MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan sistem ekonomi Indonesia
Puji syukur Alhamdullillah saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga dengan
izinnya jugalah penulis bisa menyelesaikan tugas. Namun terlepas dari itu, penulis
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik.
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
A. Latar belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi dan adanya komunikasi yang semakin cepat mendorong
terjadinya integrasi pasar-pasar keuangan di seluruh dunia kedalam pasar keuangan
internasional. Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang tinggi, namun memiliki
ketergantungan pada luar negeri. Akibatnya, ekonomi negara mudah terguncang oleh
perubahan eksternal berskala kecil sekali pun. Selama ini pemerintah berpendapat
bahwa penyebab gejolak keuangan dan ekonomi diIndonesia dikarenakan faktor
eksternal. Gejolak ini terjadi karena pertumbuhan ekonomi tanpa memacu
peningkatan produksi dalam negeri. Sementara ada pula faktor internal yaitu ekspor
dan impor yang meningkat sehingga menyebabkan neraca perdagangan yang defisit.
Selain itu, gejolak di pasar keuangan dipicu buruknya neraca pembayaran karena
angka defisit transaksi berjalan yang diumumkan BI menunjukkan defisit 4,4% dari
PDB Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah?
2. Apa saja kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi melemahnya nilai
tukar rupiah?
C. Tujuan
1. Mengetahui dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah
2. Mengetahui kebijakan pemerintah untuk mengatasi melemahnya nilai tukar rupiah
BAB II
PEMBAHASAN
Nilai tukar rupiah pada dolar Amerika semakin melemah. Diketahui, nilai tukar
rupiah sempat menyentuh Rp15.000 per dolar AS pada 4-6 Juni 2022. Angka inipun
membawa nilai tukar Indonesia menjadi yang terendah sejak 5 Mei 2020, dimana saat
itu dunia dalam masa pandemi dan nilai tukar rupiah mencapai Rp15.080 per dolar
AS. Hal ini diakibatkan oleh indeks dolar AS yang menguat dan banyaknya aksi jual
oleh investor asing. Adapun alasan dolar AS yang menguat adalah pelemahan euro di
tengah kenaikan harga gas serta ketidakpastian politik yang berujung pada
kekhawatiran resesi. Tak heran, jika indeks dolar AS menyentuh angka tertingginya
dalam 20 terakhir.
Oleh karena itu, penurunan nilai mata uang ini bukan hanya berlangsung di
Indonesia, melainkan juga sejumlah mata uang lain di Asia. Mulai dari won Korea
Selatan (KRW) yang mengalami penurunan 0,54 persen, peso Filipina yang juga
turun 0,54 persen, ringgit Malaysia (RM) yang turun 0,12 persen, serta dolar Taiwan
yang turun 0,05 persen.
Dampak melemahnya kurs rupiah. Mulai dari diferensiasi inflasi, diferensiasi suku
bunga, defisit neraca berjalan, utang publik, ketentuan perdagangan, sampai stabilitas
politik dan ekonomi. Kurs rupiah memang tidak stabil. Kadang menguat, kadang
melemah terhadap dolar. Pernah rupiah selemah-lemahnya berhadapan dengan dolar.
Situasi tersebut terjadi saat Soeharto masih menjadi Presiden tahun 1998 dan
kemudian lengser karena tak bisa menangani krisis ekonomi yang terjadi sebagai
dampak melemahnya kurs rupiah.
Perubahan nilai tukar (kurs) mata uang suatu negara yang cenderung melemah
sering kali dipandang negatif. Nyatanya, kondisi tersebut tak selamanya buruk. Ada
hal positif yang bisa diambil dari melemahnya kurs rupiah.
1. Karyawan bergaji dolar diuntungkan
Apabila kurs rupiah melemah, nilai dolar AS akan meningkat. Dengan begitu,
mereka yang bergaji dolar AS akan diuntungkan. Sebab dolar yang didapat bila
dikonversikan ke rupiah, jumlah rupiah yang didapat lebih banyak dari sebelum
melemahnya rupiah.
2. Keuntungan eksportir dalam negeri meningkat
Akibat kurs rupiah melemah maka banyak permintaan dari luar terhadap produk-
produk Indonesia. Meningkatnya pembelian produk-produk dalam negeri tentu saja
meningkatkan keuntungan beberapa eksportir Indonesia, seperti eksportir mebel dan
tekstil. Kondisi ini adalah hal yang logis karena bila barang-barang dalam negeri
dijual dengan mengacu pada rupiah, sudah tentu importir yang membelinya dengan
mengonversi dolarnya ke rupiah akan mendapatkan barang dalam jumlah lebih besar
daripada sewaktu rupiah menguat.
Keuntungan tersebut tidak dirasakan semua eksportir. Bagi eksportir yang
produksi produk-produknya mengandalkan bahan baku dari luar negeri, melemahnya
rupiah justru memaksa mereka untuk menaikkan harga jual produknya. Naiknya harga
jual produk yang sebanding dengan menguatnya dolar tidak membawa keuntungan
berarti bagi eksportir tersebut.
