Anda di halaman 1dari 3

Tugas Diskusi Minggu 5

ANGGOTA KELOMPOK 3:
Wildan Hava Firmansyah(22/502716/EK/24072)
Kenzi Aminullah Adli (22/498748/EK/24041)
Ignatius Primus Indrajati (21/479814/EK/23559)
Theresia Laras Cantika Putri (22/494241/EK/23851)
Serena Hapsari Agung Putri (22/503342/EK/24106)

Studi Kasus: Krisis Keuangan Global


Krisis keuangan 2008-2009 dipicu oleh kredit macet di sektor properti AS (subprime mortgage).
Krisis tersebut kemudian menumbangkan sejumlah perusahaan seperti Lehman Brothers.
Akibat dari krisis tersebut, ekonomi AS terkontraksi 0,34% pada 2008 dan 3,07% pada 2009. Di
Indonesia, imbas krisis mulai terasa terutama menjelang akhir 2008. Setelah mencatat
pertumbuhan ekonomi di atas 6% sampai dengan triwulan III-2008, perekonomian Indonesia
mulai mendapat tekanan berat pada triwulan IV-2008. Hal itu tercermin pada perlambatan
ekonomi secara signifikan terutama karena anjloknya kinerja ekspor. Di sisi eksternal, neraca
pembayaran Indonesia mengalami peningkatan defisit dan nilai tukar rupiah mengalami
pelemahan signifikan. Di pasar keuangan, selisih risiko (risk spread) dari surat-surat berharga
Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan yang mendorong arus modal keluar
dari investasi asing di bursa saham, Surat Utang Negara (SUN), dan Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). Untuk tahun 2008, Bank Indonesia menargetkan inflasi berada di angka 4,5+1%, namun
akibat krisis inflasi actual yang terjadi di angka 11%.
1. Jelaskan bagaimana tingkat inflasi yang lebih tinggi dari yang ditargetkan dapat
membantu atau mengganggu:
a. Pemilik rumah dengan cicilan berbunga tetap
Jika kita melihat dari efek terhadap bunga, maka pemilik rumah yang memiliki cicilan
berbunga tetap akan merasa lebih terlindungi dari inflasi. Hal ini karena cicilan tetap
tersebut tidak akan berubah meskipun inflasi naik. Oleh karena itu, secara relatif, pemilik
rumah dengan cicilan berbunga tetap dapat merasa lebih terlindungi dari dampak inflasi
yang lebih tinggi dari yang ditargetkan. Tetapi jika melihat dari aspek nilai uang yang
mereka miliki, kenaikan inflasi menyebabkan nilai uang yang dimiliki oleh pemilik rumah
tersebut menurun secara signifikan.

b. Sebuah institusi yang menginvestasikan sebagian asetnya dalam government bond


akan mengalami kerugian, perubahan laju inflasi yang sangat fluktuatif berdampak pada
investasi surat-surat berharga karena dengan inflasi yang meningkat berarti berinvestasi
surat-surat berharga seperti obligasi dirasa makin berisiko karena kondisi pasar sedang
mengalami kenaikan harga secara keseluruhan, sehingga dengan tingginya risiko yang
diakibatkan oleh laju inflasi, investor mengharapkan imbal hasil (yield) yang lebih tinggi
atas investasinya, dengan kata lain laju inflasi mempengaruhi besar kecilnya yield
obligasi
2. Apa yang dapat dilakukan pemerintah dalam menghadapi situasi ini
● Peningkatan standar regulasi sistem keuangan
● Memperluas macam aset yang bisa dijadikan agunan oleh bank untuk
mendapatkan Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP) dari BI.
● BI menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) dari 9% menjadi 7% untuk
kewajiban rupiah, kewajiban valas dari 3% turun menjadi 1%. Perhitungan GWM
untuk bank-bank kecil disederhanakan. Dengan demikian, beban perbankan
sedikit berkurang.
● Bapepam-LK (OJK) mengeluarkan aturan untuk mempermudah emiten
melakukan buyback.
● BEI mengeluarkan larangan transaksi shortselling dan membatasi perdagangan
margin. Tujuannya untuk mengurangi aksi jual di tengah momentum penurunan
harga dan meredam volatilitas di pasar saham.

Studi Kasus: Nilai tukar rupiah


Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah dalam beberapa hari
terakhir ke atas Rp 15.400 per dolar AS. Padahal, pada Senin (6/3), rupiah masih ditutup di Rp
15.295 per dolar AS. Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo
mengatakan, rupiah tertekan oleh dolar AS yang lebih kuat karena ekspektasi kenaikan suku
bunga acuan The Fed yang tinggi dan bertahan lebih lama. Menurut Sutopo, sentimen yang
berkembang saat ini membuat investor bertaruh untuk kenaikan suku bunga acuan yang lebih
besar. Namun, kenaikan yang lebih besar dan lebih cepat akan menjadi ancaman ekonomi.
Sutopo memprediksi, rupiah kemungkinan dapat melemah ke atas Rp 15.500 per dolar AS
hingga akhir Maret 2023, sementara nilai wajarnya berada di kisaran Rp 15.000-Rp 15.300.
1. Pihak mana yang diuntungkan dan dirugikan dari melemahnya rupiah terhadap dolar
AS?
Melemahnya rupiah terhadap dolar AS dapat memberikan keuntungan bagi investor
yang berinvestasi pada mata uang asing, khususnya dalam hal ini dolar AS,
dikarenakan kenaikan dolar terhadap rupiah. Selain itu eksportir Indonesia juga
diuntungkan karena harga barang yang diekspor menjadi lebih kompetitif di pasar
internasional. Namun, hal ini dapat merugikan importir Indonesia karena harga barang
impor akan naik. Kenaikan harga impor dapat memicu kenaikan harga produk yang
menggunakan bahan impor dan dapat mempengaruhi daya beli konsumen. Selain itu,
melemahnya rupiah juga dapat berdampak negatif pada masyarakat yang memiliki
utang dalam valuta asing seperti dolar AS, karena nilai utang mereka menjadi semakin
besar jika dihitung dalam rupiah. Secara singkat, bahwa orang yang memegang dollar
lah yang akan diuntungkan dan orang yang memegang rupiah yang rugi.

2. Apa yang dapat dilakukan pemerintah untuk menjaga nilai tukar dan neraca
perdagangan tetap stabil
● Menunda untuk mengimpor barang dari luar dan lebih berorientasi pada
peningkatan ekspor barang
● Berinvestasi di dalam negeri, salah satunya melalui Surat Utang Negara (SUN)
● Pemerintah dapat menjalin perjanjian dagang dengan negara-negara lain untuk
meningkatkan ekspor dan mengurangi impor. Hal ini dapat mengurangi defisit
perdagangan dan memperkuat nilai tukar rupiah.
● Pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal untuk meningkatkan produksi
dan ekspor dalam negeri, seperti memberikan insentif dan subsidi pada
industri-industri yang menjadi basis ekspor. Pemerintah juga dapat melakukan
pengendalian impor untuk mengurangi defisit perdagangan.
● Mendorong investasi asing untuk masuk ke Indonesia, yang dapat meningkatkan
permintaan terhadap rupiah dan membantu menjaga nilai tukar stabil.

Anda mungkin juga menyukai