Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“AKAD MURABAHAH”

MK : Akuntansi Syariah

Dosen Pengampu: Tapi Rumondang Sari Siregar, SE., M.Acc

Disusun Oleh:

NAMA : ANGGI LIA MANURUNG

NIM : 7193520057

KELAS : AKUNTANSI C’ 2019


PRODI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah

Rekayasa Ide dengan mata kuliah Akuntansi Syariah. Penulis berterimakasih

kepada Bapak dosen Tapi Rumondang Sari Siregar, SE., M.Acc yang sudah

memberikan bimbingannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan

baik.

Adapun judul rekayasa ide saya ialah “Akad Murabahah”. Terpilihnya

pembahasan tersebut karena materinya yang menarik untuk dibahas dan relavan

dengan mata kuliah yang diambil.

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena

itu penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga

mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa

menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 9 Nove 2020

ii
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akad Murabahah.............................................................................3
2.2 Jenis - Jenis Akad Murabahah...........................................................................4
2.3 Dasar Syariah Akad Murabahah........................................................................6
2.4 Perlakuan Akuntansi Murabahah (PSAK 102) ................................................8
2.5 Ilustrasi Akuntansi Akad Murabahah..............................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................21
B. Saran ..................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia, secara

garis besar islam mengatur dua bagian pokok, yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah

adalah Hubungan secara vertikal, Yakni mengatur manusia dalam berhubungan

kepada Allah swt sebagai tuhannya. Sedangkan muamalah ialah hubungan secara

horizontal, yakni kegiatan-kegiatan yang menyangkut hubungan antara manusia

dengan manusia yang meliputi aspek ekonomi, politik, sosial dan lain sebagainya.

Untuk kegiatan muamalah yang menyangkut aspek ekonomi seperti jual beli,

simpan pinjam, hutang piutang, usaha bersama dan lain sebagainya.

Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur’an dan Al-Hadis

membantu manusia untuk menyelenggarakan praktik ekonomi yang berhubungan

dengan pengakuan, pengukuran dan pencatatan transaksi dan pengungkapan hak-

hak dan kewajiban-kewajiban secara adil (Wiroso, 2011). Hak dan kewajiban itu

timbul karena manusia ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara

amanah. Sehingga akuntansi sesungguhnya adalah alat pertanggungjawaban

kepada Sang Pencipta dan sesama makhluk, yang digunakan oleh manusia untuk

mencapai kodratnya sebagai khalifah.

Salah satu pembiayaan yang berlandaskan syariah adalah pembiayaan

murabahah, pembiayaan murabahah merupakan salah satu produk pembiayaan di

perbankan syariah yang paling mendominasi dan banyak diminati oleh masyarakat

indonesia. Dalam pembiayaan murabahah diperlukan adanya perlakuan akuntansi,

perlakuan akuntansi merupakan sistem akuntansi untuk melihat bagaimana proses

1
pencatatan terhadap produk pembiayaan yang memakai sistem jual beli dari

pihak-pihak yang terkait menjadi sistem akuntansi yang dipakai lembaga

keuangan syariah. Sedangkan manfaat dari perlakuan akuntansi akan berdampak

pada laporan keuangan syariah yang disajikan sesuai dengan PSAK No. 101 yang

digunakan untuk mengukur kinerja penyajian dan pengungkapan laporan

keuangan dan berguna untuk pengambilan keputusan. Namun kenyataannya

perlakuan akuntansi pembiayaan murabahah belum di imbangi dengan perlakuan

akuntansi yang baik, buktinya masih banyak entitas atau bank syariah yang masih

melanggar ketentuan yang ada di PSAK No 102.

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa definisi akad murabahah?
3. Apa saja jenis – jenis akad murabahah?
4. Apa saja dasar syariah akad murabahah?
5. Bagaimana perlakuan akuntansi murabahah menurut PSAK 102?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa definisi akad mudharabah?
2. Untuk mengetahui apa saja jenis – jenis akad murabahah?
3. Untuk mengetahui apa saja dasar syariah akad murabahah?
4. Untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi murabahah menurut
PSAK 102?

