Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MELEMAHNYA KURS


MATA UANG RUPIAH TERHADAP MATA UANG ASING”
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Moneter 1
Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Rusydi, SE., M.Si

Disusun oleh kelompok 1:


Putri Ayu Lestari Husnul Fatimah
Amanda Fikria Nurhajar
Sri Wahyuni Andi Iswi Nurul Widani
Anggi Anggreni Syamsiah
Marwan Fahrul Fadli
Nur Hasrillah Rustam
Riswandi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai
salah satu tugas dari dosen pada mata kuliah Ekonomi Moneter dengan judul
“Faktor-Faktor Penyebab Melemahnya Kurs Mata Uang Rupiah Terhadap Mata
Uang Asing” dengan tepat waktu. Ungkapan terima kasih ini tak lupa juga kami
sampaikan kepada rekan-rekan yang sedikit banyaknya membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Sesungguhnya makalah ini jauh dari kesempurnaan, masih banyak
kekurangan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Oleh karena itu, kami
menerima berbagai kritik dan saran yang kiranya akan membantu kesempurnaan
makalah ini. Demikian makalah ini kami susun, apabila ada materi yang kurang
tepat kami mohon maaf. Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat.

Makassar,4 Januari 2024

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .....................................................................................................i


KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................3
C. Tujuan ...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................4
A. Faktor-Faktor Penyebab Melemahnya Mata Uang Rupiah Terhadap
Mata Uang Asing ..................................................................................4
B. Dampak Dari Melemahnya Kurs Mata Uang Rupiah Terhadao Mata
Uang Asing ...........................................................................................8
C. Pengaruh Inflasi Terhadap Nilai Rupiah Atas Dolar Amerika Serikat
di Indonesia ...........................................................................................9
D. Upaya Pemerintah Menghadapi Kelemahan Kurs Mata Uang Rupiah
Terhadap Mata Uang Asing ..................................................................10
BAB III PENUTUP ..........................................................................................12
A. Kesimpulan ...........................................................................................12
B. Saran .....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian Indonesia tidak dapat terlepas dari peran negara lain
dalam hubungan internasional. Hubungan internasional dapat terjadi
dengan melakukan pembelian ataupun penjualan barang dan jasa melalui
transaksi antarnegara atau perdagangan internasional seperti ekspor dan
impor, dapat juga dengan melakukan pembelian dan penjualan capital
asset di pasar modal melalui penjualan instrument pasar modal seperti
saham, obligasi dan lain-lain.
Secara umum, kurs adalah nilai tukar mata uang sebuah negara yang
diukur dalam mata uang lain. Menurut Samuelson dan Nordhaus
(1999:525) “kurs (nilai tukar) yaitu harga mata uang negara asing dalam
satuan mata uang domestic”. Wijaya (2020:198) berpendapat, “nilai tukar
mata uang adalah harga dari mata uang suatu negara terhadap mata uang
negara lain yang dipergunakan didalam pelaksanaan perdagangan antara
kedua negara tersebut dimana nialinya ditentukan melalui permintaan dan
penawaran pasar valuta asing”.
Pergeseran penguasa politik dan moneter telah merubah sistem
kurs yang dianut oleh Indonesia. Perubahan yang paling ekstrim adalah
pemilihan kurs mengambang oleh otoritas ekonomi pada tanggal 17-8-
1997. Pilihan pemerintah pada saat itu didasarkan atas terjadinya
pelemahan rupiah yang terus-menerus akibat krisis besar di Kawasan
ASEAN. Sebelum perubahan system kurs yang sangat mendasar ini
dilakukan, pemerintah melalui Bank Indonesia telah mencoba
menstabilkan pelemahan rupiah dengan melepas cadangan valuta asing.
Kebijakan yang dilakukan oleh Bank Sentral ini tidak menimbulkan
pengaruh terhadap penguatan nilai rupiah, sebaliknya kebijakan ini
menimbulkan dampak buruk lainnya yaitu pengurasan valuta asing yang
nantinya akan berakibat pada kemampuan pembayaran luar negeri