3. Barang impor menjadi mahal, barang lokal kian laris di pasaran
Dampak yang sangat terasa dengan melemah kurs rupiah adalah harga produk
impor yang semakin mahal. Naiknya harga barang impor akan membuat masyarakat
beralih ke produk lokal yang harganya lebih terjangkau. Sebagai contoh, karena
rupiah melemah, harga buah impor mengalami kenaikan. Masyarakat pun menjadi
enggan untuk membeli buah impor dan memutuskan beralih mengonsumsi buah lokal.
Jika lebih banyak orang memilih buah-buahan lokal, buah-buahan impor akan surut
jumlahnya. Situasi ini membuat importir buah mengalami penurunan omzet. Namun,
saat yang bersamaan, petani dan pedagang buah lokal memperoleh keuntungan.
4. Suku bunga naik, risiko bagi pertumbuhan kredit
Nilai tukar merupakan salah satu pertimbangan utama bank sentral dalam
menetapkan kebijakan moneter (keuangan). Oleh karena itu, dengan penurunan nilai
tukar mata uang di negara tersebut, akan membuat kebijakan moneter yang ditetapkan
akan semakin longgar, untuk memicu banyaknya konsumsi masyarakat. Sebaliknya,
jika nilai mata uang domestik semakin menguat, hal tersebut akan memberikan
hambatan pada ekonomi yang membuat kebijakan moneter yang ditetapkan akan
semakin ketat. Adapun salah satu kebijakan moneter yang ketat adalah suku bunga
yang lebih tinggi, untuk memicu penurunan konsumsi masyarakat.
Melemahnya rupiah menjadi dilema bagi Bank Indonesia (BI) sebagai lembaga yang
bertanggung jawab atas urusan moneter dalam negeri. Bersama dengan Pemerintah,
BI terus menstabilkan nilai rupiah yang turun dan menjaga rupiah agar tidak
melemah. Menaikkan suku bunga merupakan langkah yang mau tak mau harus
dilakukan akibat melemahnya kurs rupiah.
Paling jelas adalah pertumbuhan kredit menjadi melambat. Orang-orang enggan
untuk mengambil kredit sebab bunganya yang mahal. Selain itu, bukan tidak mungkin
meningginya kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) sebagai dampak dari
kenaikan suku bunga.
5. Melemahnya rupiah mengancam obligasi dan Surat Utang Negara (SUN)
Dampak negatif dari melemahnya kurs rupiah juga menyasar ke perdagangan
obligasi dan Surat Utang Negara (SUN). Dengan mengacu pada lemahnya kurs
rupiah, investor-investor akan menjual obligasi dan SUN yang telah mereka beli.
Situasi kian buruk jika tidak ada yang membeli obligasi dan SUN. Harga obligasi dan
SUN nantinya bisa merosot dan dapat berakibat terhadap kurs rupiah. Karena itu,
dalam situasi ini Bank Indonesia (BI) akan mengambil tindakan dengan membeli
obligasi dan SUN yang dijual investor-investor asing. Hal ini bertujuan untuk
menstabilkan pasar uang.
PENUTUP
KESIMPULAN
Penurunan nilai tukar rupiah yang saat ini terjadi disinyalir sebagai titik awal krisis
ekonomi di Indonesia dan belum mencapai puncaknya. Penurunan ini disebabkan
sebagaian besar oleh faktor internal antara lain pengelolaan pasar modal yang terlalu
berorientasi jangka pendek, kurang perhatian pemerintah terhadap peningkatan daya
saing produk serta kurangnya pengembangan sektor pertanian. Kebijakan pemerintah
yang sifatnya jangka pendek melalu pemberian insentif pajak, mendorong ekspor
padat karya, menjaga daya beli masyarakat dan menjaga inflasi belum mampu
mengatasi pelemahan rupiah. Pemerintah harus mngambil langkah sistematik untuk
memacu sumber daya manusia (SDM) dan pengusaha nasional agar mampu
menaikkan daya saing, memperbaiki law enforcement dan menyediakan kepastian
hukum bagi pelaku dunia usaha dengan segera merampungkan regulasi, perbaikan
transmisi kebijakan keuangan serta kebijakan energi, kebijakan industri nasional,
kebijakan investasi pada sektor ekonomi rakyat produktif. Disamping itu, perlu
meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah.
DAFTAR PUSTAKA
https://bakai.uma.ac.id/2022/05/12/dampak-melemahnya-kurs-
rupiah/
Dewi.Putri https://context.id/read/331/nilai-rupiah-melemah-
dampak-buruknya-apa-saja
https://www.cnbcindonesia.com/market/20220707085859-17-
353586/rupiah-makin-melemah-ini-dampak-buruk-yang-harus-
diatasi
https://www.kompas.com/tren/read/2022/09/27/194609965/apa-
penyebab-dan-dampak-dari-melemahnya-rupiah?
page=all&jxconn=1*pr1bmv*other_jxampid*N0RMRnFpRW1hbEx3
OGhXdWVBR0RSOVJBMnVmc1BDWmZiREhiYW5GZEVxQTJVRHp
aVGwzWHQ4X2Z0UlNMQmVxbQ..#page2
https://www.cnbcindonesia.com/market/20220707085859-17-
353586/rupiah-makin-melemah-ini-dampak-buruk-yang-harus-
diatasi
https://m.liputan6.com/bisnis/read/3640748/ini-upaya-pemerintah-
dan-bi-perkuat-rupiah