Dosen pembimbing
Litra Diantar, SE, MM
Indonesia Tidak
Resesi Pada Musim
Resesi
Pengertian Resesi
Dalam ekonomi makro, resesi atau kemerosotan
adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun
atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama
dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.
Resesi dapat mengakibatkan penurunan secara
simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan
kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Resesi sering
diasosiasikan dengan turunnya harga-harga (deflasi), atau,
kebalikannya, meningkatnya harga-harga secara tajam
(inflasi) dalam proses yang dikenal sebagai stagflasi.
Resesi ekonomi yang berlangsung lama disebut
depresi ekonomi. Penurunan drastis tingkat ekonomi
(biasanya akibat depresi parah, atau akibat hiperinflasi)
disebut kebangkrutan ekonomi (economy collapse).
Akibat Resesi Dan Penyebab Resesi Ekonomi Indonesia
1. akibat resesi internasional pada perekonomian Indonesia, antara lain:
a. Harga minyak bumi tidak bisa naik tetapi semakin menurun
b. Banyak komiditi ekspor mulai mengalami harga turun dan jumlah eksport terkena dan juga komoditi
lainnya seperti lada, kopi, tapioka, rotan, bijih nikel, bauksit, dan sebagainya terlihat menurun dari segi
harganya.
c. Hasil ekspor barang industri misalnya tekstil juga mengalami kendala sebab proteksionisme di luar
negeri.
d. Resesi dunia masih berlanjut, baik di negara Amerika ataupun Eropa dan Jepang. Akibat permintaan
terhadap barang ekspor Indonesia tidak meningkat, bahakan menurun.
e. Tingkat bunga di Amerika tinggi. Hal ini mengakibatkan dolar kembali ke Amerika; kedudukan $ yang
tinggi daripada rupiah, ekspor Indonesia menjadi lebih berat untuk bersaing di pasar luar negeri.
f. Menurunnya harga minyak adalah suatu pukulan berat untuk perekonomian Indonesia, dana untuk
pembangunan, yang dulu diambil dari penerimaan migas, sangat menurun.
g. Ekspor non migas juga terkena imbasnya, tidak meninggkat seperti yang diharapkan belum bisa untuk
mengimbangi kerugian karena menurunnya harga minyak
h. Cabang industri dalam negeri yang menurun antara lain pada industri tekstil, otomotif, elektronika,
bangunan atau konstruksi.
2. Penyebab Resesi Ekonomi Indonesia
PREDIKSI BI
KUARTAL 1 2020
KUARTAL 2 2020
2,97%
0,4%
1,2% 3,1%
Strategi Pemerintah Hadapi Ancaman Resesi Ekonomi di
2020
jajaran para
Pemerintah memiliki menteri membuat
anggaran yang solid langkah-langkah
untuk mengantisipasi antisipasi dalam
potensi resesi menghadapi krisis
ekonomi dunia di 2020 ekonomi.
1 3
Resesi Ekonomi Akibat Wabah Pandemi Covid-19 Memicu
Mahasiswa Memilih Cuti Kuliah
Pandemi COVID-19 yang melanda tanah air sangat berdampak pada perekonomian Indonesia. Industri yang terkena dampak di antaranya
baik di sektor formal maupun informal, salah satu dampaknya adalah terjadinya PHK massal karena perusahaan tidak dapat membayar
karyawannya.
Banyaknya dampak yang ditimbulkan dari perkembangan virus ini telah membawa kesedihan bagi banyak orang seperti Kesulitan
keuangan dan perubahan besar pada kehidupan sehari-hari di masyarakat seperti sulitnya untuk mencari kerja dan menimbulkan kepanikan dari
masyarakat itu sendiri.
Dampak ini juga sangat berpengaruh besar pada perekonomian Masyarakat yg sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi
(Mahasiswa). Saat ini sebagian mahasiswa di berbagai perguruan tinggi dilanda kebingungan yang sangat luar biasa, Bagaimana tidak dengan
adanya Pandemi Covid-19 ini proses belajar mengajar berubah menjadi daring dimana hal tersebut menyebabkan mahasiswa harus
mengeluarkan uang lebih untuk tetap bisa mengikuti perkuliahan.
Hal ini juga menjadi ujian bagi mahasiswa akhir yang harus berjuang untuk tetap melanjutkan kuliahnya Mereka dilanda kecemasan
untuk tetap bisa menyelesaikan pendidikan kuliahnya dikarenakan dampak perekonomian dari covid-19 ini.
