Disusun Oleh:
Kelompok IV
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat hidayahnya kami
mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Akuntansi Salam.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Syariah, makalah
ini yang diharapakan bisa menambah wawasan dan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan.
kami mengucapkan banyak terimaksih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,
serta masih banyak kekurangan dan kesalahannya. oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu, kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan
mudah-mudahan makalah ini dapat mendorong kita untuk lebih giat dalam proses menimba
ilmu dengan sebaik-baiknya. Aminyarobbal ‘alamin..
Kelompok IV
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.2. Tujuan................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 2
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................14
3.2. Saran................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Akuntansi Salam
2. Untuk memahami Ketentuan-ketentuan dalam Akuntansi Salam
3. Untuk mempelajari Perlakuan Akuntansi Salam
1
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa istilah dan pengertian yang terkait dengan Akuntansi Salam, dinyatakan dalan
PSAK 103 tentang akuntansi salam sebagai berikut :
a. Salam adalah akad jual beli muslam fiih (barang pesanan) dengan pengiriman di
kemudian hari oleh muslam illaihi (penjual) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli
pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
b. Nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat digunakan untuk mengukur aset yang
dapat dipertukarkan melalui suatu transaksi yang wajar yang melibatkan pihak-pihak
yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai.
Dari pengertian tersebut dapat dilihat bahwa sebelum barang diserahkan kepada pemesan
(karena masih dalam proses produksi) harga barang harus dibayar lunas oleh pemesan atau
pembeli. Harga barang yang dibayar seluruhnya diawal merupakan bantuan modal kepada
produsen untuk memproduksi barang, oleh karena itu transaksi salam terkandung unsur
tolong menolong. Modal salam yang diberikan oleh pemesan kepada produsen dapat
berbentuk uang tunai (kas) atau barang (non kas) yang bermanfaat untuk memproduksi
barang tersebut.
2
Rukun dan Syarat Salam:
1. Muslam/pembeli
2. Muslam ilaih/penjual
5. Shighat/Ijab Qabul
3. Cakap hokum
Karakteristik prinsip salam yang tertuang dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor:
05 / DSN-MUI / IV / 2000 Tentang Jual Beli Salam dijelaskan ketentuan salam sebagai
berikut:
1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang, atau
manfaat.
2. Pembayaran harus dilakukan pada saat kontrak disepakati.
3. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang.
3
5. kesepakatan.
6. Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya.
7. Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai kesepakatan.
Ketiga : Ketentuan tentang Salam Paralel ( )ال ﻣﻮازي ال س ﻟﻢ, Dibolehkan melakukan salam
paralel dengan syarat, akad kedua terpisah dari, dan tidak berkaitan dengan akad pertama.
Kelima : Pembatalan Kontrak, Pada dasarnya pembatalan salam boleh dilakukan, selama
tidak merugikan kedua belah pihak.
Keenam : Perselisihan , Jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka
persoalannya diselesaikan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan
melalui musyawarah.
4
2.3 Perlakuan Akuntansi Salam
1. Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau dialihkan kepada
penjual.
2. Modal usaha salam dapat berupa kas dan aset nonkas. Modal usaha salam dalam
bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan, sedangkan modal usaha salam
dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar. Selisih antara nilai wajar dan
nilai tercatat modal usaha nonkas yang diserahkan diakui sebagai keuntungan atau
kerugian pada saat penyerahan modal usaha tersebut. (Paragraf 11-12, PSAK
103,2007).
Dalam hal pembeli/bank menyerahkan modal salam kepada penjual untuk membayar
pesanan secara tunai, maka bank akan mencatat:
tanggal Piutang salam Rp xxx
Kas/Rekening penjual Rp xxx
Bila pembeli/bank menyerahkan modal salam kepada penjual untuk membayar pesanan
dengan aset nonkas dan nilai wajar aset nonkas lebih kecil dari nilai bukunya maka
selisihnya diakui sebagai kerugian; maka bank akan mencatat:
tanggal Piutang salam Rp xxx
Kerugian penurunan nilai aset nonkas Rp xxx
Aset Non kas (misal, pupuk) Rp xxx
Sedangkn bila pembeli/bank menyerahkan modal salam kepada penjual untuk membayar
pesanan dengan aset nonkas dan nilai wajar aset nonkas lebih besar dari nilai bukunya
maka selisihnya diakui sebagai keuntungan pembeli/bank; dengan demikian bank akan
mencatat;
tanggal Piutang salam Rp xxx
Keuntungan penurunan nilai aset nonkas Rp xxx
5
Aset Non kas (misal, pupuk) Rp xxx
3. Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai berikut. (paragraf 13, PSAK
103,2007)
a) Jika barang pesanan sesuai dengan akad diniali sesuai nilai yang disepakati.
