Anda di halaman 1dari 54

Global Economy Overview Analysis

Negara berkembang saat ini tengah menghadapi tantangan ekonomi yang


cukup berat di tahun 2015. Berbagai tantangan ini menyebabkan pertumbuhan
ekonomi dunia tidak mencapai ekspektasi sebelumnya dan menunjukkan hasil yang
cukup mengecewakan secara berturut-turut selama 4 tahun terakhir. Pertumbuhan
ekonomi secara globak diperkirakan mencapai tingkat 2.8% tahun ini dan akan
bertumbuh menjadi 3.2% di tahun 2016 dan 2017. Sementara itu pertumbuhan
ekonomi negara berkembang saat ini diproyeksikan 4.4% tahun ini dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 5.2% di tahun 2016 dan 5.4% di tahun 2017.
Hasil tersebut menunjukkan angka yang cukup jauh dari perkiraan sebelumnya.
Saat ini, perekonomian dunia tengah menghadapi dua transisi utama, yaitu
pertama, perubahan kebijakan moneter yang semakin ketat di Amerika dan telah
menyebabkan aliran modal ke negara berkembang semakin tertekan. Kebijakan
yang diperkirakan akan segara direalisasikan tahun ini telah menyebabkan apresiasi
dolar Amerika secara terus-menerus sehingga mata uang negara berkembang terus
melemah sampai saat ini. Tren ini membuat banyak negara semakin kuatir dengan
neraca perdagangan terutama berkaitan dengan hutang yang berdenominasi dolar
Amerika. Selain transisi dalam hal kebijakan tingkat suku bunga di Amerika, salah
satu transisi utama lain yang saat ini menjadi sorotan perekonomian global adalah
rendahnya harga minyak dunia dan komoditas utama lain yang telah memberikan
dampak yang semakin terasa. Bagi negara pengimpor minyak, keuntungan yang
dirasakan masih terbatas. Meskipun kondisi ini membantu mengurangi kerentanan
dalam perekonomian. Sementara bagi negara pengekspor minyak, turunnya harga
minyak dunia telah menyebabkan aktivitas perekonomian menurun melebihi yang
telah diantisipasi sebelumnya, nilai tukar melemah dan ketidakpastian
perekonomian domestic terus bertumbuh. Negara berkembang sejatinya merupakan
mesin penggerak pertumbuhan global, akan tetapi justru negara-negara ini tengah
mengalami masa yang sulit. Bila transisi dan tantangan ini tidak dapat diatasi
dengan baik, maka akan sulit untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang
diharapkan. Berikut ini merupakan data ringkasan prospek ekonomi secara global:

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 1


2 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)
Terdapat berbagai isu dalam perekonomian global terhadap Indonesia.
Berikut ini dijabarkan isu-isu ekonomi global utama yang memberi dampak
signifikan terhadap perekonomian di Indonesia, antara lain:

Kebijakan Moneter oleh The Federal Reserve


Kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat yang awal rencananya
direalisasikan pada bulan Juni 2015 akhirnya ditunda. Hal ini dikarenakan
sebagian besar petinggi Bank Sentral Amerika Serikat tidak yakin dan
menganggap kenaikan suku Bungan pada Juni akan premature meskipun
sebagian besar merasa ekonomi Amerika Serikat mulai pulih. The Fed masih
memperdebatkan berbagai ketidakpastian berkaitan dengan perlambatan
ekonomi di Amerika Serikat dan menekankan masalah yang mungkin
dihadapi The Fed guna menghindari volatilitas pasar saat suku bunga
dinaikkan.
Selain itu, penundaan kenaikan suku bunga ini juga terjadi sebagai
respon dari permintaan IMF dan Bank Dunia yang menyarankan agar
kenaikan dilakukan pada 2016 mengingat ekonomi Amerika Serikat yang
belum pulih benar. Menurut Bank Dunia, langkah premature yang diambil
The Fed daoat menyebabkan nilai tukar dolar Amerika Serikat semakin
menguat dan justru memperlambat ekonomi Amerika Serikat sendiri. Selain
berpotensi memperlambat ekonomi Amerika Serikat langkah The Fed ini juga
kemungkinan besar memberikan dampak buruk kepada negara-negara
berkembang yang ikut terseret. IMF pun memberikan dorongan yang serupa
dan menyarankan The Fed untuk menunda kenaikan suku bunga hingga
tahun depan kecuali tingkat pertumbuhan dan inflasi tumbuh lebih tinggi
dibandingkan dengan proyeksi.
Meskipun banyak dorongan dan permintaan dari berbagai pihak
untuk menundanya, banyak pengamat ekonomi yang memprediksi bahwa
bank sentral terbesar di dunia tersebut akan tetap melakukannya tahun ini,
ada yang memperkirakan bulan September dan ada pula yang
memperkirakannya di bulan Desember. Namun memang hingga saat ini

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 3


belum ada kepastian yang diberikan pihak The Fed mengenai kebijakan yang
akan dilakukan. Ketidakpastian ini pun memicu dampak yang cukup terasa di
negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Secara umum dampak
kebijakan The Fed terhadap Indonesia dirasa lebih besar ketimbang kasus
krisis Yunani. Berikut adalah beberapa dampak yang dirasakan Indonesia
berkaitan dengan rencana kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat,
antara lain:
 Risiko pasar keuangan global dalam tekanan tinggi yang
berpotensi mendorong pembalikan modal portfolio dari negara
berkembang seperti Indonesia kembali ke Amerika (capital
outflow). Hal ini dapat diamati dari lesunya pasar modal di
Indonesia dan terus merosotnya IHSG di kuartal II ini.
 Kebijakan Bank Indonesia yang tetap mempertahankan suku
bunga acuan sebesar 7.5% bak pisau bermata dua, di satu sisi
berdampak positif bagi rupiah tetapi sebaliknya efek negative
dirasakan sektor perbankan. Bertahannya suku bunga di 7.5%
menyebabkan kucuran kredit perbankan tahun ini tertahan.
Industri perbankan merupakan industry yang paling merasakan
dampak dari kebijakan ini, untuk meredam risiko yang dapat
ditimbulkan perbankan harus mewaspadai debitur dan sektor
yang memiliki currency exposure besar. Bila peraturan hedging
dan penerapan penggunaan rupiah di dalam negeri dilaksanakan
secara konsisten maka dampak negative dapat dikurangi.
 Kenaikan suku bunga The Fed dapat memicu pelemahan kurs dan
jika tidak dipersiapkan dengan baik dapat mengganggu pasar
finansial dalam negeri. Sementara itu tantangan terbesar secara
jangka pendek saat ini adalah rupiah dan inflasi yang makin
memperlemah sektor riil.

4 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


Penurunan Harga Minyak Dunia
Sejak akhir tahun 2014 hingga saat ini harga minyak bumi
menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Penurunan harga ini telah
memberikan dampak besar bagi ekonomi secara global. Hasil dari
pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa penurunan tajam harga minyak
umumnya diikuti oleh hasil pertumbuhan global yang cukup beragam,
tergantung pada faktor lain yang meringankan atau memperkuat dampak
penurunan harga minyak. Faktor penawaran nampaknya merupakan faktor
yang berandil paling besar dalam isu penurunan harga minyak bumi.
Meskipun demikian ketidakpastian masih ada dan dampak positif tersebut
bisa tergerus oleh krisis atau pelemahan prospek pertumbuhan jangka
panjang di negara pengimpor minyak.
Penurunan harga minyak dunia berpengaruh bagi seluruh negara di
dunia. Bagi Indonesia sendiri, Bank Dunia menilai penurunan harga minyak
cenderung membawa dampak positif. Penurunan harga minyak ini
membantu pemerintah Indonesia mengurangi tekanan terhadap neraca
perdagangan maupun APBN karena nilai impor migas berkurang, terlebih
lagi subsidi energy sudah sangat berkurang. Penurunan harga minyak
diresponi pemerintah Indonesia untuk merombak subsidi BBM sehingga
anggaran subsidi pun berkurang drastic. Anggaran yang sebelumnya
dimanfaatkan untuk subsidi akhirnya dapat dialihkan untuk menambah
anggaran pembangunan infrastruktur.
Selain itu secara umum pun penurunan minyak seharusnya
membantu menurunakan harga energy di kalangan konsumen, misalnya
listrik dan bahan bakar. Efek turunan yang mungkin dapat dirasakan
konsumen adalah adanya kemungkinan harga bahan pokok ikut menurun
apabila biaya transportasi yang menggunakan bahan bakar minyak
berkurang secara signifikan.
Akan tetapi, penurunan harga minyak dunia tidak hanya memberikan
dampak positif. Penurunan harga ini membawa risiko bagi Indonesia, yaitu

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 5


berkurangnya pendapatan negara dari sektor migas. Pemerintah diharapkan
dapat mempersiapkan langkah antisipasi terhadap risiko ini.

Krisis Yunani
Yunani dipastikan gagal membayar utang kepada IMF sebesar 1.6
miliar euro atau setara dengan 22 triliun Rupiah setelah utang tersebut jatuh
tempo Selasa, 30 Juni malam waktu setempat. Gagal bayar ini disebabkan
karena Yunani dan negara-negara anggota Uni Eropa gagal mencapai
kesepakatan atas krisis utang yang terjadi. Adapun krisis yang terjadi di
Yunani ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti nilai hutang Yunani yang
melampaui GDP-nya, membudayakan praktik korupsi di sistem
pemerintahan Yunani, dan deficit dalam nilai perdagangan Yunani.
Selain faktor internal, faktor eksternal yang menyebabkan krisis ini
terjadi adalah sistem perekonomian yang dimiliki Yunani belum mampu
mengakomodir sistem perekonomian mutakhir dari induk Uni Eropa.
Penyeragaman mata uang Euro tidak diimbangi dengan kesiapan Yunani
dalam menghadapinya. Reformasi ekonomi Yunani dinilai gagal dan
memberikan dampak yang merusak bagi perekonomian.
Pada akhirnya kombinasi dari faktor internal dan eksternal ini
berujung pada suatu krisis yang tidak hanya menggoncang Uni Eropa,
melainkan juga ekonomi secara global. Adapun dampak krisis Yunani bagi
Indonesia:
 Dampak yang dirasakan Indonesia tidaklah secara langsung,
karena Indonesia sendiri relative sedikit menjalin kerja sama
perdagangan dengan Yunani, selain itu juga Indonesia sendiri telah
memiliki beberapa antisipasi tehadap dampak krisis tersebut.
Akan tetapi krisi ini memiliki dampak yang sifatnya situasional
terhadap pasar keuangan di Indonesia. Seberapa besar pengaruh
investor jual asset untuk beli dolar sehingga dolar semakin kuat.