1.4 Manfaat Penulisan


1. Agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang akad
murabahah

2. Agar pembaca dapat lebih luas tentang nengetahui akad murabahah yang ada
dalam akuntansi syariah
3. Agar dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta untuk bahan referensi dalam melakukan penelitian ilmiah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akad Murabahah

Secara luas jual beli dapat diartikan sebagai pertukaran harta ats dasar
saling rela. Pertukaran dapat dilakukan antara uang dengan barang seperti
biasanya, barang dengan barang atau sering disebut barter, dan bisa juga dengan
uang seperti tukar menukar mata uang asing.
Seorang yang ingin melakukan transaksi jual beli sesuai dengan ketentuan
Islam, orang itu harus menghidari transaksi yang dilarang oleh Islam. Transaksi
yang dilarang oleh Islam adalah sebagai berikut :
1. Semua aktivitas bisnis terkait dengan barang dan jasa yang diharamkan Allah.
2. Riba
3. Penipuan
4. Perjudian
5. Gharar
6. Ikhtikar
7. Monopoli
8. Bai’an Najsy
9. Suap
10. Taalluq
11. Bai al inah
12. Talaqqi al-rukban

Murabahah adalah transaksi barang atau jasa dengan menyatakan harga


perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Perbedaan
Murabahah dengan transaksi jual beli yang kita kenal adalah penjual secara jelas
memberi tahu kepada pembeli berapa harga pokok baranga (modal) dan berapa
besar keuntungan penjual inginkan.
Dalam Murabahah penjualan dapat dilakukan secara tunai ataupun kredit.
Seperti yang telah kita ketahui kalau dalam transaksi syariah sangat dibutuhkan
sekali akad. Disaat pembeli membeli barang secara kredit maka harus adanya
akad antara pemberi kredit dengan pembeli. Setelah ketemu kespakatan berapa

3
biaya yang harus dibayarkan, maka saat pembeli mebayar lebih cepat maka
harga yang dibayarkan tetap sesuai dengan kespakatan saat akad. Jadi dapat
disimpulkan harga tidak bisa berubah apabila pembeli menunda dan
mempercepat pembayaran kepada penjual.
Apabila pelunasan Piutang dilakukan terhadap debitor yang menglami
penurunan keungan. Maka pejual hendaknya memberi keringanan dengan
merestrukturisasi piutang. Restruksi piutang dpat dilakukan dalam bentuk (PSAK
ED 108) :
a. Memberi potongan sisa tagihan, sehingga jumlah angsuran menjadi lebih
kecil.
b. Melakukan penjadwalan ulang, dimana jumlah tagihan yang tersisa tetap dan
perpanjangan masa pembayaran dengan kespakatan kedua belah pihak.
c. Mengonveri akad murabahah, dengan cara menjual objek murabahah kepada
penjual dengan nilai pasar, kemudian dari sisa uangnya untuk melunasi sisa
tagihan.

2.2 Jenis - Jenis Akad Murabahah


Ada dua jenis Murabahah, yaitu :
1. Murabhah dengan pesnan (murabhah to the purchase order)

Murabah jenisi ini, penjual melakukan pembelian barang setelah ada


pemesnan dari pembeli. Murabahan dapat bersifat mengikat ataupun tidak
mengikat. Kalau bersifat mengikat, berarti pembeli harus membeli barang yang
dipesannya. Jika asset MUrabahahyang telah dibeli penjual, dalam murabahah
pesanan mengikat, mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada
pembeli maka penurunan nilai tersebut menjadi beban penjual dan akan
mengurangi nilai akad.