1
Indonesia. Pemilihan kurs mengambang bebas ini telah menimbulkan
implikasi baru pada pergerakan nilai tukar mata uang rupiah. Rupiah telah
memasuki pasar bebas mata uang untuk menentukan nilai tukarnya dengan
mata uang dunia. Pergerakan rupiah sangat terintegrasi dengan kondisi
globalisasi dunia yang terkait dengan berbagai segi seperti ekonomi,
politik, sentimen pasar, dan lainnya. Pemerintah sebagai otoritas moneter
melalui BI tidak berwenang lagi untuk mengatur dan mempengaruhi kurs
rupiah secara langsung. Menurut Yuliadi dalam Priyanto (2016:3),
perubahan kurs sangat ditentukan oleh keseimbangan faktor internal dan
eksternal suatu perekonomian, sektor riil dan sektor moneter serta
kepercayaan masyarakat ekonomi pada rezim kekuasaan. Pendapat diatas
juga diperkuat oleh temuan Wijoyo (2016) yang memperoleh kesimpulan
dari penelitiannya bahwa faktor utama penyebab goncangan rupiah adalah
faktor eksternal, terutama kebijakan ekonomi oleh Bank Sentral Amerika.
Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan globalisasi
ekonomi serta gonjang ganjing perubahan nilai tukar rupiah yang terus
terdepresiasi (menurun) dibandingkan dolar Amerika maka dipandang
jawaban tersebut belum lengkap, juga adanya kekhawatiran kemungkinan
terjadinya krisis ekonomi bila kondisi ini tidak bisa diatasi pemerintah.
Oleh karena itu, perlu diketengahkan berbagai faktor atau penyebab
kenapa nilai tukar rupiah terus melemah hingga bisa mencapai diatas
Rp14.000 per dollar America? Saat ini rupiah masih dibayangi tekanan.
Pelemahan harga komoditas secara global dan prospek pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang turun menjadi faktor penekan mata uang Garuda.
Secara umum, ada faktor internal dan eksternal yang membuat
nilai tukar (kurs) rupiah terus melemah, dimana antara satu faktor dengan
faktor lainnya kadang kala saling berkorelasi dan saling mempengaruhi.

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang menjadi faktor penyebab melemahnya mata uang rupiah


terhadap mata uang asing?
2. Apa dampak dari melemahnya kurs mata uang rupiah terhadap mata
uang asing?
3. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap nilai tukar rupiah atas dollar
Amerika serikat di Indonesia?
4. Bagaimana Upaya pemerintah menghadapi kelemahan kurs mata uang
rupiah terhadap mata uang asing?

C. Tujuan
1. Mengetahui faktor penyebab melemahnya mata uang rupiah terhadap
mata uang asing
2. Mengetahui dampak yang terjadi akibat melemahnya kurs mata uang
rupiah terhadap mata uang asing
3. Mengetahui pengaruh inflasi terhadap nilai tukar rupiah atas dollar
Amerika Serikat di Indonesia
4. Mengetahui Upaya pemerintah dalam menghadapi kelemahan kurs
mata uang rupiah terhadap mata uang asing

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor-faktor penyebab melemahnya mata uang rupiah
terhadap mata uang asing
1. Faktor Internal
a. Perlambatan Ekonomi Indonesia
Perlambatan Ekonomi mengkibatkan daya beli masyarakat
menurun. Penurunan daya beli masyarakat ini disebabkan oleh
kenaikan harga kebutuhan pokok yang luar biasa yang disebabkan
oleh kurang tepatnya momen pengambilan keputusan pemerintah
untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar
listrik (TDL) pada masa awal pemerintahan Jokowi-JK.
Secara teori diketahui bahwa negara yang mengalami
inflasi tinggi cenderung nilai mata uangnya terdepresiasi
(menurun). Contohnya, jika inflasi di Indonesia naik lebih cepat
dibandingkan dengan inflasi di Amerika, maka akan mendorong
harga-harga di Indonesia meningkat lebih cepat dibandingkan
dengan harga-harga di Amerika. Karena harga-harga barang di
Indonesia menjadi lebih relative mahal terhadap barang Amerika,
maka permintaan barang Amerika akan semakin meningkat.
Permintaan dolar Amerika yang meningkat mengakibatkan kurs
dolar Amerika menguat relatif terhadap rupiah. Sedangkan
permintaan barang Indonesia menurun dan membuat permintaan
terhadap rupiah menjadi turun. Permintaan rupiah yang semakin
kecil mengakibatkan kurs rupiah melemah. Laju inflasi relatif
dapat mempengaruhi nilai tukar dimana perubahan dalam laju
inflasi dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional,
karena mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta, dan
dengan demikian mempengaruhi niali tukar.