6 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


 Efek Yunani juga menimbulkan capital outflow dari mata uang
euro beralih ke US dolar, hal ini menyebabkan US dolar semakin
kuat dan pada akhirnya membuat nilai rupiah tergerus.

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 7


Macroeconomic Overview Analysis

Kinerja perekonomian Indonesia menunjukkan hasil yang mengecewakan di


paruh pertama tahun ini. Pertumbuhan PDB melambat di Q1 yaitu bertumbuh
4.71%, lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada periode
sama tahun sebelumnya yang mencapai 5.14%. Pertumbuhan PDB di Q2
diproyeksikan masih belum mampu menguat secara signifikan, yaitu berada pada
level 4.9% sehingga posisi pertumbuhan di tahun ini berada pada kisaran 5-5.4%
yang jauh dari asumsi APBNP 2015 dengan target awal 5.7%.
Data bulan Mei 2015 menunjukkan bahwa sektor ekspor masih merugi dan
indeks PMI manufaktur berada pada kondisi kontraksi di mana indeks ini terus
memburuk dan jatuh pada level terendah. Selain itu perlambatan ekonomi ini juga
disebabkan oleh implementasi proyek infrastruktur pemerintah yang belum
menunjukkan kemajuan yang berarti akibat halangan birokratis dan sengketa lahan.
Belanja anggaran pemerintah belum dieksekusi secara maksimal, padahal akselerasi
pertumbuhan ekonomi tahun ini diprediksi hanya bergantung pada belanja
pemerintah dan investasi swasta dalam pembangunan infrastruktur nasional.
Kinerja ekspor sendiri diproyeksikan akan membaik, akan tetapi perekonomian
Indonesia masih belum bisa mengandalkan sektor ekspor sepenuhnya mengingat
masih rendahnya harga komoditas, belum pulihnya permintaan global, dan faktor
perlambatan ekonomi Tiongkok yang juga membayangi ekspor dalam negeri. Sinyal
perlambatan ekonomi di kuartal kedua sebenarnya sudah terlihat dari realisasi
penerimaan pajak maupun bea dan cukai di posisi akhir Mei. Rendahnya
penerimaan pajak ini cukup menunjukkan bahwa laju konsumsi dalam negeri
sedang lemah dan cukup pesimis.
Beberapa upaya telah dilakukan pemerintah untuk memicu pertumbuhan
ekonomi domestik, di antaranya Bank Indonesia tetap berpegang pada kebijakan
ketat di sisi suku bunga acuan pada level 7.5%. Selain itu beberapa kebijakan lain
seperti kenaikan batasan penghasilan tidak kena pajak dan pembebasan pajak
penjualan atas barang mewah diharapkan mampu menstimulus konsumsi
masyarakat. Akan tetapi hingga saat ini konsumen dan produsen masih berada

8 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


dalam posisi wait and see. Alasannya adalah ketidakpastian dan pesimisme
konsumen yang menilai kebijakan pemerintah selama ini belum matang. Harapan
pemerintah ekonomi Indonesia dapat menggeliat pada kuartal III tahun ini.
Proyeksi ekonomi untuk 2015 dan 2016 mengasumsikan bahwa momentum
reformasi pemerintah baru dapat bertahan dan pemerintah menindaklanjuti
momentum tersebut dengan kebijakan untuk mempercepat pembangunan
infrastruktur, memperbaiki iklim investasi, menurunkan biaya logistic, dan
mendorong penyerapan anggaran. Berikut ini adalah data ringkasan kinerja
perekonomian Indonesia selama lima tahun terakhir.

Indonesia Economic Data 2010 2011 2012 2013 2014

Population (million) 238 241 244 248 251

GDP per capita (USD) 3,181 3,708 3,764 3,676 3,533

GDP (USD bn) 756 894 920 912 888

Economic Growth (GDP, annual variation


6.1 6.2 6.0 5.6 5.0
in %)

Consumption (annual variation in %) 4.6 5.1 5.5 5.4 5.1

Investment (annual variation in %) 8.5 8.9 9.1 5.3 4.1

Manufacturing (annual variation in %) 4.5 6.3 5.6 4.5 4.6

Retail Sales (annual variation in %) 22.1 9.0 14.5 12.9 14.5

Unemployment Rate 7.0 7.5 6.1 6.2 5.9

Fiscal Balance (% of GDP) -0.7 -1.1 -1.8 -2.2 -2.3

Public Debt (% of GDP) 23.1 21.3 21.4 22.1 24.4

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 9


Indonesia Economic Data 2010 2011 2012 2013 2014

Money (annual variation in %) 15.4 16.4 15.0 12.8 11.9

Inflation Rate (CPI, annual variation in


7.0 3.8 3.7 8.1 8.4
%, eop)

Inflation Rate (CPI, annual variation in


5.1 5.3 4.0 6.4 6.4
%)

Inflation (WPI, annual variation in %) 4.8 7.5 5.1 6.0 9.3

Policy Interest Rate (%) 6.50 6.00 5.75 7.50 7.75

Stock Market (annual variation in %) 46.1 3.2 12.9 -1.0 22.3

Exchange Rate (vs USD) 9,010 9,068 9,638 12,170 12,385

Exchange Rate (vs USD, aop) 9,081 8,763 9,362 10,449 11,866

Current Account (% of GDP) 0.7 0.2 -2.7 -3.2 -3.0

Current Account Balance (USD bn) 5.1 1.7 -24.4 -29.1 -26.2

Trade Balance (USD billion) 22.1 26.1 -1.7 -4.1 -1.9

Exports (USD billion) 158 203 190 183 176

Imports (USD billion) 136 177 192 187 178

Exports (annual variation in %) 35.4 29.0 -6.6 -3.9 -3.4

Imports (annual variation in %) 40.1 30.8 8.0 -2.6 -4.5

International Reserves (USD) 96.2 110 113 99.4 112

External Debt (% of GDP) 26.8 25.2 27.4 29.2 32.9

10 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


Indonesia Economic Data 2010 2011 2012 2013 2014

Source: www.focus-economics.com

Masyarakat Ekonomi ASEAN


Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 merupakan realisasi pasar bebas di
Asia Tenggara yang bertujuan meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan
ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi masalah di bidang ekonomi antar
negara ASEAN. Dengan diberlakukan MEA ini akan memberikan konsekuensi berupa
aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan modal. Hal ini
tentunya dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi perekonomian
Indonesia. Pemerintah diharapkan telah mempersiapkan antisipasi agar Indonesia
siap dan dapat memanfaatkan momentum MEA agar tidak berbalik menjadi sebuah
ancaman bagi dalam negeri.
Beberapa peluang yang bisa diraih Indonesia dari momentum MEA di
antaranya pemasaran barang dan jasa dapat memperluas jangkauan ke negara
ASEAN lainnya, di mana pangsa pasar ASEAN berjumlah 625 juta orang. Hal ini
mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki kesempatan lebih luas untuk memasuki
pasar yang lebih luas. Kegiatan ekspor dan impor dapat dilakukan dengan biaya
yang lebih rendah karena bebas hambatan. Dari segi ketenagakerjaan pun para
tenaga kerja Indonesia (TKI) dapat dengan bebas bekerja di negara lain di ASEAN.
Selain itu dari sisi arus modal, investor Indonesia dapat memperluas ruang
investasinya tanpa ada batasan ruang antar negara anggota ASEAN. Dengan
terbukanya kesempatan yang begitu lebar, para pengusaha diharapkan dapat
semakin kreatif dalam menghadapi persaingan yang semakin meningkat.
Akan tetapi, selain peluang yang terbuka lebar, tentu masih ada hambatan
dalam menghadapi MEA yang perlu mendapat perhatian dan tindak lanjut. Beberapa
hambatan tersebut adalah mutu pendidikan tenaga kerja di Indonesia yang masih
rendah, kualitas infrastruktur yang masih kurang sehingga menghambat kelancaran
arus barang dan jasa dari / ke Indonesia, sektor industri yang rapuh karena

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 11


ketergantungan impor bahan baku dan setengah jadi, keterbatasan pasokan energi,
dan serbuan produk impor yang membanjiri Indonesia.
Saat ini, pemerintah Indonesia sudah memulai langkah strategis dalam sektor
tenaga kerja, infrastruktur, dan industri. Masing-masing kementrian dan lembaga
berusaha mengantisipasi MEA dengan langkah-langkah strategis. Pemerintah
berusaha mengubah paradigma kebijakan yang lebih mengarah ke kewirausahaan
dengan mengedepankan kepentingan nasional. Dalam bidang pendidikan
pemerintah juga dapat melakukan pengembangan kurikulum pendidikan yang
sesuai dengan MEA. Salah satu langkah strategisnya adalah dengan menguatkan
aktor pendidikan, yaitu kepala sekolah, guru, dan orang tua. Sementara itu dalam
bidang perindustrian, pemerintah telah menyiapkan strategi ofensif dan defensif.
Strategi ofensif yang dimaksud meliputi penyiapan produk-produk unggulan,
sedangkan strategi defensif yang dilakukan adalah penyusunan Standar Nasional
Indonesia untuk produk manufaktur. Sektor perdagangan pun menetapkan target
ekspor sebesar tiga kali lipat selama lima tahun ke depan dengan cara
pengembangan UMKM dan penggunaan produk dalam negeri. Pemerintah juga
mendekati industri yang berpotensi menyumbang peningkatan ekspor, misalnya
industri otomotif. Diketahui bahwa industri otomotif berencana mengekspor 50 ribu
sepeda motor ke Filipina. Sektor lain yang juga diyakini dapat menggenjot kegiatan
ekspor adalah sektor mebel dan perikanan.

Bonus Demografi
Indonesia mengalami transisi demografis yang ditandai dengan kenaikan dua
lipat jumlah usia produktif bekerja, diiringi dengan penundaan pertumbuhan usia
penduduk muda, dan semakin sedikitnya jumlah penduduk manula. Kondisi
demografis ini disebut sebagai bonus demografi. Bonus demografi sendiri dimaknai
keuntungan ekonomis yang disebabkan semakin besarnya jumlah tabungan dari
penduduk produktif sehingga dapat memacu investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Kondisi ini merupakan jendela kesempatan bagi banga Indonesia untuk menggenjot
industri manufaktur, infrastruktur, maupun UKM karena berlimpahnya angkatan
kerja.