4
Keterangan :
(1) Melakukan akad murabahah
(2) Penjual memesan dan membeli pada supplier/produsen
(3) Barang diserahkan dari produsen
(4) Barang diserahkan kepada pembeli
(5) Pembayaran dilakukan oleh pembeli
2. Murabahah tanpa pesanan

Murabahah jenis ini bersifat tidak mengikat, dimana pembeli langsung


membeli barang dagang yang telah tersedia untuk dijual oleh si penjual. Pada
bank syariah Barang yang di sediakan oleh pihak bank adalah merupakan
menjadi tanggung jawab dari pihak bank itu sendiri sebagai penjual.
Dimana bank syariah menyediakan barang ataupun persediaan barang yang akan
diperjual belikan dilakukan tanpa memperhatikan ada nasabah yang membeli
atau tidak. Sehingga proses pengadaan barang dilakukan sebelum transaksi jual
beli murabahah dilakukan.

Keterangan :
(1) Melakukan akad murabahah
(2) Barang diserahkan kepada pembeli
(3) Pembayaran dilakukan oleh pembeli.

5
2.3 Dasar Syariah Akad Murabahah

2.3.1 Sumber Hukum Akad Murabahah


a) Al-Quran
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka diantara kamu” (QS. 4:29).
“Hai orang – orang yang beriman penuhilah akad – akad itu” (QS. 5:1).
“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba" (QS. 2:275).
“...dan jika (orang yang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh
sampai ia berkelapangan.” (QS 5:2).
“...dan tolong menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa...” (QS.
5:2).
“Hai orang yang beriman! Jika kamu melakukan transaksi utang piutang untuk
jangka waktu yang ditentukan, tuliskanlah...” (QS 2:282).
b) Al – Hadis
Dari Abu Sa‘id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya jual
beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR. Al Baihaqi, Ibnu Majah, dan
shahih menurut Ibnu Hibban).

Rasulullah saw bersabda, ” Ada tiga hal yang mengandung keberkahan: jual beli
secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan
tepung untuk keperluan rumah tangga bukan untuk dijual.” (HR.Ibnu Majah dari
Shuhaib).

” Allah mengasihi orang yang memberikan kemudahan bila ia menjual dan


membeli serta di dalam menagih haknya” (Dari Abu Hurairah).

” Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia, Allah akan
melepaskan kesulitannya di hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba
Nya selama ia (suka) menolong saudaranya.” (HR Muslim).

”Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan


harga diri dan pemberian sangsi kepadanya” (HR Abu Dawud, Ibn Majah, dan
Ahmad).

6
“Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu
kezaliman.” (HR Bukhari & Muslim).

”Sumpah itu melariskan barang dagangan, akan tetapi menghapus


keberkahannya” (HR Al Bukhari).

c) Al-Ijma
Transaksi ini sudah dipraktekkan di berbagai kurun dan tempat tanpa ada yang
mengingkarinya, ini berarti para ulama menyetujuinya (Ash-Shawy, 1990., hal.
200).
d) Kaidah Fiqh, yang menyatakan:“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah
boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

e) Fatwa Dewan Syariah Nasonal Majelis Ulama Indonesia No.04/DSN


I/IV/2000, tentang MURABAHAH.

2.3.2 Rukun dan Ketentuan Akad Murabahah

1. Pelaku

Pelaku cakap hokum dan baligh, sehingga jual beli dengan orang gila menjadi
tidak sah sengkan jual beli dengan anak kecil dianggap sah, apabila seizing
walinya.

2. Objek Jual Beli, Harus memenuhi :

a. Barang yanmg diperjualbelikan adalah baran halal.

b. Brang yang diperjualbelikan harus dapat diambil manfaatnya atau memilki


nilai, dan bukan merupakan barang-barang yang dilarangdiperjualbelikan.

c. Barang tersebut dimiliki penjual

d. Barang tersebut tersebut dapat diserahkan tanpa tergantung dengan kejadian


tertentu di masa depan.

e. Barang tersebut harus diketahui secara spesifik dan dapat diidentifikasikan


oeh pembeli sehingga tidak ada gharar.

7
f. Barang tersebut dapat diketahui kuantitas dan kualitasnya dengan jelas,
sehingga tidak ada gharar.

g. Harga barang tersebut jelas.

