bunga, maka bukan merupakan
sumber zakat, karena zakat hanyalah di ambil dari harta yang baik dan
halal, sementara bunga termasuk kategori riba, dan riba sangat jelas ke
haramannya . hal ini sejalan firman Allah dalam Q.S. Ali Imran ayat 1
30:

\ۖ \ً‫\ض \ ا\ َع\ فَ\ ة‬


\َ \‫\ض \ َع\ ا\فً\ ا\ ُم‬ \ْ \َ‫يَ\ ا\ أَ\ ُّي\ هَ\ \ ا\ ا\لَّ\ ِذ\ ي\ َ\ن\ آ\ َم\ نُ\ \ و\ا\ اَل تَ\ \ أْ\ ُك\ لُ\ و\ا\ ا\ل\ ِّر\ بَ\ \ ا\ أ‬
\‫َ\و\ ا\تَّ\قُ\ و\ا\ هَّللا َ\ لَ\ َع\ لَّ\ ُك\ ْم\ تُ\ ْف\ لِ\ ُح\ و\ َن‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan rib
a dengan berlipat ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supay
a kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S. Ali Imran:130)
Firman Allah Q.S. Al-Baqarah 278:

َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو َذرُوا َما بَقِ َي ِمنَ الرِّ بَا إِ ْن ُك ْنتُ ْم ُم ْؤ ِمنِين‬
10
Didin Hafidhuddin, “Zakat Dalam Perekonomian Modern”, Jakarta: GIP, 2002,
hlm. 101.

13
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah da
n tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang
yang beriman.”(Q.S. Al-Baqarah:278).11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zakat perusahaan adalah zakat yang dikenakan atas perusahaa
n yang menjalankan usahanya (dapat bertindak secara hukum, memili
ki hak dan kewajiban, serta dapat memiliki kekayaan sendiri).Zakat sa
ham adalah zakat yang dilakukan atas kepemilikan saham atau surat b
ukti persero dalam suatu Perusahaan Terbatas (PT), sesuai dengan nila
i dan jumlah lembar sahamnya. obligasi adalah perjanjian tertulis dari
bank, perusahaan atau pemerintah kepada pemegang untuk melunasi
sejumlah pinjaman dalam masa tertentu dengan bunga tertentu pula. 

11
Tarsir Al-Quran Online, Q.S. Al-Baqarah ayat 278.

14
Landasan hukum wajib zakat perusahaan, saham dan obligasi i
alah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur‟an surat at-Taubah ayat 1
03, Surat ALBaqarah ayat 267, al-Baqarah ayat 278, dan surah Ali Imr
an ayat 130. Serta hadis riwayat bukhari.
Zakat perusahaan, saham dan obligasi dianalogikan dengan
zakat perdagangan, yakni setara dengan 85 gram emas dengan kadar z
akat 2,5% dan sudah mencapai satu tahun atau telah mencapai haul.

B. Saran
Kami berharap makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasa
n untuk pembacanya. Dan tentukan dapat meningkatkan kesadaraan a
kan pentingnya menunaikan zakat. Namun, makalah ini memiliki ban
yak kekurangan di dalamnya, kami harapkan agar pembaca dapat me
maklumi hal tersebut dan memberikan kritik dan saran agar kedepann
ya kami dapat memperbaiki kekurangan tersebut dan tidak mengulang
inya lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Bara, Zakaria Batu.2017. Analisis metode perhitungan zakat perusahaan.


https://media.neliti.com/media/publications/314704-analisis-metode-
perhitungan-zakat-perusa-6ea6c5ab.pdf, diakses pada 27 November 2021 pu
kul 15:24.
Baznas. 2021. Zakat Saham.https://baznas.go.id/zakatsaham, diakses pada 27 Nov
ember 2021 pukul 17:30.
Hafidhuddin, Didin.2002. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: GIP.

Karseno. 2005. Mengenal Zakat Kontemporer dan Zakat Sebagai Pengurang Ken
a Pajak. Padang.:BAZ Sumbar.
Qardhawi, Yusuf. 2006. Hukum Zakat (Terjemahan). Jakarta: Litera Antarnusa.

15
Sari, Teti Puspita. 2011. Zakat Obligasi Ditinjau Menurut Perspektif Hukum Isla
m. Pekan Baru: UIN SUSKA.
Sugeng.2019. Makalah Zakat Perusahaan, Saham, dan Profesi.
https://makalahviral.blogspot.com/2019/09/makalah-zakat-perusahaan-
saham-dan.html?m=1, diakses pada 27 November 2021 pukul 15:35.

16

Anda mungkin juga menyukai