12 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


Indonesia diperkirakan mencapai puncak bonus demografi pada tahun 2017
sampai 2019 pada gelombang pertama dan 2020 sampai 2030 pada gelombang
demografi kedua. Akan tetapi bonus demografi ini harus diimbangi dengan investasi
sumber daya manusia yang optimal untuk memperoleh keuntungan yang signifikan.
Sampai dengan tahun 2030, Indonesia akan menjadi tempat tinggal bagi sekitar 90
juta konsumen tambahan dengan daya beli yang cukup besar. Pertumbuhan kelas
konsumen di Indonesia lebih kuat jika dibandingkan dengan negara lain dan
merupakan sinyal bagi perusahaan internasional dan investor tentang peluang baru
yang cukup besar. Bila kita melihat kinerja perekonomian Indonesia selama satu
dasawarsa lalu, bisa dikatakan Indonesia berhasil menunjukkan kinerja yang
mengesankan.
Kinerja yang mengesankan di 10 tahun terakhir ini memberikan harapan
akan prospek perekonomian yang menjanjikan terutama bila produktivitas yang
diperoleh dari bonus demografi mampu dimanfaatkan dengan optimal. Tantangan
yang perlu dibenahi untuk mampu mencapai prospek ekonomi yang cemerlang di
masa yang akan datang di antaranya meningkatkan produktivitas, menjamin
pertumbuhan yang merata dan mengatasi tantangan berupa lonjakan permintaan
dari kelas konsumen yang semakin besar, mengatasi birokrasi dan korupsi, akses
terhadap modal, dan hambatan infrastruktur.
Source: Mc Kinsey Global Institute

Pertumbuhan Kelas Menengah Indonesia yang Pesat


Menurut laporan BCG mengenai pertumbuhan Middle Class and Affluent
Consumers, dengan demografis penduduk yang atraktif dan iklim investasi yang
baik, populasi dari masyarakat menengah ke atas di Indonesia diperkirakan dapat
berlipat ganda menjadi 141 juta orang di tahun 2020. Target pasar terbesar
Indonesia saat ini berada pada kelas menengah yang pertumbuhannya dinilai sangat
pesat belakangan ini. Barang-barang konsumer menjadi salah satu barang yang
diminati oleh kaum dari kelas ini, termasuk juga kendaraan bermotor, peralatan
rumah tangga, dan juga barang elektronik serta produk berteknologi tinggi lainnya.

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 13


Tumbuhnya kelas menengah di Indonesia juga dapat dilihat dari statistik
jumlah kepemilikan kendaraan bermotor, jumlah penumpang pesawat terbang,
jumlah rumah tangga yang memiliki telepon genggam, dan rumah tangga yang
memiliki computer serta memiliki akses internet. Data menunjukkan dalam kurun
waktu 2004 hingga 2012 jumlah kendaraan bermotor meningkat lebih dari 3 kali
lipat, jumlah penumpang pesawat terbang juga meningkat 2.5 kali lipat, sementara
kepemilikan ponsel sebesar lebih dari 4 kali lipat.
Saat ini konsumen kelas menengah di Indonesia masih terkonsentrasi di
Pulau Jawa, namun dalam beberapa tahun mendatang konsentrasi populasi
konsumen menengah ke atas akan menyebar ke pulau lain, terutama Pulau Sulawesi
dan Pulau Sumatera. Konsumen ini merupakan daya tarik tinggi Indonesia bagi para
pengusaha dan investor. Konsumsi masyarakat kelas ini pun sudah beralih dari
produk kebutuhan dasar ke produk kenyamanan dan kemudahan.
Source: Boston Consulting Group

Tingkat Inflasi
Inflasi merupakan salah satu indicator yang cukup penting dalam
macroeconomic overview. Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan
dengan mekasnisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain,
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu
konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu
peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang
dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indicator untuk
melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga
berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Inflasi
sendiri dapat digolongkan menjadi empat golongan secara umum, yaitu ringan (di
bawah angka 10% setahun), sedang (berkisar antara 10% - 30% setahun), berat
(berkisar antara 30% - 100% setahun), dan tak terkendali (di atas 100% setahun).

14 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


Source: www.bi.go.id (Bank Indonesia)

Perkembangan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Juni tahun
2015 menunjukkan peningkatan inflasi sebesar 0.11% dari bulan sebelumnya.
Target atau sasaran inflasi merupakan tingkat inflasi yang harus dicapai oleh Bank
Indonesia, berkoordinasi dengan Pemerintah. Sasaran Inflasi tahun 2013, 2014, dan
2015 tanggal 30 April 2012 sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk
periode 2013 – 2015, masing-masing sebesar 4,5%, 4,5%, dan 4% masing-masing
dengan deviasi ±1%. dimana pengendalian inflasi ini diharapkan dapat
mempengaruhi pergerakan suku bunga dan nilai tukar. Namun, pengendalian ini
tidak terlepas dari kondisi ekonomi global seperti naik-turunnya harga komiditas,
seperti minyak bumi.

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 15


Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga di Indonesia mengacu pada Bank Central Indonesia yaitu
Bank Indoensia. Bank Indonesia sendiri mengatur tingkat suku bunga dengan BI
Rate. BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance
kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada
publik. Tingkat suku bunga sangat mempengaruhi semua industry di Indoensia
dalam segi pengaturan bunga dalam hutang baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Berdasarkan data yang diambil dari situs resmi Bank Indonesia, BI Rate per
14 July 2015 sebesar 7.5%. Nilai BI Rate ini telah bertahan sejak 17 Februari 2015
yang sebelumnya sebesar 7.75%. keputusan untuk tidak merubah nilai BI Rate
sejalan dengan upaya untuk mencapai sasaran inflasi pada 2015 dan 2016 serta
mengarahkan defisit transaksi berjalan ketingkat yang lebih sehat dalam kisaran 2,5
persen sampai dengan tiga persen terhadap PDB dalam jangka menengah.

Fluktuasi Nilai Tukar


Bertahannya defisit transaksi berjalan juga berdampak domino kepada pasar
mata uang. Nilai rupiah Indonesia terhadap dolar AS telah berayun liar sejak krisis
keuangan global, meningkat tajam mencapai puncaknya pada 2011 tetapi terjun lagi
sejak itu, saat batu bara dan pasar komoditas lainnya kelebihan pasokan dan harga
jatuh. Pada table sebelumnya mengenai nilai tukar IDR dengan USD semakin
melemah sejak tahun 2013, dimana nilai tukar Rupiah dengan US Dollah sebsar Rp
13,200/$1 per 11 July 2015. Rupiah adalah mata uang Asia dengan kinerja terburuk
pada tahun 2013 dan turun 21%. Keadaannya sama dengan keadaan selama krisis
keuangan global pada sekitar 11.500-12.000 rupiah per USD. Rupiah yang lemah
berarti Indonesia membayar lebih untuk impor, dan ini mungkin berakibat buruk
pada pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah saat bisnis dikenakan tarif
masuk yang lebih tinggi. Mata uang yang tidak stabil terutama buruk karena
dampaknya dapat dirasakan di berbagai bagian lain ekonomi.

16 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


Source: Google Finance

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 17


Industry Overview Analysis

Automotive Sector Outlook


Sektor otomotif di Indonesia merupakan salah satu industri yang paling kuat
di Indonesia dan menempati 15 besar negara dengan tingkat penjualan tertinggi di
dunia. Industri otomotif memiliki pertumbuhan penjualan yang cukup stabil dengan
rata-rata tingkat pertumbuhan 15% sejak 2010 dan diperkirakan akan terus
bertumbuh hingga akhir dekade.
Industri otomotif Indonesia begitu potensial untuk dikembangkan dan
menjadi besar sehingga pada akhirnya dapat berdampak pada meningkatnya
pendapatan negara. Pasalnya triliunan rupiah uang yang diinvestasikan pada sektor
ini menghasilkan sekitar lebih dari 250 industri penunjang kegiatan di industri
perakitan. Belum lagi 8000 gerai penjualan yang tersebar hingga ke pelosok
perkotaan. Selain itu industri otomotif berhasil menyerap tenaga kerja yang sangat
besar, yaitu lebih dari 2 juta pekerja.
Kontribusi industri otomotif di Indonesia terhadap peningkatan PDB dapat
dikatakan sangat penting. Dari industri perakitan saja, perputaran uang bisa
mencapai lebih dari 120 triliun rupiah. Kontribusi dari industri ini pun dapat
dibuktikan dengan jutaan pengguna kendaraan bermotor produktif dan peningkatan
daya beli masyarakat di Indonesia, khususnya di kelas menengah ke atas.
Berdasarkan data sebelumnya, sekitar 20 triliun rupiah PDB berasal dari kegiatan
suku cadang, 80 triliun rupiah dari kegiatan industri dan keagenan, dan 20 triliun
dari kegiatan purnajual. Tak heran industri ini mendapat sorotan dan dukungan
yang cukup besar dari pemerintah berkaitan dengan kebijakan yang dapat
mendongkrak pertumbuhan sektor.
Para pelaku industri baik yang memproduksi kendaraan bermotor maupun
komponennya terus membangun fasilitas produksi baru untuk memenuhi
permintaan yang berkembang baik dari lokal maupun regional. Dengan dukungan
pemerintah berupa insentif pajak bagi produsen LCGC membuat harga mobil
semakin terjangkau dan di saat yang bersamaan mendorong produsen

18 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


meningkatkan produksi domestik terutama bila didukung dengan ketersediaan
lahan dan upah yang rendah.
Berdasarkan pengalaman dari masa sebelumnya dan memperhitungkan
berbagai kondisi ekonomi masa sekarang dan yang akan datang berikut ini adalah
proyeksi penjualan kendaraan bermotor di Indonesia menurut Indomobil.

Source: GAIKINDO, Indomobil

Pelaku Kunci di Industri Otomotif Indonesia

Source: www.kpmg.com

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 19


Saat ini pasar otomotif di Indonesia didominasi oleh perusahaan berbentuk
konglomerat, di mana Astra International merupakan perusahaan terbesar yang
menguasai 54 persen dari pangsa pasar Indonesia.
Meskipun demikian, kompetisi yang cukup ketat juga dilakukan oleh
Indomobil dan Krama Yudha. Berdasarkan data dari GAIKINDO, kita dapat melihat
bahwa produk Jepang menduduki posisi teratas dalam hal pangsa pasar di
Indonesia. Produk keluaran Eropa dan Amerika saat ini mulai berusaha menyusul
dominasi Jepang di pasar otomotif Indonesia. Selain itu, tidaklah mengejutkan
bahwa beberapa produsen otomotif asal Tiongkok juga mulai melirik untuk
memasuki pasar Indonesia.