3. Ijab Kabul

Pernyataan dan ekspresi saling ridha/rela diantara piha-pihak pelaku akad yang
dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespodensi atau menggunakan cara-
cara komunikasi modern.

2.4 Perlakuan Akuntansi Murabahah (PSAK 102)

Akuntansi Murabahah (PSAK 102)


Akuntansi untuk Penjual
1. Pada asset perolehan, asset Murabahah diakui sebagai persediaan sebesar
biaya perolehan.
Aset Murabahah xxx
Kas xxx
2. Jika terjadi penurunan nilai untuk murabahah pesanan mengikat.
Beban Penurunan Nilai xxx
Aset Murabahah xxx
2.1. Untuk murabahah pesanan tidak mengikat.
Kerugian Penurunan Nilai xxx
Aset Murabahah xxx
3. Jika terjadi potongan atau diskon pembelian.
3.1. Jika terjadi sebelum akad murabahah.
Aset Murabahah xxx
(harga perolehan – diskon)
Kas xxx
3.2. Jika terjadi setelah akad (pembeli).
Kas xxx
Utang xxx
3.3. Jika terjadi setelah akad (penjual).
Kas xxx

8
Pendapatan Murabahah xxx
3.4. Jika terjadi setelah akad tetapi tidak ada dalam perjanjian. Ini menjadi hak
penjual.
Kas xxx
Pendapatan Operasional Lain xxx
4. Pada saat penjualan Kredit.
Piutang Murabahah xxx
Aset Murabahah xxx
Margin Murabahah Tangguhan xxx
Pada saat Menerima Angsuran.
Kas xxx
Piutang Murabahah xxx
Margin Murabahah Tangguhan xxx
Pendapatan Murabahah xxx
5. Denda jika Pembeli lalai membayar.
Dana Kebajikan – Kas xxx
Dana Kebajikan – Denda xxx
6. Jika menerima uang muka.
Kas xxx
Utang Lain – Uang Muka Murabahah xxx
Apabila murabahah jadi dilaksanakan
Utang lain – Uang Muka Murabahah xxx
Piutang Murabahah xxx
Apabila pesanan dibatalkan
Utang lain – Uang Muka Murabahah xxx
Pendapatan Operasional xxx
Kas xxx

Akuntansi untuk pembeli


1. Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah.
Aset xxx
Beban Murabahah xxx

9
Utang Murabahah xxx
2. Beban Murabahah tangguhan diamortisasi secara proporsional dengan porsi
utang Murabahah yang dilunasi.
Utang Murabahah xxx
Kas xxx
Beban Murabahah xxx
Beban Murabahah Tangguhan xxx
3. Membayar denda akibat kelalaian.
Kerugian – Denda xxx
Kas/Utang xxx

2.5 Ilustrasi Akuntansi Akad Murabahah


1.      Tunai
Transaksi Murabahah Tunai Dengan Pesanan
Transaksi (dalam ribuan Penjual Pembeli
rupiah)

Debit Kredit Debit Kredit

1 januari 2016 Aset Kas / Utang


Murabahah 100.000
Penjual dan pembeli 100.000
melakukan akad murabahah.
penjual membeli dari pihak
lain barang  yang  akan dijual
kepada pembeli. Penjual
membeli persediaan dari
pihak lain dengan harga
Rp100.000 dan akan
diserahkan pada 1 juni 2016.
Pesanan meningkat.

1 maret 2016 Beban Aset


Penurunan Murabahah
Jika terjadi penurunan nilai Nilai 5.000
sebelum barang pesanan 5.000
diserahkan kepada pembeli
sebesar Rp5.000

1 juni 2016 Kas Pendapatan Aset Kas


Margin

10
Penjual sesuai akad 115.000 Murabahah 115.000 115.000
menyerahkan barang kepada 20.000
pembeli dengan nilai
Rp115.000
Aset
murabahah
95.000

Transaksi Murabahah Tunai Pesanan Tidak Mengikat


Transaksi (dalam ribuan Penjual Pembeli
rupiah)

Debit Kredit Debit Kredit

1 januari 2016 Aset Kas / Utang


Murabahah 100.000
Jika penjual memperoleh aset 100.000
murabahah dengan harga
belisebesar  Rp100.000

1 maret 2016 Kerugian Aset


Penurunan Murabahah
Jika terjadi penurunan nilai Nilai 5.000
sebelum barang pesanan 5.000
diserahkan kepada pembeli
sebesar Rp5.000. Pesanan
tidak mngikat.

