Anda di halaman 1dari 13

Zali Pauzan Anreanura Bryen Andre Army

Ketua Anggota Anggota

Dosen pembimbing
Litra Diantar, SE, MM

Esferenza.H.P Novia Sri Wahyuni


Anggota Anggota Anggota
Title of presentation

Indonesia Tidak
Resesi Pada Musim
Resesi
Pengertian Resesi
Dalam ekonomi makro, resesi atau kemerosotan
adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun
atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama
dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.
Resesi dapat mengakibatkan penurunan secara
simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan
kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Resesi sering
diasosiasikan dengan turunnya harga-harga (deflasi), atau,
kebalikannya, meningkatnya harga-harga secara tajam
(inflasi) dalam proses yang dikenal sebagai stagflasi.
Resesi ekonomi yang berlangsung lama disebut
depresi ekonomi. Penurunan drastis tingkat ekonomi
(biasanya akibat depresi parah, atau akibat hiperinflasi)
disebut kebangkrutan ekonomi (economy collapse).
Akibat Resesi Dan Penyebab Resesi Ekonomi Indonesia
1. akibat resesi internasional pada perekonomian Indonesia, antara lain:
a. Harga minyak bumi tidak bisa naik tetapi semakin menurun
b. Banyak komiditi ekspor mulai mengalami harga turun dan jumlah eksport terkena dan juga komoditi
lainnya seperti lada, kopi, tapioka, rotan, bijih nikel, bauksit, dan sebagainya terlihat menurun dari segi
harganya.
c. Hasil ekspor barang industri misalnya tekstil juga mengalami kendala sebab proteksionisme di luar
negeri.
d. Resesi dunia masih berlanjut, baik di negara Amerika ataupun Eropa dan Jepang. Akibat permintaan
terhadap barang ekspor Indonesia tidak meningkat, bahakan menurun.
e. Tingkat bunga di Amerika tinggi. Hal ini mengakibatkan dolar kembali ke Amerika; kedudukan $ yang
tinggi daripada rupiah, ekspor Indonesia menjadi lebih berat untuk bersaing di pasar luar negeri.
f. Menurunnya harga minyak adalah suatu pukulan berat untuk perekonomian Indonesia, dana untuk
pembangunan, yang dulu diambil dari penerimaan migas, sangat menurun.
g. Ekspor non migas juga terkena imbasnya, tidak meninggkat seperti yang diharapkan belum bisa untuk
mengimbangi kerugian karena menurunnya harga minyak
h. Cabang industri dalam negeri yang menurun antara lain pada industri tekstil, otomotif, elektronika,
bangunan atau konstruksi.
2. Penyebab Resesi Ekonomi Indonesia