Current Situation
Pasar otomotif nasional menyusut hingga 15.3 persen selama paruh pertama
2015 setelah hanya menorehkan angka penjualan mobil 525,458 unit. Hampir
semua tipe kendaraan roda empat penjualannya anjlok. Berdasarkan data dari
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, pertumbuhan penjualan hanya
berasal dari tipe mobil perpenggerak 4 roda (4x4). Kondisi ekonomi yang belum
stabil di Indonesia juga mempengaruhi pasar sepeda motor. Bahkan pada bulan Mei
2015 saja kondisi masih melemah dengan mencetak angka penjualan terendah
selama tahun berjalan.
Penurunan tidak hanya terjadi dalam penjualan, tetapi juga dalam hal
produksi. Produksi otomotif Indonesia pada empat bulan pertama tahun ini merosot
sekitar 360 ribu unit. Penurunan produksi ini pun pada akhirnya tidak hanya
berdampak secara domestik, tetapi juga menyebabkan kontraksi pada ekspor.
Kondisi ini pada dasarnya dipengaruhi oleh kurangnya daya beli masyarakat, harga
komoditas yang jatuh, perlambatan pertumbuhan ekonomi, pelemahan nilai tukar
rupiah, dan kurangnya peluncuran produk baru.
Kondisi ini tentunya membawa para pelaku industri kepada risiko untuk
melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK seperti yang telah dilakukan oleh
beberapa sektor industri di Indonesia. Menurut pimpinan Gaikindo sendiri, hal ini
masih belum dapat dipastikan karena apabila pasar dapat membaik terutama

20 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


dengan memanfaatkan momentum Lebaran tahun ini, produksi dapat meningkat
kembali dan PHK pun dapat terhindarkan. Para pelaku industri tentunya
mengharapkan dukungan pemerintah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi
dan memulihkan kembali daya beli masyarakat agar industri otomotif tanah air
dapat bangkit kembali. Berikut ini adalah data kinerja penjualan dan produksi
industri otomotif di Indonesia tahun 2015.

Source: www.gaikindo.or.id

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 21


Kebijakan Pemerintah
 Relaksasi LTV (Loan to Value) untuk Menggenjot Kredit Otomotif
Mulai 18 Juni 2015, bisnis kredit kendaraan bermotor mendapat angin
segar. Pasalnya BI melonggarkan batas maksimal pembiayaan atau LTV.
Secara sederhana, BI menurunkan uang muka atau down payment kredit
otomotif sebesar 5%. Pemberian kelonggaran ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa sektor otomotif merupakan salah satu sektor yang
memiliki dampak berantai (multiplier effect) dan keterkaitan yang cukup
besar terhadap sektor ekonomi lainnya sehingga diharapkan dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Tentu saja kebijakan
ini memberikan dampak positif bagi para pelaku industri otomotif.
 Dukungan Ekspor Pemerintah
Pemerintah berjanji memberikan dukungan yang dibutuhkan pelaku
industri otomotif untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi bagi
kebutuhan domestik maupun ekspor. Pelaku industri menilai bahwa
dukungan yang diperlukan adalah pembenahan permasalahan struktural di
bidang infrastruktur, pembiayaan, penegakan hukum, dan hubungan
industrial. Pemerintah akan melihat dan mempelajari kebijakan insentif bagi
industri otomotif dari negara lain seperti India. Salah satu yang diusulkan
adalah aktif dalam membangun hubungan bilateral dalam kerangka
kemitraan ekonomi, seperti dengan Chile dan Peru yang berpotensi menjadi
negara tujuan ekspor otomotif. Keberhasilan pasar domestik dan ekspor
sangat tergantung pada kualitas dan harga produk serta kerja sama terpadu
bersama pemerintah.

22 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


Porter’s Five Forces Analysis
Dalam menganalisa kondisi industri suatu perusahaan, dapat digunakan five
competitive forces. Analisa Porter’s Five Forces memberikan gambaran yang cukup
kuat mengenai bagaimana tingkat persaingan dari suatu industry, baik itu dari sisi
suplly chain serta pasar. Keempat dari ‘forces’ ini memberikan kontribusi terhadap
competitive rivalry atau tingkat persaingan dalam industri.
1. Rivalry Among Existing Firms (Low)
Melihat PT Astra International Tbk merupakan market leader di
industri otomotif. PT Astra International Tbk memiliki market cap sebanyak
295,529,938 juta Rupiah dari industry otomotif yang secara keseluruhan
berada di angka 339,317,695 juta Rupiah. PT Astra International Tbk
menguasai industri otomotif sebesar 87% dari pangsa pasar. Meninggalkan
PT Indomobil Sukses International Tbk di posisi kedua dengan hanya 3.26%
dari pangsa pasar. Selain hal itu, jumlah pesaing dalam industri ini juga
menentukan tingkat persaingan dalam industri. Dapat dilihat bahwa PT Astra
International Tbk sangat menguasai industri otomotif. Hal ini memastikan
bahwa persaingan dalam industri sangatlah rendah bagi PT Astra
International Tbk.
Source : www.idx.co.id
2. Bargaining Power of Buyers (Low)
Melihat kedalam industri otomotif, jumlah pesaing yang ikut serta
bermain relative sedikit. Hal ini membuat PT Astra International Tbk
memiliki keunggulan dalam posisi tawar karena posisi tawar pelanggan
melemah. Selain hal itu, para pembeli memiliki trust yang cukup signifikan
kepada produk dan jasa yang ditawarkan oleh Astra. Oleh sebab itu posisi
tawar pelanggan sangat relatif rendah.
3. Bargaining Power of Suppliers (Low)
Astra memiliki hampir 200 anak perusahaan yang membuat Astra
sangat kuat pada value chain mereka. PT Astra International selalu
melakukan ekspansi perusahaan pada titik value chain mereka. Hal ini

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 23


menyebabkan PT Astra International Tbk bergantung pada sedikit supplier
sehingga memiliki bargaining power yang rendah.
4. Threat of Substitute Products (Moderate)
PT Astra International Tbk menyediakan banyak sekali opsi-opsi jasa
dan produk yang ditawarkan. Mulai dari sepeda motor Honda sampai mobil
BMW. Namun, semua hal tersebut sangatlah price sensitive. Pelanggan PT
Astra International memiliki switching cost yang cukup rendah
mempertimbangkan para pelanggan bisa saja berganti membeli kendaraan
lain diluar merk anak perusahaan Astra. Selain itu, kebijakan pemerintah
terhadap bensin dan gas serta ditegaskannya angkutan umum, menyebabkan
Astra memiliki kesulitan sehingga tingkat persaingannya bisa dibilang
menengah.
5. Threat of New Entrants (Low)
Manisnya keuntungan yang didapat dari suatu bisnis akan dengan
cepat menarik para pemain baru untuk terjun ke dalam persaingan. Masing-
masing industry memiliki karakteristik tersendiri mengenai hal ini.
Khususnya dibidang otomotif, barrier to entry yang paling susah untuk
ditembus adalah besarnya modal dan trust dari brand image yang sudah
melekat di benak para konsumen. Dengan adanya barrier to entry yang kuat
dari Astra, PT Astra International Tbk dapat memastikan rendahnya
persaingan pemain baru dalam industri otomotif.

24 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


Company Overview Analysis

Company Profile
PT Astra International Tbk bergerak di bidang usaha perdagangan umum,
perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa
konsultasi. Astra didirkan pada 20 Febuari 1957.
PT Astra International Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di segmen
industri otomotif dan komponen, dan telah menjadi market leader di industri
otomotif. Hal ini dapat terjadi dengan adanya Visi dan Misi yang kokoh dan
dirancang dengan seksama, berikut Visi dan Misi dari PT Astra International Tbk.
Visi : Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik
dengan penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pembangunan
kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang
solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi; Menjadi perusahaan yang mempunyai
tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.
Misi : Sejahtera bersama bangsa dengan memberikan nilai teraik kepada
stakeholder kami.
Visi dan Misi tersebut senantiasa memandu Astra dalam mewujudkan diri
mereka menjadi perusahaan yang memiliki orientasi pertumbuhan berkelanjutan
dalam jangka panjang dengan memastikan pertumbuhan usaha yang sejalan dengan
kemajuan bangsa dan kelestarian lingkungan.
Astra juga memiliki Motto dan cita-cita yang memastikan mereka dapat terus
melangkah maju.
Motto : “Per Aspera Ad Astra” yaitu berjuang dan menembus segala tantangan untuk
mencapai bintang.
Cita-cita : sejahtera bersama bangsa.
PT Astra International Tbk mempunyai empat filosofi yang disebut dengan
Catur Dharma, antara lain: Menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara;
Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan; Menghargai individu dan
membina kerja sama; dan Senantiasa berusaha mencapai yang terbaik.

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 25


Astra juga memiliki beberapa penghargaan seiring dengan berjalannya waktu
di bidang otomotif, berikut adalah penghargaan yang diraih Astra di tahun 2014,
antara lain:
 Gold Winner – The 3rd SPS Indonesia Inhouse Magazine Award (InMA)
 Fortune Indonesia’s Most Admired Companies 2014 – Fortune
Indonesia
 Corporate Governance Pool 2004-2013 – 25 Years of Asiamoney
 Indonesia Most Admired Company 2014 – Warta Ekonomi
 In Appreciation of His Outstanding Contribution in Promoting UBUD –
Museum Puri Lukisan & Philip Kotler Center
 Asia’s Best Companies 2014 – Finance Asia
 MNC Business Awards 2014
 SWA 100 – Majalah Swa
 Best Sustainable Business Innovation Company in Developing Eco
Forrest – Warta Ekonomi
 Antaranews CSR Award 2014 – (LKBN) Antara
 PT Astra International Tbk as Living Legend Company 2014 – Warta
Ekonomi
 Annual Best Financial Institution Awards 2014 & Annual Corporate
Awards 2014 – Majalah Alpha Souteast Asia
 Best Companies in Creating Leaders From within 2014 – SWA
Magazine, NBO and Swanetwork
 Asia Business Leader of The Year Award 2014 (ABLA) – CNBC
 Kellogg Innovation Network (KIN) Asean Award 2014
 Best of the best 2014 Awards – Forbes Indonesia

PT Astra International Tbk memiliki komposisi pemegang saham yang


tercatat di ikhtisar saham Astra. Jardine Cycle & Carriage adalah perusahaan yang
tercatat di bursa Singapura dan anggota Grup Jardine Matheson. Perusahaan ini
memiliki 50,11% saham PT Astra International Tbk, salah satu perushaan
konglomerat terdepat terbuka di Indonesia, serta kepemilikan di bidang usaha
26 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)
lainnya di Asia Tenggara. Di bawah bendera Cycle & Carriage, JC&C memiliki usaha
otomotif di Singapura, Malaysia dan Myanmar, termasuk PT Tunas Ridean Tbk di
Indonesia dan Truong Hai Auto Corporation di Vietnam. Pemilik saham terbesar
kedua dengan persentase kepemilikan sebesar 0.02% adalah Anthony John Liddell
Nightingale yang juga merupakan Komisaris dari PT Astra International Tbk. dan
pemegang ketiganya dengan 0.01% adalah Budi Setiadharma sebagai Presiden
Komisaris dari PT Astra International Tbk.
Sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang
diselenggarakan pada tanggal 29 April tahun 2014, Astra melakukan pembayaran
dividen final tahun buku 2013 sebesar 45% dari laba bersih atau senilai Rp 8.744
milliar. Rasio pembayaran dividen ini sama dengan rasio pembayaran dividen untuk
tahun buku 2012 yang ditetapkan oleh RUPST 2013.
Dewasa ini, Astra dikelola oleh dewan-dewan yang terbaik dan professional.
Dalam dewan komisaris, Astra dipimpin oleh Budi Setiadharma selaku presiden
komisaris dengan para komisaris independennya, antara lain: Soemadi Djoko
Moerdjono Brotodiningrat; Erry Frimansyah; Hisayuki Inoue; dan Sidharta Utama.
Tidak dilupakan para komisaris dari Astra: Anthony John Liddell Nightingale;
Benjamin William Keswick; Mark Spencer Greenberg; Chiew Sin Cheok; Jonathan
Chang; dan David Alexander Newbigging. Sedangkan dalam dewan direksi, Astra
dipimpin oleh Prijono Sugiarto selaku Presiden Direktur berserta para direktur,
antara lain: Gunawan Geniusahardja; Djoko Pranoto; Widya Wiryawan; Sudirman
Maman Rusdi; Simon Collier Dixon; Johannes Loman; Suparno Djasmin; dan
Bambang Widjnarko Santoso. PT Astra International Tbk berpusat di Astra
International Building, Sunter II, Jakarta, 14330 yang juga melayani melalui situs
internet www.astra.co.id.