15 maret 2016 Kas Pendapatan Aset Kas


115.000 Margin 115.000 115.000
Penjual sesuai akad Murabahah
menyerahkan barang kepada 20.000
pembeli dengan nilai
Rp115.000. Secara tunai.
Aset
Murabahah
95.000

11
1 april 2016
Apabila diskon diberikan oleh
pihak ketiga setelah akad
ditandatangani oleh pembeli
dan penjual, sebesar Rp5.000
dan biaya pengembalian
diskon Rp1.000.

Pada saat menerima diskon


dari pihak ketiga

Jika merupakan hak pembeli :

Saat diskon diterima Kas Utang


4.000 4.000

Saat diskon dibayarkan Utang Kas Kas Aset


kepada pembeli 4.000 4.000 4.000 4.000

Saat diskon tidak dapat Dana Dana


dibayarkan kepada pembeli Kebajikan- Kebajikan-
karena pembeli tidak Kas Denda
diketahui secara pasti 4.000 4.000
keberadaanya

Jika merupakan hak penjual :

Saat diskon diterima dan Kas Pendapatan


diperjanjikan dalam akad 4.000 Margin
Murabahah
4.000

Jika tidak dijanjikan dalam Kas Pendapatan


akad 4.000 Operasional
Lain
4.000

2.      Non-Tunai

Tidak Menggunakan Akun Penjualan dan Harga Pokok Penjualan Ketika


Barang Diserahkan (biasa digunakan daam lembaga keuangan)

12
Transaksi (dalam Penjual Pembeli
ribuan rupiah)

Debit Kredit Debit Kredit

1 januari 2016 Aset Kas / Utang


Murabahah 200.000
Penjual dan pembeli 200.000
melakukan akad
murabahah pesanan
mengikat. Penjual
membeli dari pihak
lainbarang yang akan
dijual kepada pembeli.
Penjual membeli
persediaan dari pihak lain
dengan harga Rp200.000
dan akan diserahkan pada
1 juni 2016 akan
dibayarkan dalam dua
kali angsuran.

1 juni 2016 Piutang Margin Aset Utang


Murabahah Murabahah 200.000 250.000
Penjualan sesuai akad 250.000 Tangguhan
menyerahkan barang 50.000
kepada pembeli dengan
nilai Rp250.000 secara Beban
tidak tunai dan akan Murabahah
dibayar selama 2 tahun. Aset Ditangguhkan
Nilai tunai dari aset Murabahah 50.000         
Rp200.000. dengan 2 kali 200.000
angsuran.

(Margin murabahah (beban murabahah


tangguhan akan ditangguhkan akan
diamortisasi sepanjang diamortasi sepanjang akad)
akad)

13
1 juni 2017 Kas Piutang Utang Beban
125.000 Murabahah Murabahah  Murabah
Pembayaran sebesar 125.000 125.000 ah
Rp125.000 Ditanggu
hkan
Margin
25.000
Murabaha Pendapata Beban
Tangguhan Margin Murabahah
25.000 Murabahah 25.000
25.000 Kas
125.000

1 juni 2018 Kas Piutang Utang Beban


125.000 Murabahah Murabahah Murabah
Pembayaran sesuai 125.000 125.000 ah
Rp125.000 Ditanggu
hkan
Margin
25.000
Murabahah Pendapatan Beban
Tangguhan  Margin Murabahah
25.000 Murabaha 25.000
25.000 Kas
125.000