4
b. Kinerja Ekspor Kian Merosot Dan Impor Barang Cukup Tinggi
Pelemahan mata uang dunia terhadap dolar Amerika
membuat permintaan barang komoditas ekspor menurun.
Akibatnya, harga komoditas yang menjadi andalan ekspor
Indonesia anjlok dan berdampak pada neraca perdagangan yang
pada akhirnya memperburuk pelemahan rupiah. Pelemahan rupiah
ikut didorong oleh menurunnya kinerja ekspor dan tingginya impor
barang dari luar negeri. Ketika rupiah melemah, seharusnya ekspor
mengalami kenaikan. Namun karena produk ekspor Indonesia tadi
harga dan permintaannya anjlok, maka kontribusi terhadap neraca
perdagangan tidak signifikan sehingga mendorong depresiasi
rupiah.
c. Kesalahan Arah Industrialisasi
Arah yang keliru dari kebijakan industrialisasi yang
diambil pemerintah membuat ekonomi Indonesia sensitif terhadap
mata uang asing, terutama dolar Amerika. Hal ini menyebabkan
ketergantungan pada bahan baku impor sangat tinggi. Misal,
tekstil, sebagian besar bahan bakunya impor dari luar negeri, mulai
dari benang sampai pewarna, produk sepatu, makanan, obat-obatan
apalagi yang sebagian besar bahan baku untuk memproduksinya di
impor yang tentunya harus dibayar dengan mata uang dolar.
Kondisi ini juga membuat kinerja ekspor kian jatuh dan
keteragantungan impor cukup tinggi, yang akhirnya berdampak
juga pada defisitnya necara perdangangan karena daya saing
industri kita rendah.
d. Rupiah Sebagai Soft Currency
Karena mata uang yang mudah berfluktuasi atau rentan
tehadap depresiasi nilai, maka rupiah digolongkan sebagai soft
currency (mata uang lemah) sebab perekonomian Indonesia relatif
kurang mapan. Soft currency adalah mata uang lemah yang jarang
digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena

5
nilainya relatif tidak stabil dan sering mengalami depresiasi atau
penurunan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya. Karena
posisi rupiah sebagai soft currency maka sangat sensitif terhadap
kondisi ekonomi global, krisis finansial, dan ketidakstabilan
ekonomi bisa mengkibatkan jatuhnya mata uang rupiah. Selain itu,
sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia berbagi sentimen
dengan negara berkembang lainnya. Artinya, ketika sentiment
terhadap negara-negara berkembang secara umum baik, maka nilai
rupiah akan cenderung menguat. Sebaliknya, ketika di negara-
negara berkembang yang lain banyak kerusuhan, bencana, dan lain
sebagainya, maka nilai rupiah akan melemah.
e. Pelarian Modal Atau Capital Flight
Modal yang beredar di Indonesia, terutama di pasar
finansial, Sebagian besar adalah modal asing. Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) sekitar 60% yang beli saham adalah orang asing
atau investor asing. Ini membuat nilai rupiah sedikit banyak
tergantung pada kepercayaan investor asing terhadap prospek
bisnis di Indonesia. Semakin baik iklim bisnis Indonesia, maka
akan semakin banyak investasi asing di Indonesia, dan dengan
demikian rupiah akan semakin menguat. Sebaliknya, semakin
negatif pandangan investor terhadap Indonesia, rupiah akan kian
melemah.
f. Ekspektasi
Ekspektasi masyarakat terhadap rupiah yang rendah juga
turut mempengaruhi depresiasi rupiah. Penilaian atau persepsi
terhadap suatu mata uang yang negatif turun membuat permintaan
terhadap mata uang tersebut menurun sehingga nilainya pun
menurun. Oleh karena itu, jika ekpektasi terhadap mata uang
rupiah rendah maka hal ini turut juga memicu semakin
melemahnya rupiah saat ini, terlebih lagi sifat dari investor