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 27


Business Profile
Astra mengawali bisnis sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum
dengan nama Astra International Inc. yang didirikan tahun 1957 di Jakarta. Seiring
dengan kemajuan usaha serta sejalan dengan rencana ekspansi, Perseroan
melakukan aksi korporasi menjual saham ke publik dengan mencatatkan saham
perdana di Bursa Efek Indonesia di tahun 1990 sekaligus mengubah namanya
menjadi PT Astra International Tbk. Saham Perseroan dicatat dibursa dengan ticker
ASII.
Skala usaha Astra terus berkembang, sehingga saat ini memiliki 225.580
karyawan pada 183 anak perusahaan, pengendalian bersama entitas dan
perusahaan asosiasi yang menjalankan enam segmen usaha, yaitu Otomotif, Jasa
Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur, Logistik dan
Lainnya, dan Teknologi Informasi. Nilai kapitalisasi pasar PT Astra International Tbk
di penghujung tahun 2014 adalah sebesar Rp 301 triliun (posisi penutupan 30
Desember 2014).
Segmen otomotif sebagai cikal bakal Astra, terus menunjukkan prestasi
membanggakan. Berawal dari distributor Toyota di tahun 1969, segmen ini terus
berkembang dan kini mampu menyediakan beragam pilihan dan model terbaru
kendaraan bermotor sesuai kebutuhan konsumen, mulai dari sepeda motor Honda,
hingga berbagai ukuran mobil dan truk bermerek Toyota, Daihatsu, Isuzu, BMW,
Peugeot dan UD Trucks. Astra juga memastikan kemudahan bagi konsumen untuk
melakukan pembelian, pemeliharaan dan perawatan kendaraan melalui penyediaan
jaringan distribusi dan layanan terluas di Indonesia, didukung oleh jajaran
perusahaan pembiayaan Astra yang menawarkan kredit konvensional dan syariah
yang terjangkau serta variasi jenis suku cadang dan aksesoris otomotif hasil
produksi Astra Otoparts. Komitmen penyediaan produk dan layanan purna jual yang
berkualitas membuat Astra menjadi pemimpin pasar industry otomotif Indonesia.
Segmen jasa keuangan Astra terdiri dari empat pilar bisnis utama dalam
rangka memberikan cakupan layanan yang menyeluruh untuk menjalankan fungsi
strategis, yaitu menyediakan dukungan finansial dan memperkuat kegiatan
penjualan rantai usaha bisnis lainnya. Keempat pilar bisnis tersebut adalah:

28 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


pembiayaan otomotif, yang meliputi pembiayaan sepeda motor Honda dan
pembiayaan mobil Astra dan non Astra; pembiayaan alat berat; asuransi yang terdiri
dari asuransi umum dan asuransi jiwa; serta layanan perbankan. Dengan berfokus
pada penerapan dan pengendalian sistem manajemen risiko yang hati-hati,
menyeluruh dan disiplin, membuat setiap bisnis jasa keuangan Astra berhasil
menjaga, bahkan memperbaiki kualitas asset dan tingkat rasio kredit bermasalah
dalam batas yang sehat.
Segmen alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan dikelola
melalui anak usaha Perseroan, PT United Tractors Tbk (UT). UT yang berdiri sejak
tahun 1972 berkomitmen untuk senantiasa memberikan solusi end-to-end kepada
para pelanggan. UT dikenal sebagai pemain yang disegani di segmen ini dan
melayani pelanggan dari berbagai macam sektor, seperti pertambangan,
perkebunan, konstruksi, kehutanan, material handling dan transportasi. Sementara
penyediaan ragam alat berat berbagai tipe dari Komatsu beserta beberapa jenis
produk pendukung dari Todano, Bomag, Scania hingga UD Trucks, dilengkapi
dengan layanan purna jual berkualitas dengan harga bersaing melalui jaringan yang
menjangkau kegiatan pelanggan. Semua itu membuat Astra tetap mampu
mendominasi pasar alat berat.
Segmen agribisnis mulai digeluti tahun 1973 dengan berdirinya PT Multi
Agro Corporation, dan berkembang semakin pesat pasca bedirinya PT Suryaraya
Cakrawala yang secara formal terbentuk tanggal 3 Oktober 1988 dan pada tahun
1989 berubah nama menjadi PT Astra Agro Niaga, yang menjadi cikal bakal PR Astra
Agro Lestari Tbk (AAL). Kini, melalui AAL, Astra memiliki salah satu bisnis kelapa
sawit terbesar dan terintegrasi di Indonesia. Segmen agribisnis dengan produk
utama minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) ini, kini terus berkembang kea rah
hilir dengan pendirian refinery. Komitmen pengelolaan biaya dan pengembangan
produk melalui dukungan riset mandiri membuat kinerja perkebunan yang dimiliki
mencatatkan prestasi yang baik dan diakui pasar.
Segmen infrastruktur, logistic dan lainnya mencakup kegiatan bisnis dalam
beberapa bidang, yaitu: infrastruktur umum, mata rantai logistic, jalan tol, pengelola
air bersih, penampungan bahan bakar minyak, pelabuhan dan property. Astra

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 29


menerapkan strategi pertumbuhan bisnis infrastruktur, logistik dan lainnya untuk
mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pengelola dan investor nasional yang
terdepan dengan ragam portfolio aset pada sektor-sektor yang strategis.
Pengembangan portfolio bisnis ini juga berlandaskan misi dan semangat untuk
membangun aset-aset berharga nasional dalam rangka memaksimalkan potensi
pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara luas
dan merata. Komitmen untuk mendukung pengembangan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui pemberian layanan berkualitas di
segmen ini membuat Astra dikenal sebagai pemain yang diperhitungkan dan
disegani dengan kinerja yang terus meningkat.
Segmen teknologi informasi dikembangan sejalan dengan kebutuhan bisnis
perkantoran akan solusi teknologi dokumen, informasi dan komunikasi. Segmen
usaha Astra ini menawarkan solusi bisnis berbasis Document, Information &
Communication Technology (DICT), melalui entitas anak, PT Astra Graphia Tbk.
Pada tahun 2014, PT Astra Graphia Tbk memiliki dua anak usaha, yakni: PT
Astragraphia Information Technology (AGIT) yang menawarkan jasa solusi ICT
mencakup: ICT reseller, professional services, network solution dan outsourcing;
serta PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) yang menawarkan jasa percetakan
dokumen digital termasuk jasa pengirimannya, dan jasa Layan Gerak yang
menekankan pada layanan cepat terhadap kebutuhan office supplies dan office
products untuk menjangkau kebutuhan pelanggan terhadap office supplies yang
berkualitas.
Melalui enam segmen usaha tersebut, selama 58 tahun, Astra telah menjadi
saksi sekaligus pelaku yang senantiasa berupaya mengatasi pasang surut ekonomi
Indonesia untuk terus berkembang dengan memanfaatkan peluang bisnis berbasis
sinergi yang luas dengan pihak eksternal maupun internal Grup Astra.
Sebagai salah satu grup terbesar nasional saat ini, Astra telah mampu
membangun reputasi yang baik serta bergerak menjadi bagian dari keseharian
denyut kehidupan bangsa di berbagai aspek kehidupan masyarakat di tanah air. Hal
ini diwujudkan melalui persembahan ragam produk dan jasa terbaik yang
ditawarkan serta melalui beragam sumbangsih nonbisnis sebagai wujud tanggung

30 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


jawab sosial perusahaan yang luas di bidang pendidikan, lingkungan, pengembangan
usaha kecil dan menengah (UKM) dan kesehatan. Keseluruhan realisasi program dan
capain tersebut merupakan bagian dari perjalanan Astra dalam bertransformasi
menjadi perusahaan kebanggaan bangsa yang turut berperan serta mengupayakan
peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan.