3. Penyelesaian Utang Piutang Murabahah Bermasalah Restrukturisasi


Utang Piutang
Transaksi (dalam ribuan Penjual Pembeli
rupiah)

Debit Kredit Debit Kredit

12 Mei 2018 Aset         Kas/utang   


1.000.000 1.000.000
Penjual dan pembeli
melakukan akad murabahah.
Penjual membeli dari pihak
lain barang yang akan dijual
kepada pembeli dengan
harga  Rp1.000.000. barang
akan diserahkan pada pembeli
tanggal 1 juni 2018

1 juni 2018 Piutang Margin Aset           Utang   1.2


Murabahah Murabahah 1.000.000 50.000
penjual menyerahkan barang 1.250.000 Tangguhan
kepada pembeli dengan nilai

14
Rp1.250.000. secara tidak 250.000
tunai dan akan dibayar selama
10 x angsuran. Beban
Murabaha
Aset           h
1.000.000 Tangguha
n 250.000

Margin Murabahah Beban Murabahah


Tangguhan akan Tangguhan akan
diamortisasi sepanjang diamortisasi sepanjang
akad proporsional dengan akad proporsional
piutang yang dilunasi dengan utang yang
dilunasi

Jurnal setiap pembayaran Kas            Piutang Utang Beban


angsuran 125.000 Murabahah   Murabaha Murabahah
125.000 h 125.000 Tangguhan 
25.000
Margin
Murabahah Pendapatan Beban
Tangguhan Margin Murabaha Kas             
25.000 Murabahah h 25.000 125.000
25.000

Sampai dengan angsuranke-5, Piutang murabahah Utang murabahah


pembeli dapat
membayarangsuran dengan 625.000 625.000
baik. Untuk angsuran
Margin Murabhah Beban Murabahah
berikutnya pembeli
Tangguhan  Tangguhan
mengalami penurunan
kemampuan bayar, sehingga (125.000) (125.000)
penjual memutuskan akan
melakukan rekstrukturisasi 500.000 500.000
utang murabahahnya. Posisi
terakhir dari akun terkait
dengan utang piutang
murabahah adalah:

Jika Rekstrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah dalam Bentuk


Pemberian Potongan Tagihan Murabahah

Transaksi (dalam ribuan Penjual Pembeli

15
rupiah)

Debit Kredit Debit Kredit

Apabila penjual memberi Margin Piutang Utang Beban


potongan tagihan sebesar Murabaha
Murabahah Murabaha Murabaha
Rp75.000 sehingga saldo 75.000
Tangguhan 75.000 Tangguhan
piutang/utang menjadi
75.000 75.000
Rp550.000 (625.000-75.000).

Angsuran keenam dan Kas Piutang Utang Beban


seterusnya Rp 110.000 110.000 Murabahah11 Murabaha Murabahah
(550.000/5)
0.000 h110.000 Tangguhan
10.000
Margin
Murabahah
Tangguhan PendapatanM Beban
10.000 argin Murabaha Kas 110.000
Murabahah10 h10.000
.000

Apabila penjual memberi Margin Piutang Utang Beban


potongan tagihan sebesar Murabahah Murabahah17 Murabaha Murabahah
Rp175.000 sehingga saldo
Tangggunga 5.000 h175.000 Tangguhan
piutang/utang menjadi
n 125.000 125.000
Rp450.000 (625.000-175.000)

Kerugian Keuntungan
Restrukturis Restrukturisa
asi 50.000 si 50.000

Angsuran keenam dan Kas Piutang Utang Kas 90.000


seterunya Rp 90.000 90.000 Murabahah90 Murabaha
(450.000/5); saldo keuntungan
.000 h90.000
tangguhan dan beban
tangguhan sudah Rp 0.