Indonesia pada dasarnya merupakan korban dari resesi yang


mengguncang Amerika sebagai raksasa dunia. Pengaruh resesi Amerika
masuk ke Indonesia melalui bursa efek dan sektor riil. Lewat jalan sektor
riil, Amerika adalah negara yang menyerap hingga 10% Indonesia atau
terbesar nomor dua sesudah Jepang.
Hal ini tentu akan mengganggu jumlah ekspor Indonesia dan juga
meruntuhkan perusahaan di Indonesia yang menggantungkan terhadap
sektor Ekspor ke Amerika. Lemahnya ekspor akan menekan produksi di
sektor riil, yang selanjutnya dapat menekan sektor keuangan.
Dampak Resesi Ekonomi untuk Indonesia
Terdapat tiga dampak atau pengaruh krisis keuangan global
kepada Indonesia, antara lain:
1. Tidak stabilnya kurs dollar akan langsung memukul
menjadikan kurs dolar akan menyebabkan rupiah menjadi
melemah dan akan memukul pada sektor ekspor impor
Indonesia.
2. Dari sisi tingkat suku bunga, dengan ketidakstablan dolar
ini, suku bunga juga akan meningkat sebab Bank Indonesia
akan menarik rupiah ke dalam. Dampaknya akan terjadi
inflasi akan tinggi. Dampak kepada bank syariah yaitu
menjadi kurang kompetitif.
3. Gabungan kurs dolar tinggi dan suku bunga baik berdampak
dua hal. Investai pada sektor ini dalam akan ada yang batal.
Akibat lainnya yaitu investasi pada saham. Banyak orang
yang keluar dari bisnis saham pasar modal.
Cara Mengatasi Resesi Ekonomi
Dampak resesi ekonomi akan berimbas terhadap neraca
pembayaran dari sisi ekspor ataupun impor, serta pengaruh pada pasar
saham dan pasar uang. Namun, dari beberapa dampak yang dapat
diindentifikasi, pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan fiskal
Kebijakan itu antara lain yaitu penurunan bea masuk,
pemberian subsidi dan menciptakan insentif supaya perusahaan atau
sektor usahanya tidak terbebani terlalu besar.
Sedangkan di bidang moneter keputusan yang diambil Bank
Indonesia (BI), yakni mempertahankan suku bunga acuan BI rate
pada level 9,5. Hal ini dilakukan BI supaya bisa meraih keseimbangan
antara pertumbuhan ekonomi dengan usaha menjaga stabilitas
moneter.
Di Indonesia, tekanan inflasi mulai mereda, meskipun laju
inflas masih cukup tinggi mencapai 11,77% year on year. BI tidak
mengubah BI rate dengan memprioritaskan menahan ekspektasi
inflasi dan juga menjaga kurs rup supaya tidak melemah makin
dalam.
Data Resesi di Indonesia

PREDIKSI BI

KUARTAL 1 2020
KUARTAL 2 2020
2,97%
0,4%

KUARTAL 3 2020 KUARTAL 4 2020

1,2% 3,1%
Strategi Pemerintah Hadapi Ancaman Resesi Ekonomi di
2020

2 4 pemerintah akan terus


Pemerintah sudah menjaga sekaligus
menyiapkan merespons ekonomi
pengalikasian dana global guna
anggaran untuk mengantisipasi
pencegahan dampak pertumbuhan ekonomi
terburuk daroi resesi dunia yang melambat.

jajaran para
Pemerintah memiliki menteri membuat
anggaran yang solid langkah-langkah
untuk mengantisipasi antisipasi dalam
potensi resesi menghadapi krisis
ekonomi dunia di 2020 ekonomi.

1 3
Resesi Ekonomi Akibat Wabah Pandemi Covid-19 Memicu
Mahasiswa Memilih Cuti Kuliah
Pandemi COVID-19 yang melanda tanah air sangat berdampak pada perekonomian Indonesia. Industri yang terkena dampak di antaranya
baik di sektor formal maupun informal, salah satu dampaknya adalah terjadinya PHK massal karena perusahaan tidak dapat membayar
karyawannya.

Banyaknya dampak yang ditimbulkan dari perkembangan virus ini telah membawa kesedihan bagi banyak orang seperti Kesulitan
keuangan dan perubahan besar pada kehidupan sehari-hari di masyarakat seperti sulitnya untuk mencari kerja dan menimbulkan kepanikan dari
masyarakat itu sendiri.

Dampak ini juga sangat berpengaruh besar pada perekonomian Masyarakat yg sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi
(Mahasiswa). Saat ini sebagian mahasiswa di berbagai perguruan tinggi dilanda kebingungan yang sangat luar biasa, Bagaimana tidak dengan
adanya Pandemi Covid-19 ini proses belajar mengajar berubah menjadi daring dimana hal tersebut menyebabkan mahasiswa harus
mengeluarkan uang lebih untuk tetap bisa mengikuti perkuliahan.

Hal ini juga menjadi ujian bagi mahasiswa akhir yang harus berjuang untuk tetap melanjutkan kuliahnya Mereka dilanda kecemasan
untuk tetap bisa menyelesaikan pendidikan kuliahnya dikarenakan dampak perekonomian dari covid-19 ini.