Company History
Pada Tahun 1957, Astra memulai usahanya sebagai perusahaan dagang.
Astra kemudian ditunjuk sebagai distributor kendaraan bermotor Toyota di
Indonesia pada tahun 1969. Satu tahun kemudian, Astra ditunjuk sebagai distributor
tunggal sepeda motor Honda di Indonesia. Astra mendapat lisensi sebagai
distributor alat perkantoran Fuji Xerox di Indonesia pada tahun yang sama. Tahun
1971, Astra mendirikan PT Federal Motor sebagai pabrik perakitan sepeda motor
Honda. Astra juga bersama dengan Toyota Motor Corporation (TMC) mendirikan
perusahaan patungan PT Toyota-Astra Motor (TAM) sebagai Agen Tunggal Toyota.
Tahun 1972, Astra mendirikan PT United Tractors (UT) yang mengelola usaha di
bidang perdagangan dan penyewaan alat berat. Pada tahun berikutnya, Astra
ditunjuk sebagai agen tunggal produk-produk Daihatsu. Astra juga mendirikan PT
Multi Agro Corporation yang mengelola divisi agribisnis Astra . Tahun 1976, Astra
mendirikan PT Astra Graphia (AG) sebagai distributor mesin foto kopi Xerox di
Indonesia. Tahun 1977 merupakan tahun emas bagi Astra dimana TAM
meluncurkan mobil Kijang pertama sebagai cikal bakal mobil keluarga yang
legendaris. Pada tahun berikutnya, Astra mendirikan PT Daihatsu Indonesia.
Setelah lama terdiam, pada tahun 1982 Astra mendirikan PT Raharja Sedaya,
sebagai bisnis pertama di Divisi Jasa Keuangan. Tahun 1988, Astra mendirikan PT
Suryajaya Cakrawala yang kemudian berganti nama menjadi PT Astra Agro Niaga,
cikal bakal PT Astra Agro Lestari (AAL). Pada tahun berikutnya, Astra mendirikan
Astra Education Training Centre yang kemudian menjadi Astra Management
Development Institute (AMDI). Tahun 1990, Astra menerbitkan 30 juta lembar
saham dan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Astra mendirikan PT Federal
Adiwiraserasi yang mengelola bidang usaha komponen dan menjadi cikal bakal

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 31


Astra Otoparts (AOP) di tahun 1991. Pada tahun yang sama, Astra juga mendirikan
Astra Mitra Ventura yang menyediakan fasilitas pinjaman modal bagi UKM. Pada
tahun 1995, Astra mendirikan Akademi Teknik Federal (sekarang disebut dengan
Politeknik Manufaktur Astra) yang menyediakan pendidikan formal tingkat diploma
di bidang manufaktur.
Di awal millennium baru, konsorsium Cycle & Carriage Limited melalui
proses tender membeli 38.4% saham Astra dari Badan Penyehatan Perbankan
Naisonal (BPPN). Pada tahun yang sama, Astra bersama BMW AG merestrukturisasi
bisnis BMW di Indonesia. Dengan merekstrukturisasi ini, maka Astra menjadi agen
tunggal BMW melalui PT Tjahja Sakti Motor Corp yang 100% sahamnya dimiliki
Astra, serta berperan sebagai salah satu dealer BMW di Indonesia. Pada tahun 2001,
Astra merekstrukturisasi bisnis sepeda motor dengan melebur Federal Motor dan
Honda Federal menjadi Astra Honda Motor dengan komposisi saham 50:50 antara
PT Astra International Tbk dan Honda Motor Company Ltd. Tahun berikutnya, Astra
bersama Daihatsu Motor Corp., Jepang, melakukan rekstrukturisasi bisnis Daihatsu
di Indonesia. Dengan rekstrukturisasi ini saham Astra di PT Astra Daihatsu Motor
berubah dari 50% menjadi 31.87%. Astra juga menyelenggarakan Penawaran
Saham Terbatas sebanyak 1,404 miliar lembar saham. Tahun 2003, Astra bersma
TMC mereorganisasi bisnis Toyota di Indonesia melalui dua entitas bisnis, yakni: PT
Toyota Motor Manufacturing Indonesia untuk bidang manufaktur (Astra:5%,
TMC:95%) dan TAM untuk bidang distribusi (Astra:51%, TMC:49%). Toyota juga
berkolaborasi dengan Daihatsu dalam inovasi dengan meluncurkan kendaraan
keluarga Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang menjadi produk mobil keluarga
andalan Indonesia.
Pada Tahun 2004, Astra mencapai release date lebih awal atas restrukturisasi
hutangnya. Astra juga bersama Standard Chartered Bank mengambil alih 63%
saham PT Bank Permata Tbk dari Perusahaan Pengelola Aset. Dua tahun kemudian,
Astra bersama Toyota Financial Services Corporation mendirikan PT Toyota Astra
Financial Services yang menawarkan fasilitas pembiayaan mobil Toyota. Tahun
2008, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) memulai ekspor kendaaan komersil jenis
Gran Max ke Jepang dalam bentuk CBU. Astra juga mencanangkan program ‘Go

32 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


Green With Astra: Satu Karyawan Satu Pohon’ untuk menanamkan 116.867 pohon
sepanjang tahun. Di tahun yang sama, Astra juga meresmikan pembukaan Museum
dan Perpustakaan Astra. Tahun 2009, Astra meluncurkan SATU (Semangat Astra
Terpadu Untuk) Indonesia yang menjadi payung program seluruh kegiatan
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berkelanjutan. Tujuannya adalah
untuk membangun semangat kebangsaan dan persatuan demi pembangunan
bangsa. Di tahun yang sama, PT Toyofuji Serasi Indonesia – pengendalian bersmaa
entitas PT Serasi Autoraya – meluncurkan kapal yang ketiga, MV SERASI III. PT
United Tractors Pandu Engineering, anak usaha UT, juga mengoperasikan PT Patria
Matirime Lines di tahun yang sama.
Tahun 2010, UT melalui PT Tuah Turangga Agung (TTA) mengakuisisi 60%
saham konsesi tambang PT Agung Bara Prima. PT Astra Honda Motor (AHM) juga
umumkan ‘One Heart’ sebagai slogan barunya. Masih di tahun yang sama, Astra
meningkatkan kepemilikan di Astra Sedaya Finance (ASF) menjadi 100% melalui
akuisisi 47% saham General Electric Services di ASF. Permata Bank mengakuisisi PT
GE Finance, yang bertujuan untuk meningkatkan portfolio bisnis dan pangsa pasar
kartu kredit di tahun yang sama.
Tahun 2011, Astra Daihatsu Motor membangun pabrik baru di Karawang
dengan kapastas produksi 100 ribu unit per tahun. UT, melalui anak perusahaannya,
PT Pamapersada Nusantara juga mengakuisisi tambang PT Asmin Bara Jaan dan PT
Asmin Bara Bronang di daerah Sumatera Selatan. Astra Otoparts juga membentuk
usaha patungan baru dengan Visteon Corp., PT Astra Visteon Indonesia, yang
merupakan produsen komponen electronic instrument cluster di tahun yang sama.
UT juga menyelesaikan Right Issue IV dan memperoleh dana sejumlah Rp 6,1
Triliun. UT melalui anak perusahaannya, TTA, mengakuisisi Tambang Duta Sejahtera
dan Duta Nurcahya yang berlokasi di Barito Utara, Kalimantan Tengah. Masih di
tahun yang sama, PT Astratel Nusantara mengakuisisi 95% saham PT Marga Harjaya
Infrastruktur, perusahaan yang memegang konsesi Jalan Tol Kertosono – Mojokerto.

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 33


Tahun 2012, AOP dan Pirelli sepakat membangun usaha patungan (60%
Pirelli, 40% Astra Otoparts) untuk memproduksi ban sepeda motor konvensional di
Indonesia. Masih pada tahun yang sama, UT melalui anak perusahannya, TTA,
mengakuisisi Tambang Piranti Jaya Utama. Astra Toyota AGYA & Astra Daihatsu
AYLA yang merupakan hasil kolaboras Astra International – Toyota – Daihatsu
diluncurkan di Jakarta di tahun 2012. Permata Bank menyelesaikan Rights Issue V
dan memperoleh dana sebesar Rp 2 Trilliun di tahun yang sama.
Tahun 2013, Astra, melalui Astratel, mengakuisisi PT Pelabuhan Penajam
Banua Taka, perusahaan yang mengelola Pelabuhan Eastkal di Penajam, Kalimantan
Timur. Di tahun yang sama, AOP mengakuisisi 51% saham PT Pakoakuina, produsen
wheel rim (velg) untuk kendaraan roda dua dan empat. AHM juga memulai
pembangunan pabrik keempat di Karawang, Jawa Barat, berkapasitas 1,1 juta unit
per tahun. AAL, anak perusahaan Astra, mendirikan usaha patungan Astra–KLK Pte
Ltd, bekerja sama dengan KL–Kepong Plantation Holdings Sdn, Bhd untuk
memasrkan produk olahan minyak kelapa sawit dan menyediakan jasa logistic atas
produk tersebut. PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mulai membangun pabrik
baru berkapasitas 52.000 kendaraan komersial di Karawang. Di tahun yang sama,
Astra melakukan peletakan baru pertama Menara Astra, proyek property gedung
perkantoran di kawasan pusat bisnis Jakarta dengan grade A dan standar Green
Building peringkat platinum.
Tahun 2014, Astra International dan Aviva menandatangani kesepakatan
pembentukan joint venture bernama Astra Aviva Life, dengan kepemilikan 50:50.
Permata Bank menyelesaikan proses Rights Issue VI dan memperoleh dana sebesar
Rp 1,5 triliun. Permata Bank juga melakukan penyertaan 25% saham ASF dengan
nominal Rp 2,2 triliun. Di sisi lain Astragraphia melepas 51% kepemilikan sahamnya
di AGIT Monitise Indonesia. PAMA dan TTA melakukan rektrukturisasi saham atas
konsesi batu bara yang tergabung dalam gruo UT pada tahun yang sama. UT juga
menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham dengan dua pemegang
saham PT Ascet Indonusa Tbk (ACST), yaitu PT Loka Cipta Kreasi dan PT Cross Plus
Indonesia, sehubungan dengan rencana pengambilalihan ACST, melalui anak
perusahaan UT, PT Karya Supra Perkasa.

34 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


SWOT Analysis
Untuk berjalannya PT Astra International Tbk, mereka perlu menganalisa
situasi saat ini, maka digunakanlah analisis SWOT, berikut adalah SWOT dari PT
Astra International Tbk, antara lain:
 Strengths dari PT Astra International Tbk
o Memiliki saluran distribusi yang efisien dan efektif
o Keberhasilan dari pengembangan produk
o Penerapan teknologi yang sudah baik
o Kegiatan promosi yang cukup efektif
o Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup terampil dan telah
berkembang dalam lingkungan perusahaan
o Memiliki asset untuk membiayai operasi dan investasi
 Weaknesses dari PT Astra International Tbk
o Fasilitas manufaktur masih kurang
o Tingkat kegagalan produksi masih dapat dikategorikan tinggi
o Mesin yang digunakan untuk produksi adalah mesin import
o Melambatnya ekonomi akibat BI rate yang terus naik dan nilai
tukar IDR/USD yang terus melemah
 Opportunities dari PT Astra International Tbk
o Terbukanya pasar dalam negeri, termasuk pasar ekspor
o Meningkatnya teknologi dengan pesar
o Pengaruhnya penghargaan yang dapat menangkat citra
perusahaan
 Threats dari PT Astra International Tbk
o Kebijakan pemerintah yang menghimpit perusahaan, seperti
dibatasinya perusahaan-perusahaan dengan kebijakan
maintenance cost perusahaan

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 35


o Terapat rumor pemerintah akan menghentikan low cost green
car (LCGC). Dalam jangka pendek, hal ini akan berdampak
buruk karena akan mengurangi penjualan ASII
o Coal dan CPO yang terus melemah akan berefek pada
pendapatan UNTR dan AALI yang berkontribusi menyumbang
pendapatan perusahaan
o Intensitas persaingan yang cukup ketat
o Pengaruh kampanye produk ramah lingkungan
o Kelesuan ekonomi dalam negeri
o Pengaruh melambatnya pertumbuhan ekonomi global
o Adanya barang subtitusi dan pesaing-pesaing baru yang
merebut pangsa pasar ASII

Investment plan
PT Astra International Tbk adalah perusahaan yang sangat besar yang
memiliki banyak sektor bisnis usaha, dan yang terbesar adalah bisnis otomotif yang
menyumbang pendapatan kepada group astra sebesar 56%. Di Indonesia sendiri,
bisnis otomotif berkembang dengan sangat baik ditandai dengan bertumbuhnya
produksi serta penjualan produk otomotif. Di Indonesia peningkatan produksi serta
penjualan otomotif terutama mobil naik 3.5 kali lipat hanya dalam waktu 6 tahun
sejak tahun 2006 sampai tahun 2012. Pertumbuhan tahunan atau CAGR produksi
mobil di Indonesia adalah sebesar 20%.
Kondisi usaha yang menantang tidak menyurutkan langkah Astra untuk
merealisasikan rencana investasi pengembangan usaha berdasarkan strategi yang
telah disusun dengan cermat, mempertimbangkan potensi internal maupun risiko
yang harus diatasi. Astra senantiasa memastikan setiap realisasi rencana investasi
akan menstimulus tumbuhnya sinergi antar lini bisnis dan memberi manfaat besar
bagi peningkatan kinerja dan nilai terbaik kepada para stakeholders.
Berlandaskan keyakinan bahwa kompetensi seluruh jajaran insan yang
berpadu dengan seluruh potensi lini usaha menjadi sati kesatuan yang akan mampu

36 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


membuat Astra terus tumbuh dan berkembang, Astra bertekad terus melangkah
maju dan sejahtera bersama bangsa.