Jika Rekstrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah dalam Bentuk


Penjadwalan Kembali Tagihan Murabahah

Transaksi (dalam ribuan Penjual Pembeli


rupiah)

16
Debit Kredit Debit Kredit

Apabila penjual memberi Kas Piutang Utang Beban


perpanjangan waktu, di mna 62.000 Murabahah Murabahah MurabahahT
seharusnya pembeli harus
62.500 62.500 angguhan
melunasi 5 angsuran lagi
12.500
(angsuran ke-6 sampai ke-10)
menjaadi 10 kali angsuran untuk Margin
saldo utang/piutang yang ada, Murabahah Pendapata Beban
maka besarnya angsuran Tangguhan Margin Murabahah Kas 62.500
menjadi lebih kecil yaitu Rp 12.500 Murabaha 12.500
62.500 (625.000/10) Untuk 12.500
setiap kali angsuran

Jika Rekstrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah dalam Bentuk


Konversi Akad

Transaksi (dalam Penjual Pembeli


ribuan rupiah)

Debit Kredit Debit Kredit

Apabila Aset pembeli Aset Kas Kas Aset


dijual kepada penjual 800.000 800.000 800.000 800.000
dengan nilai pasar Rp
800.000.

Pelunasan Utang Piutang Margin Pendapatan Utang Beban


Murabahah Margin Murabahah Murabahah
Tangguhan Murabahah 625.000 Tangguhan
125.000 125.000 125.000

Piutang
Beban
Murabahah
Kas Murabahah Kas
625.000
625.000 125.000 625.000

Kemudian selisih nilai Kas Dana Investasi Kas


jual aset dengan utang 175.000 Syirkah Musyaraka / 175.000
dapat digunakan sebagai
Temporer Beban Sewa
uang muka IMBT,
175.000 175.000
bagian modal
mudharabah musyarakah

17
atau musyarakah
menurun. Perlakuan
akuntansinya mengikuti
masing-masing jenis
akad tersebut

Apabila aset pembeli Aset Kas Kas Aset


dijual ke penjual dengan 550.000 550.000 550.000 550.000
nilai pasar Rp550.000
Margin Pendapatan Utang Beban
Murabahah Margin Murabahah Murabahah
Tangguhan Murabahah 625.000 Tangguhan
125.000 125.000 125.000

Beban
Kas Piutang Murabahah Kas
550.000 Murabahah 125.000 550.000
625.000

Piutang lain-lain Utang lain-


75.000 lain
75.000

Apabila debitur melunasi Kas Piutang Utang Kas


sisanya 75.000 Lain-lain Lain-lain 75.000
75.000 75.000

Apabila debitur Kerugian Piutang Utang Keuntunga


membebaskan sisa utang Restrukturisasi 75.000 75.000 nRestruktur
debitur 75.000 i asi
75.000

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akad murabahah adalah suatu bentuk jual-beli di mana penjual memberi tahu
kepada pembeli tentang harga pokok (modal) barang dan pembeli membelinya
berdasarkan harga pokok tersebut kemudian memberikan margin keuntungan
kepada penjual sesuai dengan kesepakatan.Jenis – jenis akad murabahah ada 2
yaitu, murabahah dengan pesanan dan murabahah tanpa pesanan. Murabahah
dengan pesanan adalah penjual tidak melakukan pembelian barang sebelum
adanya akad murabahah. Murabahah tanpa pesanan adalah penjual memiliki
persediaan barang dagang/murabahah.Dasar hukum akad murabahah terdiri dari
alqur’an, as-sunnah, ijma, kaidah syariah dan fatwa DSN MUI.
Perlakuan akuntansi murabahah menurut PSAK 102 adalah bagaimana
proses pencataan terhadap produk pembiayaan yang memakai sistem jual beli dari
pihak-pihak yang terkait menjadi sistem akuntansi yang dipakai di lembaga
syariah. Terdiri dari akuntansi untuk penjual dan pembeli mulai dari perolehan
sampai pada pengungkapan.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan,
karenanya kritk serta saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan demi
terciptanya makalah yang sempurna dikemudian hari dan dapat menjadi acuan
dalam penulisan makalah makalah berikutnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2019. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta :


Salemba Empat
https://www.academia.edu/24475228/Pengertian_Akad_Murabahah

20

Anda mungkin juga menyukai