Perekonomian masyarakat yang makin menurun membuat mereka semakin kesulitan untuk memikirkan hal tersebut. Dimana masyarakat
yang terkena dampak dari corona harus menerima jika anaknya yang menempuh pendidikan dibangku perkuliahan juga harus terancam untuk
berhenti sementara (Cuti) dikarenakan pendapatan mereka yang sangat menurun dan tidak dapat membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT)
anaknya. tidak dapat dipungkiri bahwa hal ersebut menjadi salah satu pemicu meningkatnya mahasiswa untuk memilih berhenti sementara
(Cuti) apalagi didukung dengan kondisi yang belum normal dan jadwal pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tidak lama lagi harus
dibayarkan oleh mahasiswa untuk tetap melanjutkan kuliahnya. Hal inilah yang menjadi kecemasan sebagian mahasiswa saat ini .
Banyak orang tua dari mahasiswa yang sedih dan harus rela dengan situasi yang dihadapi, mereka dilanda kecemasan yang bertubi-
tubi, selain memikirkan kebutuhan mereka sehari-hari yang kian semakin sulit, Padahal tidak sedikit dari mereka mempunyai impian untuk
anaknya dapat kuliah dengan cepat dan mendapatkan nilai yang memuaskan bagi mereka.

Namun kini harapan mereka yang begitu mulia untuk anaknya bisa jadi tidak akan terkabulkan jika mereka masih tidak dapat membayar
kewajiban mereka yaitu Uang Kuliah Tunggal (UKT) anaknya.

Mereka yang sudah terlanjur berada di kondisi yang sangat sulit ini hanya bisa terus berharap dan berdoa untuk masa depan anak-anaknya
yang sedang menempuh pendidikan. Bahkan ada sebagian dari orang tua mahasiswa dengan sepenuh hati berharap ada kebijakan dari tempat
pendidikan anaknya (Kampus) mengenai Pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) sehingga dapat meringankan beban dan kecemasan yang
dirasakan sebagian orang tua mahasiswa yang terkena dampak Covid-19.

Saya sendiri sebagai penulis juga merasakan hal tersebut, dimana saya sebagai mahasiswa harus bisa beradaptasi dengan kondisi saat ini.
Banyak sekali perubahan yang terjadi semenjak pendemi Covid-19, proses belajar yang dulunya harus datang ke kampus menerima materi dari
dosen dan bertemu sapa dengan teman-teman kini belum bisa dirasakan lagi.

Bahkan saat ini tidak sedikit saya mendengarkan berbagai curhatan keluh kesah dari teman-teman mahasiswa yang mencemaskan diri mereka
jika benar-benar harus berhenti kuliah untuk sementara waktu (Cuti) dikarenakan kondisi keuangan keluarga mereka yang sangat tidak mendukung.

Untuk makan sehari-hari mereka saja sangat susah, apalagi ada sebagian orang tua mahasiswa yang sebelumnya ayahnya bekerja kini harus
berhenti bekerja karena di PHK dan ibu mahasiswa yang berdagang harus menerima kini jualannya tidak selaris dan ramai seperti dulu karena
kondisi pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Mereka yang dulu tidak pernah mencemaskan dan mengeluh mengenai Uang Kuliah Tunggal
(UKT) anaknya kini harus memikirkan hal tersebut.
Kesimpulan
Setelah membaca makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa : peristiwa di mana seluruh
sektor ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh
dunia . Hal ini terjadi karena permasalahan ekonomi pasar di sluruh dunia yang tidak dapat
dielakkan karena kebangkrutan maupun adanya situasi ekonomi yang carut marut. Sektor yang
terkena imbasan adalah seluruh sektor bidang kehidupan. Namun yang paling tampak gejalanya
adalah sektor bidang ekonomi dari terkecil hingga yang terbesar.
a. Cara mengatasi permasalah bagi masyarakat adalah lebih selektif dalam memenuhi
kebutuhan dan bersikap kooperatif bersama pemerintah dan sebaliknya dari pemerintah
untuk lebih sigap dalam situasi masyarakat.
b. Sebagai mahasiswa kita harus kritis dan menanggapi dengan cepat permasalahan
kehidupan yang terjadi saat ini khususnya ini. Paling tidak dari hal kecil, sehingga
untuk hal besar kita akan lebih siap menghadapinya.

Anda mungkin juga menyukai