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 37


 Memastikan adanya peningkatan kompetensi SDM
Meyakini sumber daya manusia adalah asset paling berharga
dan mitra Perusahaan dalam memastikan daya tahan terhadap
kondisi eksternal sekaligus kemampuan membuka peluang
pertumbuhan, Astra konsisten merealisasikan program-program
pengembangan sumber daya manusia.
PT Astra International Tbk menerapkan program Astra People
Roadmap dengan dukungan pusat pengembangan dan pelatihan
internal untuk memastikan tumbuh kembangnya kompetensi sumber
daya manusia dan budaya inovasi yang akan mendukung Perusahaan
senantiasa berada di depan dalam mengatasi tantangan, dan mencari
serta memanfaatkan peluang pertumbuhan usaha.
 Memperkuat investasi pada rantai bisnis
PT Astra International Tbk berkomitmen untuk melanjutkan
investasi dengan berpedoman pada Astra Portfolio Roadmap dan
membangun sinergi di rantai bisnis yang saling medukung. Sinergi
rantai bisnis akan memastikan perolehan nilai perusahaan yang
optimal berkat dukungan sumber daya manusia dari Astra yang
berkompetensi tinggi dan memiliki kemampuan berinovasi, sehingga
Astra senantiasa siap mengatasi kondisi usaha yang berubah dengan
cepat.
 Meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasional
Dalam menghadapi kondisi usaha yang menantang, PT Astra
International Tbk menerapkan program efisiensi biaya yang
mengedepankan beragam langkah inovasi dengan tetap
mengutamakan ketersediaan pendukung distribusi, kemudahan akses
serta jaminan kualitas produk dan layanan bagi para pelanggan.
Sekalipun volume penjualan beberapa lini usaha menurun,
Astra mampu mengimbangi penurunan tersebut dengan efisiensi
pengeluaran biaya operasional yang dapat dipertanggung jawabkan.

38 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


 Meningkatkan nilai tambah bagi para stakeholders
PT Astra International Tbk senantiasa berupaya merealisasikan
kinerja terbaik di tengah kondisi usaha yang kurang kondusif.
Segmen-segmen usaha utama mampu membuktikan
kualitasnya sebagai market leader. Kinerja keuangan pada tahun 2014
pun secara keseluruhan tetap positif dengan pendapatan bersih
sebesar Rp 201,7 triliun dan laba bersih sebesar Rp 19,2 triliun.
Pertumbuhan segmen usaha tersebut memberi dampak positif lain
berupa terjaminnya pasokan barang dan jasa bagi para pelanggan
serta membuka kesempatan kerja dan membantu peningkatan
kesejahteraan bagi para pekerja dan masyarakat sekitarnya.

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 39


Calculation Analysis

Stock Valuation merupakan suatu perhitungan dimana kita mencari tahu nilai
wajar atau nilai intrinsic suatu saham. Untuk mengetahui nilai intrinsic saham
khususnya ASII, terdapat berbagai macam cara dimulai dari menentukan Discounted
Cash Flow, Discounted Dividend Model, dan Relative Valuation menggunakan
multiples atau ratio. Dalam perhitungan Stock Valuation ASII, saya menggunakan
metode Discounted Cash Flow (DCF) saya memilih langkah ini karena dividend yang
dibagikan tidaklah rutin atau setiap tahun sampai pada tahun 2010. Alasan lain
adalah dalam menghitung menggunakan metode DCF, disana diperhitungkan
systematic risk atau beta. Dengan adanya beta, dapat dipastikan perhitungan ini
lebih akurat dibanding metode lainnya.
Dalam menghitung nilai intrinsic dengan metode DCF, pertama-pertama kita
harus mengetahui terdapat unsur atau elemen apa saja dalam Discounted Cash Flow.
Dari penggalan kata saja, kita dapat berasumsi terdapat dua elemen besar dalam
metode DCF, yaitu cash flow itu sendiri (yang nanti dinamakan perhitungan Free
Cash Flow) dan tingkat diskonto yang dapat ditentukan melalui required return
yang dihitung dengan metode Capital Assets Pricing Model (atau lebih ramah
disebut CAPM).
Dalam perhitungan CAPM perlu kita penggal kembali elemen apa saja yang
terdapat di dalamnya. Dalam CAPM kita dapat melihat terdapat tiga unsur yaitu:
Market Return; Beta; dan Risk Free Rate. Market Return dapat ditentukan melalui
perhitungan Average dari Total Return IHSG. Risk Free Rate secara mudah
ditentukan dari surat utang negara atau dari tingkat BI-Rate. Sedangkan dalam
menghitung Beta, terdapat dua cara yaitu: Perhitungan Covariance atau
menggunakan simple regression. Saya memilih menghitung beda dengan simple
regression untuk mempermudah proses perhitungan.
Setelah mendapatkan tingkat diskontonya, baru saya memulai masuk
perhitungan dengan mencari financial statement berupa historical data 5 tahun
saham ASII. Disini saya memproyeksikan Income Statement, Balance Sheet, lalu Cash
Flow dari ASII 5 tahun ke depan. Setelah semua selesai, dengan mudah saya dapat
menghitung FCFE (Free Cash Flow of Equity) dimana merupakan FCFF (Free Cash

40 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


Flow of Firm) tanpa adanya Debt. Setelah mendapatkan FCFE, maka didiskontokan
dengan required return yang di dapat dari CAPM. Hasilnya dibagi dengan number of
shares outstanding dari ASII dan didapatkan hasil intrinsic. Berikut hasil
perhitungan Stock Valuation dari ASII:

Perhitungan Market Return


Date Adj. Close Return IHSG
4893.91699
1-Jul-15 2 -0.003409158
4910.65820
1-Jun-15 3 -0.058607841
5216.37890
1-May-15 6 0.025549203
5086.42480
1-Apr-15 5 -0.078324963
5518.67480
2-Mar-15 5 0.01254627
5450.29394
2-Feb-15 5 0.030417442
5289.40380
1-Jan-15
9 0.011949047
5226.94677
1-Dec-14
7 0.014963158
5149.88818
3-Nov-14
4 0.01185593
5089.54687
1-Oct-14
5 -0.009349195
5137.57910
1-Sep-14
2 0.000139445
5136.86279
1-Aug-14
3 0.00944447
5088.80175
1-Jul-14
8 0.043090334
4878.58203
2-Jun-14
1 -0.003131684
4893.90820
1-May-14
3 0.011107559
4840.14599
1-Apr-14
6 0.015072351
4768.27685
3-Mar-14
5 0.032046346

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 41


3-Feb-14 4620.21582 0.045591779
4418.75683
1-Jan-14
6 0.033826415
4274.17675
2-Dec-13
8 0.004167976
4256.43603
1-Nov-13
5 -0.056354606
4510.63085
1-Oct-13
9 0.045052632
4316.17578
2-Sep-13
1 0.028863969
4195.08886
1-Aug-13
7 -0.090076818
4610.37695
1-Jul-13
3 -0.04327093
3-Jun-13 4818.89502 -0.049270318
1-May-13 5068.62793 0.006864649
5034.07080
1-Apr-13
1 0.01883935
1-Mar-13 4940.98584 0.030275889
4795.78906
1-Feb-13
2 0.076809326
4453.70312
1-Jan-13
5 0.031741035
4316.68701
3-Dec-12
2 0.00948189
4276.14111
1-Nov-12
3 -0.017044814
4350.29101
1-Oct-12
6 0.020581519
4262.56103
3-Sep-12
5 0.049806279
4060.33105
1-Aug-12
5 -0.019797004
4142.33691
2-Jul-12
4 0.047214354
3955.57690
1-Jun-12
4 0.032026759
3832.82397
1-May-12
5 -0.083216998
4180.73193
2-Apr-12
4 0.014358953
4121.55078
1-Mar-12
1 0.034211703

42 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


3985.20996
1-Feb-12
1 0.011040141
3941.69311 0.031319054
2-Jan-12
5
3821.99194 0.028777809
1-Dec-11
3
3715.08007 -0.019986786
1-Nov-11
8
3790.84692 0.068135464
3-Oct-11
4
3549.03198 -0.076189348
5-Sep-11
2
3841.73095 -0.069978905
1-Aug-11
7
4130.79980 0.06229302
1-Jul-11
5
3888.56909 0.013448656
1-Jun-11
2
3836.96704 0.004542109
2-May-11
1
1-Apr-11 3819.61792 0.038313763
3678.67407 0.060030342
1-Mar-11
2
1-Feb-11 3470.3479 0.017945999
3409.16699 -0.079477257
3-Jan-11
2
3703.51196 0.04879375
1-Dec-10
3
3531.21093 -0.028639273
1-Nov-10
8
3635.32397 0.038279563
1-Oct-10
5
3501.29589 0.136089438
1-Sep-10
8
3081.88403 0.004106502
2-Aug-10
3
3069.28002 0.053401791
1-Jul-10
9
2913.68408 0.041733588
1-Jun-10
2
2796.95703 -0.058660432
3-May-10
1
2971.25195 0.06983432
1-Apr-10
3