Perekonomian masyarakat yang makin menurun membuat mereka semakin kesulitan untuk memikirkan hal tersebut. Dimana masyarakat
yang terkena dampak dari corona harus menerima jika anaknya yang menempuh pendidikan dibangku perkuliahan juga harus terancam untuk
berhenti sementara (Cuti) dikarenakan pendapatan mereka yang sangat menurun dan tidak dapat membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT)
anaknya. tidak dapat dipungkiri bahwa hal ersebut menjadi salah satu pemicu meningkatnya mahasiswa untuk memilih berhenti sementara
(Cuti) apalagi didukung dengan kondisi yang belum normal dan jadwal pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tidak lama lagi harus
dibayarkan oleh mahasiswa untuk tetap melanjutkan kuliahnya. Hal inilah yang menjadi kecemasan sebagian mahasiswa saat ini .
Banyak orang tua dari mahasiswa yang sedih dan harus rela dengan situasi yang dihadapi, mereka dilanda kecemasan yang bertubi-
tubi, selain memikirkan kebutuhan mereka sehari-hari yang kian semakin sulit, Padahal tidak sedikit dari mereka mempunyai impian untuk
anaknya dapat kuliah dengan cepat dan mendapatkan nilai yang memuaskan bagi mereka.
Namun kini harapan mereka yang begitu mulia untuk anaknya bisa jadi tidak akan terkabulkan jika mereka masih tidak dapat membayar
kewajiban mereka yaitu Uang Kuliah Tunggal (UKT) anaknya.
Mereka yang sudah terlanjur berada di kondisi yang sangat sulit ini hanya bisa terus berharap dan berdoa untuk masa depan anak-anaknya
yang sedang menempuh pendidikan. Bahkan ada sebagian dari orang tua mahasiswa dengan sepenuh hati berharap ada kebijakan dari tempat
pendidikan anaknya (Kampus) mengenai Pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) sehingga dapat meringankan beban dan kecemasan yang
dirasakan sebagian orang tua mahasiswa yang terkena dampak Covid-19.
Saya sendiri sebagai penulis juga merasakan hal tersebut, dimana saya sebagai mahasiswa harus bisa beradaptasi dengan kondisi saat ini.
Banyak sekali perubahan yang terjadi semenjak pendemi Covid-19, proses belajar yang dulunya harus datang ke kampus menerima materi dari
dosen dan bertemu sapa dengan teman-teman kini belum bisa dirasakan lagi.
Bahkan saat ini tidak sedikit saya mendengarkan berbagai curhatan keluh kesah dari teman-teman mahasiswa yang mencemaskan diri mereka
jika benar-benar harus berhenti kuliah untuk sementara waktu (Cuti) dikarenakan kondisi keuangan keluarga mereka yang sangat tidak mendukung.
Untuk makan sehari-hari mereka saja sangat susah, apalagi ada sebagian orang tua mahasiswa yang sebelumnya ayahnya bekerja kini harus
berhenti bekerja karena di PHK dan ibu mahasiswa yang berdagang harus menerima kini jualannya tidak selaris dan ramai seperti dulu karena
kondisi pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Mereka yang dulu tidak pernah mencemaskan dan mengeluh mengenai Uang Kuliah Tunggal
(UKT) anaknya kini harus memikirkan hal tersebut.
Kesimpulan
Setelah membaca makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa : peristiwa di mana seluruh
sektor ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh
dunia . Hal ini terjadi karena permasalahan ekonomi pasar di sluruh dunia yang tidak dapat
dielakkan karena kebangkrutan maupun adanya situasi ekonomi yang carut marut. Sektor yang
terkena imbasan adalah seluruh sektor bidang kehidupan. Namun yang paling tampak gejalanya
adalah sektor bidang ekonomi dari terkecil hingga yang terbesar.
a. Cara mengatasi permasalah bagi masyarakat adalah lebih selektif dalam memenuhi
kebutuhan dan bersikap kooperatif bersama pemerintah dan sebaliknya dari pemerintah
untuk lebih sigap dalam situasi masyarakat.
b. Sebagai mahasiswa kita harus kritis dan menanggapi dengan cepat permasalahan
kehidupan yang terjadi saat ini khususnya ini. Paling tidak dari hal kecil, sehingga
untuk hal besar kita akan lebih siap menghadapinya.