6
domestik yang lebih mementingkan motif spekulasi daripada
nasionalisme.
g. Cadangan Devisa
Total valuta asing (valas) yang dimiliki oleh pemerintah
Indonesia dan swasta dapat diketahui dari posisi necara
pembayaran (balance of payment, BOP). Makin banyak devisa
atau valas yang dimiliki oleh suatu negara maka berarti makin
besar kemampuan negara tersebut melakukan transaksi ekonomi
dan keuangan internasional dan makin kuat pula nilai mata uang
negara tersebut. Cadangan devisa resmi suatu negara (official forex
reserve) merupakan cadangan devisa milik negara, yang dikelola,
dikuasai, diurus dan ditatausahakan oleh bank sentral atau di Bank
Indonesia. Oleh karena itu bila semakin menipisnya cadangan
devisa Indonesia, maka turut juga mendorong pelemahan nilai
mata uang rupiah. Selain itu, BI juga menggunakan cadangan
devisa tersebut untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah
sesuai dengan fundamentalnya, guna mendukung terjaganya
stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

2. Faktor Eksternal
a. Situasi Ekonomi USA
Dengan membaiknya ekonomi Amerika membuat investasi
dalam bentuk dolar Amerika yang dulu menyebar di luar negeri
kembali masuk Amerika. Perbaikan ekonomi Amerika setelah
krisis tersebut membuat Bank Sentral Amerika atau „The Fed‟
menghembuskan rencana tapering off atau pemangkasan
quantitative easing-yang sering disebut stimulus ekonomi.
Rencana tersebut dikemukakan Gubernur Bank Sentral Amerika
Ben Bernanke, katanya “Jika perbaikan ekonomi terus berlangsung
dalam waktu dekat kami akan mengurangi pembelian obligasi. Hal
ini membuat dollar langka di pasar keuangan akan tetapi dia diburu

7
untuk keperluan transaksi. Efek lainnya adalah melemahnya
indeks harga saham gambungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia
(BEI) yang disebabkan munculnya kekwatiran pemulihan ekonomi
di Amerika akan berdampak pada kembalinya modal, dolar di
penjuru dunia kembali ke Amerika dan mempengaruhi pasar
keuangan dunia karena sebagian transaksi keuangan dunia masih
di dominasi dolar.
b. Perbedaan Suku Bunga Antar Negara
Penyebab lain yang mempengaruhi mata uang suatu negara
adalah perbedaan suku bunga. Kenaikan suku bunga di Amerika
relatif terhadap tingkat suku bunga di Indonesia akan
menyebabkan banyak investor mengalihkan investasinya dari
instrumen keuangan dengan denominasi (dalam bentuk) rupiah ke
instrumen keuangan dengan denominasi dolar Amerika. Investor
berusaha memanfaatkan tingkat bunga yang lebih tinggi. Sebagai
akibatnya dolar Amerika akan menguat (apresiasi) terhadap rupiah,
atau rupiah mengalami depresiasi terhadap dolar Amerika.
c. Krisis Ekonomi
Negara dikatakan krisis ekonomi, jika pertumbuhan
perekonomian anjlok, inflasi tidak terkendali, harga mata uang
jatuh, serta terjadi kekacauan politik hukum dan keamanan.