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 43


2777.30102
1-Mar-10
5 0.089550849
2549.03295 -0.023656747
1-Feb-10
9
2610.79589 0.030161486
4-Jan-10
8
2534.35595 0.049059207
1-Dec-09
7
2415.83691 0.020330264
2-Nov-09
4
2367.70092 -0.040480831
1-Oct-09
8
2467.59106 0.053833849
1-Sep-09
4
2341.53710 0.007877385
3-Aug-09
9
2323.23608 0.146269477
1-Jul-09
4
2026.78002 0.057359762
1-Jun-09
9
1916.83105 0.112647373
1-May-09
5
1722.76599 0.201309013
1-Apr-09
1
1434.07397 0.115597669
2-Mar-09
5
1285.47595 -0.035410977
2-Feb-09
2
1332.66699 -0.01677795
5-Jan-09
2
1355.40795 0.091714202
1-Dec-08
9
1241.54101 -0.01206566
3-Nov-08
6
1256.70397 -0.314215985
6-Oct-08
9
1832.50695 -0.15394502
1-Sep-08
8
2165.94311 -0.060127775
1-Aug-08
5
2304.50805 -0.018984645
1-Jul-08
7
2-Jun-08 2349.10498 -0.038965032
2-May-08 2444.34912 0.060677817

44 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


1
2304.51611
1-Apr-08
3 -0.058343077
2447.29907
3-Mar-08
2 -0.100900316
2721.94409
1-Feb-08
2 0.03604266
2627.25097
2-Jan-08
7 -0.04318371
2745.82592
3-Dec-07
8 0.021386457
2688.33203
1-Nov-07
1 0.016964324
2643.48706
1-Oct-07
1 0.120498591
2359.20605
3-Sep-07
5 0.075132847
2194.33911
1-Aug-07
1 -0.065711139
2348.67309
2-Jul-07
6 0.09788116
2139.27807
4-Jun-07
6 0.026365432
2084.32397
1-May-07
5 0.042596233
1999.16699
2-Apr-07
2 0.091889694
1-Mar-07 1830.92395 0.051668296
1740.97094
1-Feb-07
7 -0.009268479
1757.25805
2-Jan-07
7 -0.026731808
1805.52294
1-Dec-06
9 0.050357097
1-Nov-06 1718.96106 0.086144854
1582.62597
2-Oct-06
7 0.031285363
1-Sep-06 1534.61499 0.072211118
1431.26196
1-Aug-06
3 0.058900582
1351.64904
3-Jul-06
8 0.03158611
1310.26293
1-Jun-06
9 -0.014836912

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 45


1329.99597
1-May-06
2 -0.091784678
1464.40600 0.106904601
3-Apr-06
6
1322.97399 0.07500834
1-Mar-06
9
1-Feb-06 1230.66394 -0.001344702
1232.32104 0.059938015
2-Jan-06
5
1-Dec-05 1162.63501 0.060178326
1096.64099 0.028527769
1-Nov-05
1
1066.22399 -0.0120924
3-Oct-05
9
1079.27502 0.027792912
1-Sep-05
4
1050.08996 -0.111825209
1-Aug-05
6
1182.30102
1-Jul-05 N/A
5

Dari data diatas, akan didapatkan average dari total return IHSG sebesar
16.8619109347% sebagai market return.

Perhitungan Risk Free Rate


Risk Free Calculation
Indonesia Government Bond Yield Tenor 10 Years (23 July 2015) 8.30%
Indonesia Default Risk Rating (Moody's Rating Jan 2015) Baa3
Rating Based Default Spread 2.20%
Risk Free Rate 6.10%

Risk Free Rate didapat dari Government Bond Yield dikurangi dengan
Country Default Spread-nya. Maka akan didapat angka sebesar 6.1009% sebagai
Risk Free Rate.

Perhitungan Beta
Date Adj Close Return ASII
01-Jul-15 6800 -0.038869258
01-Jun-15 7075 -0.030821918
01-May-15 7300 0.088197676
46 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)
01-Apr-15 6708.34 -0.201166514
02-Mar-15 8397.67 0.092357102
02-Feb-15 7687.66 0
01-Jan-15 7687.66 0.057238928
01-Dec-14 7271.45 0.042105867
03-Nov-14 6977.65 0.051660239
01-Oct-14 6634.89 -0.029299972
01-Sep-14 6835.16 -0.069306769
01-Aug-14 7344.16 -0.019417618
01-Jul-14 7489.59 0.061854647
02-Jun-14 7053.31 0.028269236
01-May-14 6859.4 -0.027691941
01-Apr-14 7054.76 0.006780121
03-Mar-14 7007.25 0.061149853
03-Feb-14 6603.45 0.081713522
01-Jan-14 6104.62 -0.055146945
02-Dec-13 6460.92 0.087999192
01-Nov-13 5938.35 -0.060149721
01-Oct-13 6318.4 0.040802543
02-Sep-13 6070.7 0.066116167
01-Aug-13 5694.22 -0.069231222
01-Jul-13 6117.76 -0.071427596
03-Jun-13 6588.35 -0.007092252
01-May-13 6635.41 -0.020408495
01-Apr-13 6773.65 -0.069620027
01-Mar-13 7280.52 -0.006289411
01-Feb-13 7326.6 0.081632502
01-Jan-13 6773.65 -0.026490485
03-Dec-12 6957.97 0.041379992
01-Nov-12 6681.49 -0.099379142
01-Oct-12 7418.76 0.096664518
03-Sep-12 6764.84 0.096296488
01-Aug-12 6170.63 -0.035714007
02-Jul-12 6399.17 0.021896983
01-Jun-12 6262.05 0.065318725
01-May-12 5878.1 0.134529607
02-Apr-12 5181.09 -0.039891705
01-Mar-12 5396.36 0.043755101
01-Feb-12 5170.14 -0.102027418
02-Jan-12 5757.57 0.066216667
01-Dec-11 5400 0.0437223
01-Nov-11 5173.79 0.027536474
03-Oct-11 5035.14 0.188289713

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 47


05-Sep-11 4237.3 -0.037792962
01-Aug-11 4403.73 -0.06170259
01-Jul-11 4693.32 0.109364068
01-Jun-11 4230.64 0.0817008
02-May-11 3911.1 0.293135086
01-Apr-11 3024.51 -0.014910644
01-Mar-11 3070.29 0.09510069
01-Feb-11 2803.66 0.064415582
03-Jan-11 2633.99 -0.10357279
01-Dec-10 2938.32 0.051059172
01-Nov-10 2795.58 -0.089473633
01-Oct-10 3070.29 0.081346942
01-Sep-10 2839.32 0.191174805
02-Aug-10 2383.63

Dari data return ASII di atas, dilakukanlah simple regression dengan variable
x adalah return ASII dan variable y adalah return IHSG. Dari perhitungan tersebut
didapatkanlah table output sebagai berikut:

Dari perhitungan summary output di atas, akan didapatkan Beta sebesar


1.0784310555837.

Perhitungan CAPM
Dari data-data diatas, maka dengan memasukannya kedalam rumus CAPM
akan menghasilkan required return yang digunakan sebagai tingkat diskonto untuk
mengdiskonto FCFE saham ASII. Required return yang didapat menggunakan
metode CAPM adalah sebesar 17.7059083815091%.

48 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


Data Historical dari Financial Statement

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 49


Dari data diatas, maka dilakukanlah projections dari ketiga financial
statement di atas dengan growth yang dicari dari b x ROE, dimana b adalah retention
rate (atau sama dengan 1 – Dividend Payout Ratio) dan ROE adalah ratio return on
equity, berikut perhitungannya:

50 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


Perhitungan Growth

Dari data qualitative tersebut didapat growth sebesar 13.3282852694553%


tetapi growth yang digunakan tidak hanya didapat dari data qualitative. Dari data
quantitave (dengan melihat analysis didepan) dapat disimpulkan bahwa growth
untuk ASII bisa dilebihkan sebesar 5% (dengan asumsi). Sehingga growth yang
digunakan adalah sebesar 18.3282852694553%.
Dari growth diatas, berikut perhitungan projection 5 tahun kedepan untuk
ASII, antara lain:

Perhitungan Projections dari Financial Statement

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 51


Perhitungan diatas dapat ditemukan terminal value yang merupakan tahun
perpetuity dari saham ASII. Projection terminal value dilakukan dengan stable
growth sebesar 15%. Dengan memperhitungkan terminal value tersebut maka
perhitungan nilai intrinsic akan semakin mendekati dan akurat. Setelah
mendapatkan nilai Discounted Cash Flow, maka untuk menghitung nilai intrinsic,
saya menggunakan rumus:

52 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)


Perhitungan Nilai Intrinsic
n

∑ DCF n −Debt n
i=1
re
Nilai Intrinsic=
Number of Shares Outstanding

Maka akan didapatkan hasil sebesar 6,400.02530440075 Rupiah dengan


number of shares sebesar 40,483,553,140 shares. Dengan hasil ini, dan
dibandingkan dengan harga pasar per tanggal 24 Juli 2015 sebesar 6,650.00 Rupiah
maka dapat dikatakan bahwa kesimpulan Stock Valuation untuk ASII adalah
overvalued karena Intrinsic Value lebih kecil dibanding market price sehingga dapat
dikatakan saham ASII overvalued.

Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII) 53


Summary

PT Astra International Tbk dengan 189 anak perusahaannya merupakan


salah satu grup konglomerat tidak hanya di Indonesia melainkan juga menguasai
pasar di Asia Tenggara. Saham PT Astra International Tbk yang lebih dikenal akrab
dengan index ASII yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia ini, telah melewati
lembah dan gunung perubahan dan permasalahan ekonomi yang terjadi di
Indonesia juga di Asia Tenggara.
Tidaklah heran apabila analisa yang dilakukan mencerminkan suatu hasil
yang cukup baik secara qualitative. Dimulai dari analisa global, macroeconomic,
industry, sampai ke company overview dapat dilihat bagaiamana kuatnya PT Astra
International Tbk ini.
Dalam perhitungan Stock Valuationnya pun dapat dilihat bahwa saham ASII
ini menandakan sesuatu yang cukup kuat, sedikitnya fluktuasi dan dapat bertahan
sampai sekarang.
Pada akhirnya semuanya ini ditentukan pada nilai intrinsic value yang
dihitung melalui metode discounted cash flow dan menandakan bahwa saham ASII
ini ternyata overvalued.
Tetapi dilihat dari hasilnya, PT Astra International Tbk dengan harga saham
yang overvalued ini masi tergolong normal apabila dilihat dengan ramainya rumor
terjadinya krisis ekonomi periodic sekitar bulan septermber 2015 sampai februari
2016 mendatang. Alhasil, PT Astra International bisa mempertahankan nilai
sahamnya dengan adanya bombardier statement dari Warren Buffet mengenai krisis
ekonomi ini.

54 Stock Valuation: PT Astra International Tbk (ASII)

Anda mungkin juga menyukai