“AKAD MURABAHAH”
MK : Akuntansi Syariah
Disusun Oleh:
NIM : 7193520057
FAKULTAS EKONOMI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
kepada Bapak dosen Tapi Rumondang Sari Siregar, SE., M.Acc yang sudah
baik.
pembahasan tersebut karena materinya yang menarik untuk dibahas dan relavan
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena
itu penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa
ii
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akad Murabahah.............................................................................3
2.2 Jenis - Jenis Akad Murabahah...........................................................................4
2.3 Dasar Syariah Akad Murabahah........................................................................6
2.4 Perlakuan Akuntansi Murabahah (PSAK 102) ................................................8
2.5 Ilustrasi Akuntansi Akad Murabahah..............................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................21
B. Saran ..................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia, secara
garis besar islam mengatur dua bagian pokok, yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah
kepada Allah swt sebagai tuhannya. Sedangkan muamalah ialah hubungan secara
dengan manusia yang meliputi aspek ekonomi, politik, sosial dan lain sebagainya.
Untuk kegiatan muamalah yang menyangkut aspek ekonomi seperti jual beli,
hak dan kewajiban-kewajiban secara adil (Wiroso, 2011). Hak dan kewajiban itu
timbul karena manusia ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara
kepada Sang Pencipta dan sesama makhluk, yang digunakan oleh manusia untuk
perbankan syariah yang paling mendominasi dan banyak diminati oleh masyarakat
1
pencatatan terhadap produk pembiayaan yang memakai sistem jual beli dari
pada laporan keuangan syariah yang disajikan sesuai dengan PSAK No. 101 yang
akuntansi yang baik, buktinya masih banyak entitas atau bank syariah yang masih
2. Agar pembaca dapat lebih luas tentang nengetahui akad murabahah yang ada
dalam akuntansi syariah
3. Agar dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta untuk bahan referensi dalam melakukan penelitian ilmiah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara luas jual beli dapat diartikan sebagai pertukaran harta ats dasar
saling rela. Pertukaran dapat dilakukan antara uang dengan barang seperti
biasanya, barang dengan barang atau sering disebut barter, dan bisa juga dengan
uang seperti tukar menukar mata uang asing.
Seorang yang ingin melakukan transaksi jual beli sesuai dengan ketentuan
Islam, orang itu harus menghidari transaksi yang dilarang oleh Islam. Transaksi
yang dilarang oleh Islam adalah sebagai berikut :
1. Semua aktivitas bisnis terkait dengan barang dan jasa yang diharamkan Allah.
2. Riba
3. Penipuan
4. Perjudian
5. Gharar
6. Ikhtikar
7. Monopoli
8. Bai’an Najsy
9. Suap
10. Taalluq
11. Bai al inah
12. Talaqqi al-rukban
3
biaya yang harus dibayarkan, maka saat pembeli mebayar lebih cepat maka
harga yang dibayarkan tetap sesuai dengan kespakatan saat akad. Jadi dapat
disimpulkan harga tidak bisa berubah apabila pembeli menunda dan
mempercepat pembayaran kepada penjual.
Apabila pelunasan Piutang dilakukan terhadap debitor yang menglami
penurunan keungan. Maka pejual hendaknya memberi keringanan dengan
merestrukturisasi piutang. Restruksi piutang dpat dilakukan dalam bentuk (PSAK
ED 108) :
a. Memberi potongan sisa tagihan, sehingga jumlah angsuran menjadi lebih
kecil.
b. Melakukan penjadwalan ulang, dimana jumlah tagihan yang tersisa tetap dan
perpanjangan masa pembayaran dengan kespakatan kedua belah pihak.
c. Mengonveri akad murabahah, dengan cara menjual objek murabahah kepada
penjual dengan nilai pasar, kemudian dari sisa uangnya untuk melunasi sisa
tagihan.
4
Keterangan :
(1) Melakukan akad murabahah
(2) Penjual memesan dan membeli pada supplier/produsen
(3) Barang diserahkan dari produsen
(4) Barang diserahkan kepada pembeli
(5) Pembayaran dilakukan oleh pembeli
2. Murabahah tanpa pesanan
Keterangan :
(1) Melakukan akad murabahah
(2) Barang diserahkan kepada pembeli
(3) Pembayaran dilakukan oleh pembeli.
5
2.3 Dasar Syariah Akad Murabahah
Rasulullah saw bersabda, ” Ada tiga hal yang mengandung keberkahan: jual beli
secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan
tepung untuk keperluan rumah tangga bukan untuk dijual.” (HR.Ibnu Majah dari
Shuhaib).
” Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia, Allah akan
melepaskan kesulitannya di hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba
Nya selama ia (suka) menolong saudaranya.” (HR Muslim).
6
“Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu
kezaliman.” (HR Bukhari & Muslim).
c) Al-Ijma
Transaksi ini sudah dipraktekkan di berbagai kurun dan tempat tanpa ada yang
mengingkarinya, ini berarti para ulama menyetujuinya (Ash-Shawy, 1990., hal.