Jurnal yang dibuat oleh pembeli/bank adalah sebagai berikut:
4. Jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal jatuh
tempo pengiriman, maka:
a) Jika tanggal pengiriman diperpanjang, maka nilai tercatat piutang salam sebesar
bagian yang belum dipenuhi sesuai dengan niali yang tercantum dalam akad.
Jurnal yang dibuat pada saat menerima sebagian barang salam, misal, baru 60 % dari
nilai akad:
Dengan demikian, nilai tercatat piutang salam adalah sebesar tinggal 40 % dari nilai
akadnya.
6
b) Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya maka piutang salam berubah
menjadi piutang yang harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak dapat
dipenuhi.
Untuk kasus ini, pembeli/bank akan mencatat dalam jurnalnya sebagai berikut:
c) Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan pembeli mempunyai
jaminan atas barang pesanan serta hasil pnjualan jaminan tersebut lebih kecil dari
nilai pitang salam, maka selisih antara nilai tercatat piutang salam dan hasil
penjualan jaminan tersebut diakui sebagai piutang kepada penjual. Sebaliknya,
jika hasil penjualan jaminan tersebut lebih besar dari nilai tercatat piutang salam
maka selisihnya menjadi hak penjual.
Pencatatan yang dibuat pembeli/bank bila niali penjualan jaminan lebih kecil dari
nilai tercatat piutang salam
Bila nilai penjualan jaminan lebih besar dari pada nilai tercatat piutang salam maka bank
akan mencatat jurnalnya sebagai berikut:
Selisih lebih dari penjualan jaminan yang telah digunakan untuk melunasi piutang salam
diserahkan kepada supplier. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
7
5. Pembeli dapat mengenakan denda kepada penjual yang mampu menunaikan
kewajibannya, tetapi tidak memenuhinya dengan sengaja hal ini tidak berlaku bagi
penjual yang tidak mampu menunaikan kewajibannya karena force majeur.
Denda yang diterima oleh pembeli diakui sebagai bagian dari dana kebajikan.
(paragraf 14-15, PSAK 103,2007)
Barang pesanan yang telah diterima diakui sebagai persediaan. Pada akhir periode pelaporan
keuangan, persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah
biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai bersih dapat direalisasi
lebih rendah dari biaya perolehan maka selisihnya diakui sebagai kerugian. (paragraf 16
PSAK 103,2007).
Atas kerugian ini, bank akan membuat ayat penyesuaian pada akhir peride sebagai berikut:
Kerugian penurunan nilai akan dilaporkan dilaporan laba rugi sebaagai beban operasi,
sedangkan penyisihan penurunan nilai akan dilaporkan dineraca pembeli/bank sebagai
pengurang persediaan barang salam.
Kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima modal usaha salam sebesar
modal usaha salam yang diterima. Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas dan
8
aset nonkas. Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang diterim,
sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar. (nilai
yang disepakati antara pembeli dan penjual). (paragraf 17-18 PSAK 103, 2007).
1) Pada saat bank syariah menerima modal saham dari pembeli akhir, bank akan
mencatat dalam jurnalnya sebagai berikut:
tanggal Kas Rp xxx
Kewajiban salam Rp xxx
9
4) Apabila biaya barang pesanan tidak sama dengan jumlah kas yang dibayarkan bank
kepada supplier maka akan mencatat pada saat penyerahan barang kepada nasabah
pembeli sebagai berikut:
tanggal Utang salam Rp xxx
Persediaan barang salam Rp xxx
Keuntungan salam Rp xxx
Jurnal ini dibuat apabila biaya barang yang dipesan lebih kecil dari pada jumlah yang dibayar
nasabah, sedangkan apabila biaya barang lebih besar dari jumlah yang dibayar nasabah maka
bank akan mencatat sebagai berikut:
Dalam PSAK 103 (2007), Penjual dan pembeli dalam transaksi salam dianjurkan
mengungkapkan berikut ini:
1) besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendiri maupun yang dibiayai
secara bersama-sama dengan pihak lain;
1) piutang salam kepada produsen (dalam salam paralel) yang memiliki hubungan
istimewa;
10
Contoh Soal :
Pada tanggal 1 April 2010, seorang petani Bapak Umar datang ke bank syariah untuk
mendapatkan pembiayaan. Dia memiliki sawah 2 hektar yang biasa ditanami padi. Dia
mengajukan dana sebesar Rp 10.000.000,00 untuk membiayai persiapan tanam bibit padi
rojolele, pemeliharaan, dan sebagainya. Perkiraan, hasil padi dari dua hektar sawah tadi
adalah 6 ton beras sudah digiling kualitas no. 1, bila dijual perkilonya Rp 4.000,00. Dia akan
menyerahkan beras setelah 3 bulan kemudian, yaitu setelah panen. Dalam hal ini bank akan
memberi pendanaan dengan akad as-salam. Akad salaam dengan pak Umar ditandatangani
pada 3 April 2010. Setelah itu, pada 4 April 2010 bank syariah membuat akad salam paralel
dengan Bulog. Dengan kesepakatan harga beras dijual bank ke Bulog adalah Rp 4.400,00 per
kg. Bank syariah menyerahkan modal usaha salam kepada bapak Umar pada 5 April 2010
sebesar Rp 10.000.000,00.