B. Dampak dari melemahnya kurs mata uang rupiah terhadap


mata uang asing
1. Karyawan Bergaji Dollar Diuntungkan
Apabila kurs rupiah melemah, nilai dollar AS akan meningkat. Dengan
begitu, mereka yng bergaji dollar AS akan diuntungkan. Sebab dolar
yang didapat bila dikonversikan ke rupiah, jumlah rupiah yang didapat
lebih banyak dari sebelum melemahnya rupiah.
2. Keuntungan Eksportir Dalam Negeri Meningkat

8
Akibar kurs rupiah melemah maka banyak permintaan dari luar
terhadap produk-produk Indonesia. Meningkatnya pembelian produk-
produk dalam negeri tentu saja meningkatkan keuntungan beberapa
eksportir Indonesia, seperti eksportir mebel dan tekstil.
3. Barang Impor Menjadi Mahal, Barang Local Kian Laris Dipasaran
Naiknya harga barang impor akan membuat Masyarakat beralih ke
produk local yang harganya lebih terjangkau.
4. Suku Bunga Naik, Resiko Bagi Pertumbuhan Kredit
Bersama dengan pemerintah, bank Indonesia (BI) terus menstabilkan
nilai rupiah yang turun dan menjaga rupiah agar tidak melemah.
Menaikkan suku bunga merupakan langkah yang harus dilakukan
akibat melemahnya kurs rupiah. Dampak dari naiknya suku bunga
adalah pertumbuhan kredit menjadi melambat. Orang-orang enggan
untuk mengambil kredit sebab bunganya yang mahal.
5. Melemahnya Rupiah Mengancam Obligasi Dan Surat Utang Negara
(SUN)
Harga obligasi da SUN nantinya bisa merosot dan dapat berakibat
terhadap kusr rupiah. Dalam situasi ini Bank Indonesia (BI) akan
mengambil tindakan dengan membeli obligasi dan SUN yang dijual
investor asing. Hal ini bertujuan untuk menstabilkan pasar uang.

C. Pengaruh Inflasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah Atas Dolar


Amerika Serikat DiIndonesia
Hubungan inflasi terhadap nilai tukar rupiah atas dolar Amerika
Serikat adalah nilai tukar rupiah akan melemah disebabkan tingginya
inflasi. Hal itu dapat terjadi jika tingkat inflasi tinggi akan menyebabkan
kenaikan harga, dengan harga yang semakin tinggi akan memberikan
dampak pada nilai tukar rupiah.
Madura dalam (Puspitaningrum, Suhadak dan Zahroh 2014:4)
bahwa: Inflasi erat kaitanya dengan nilai tukar mata uang, perubahan

9
tingkat inflasi dapat mempengaruhi permintaan mata uang di suatu negara,
sehingga dapat pula mempengaruhi pola perdagangan internasional.
Perubahan dalam laju inflasi dapat mempengaruhi aktifitas perdagangan
internasional. Jika inflasi suatu negara meningkat, permintaan atas mata
uang negara tersebut menurun dikarenakan ekspornya juga turun, hal itu
disebabkan harga yang lebih tinggi. Selain itu, konsumen dan perusahaan
dalam negara tersebut cenderung meningkatkan impor mereka. Kedua hal
tersebut akan menekan inflasi yang tinggi pada mata uang suatu negara.
Teori yang menerangkan hubungan antara nilai tukar dan tingkat inflasi
diantara dua negara dengan kurs kedua negara tersebut adalah teori paritas
daya beli (purchasing power parity-PPP). Teori paritas daya beli yang
menyatakan bahwa keseimbangan kurs akan menyesuaikan dengan
besaran perbedaan tingkat inflasi di antara dua negara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh
positif terhadap nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat, karena
semakin tinggi tingkat inflasi di Indonesia maka nilai tukar rupiah akan
meningkat dalam bentuk angka namun menurun dalam arti akan semakin
banyak rupiah yang akan ditukarkan untuk memperoleh satu unit dolar,
sehingga rupiah mengalami depresiasi atau rupiah melemah.

