-Bogas Ardiyansyah
22.02.01.0001
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena
atas izin dan kehendak-Nya jugalah maka lah sederhana ini dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya. Penulisan dan pembuatan maka lah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kul iah. Adapun yang kami bahas dalam
makala h ini mengenai "Akad Istishna". Dalam penulisan maka lah ini kami
menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan
kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan maka lah ini. Oleh karena itu
sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen kami yang telah
memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami. Kami menyadari akan
kemampuan kami yang masih terbatas. Dalam makala h ini kami suda h berusaha
semaksimal mungkin. Harapan kami, maka lah ini dapat menjadi track record dan
menjadi referensi bagi kami dan orang lain dalam mengarungi masa depan. Kami
juga berharap agar maka lah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.
DAFTAR ISi................................................................................. ii
............................................................... 1
............................................................3
........................................................................4
A. Kesimpulan..............................................................................1
Daftar pustaka.............................................................................2
A. Latar Belakang
Akad istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan kriteria dan persyaratan tertentu. Istishna dapat dilakukan langsung antara dua belah
pihak antara pemesan atau penjual seperti, atau melalui perantara. Jika dilakukan melalui
perantara maka akad disebut dengan akad istishna paralel. Walaupun istishna adalah akad jual
beli, tetapi memiliki perbedaan dengan salam maupun dengan murabaha. Istishna lebih ke
kontrak pengadaan barang yang ditangguhkan dan dapat dibayarkan secara tangguh. Istishna
menurut para fuqaha adalah pengembangan dari salam, dan di izinkan secara syari’ah. Untuk
pengakuan pendapatan istishna dapat dilakukan melalui akad langsung danmetode persentase
penyelesaian. Di mana metode persentase penyelesaian yang digunakanmiris dengan akuntansi
konvensional, kecuali perbedaan laba yang di pisah antara margin labadan selisih nilai akad
dengan nilai wajar.
Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang apa yang dimaksud dengan akuntansi
istishna’, selain itu juga untuk mempelajari jenis-jenis dari istishna, serta menganalisis ruang
lingkup dari istishna itu sendiri. Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman
tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan
memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.
A. Pengertian Akad Istishna
Akad istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni’)
dan penjual (pembuat/shani’)-(Fatwa DSN MUI). Shani’ akan menyediakan barang yang dipesan
sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dimana ia dapat menyiapkan sendiri atau melalui
pihak lain (istishna’ pararel).
1. Dalam PSAK 104 Par 8 dijelaskan barang pesanan harus memenuhi kriteria:
a). Memerlukan proses pembuatan setelah akad disepakati
b). Sesuai dengan spesifikasi pemesan (customized), bukan produk massal.
c). Harus diketahui krakteristik secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi teknis, kualitas
dan kuantitasnya.
3. Begitu akad disepakati maka akan mengikat para pihak yang bersepakat dan pada dasarnya
istishna' tidak dapat dibatalkan, kecuali:
a). Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya; atau
b). Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi pelaksanaan
atau penyelesaian akad.
c). Akad berakhir apabila kewajiban kedua belah pihak telah terpenuhi atau kedua belah pihak
bersepakat untuk menghentikan akad.
Pembiayaan yang berpotensi untuk tidak dapat dilunasi sesuai dengan syarat-syarat
yang telah ditetapkan dan disetujui bersama, bank wajib memberikan penilaian tentang
kualitas pembiayaan tersebut. Penilaian kualitas pembiayaan itu pada umumnya harus
sesuai dengan ketentuan penilaian kolektibilitas yang ditetapkan oleh bank sentral.
Menentukan Konteks
Identifikasi risiko
Analisis risiko
Evaluasi risiko
Perlakuan risiko
Suatu proses yang mengaitkan suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya dalam risk
management sebagai tindakan untuk mengendalikan berbagai risiko yang akan terjadi.
Rangakian kegiatan tersebut disajikan dalam gambar proses manajemen risik tersebut.
Risk management dapat berupa tindakan untuk mengorbankan suatu resources tertentu
yang dikuasai. Hal ini dilakukan demi perolehan return di masa depan, walaupun masih
diselimuti ketidakpastian.