200).
d) Kaidah Fiqh, yang menyatakan:“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah
boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
1. Pelaku
Pelaku cakap hokum dan baligh, sehingga jual beli dengan orang gila menjadi
tidak sah sengkan jual beli dengan anak kecil dianggap sah, apabila seizing
walinya.
7
f. Barang tersebut dapat diketahui kuantitas dan kualitasnya dengan jelas,
sehingga tidak ada gharar.
3. Ijab Kabul
Pernyataan dan ekspresi saling ridha/rela diantara piha-pihak pelaku akad yang
dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespodensi atau menggunakan cara-
cara komunikasi modern.
8
Pendapatan Murabahah xxx
3.4. Jika terjadi setelah akad tetapi tidak ada dalam perjanjian. Ini menjadi hak
penjual.
Kas xxx
Pendapatan Operasional Lain xxx
4. Pada saat penjualan Kredit.
Piutang Murabahah xxx
Aset Murabahah xxx
Margin Murabahah Tangguhan xxx
Pada saat Menerima Angsuran.
Kas xxx
Piutang Murabahah xxx
Margin Murabahah Tangguhan xxx
Pendapatan Murabahah xxx
5. Denda jika Pembeli lalai membayar.
Dana Kebajikan – Kas xxx
Dana Kebajikan – Denda xxx
6. Jika menerima uang muka.
Kas xxx
Utang Lain – Uang Muka Murabahah xxx
Apabila murabahah jadi dilaksanakan
Utang lain – Uang Muka Murabahah xxx
Piutang Murabahah xxx
Apabila pesanan dibatalkan
Utang lain – Uang Muka Murabahah xxx
Pendapatan Operasional xxx
Kas xxx
9
Utang Murabahah xxx
2. Beban Murabahah tangguhan diamortisasi secara proporsional dengan porsi
utang Murabahah yang dilunasi.
Utang Murabahah xxx
Kas xxx
Beban Murabahah xxx
Beban Murabahah Tangguhan xxx
3. Membayar denda akibat kelalaian.
Kerugian – Denda xxx
Kas/Utang xxx
10
Penjual sesuai akad 115.000 Murabahah 115.000 115.000
menyerahkan barang kepada 20.000
pembeli dengan nilai
Rp115.000
Aset
murabahah
95.000
11
1 april 2016
Apabila diskon diberikan oleh
pihak ketiga setelah akad
ditandatangani oleh pembeli
dan penjual, sebesar Rp5.000
dan biaya pengembalian
diskon Rp1.000.
2. Non-Tunai
12
Transaksi (dalam Penjual Pembeli
ribuan rupiah)
13
1 juni 2017 Kas Piutang Utang Beban
125.000 Murabahah Murabahah Murabah
Pembayaran sebesar 125.000 125.000 ah
Rp125.000 Ditanggu
hkan
Margin
25.000
Murabaha Pendapata Beban
Tangguhan Margin Murabahah
25.000 Murabahah 25.000
25.000 Kas
125.000
14
Rp1.250.000. secara tidak 250.000
tunai dan akan dibayar selama
10 x angsuran. Beban
Murabaha
Aset h
1.000.000 Tangguha
n 250.000
15
rupiah)
Kerugian Keuntungan
Restrukturis Restrukturisa
asi 50.000 si 50.000
16
Debit Kredit Debit Kredit
Piutang
Beban
Murabahah
Kas Murabahah Kas
625.000
625.000 125.000 625.000
17
atau musyarakah
menurun. Perlakuan
akuntansinya mengikuti
masing-masing jenis
akad tersebut
Beban
Kas Piutang Murabahah Kas
550.000 Murabahah 125.000 550.000
625.000
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akad murabahah adalah suatu bentuk jual-beli di mana penjual memberi tahu
kepada pembeli tentang harga pokok (modal) barang dan pembeli membelinya
berdasarkan harga pokok tersebut kemudian memberikan margin keuntungan
kepada penjual sesuai dengan kesepakatan.Jenis – jenis akad murabahah ada 2
yaitu, murabahah dengan pesanan dan murabahah tanpa pesanan. Murabahah
dengan pesanan adalah penjual tidak melakukan pembelian barang sebelum
adanya akad murabahah. Murabahah tanpa pesanan adalah penjual memiliki
persediaan barang dagang/murabahah.Dasar hukum akad murabahah terdiri dari
alqur’an, as-sunnah, ijma, kaidah syariah dan fatwa DSN MUI.
Perlakuan akuntansi murabahah menurut PSAK 102 adalah bagaimana
proses pencataan terhadap produk pembiayaan yang memakai sistem jual beli dari
pihak-pihak yang terkait menjadi sistem akuntansi yang dipakai di lembaga
syariah. Terdiri dari akuntansi untuk penjual dan pembeli mulai dari perolehan
sampai pada pengungkapan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan,
karenanya kritk serta saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan demi
terciptanya makalah yang sempurna dikemudian hari dan dapat menjadi acuan
dalam penulisan makalah makalah berikutnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
20