D. Upaya Pemerintah Menghadapi Kelemahan Kurs Mata


Uang Rupiah Terhadap Mata Uang Asing
1. Mendorong Penggunaan Rupiah
Pemerintah mendorong masyarakat untuk lebih berani memegang dan
menggunakan rupiah, serta tidak terburu-buru menukarkannya kemata
uang asing.
2. Stabilitas Nilai Tukar
Bank Indonesia (BI) Bersama dengan pemerintah pusat dan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya menjaga stabilitas nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika Serikst (USD) dengan berbagai
kebijakan, seperti intervensi pasar valuta asing dan swap valas.

10
3. Penguatan Likuiditas Rupiah
Langkah-langkah untuk memperkuat pengelolaan likuiditas rupiah
juga telah diambil untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
4. Koordinasi Antara Pemerintah, BI, Dan Pelaku Usaha
Pemerintah terus berkoordinasi dengan BI, OJK, dan pelaku usaha
untuk memiliki visi dan pandangan yang sama dalam menghadapi
tekanan dinamika ekonomi global.
5. Penggunaan Mata Uang Lokal Dalam Transaksi
Pemerintah juga mendorong penggunaan mata uang rupiah dalam
transaksi perdagangan dan investasi melalui program Local Currency
Transaction (LCT).

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika sangat ditentukan
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi:
perlambatan ekonomi Indonesia, inflasi, kinerja ekspor kian merosot dan
impor barang cukup tinggi, kesalahan arah industrialisasi, Rupiah
sebagai soft currency, pelarian modal atau capital flight, ketidakstabilan
politik-ekonomi dari dalam negeri, ekspektasi, dan cadangan devisa.
sedangkan faktor eksternal meliputi : situasi ekonomi USA, perbedaan
suku bunga antar negara, devaluasi yuan cina dan krisis ekonomi. Bagi
pemerintah indonesia terutama Bank Indonesia dan pengambil kebijakan
otoritas moneter lainnya agar bisa mengendalikan faktor-faktor internal
yang berpengaruh terhadap penurunan nilai Rupiah. Demikian juga
dengan faktor eksternal sudah sepantasnya pemerintah Indonesia bisa
melakukan prediksi yang akurat berkenaan dengan dampak yang di
timbulkannya sehingga bisa menjadi peringatan dini terhadap dampak
terburuk sekalipun terhadap penurunan Rupiah. Oleh karena itu
sinergitas antar lembaga pengambil kebijakan moneter dan efektifitas
kebijakan yang ditetapkan hendaknya mengacu pada dinamika 2 faktor
tersebut sehingga stabilitas moneter bisa terkendali dalm menunjang
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

B. SARAN
1. Bank Indonesia selaku bank sentral diharapkan lebih berhati-hati
dalam mengeluarkan kebijakan tentang tingkat suku bunga dengan
memperhatikan laju inflasi dalam negeri.

12
2. Sebaiknya pemerintah menurangi impor dari negara lain karena dapat
menyebabkan berkurangnya cadangan devisa dan nilai rupiah akan
melemah / terdepresiasi. Selain itu, pemerintah juga harus
menyeimbangkan negara pembayaran dengan menekan impor yang
masuk ke Indonesia agar cadangan devisa yang dimiliki pemerintah
tidak berkurang.
3. Pemerintah harus meningkatkan ekspor dengan cara memperbaiki
kualitas produk dalam negeri agar mampu bersaing dengan produk-
produk dari negara lain yang memiliki kualitas bagus.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/KINERJA/article/donload/7319/1051
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/4076/Sifirnawati%20Da
ya.pdf?sequence
https://eprints.ums.ac.id/61344/16/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Hady, Hamdi. (2001). Valuta Asing Untuk Manejer, Ghalia Indonesia. Jakarta
www.kompas.com/ekonomi/keuangan
Wiyono, Nugroho Agung, (2016). Peramalan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD
dengan menggunakan Model GARCH. Kajian Ekonomi & Keuangan.
ejurnal.kemenkeu Vol. 20 No.2

14

Anda mungkin juga menyukai