Jawab:
1) Jurnal yang dibuat oleh bank syariah (akad salam paralel). Bank syariah
sebagai pembeli sekaligus sebagai penjual.
a) Pada 4 April 2010, bank syariah menerima kas dari Bulog:
4 April 2010 Kas Rp 11.000.000,-
Utang salam Rp 11.000.000,-
b) Saat bank syariah membayar pembiayaan kepada petani bapak Umar. (5 April 2010)
5 April 2010 Piutang salam Rp 10.000.000,-
Kas Rp 10.000.000,-
c) Pada saat bank syariah menerima barang beras rojolele 2.500 kg dengan harga Rp
4.000,00 per kg, total Rp 10.000.000,00 (misal, tanggal 7 Juli 2010):
11
7 April 210 Persediaan barang salam Rp 10.000.000,-
Piutang salam Rp 10.000.000,-
d) Pada saat penjualan/penyerahan kepada Bulog dengan harga Rp 4.400,00 per kg. Total
penjualan = Rp 11.000.000,-. Misalkan diserahkan pada 7 Juli 2010. Maka jurnalnya;
7 April 210 Utang salam Rp 11.000.000,-
Persediaan barang salam Rp 10.000.000,-
Keuntungan salam Rp 1.000.000,-
b) Neraca
Dengan selesainya pencatatan transaksi salam maka neraca bank syariah akan
terpengaruh seperti dalam persamaan neraca, sebagai berikut;
Kas bank syariah akan bertanbah Rp 1.000.000,- yang diseabkan oleh adanya
keuntungan salam sebesar Rp 1.000.000,-. Jadi, aset/aktiva Rp 1.000.000,00 = ekuitas
Rp 1.000.000,-.
b) Pada saat bapak Umar menyerahkan barang beras Rojolele 2.500 kg dengan harga Rp
4.000,00 per kg. Total Rp 10.000.000,- dan harga pokok persediaan barang salam
(beras) bapak Umar adalah Rp 9.000.000,00 (misalkan, pada tanggal 7 Juli 2010):
12
7 April 2010 Utang salam Rp 10.000.000,-
Persediaaan barang salam Rp 9.000.000,-
Keuntungan salam Rp 1.000.000,-
13
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Salam dapat didefenisikan sebagai transaksi atau akad jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan dan pembeli melakukan pembayaran di
muka, sedangkan penyerahan barang baru dilakukan dikemudian hari. Karakteristik prinsip
salam yang tertuang dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor: 05 / DSN-MUI / IV / 2000
Tentang Jual Beli Salam dijelaskan ketentuan salam sebagai berikut: Ketentuan tentang
Pembayaran, Ketentuan tentang Barang, Ketentuan tentang Salam Paralel ( )ال ﻣﻮازي ال س ﻟﻢ,
Penyerahan Barang Sebelum atau pada Waktunya, Pembatalan Kontrak, Perselisihan.
Perlakuan Akuntansi Salam terdiri dari Akuntansi Penjual dan Akuntansi Pembelian
3.2.Saran
Akhir kata, kami menyadarimakalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami membukakan peluang bagi pembaca agar bersedia memberikan
kritikan dan saran konstruktif demi perbaikan dan kesempurnaan untuk masa yang akan
datang.
14
DAFTAR PUSTAKA
Khadafi, M. (2016). Akutansi Syariah Meletakkan Nilai-nilai Syariah Islam dalam Ilmu
Akutansi. Medan: Madenatera.
15