Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PENGARUH KRISIS PERBANKAN PADA TINGKAT

OUTPUT ALAMI TERHADAP NEGARA

AMERIKA, INDONESIA, INGGRIS

Dosen Pengampu :

Dr. Sebastiana Viphindrartin, M.Kes

Disusun oleh :

1. Giffary Putri Sabila (180810101095)


2. Yulia Fara Mesti (180810101096)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Krisis
Perbankan pada Tingkat Output Alami terhadap Negara Amerika, Indonesia, Inggris”.Tidak
lupa kami mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
memberikan materi maupun pendapatnya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Jember, 30 Oktober 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Krisis merupakan suatu kondisi dimana tidak adanya kestabilan pada perekonomian
suatu negara. Krisis ekonomi bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti gejolak politik,
adanya bencana alam, adanya demonstrasi, dan juga melemahnya nilai tukar rupiah.
Kondisi perekonomian masing-masing negara sangat berbeda. Maka dari itu masyarakat
juga harus mengetahui mengenai gejolak perekonomian jika akan mengalami sebuah
permasalahan.
Indonesia misalkan merupakan salah satu negara yang pernah mengalami krisis
ekonomi berkepanjangan pada tahun 1997-1998 kondisi ini disebabkan karena nilai tukar
rupiah yang semakin melemah dan juga karena faktor lain yaitu diperparah dengan
adanya demokrasi. Bukan hanya di Indonesia, Amerika Serikat juga pernah mengalami
krisis ekonomi pada tahun 2008. Krisis ekonomi ini terjadi di Amerika Serikat dan Eropa
yang menjadi pusat keuangan negara dan bisa berdampak bagi negara lain. Salah satu
negara di Eropa, Inggris misalnya merupakan salah satu negara yang keadaan
ekonominya tetap stabil. Namun, pada tahun 2019 terancam akan mengalami krisis. Hal
inilah yang melatar belakangi kita untuk membahas mengenai dampak krisis perbankan
terhadap output alami di ketiga negara tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari krisis perbankan?
2. Bagaimana hubungan krisis perbankan dengan kemajuan suatu negara?
3. Bagaimana dampak krisis perbankan terhadap output alami?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari krisis perbankan
2. Untuk mengetahui hubungan krisis perbankan dengan kemajuan suatu negara
3. Untuk mengetahui dampak krisis perbankan terhadap output alami

1.4 MANFAAT
BAB II
LANDASAN TEORI

Krisis ekonomi merupakan suatu kondisi ketidakstabilan perekonomian suatu negara.


Kondisi ini sangat tidak diinginkan oleh masing-masing negara karena akan berdampak
bagi pertumbuhan perekonomian negara yang bersangkutan. Krisis sendiri berkaitan
dengan kegagalan di pasar uang, hilangnya aset dari pemerintah, kepanikan di perbankan,
dan juga nilai mata uang suatu negara yang terus melemah. Mishkin (1992), Allen
(2001),Eichengreen dan Portes (1987) dan Jickling (2008).
Beberapa peneliti membedakan krisis yang terjadi kedalam tiga bentuk. Jadi ada krisis
yang pertama, kedua, dan ketiga.
a. Menurut Kaminsky (2003)

Krisis pertama berkaitan dengan permasalahan fiskal dan juga moneter di negara
Meksiko pada tahun 1973-1982

b. Menurut Flood dan Gaber (1984) dan Krugman (2007)

Krisis pertama juga disebabkan oleh adanya ketidakstabilan makroekonomi, selain itu
krisis juga disebabkan adanya nilai mata uang yang melemah.

c. Menurut Obstfeld

Krisis kedua disebabkan oleh penerapan nilai tukar dan keinginan pemerintah untuk
melakukan ekspansi moneter.

d. Menurut Krugman (2001)

Krisis ketiga merupakan gabungan dari krisis pertama dan juga kedua
BAB II

PEMBAHASAN

Krisis perbankan atau biasa disebut krisis keuangan merupakan salah satu jenis krisis
ekonomi yang paling sering terjadi dibanyak negara. Krisis perbankan ini bersifat sistemik
sehingga akan berpengaruh terhadap banyak sektor, jika perbankan mengalami krisis maka
perusahaan-perusahaan yang notabene dibiayai kegiatan produksi nya oleh bank akan
mengalami kesulitan. Krisis perbankan menyebabkan suku bunga pinjaman menjadi naik,
karena permintaan kredit yang besar dari dunia usaha, namun disisi lain pada waktu yang
bersamaan dana yang terkumpul di perbankan dari pihak ketiha (masyarakat) untuk
disalurkan sebagai kredit usaha terbatas. Bahkan pada saat krisis perbankan, yang sering
terjadi adalah penarikan dana dari bank-bank oleh para nasabah secara serentak yang
berakibat bank-bank tersebut mengalami kehancuran seketika.

Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat sebenarnya sangat berpengaruh


terhadap kondisi perekonomian di negara lain seperti Eropa dan juga Asia. Amerika Serikat
merupakan salah satu negara yang pernah mengalami krisis ekonomi pada tahun 2008. Krisis
di Amerika Serikat ini menyebabkan tingkat pengangguran dan juga inflasi mengalami
kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 6,8 % dan 5,6 %. Krisis di Amerika Serikat
juga ditandai dengan kebangkrutan beberapa lembaga keuangan disana. Sebenarnya The Fed
(Bank Sentral AS) sudah memiliki solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut seperti
menurunkan nilai suku bunga. Menurunnya nilai suku bunga ini sudah dimanfaatkan oleh
para perusahaan developer dan juga perusahaan yang membiayai perumahan. Jadi perumahan
yang dibangun oleh perusahaan developer ini rencananya akan dijual kepada masyarakat
yang memiliki penghasilan rendah dengan tujuan rumah-rumah tersebut laku. Hal inilah
justru yang menyebabkan terjadinya kegagalan di keuangan perbankan. Karena awal dari
permasalahan ini adalah ketidakmampuan untuk membayar perusahaan yang menerbitkan
saham sehingga bank juga gagal membayar perusahaan developer dan juga perusahaan
pembiayaan rumah.

Kondisi perekonomian yang tidak membaik dan terjadi di Amerika Serikat ini tidak
hanya berpengaruh pada negara itu saja tetapi negara Eropa dan Asia. Indonesia misalkan,
salah satu negara di Asia yang pada tahun itu mengalami dampak dari krisis ekonomi di
Amerika Serikat. Pada tahun 2008 nilai tukar rupiah mencapai 11.900 per 1 USD. Perubahan
dari nilai tukar ini bisa mempengaruhi kondisi ekspor dan impor suatu negara karena USD
sebagai pembayaran Internasioanal. Perubahan yang terjadi pada ekspor dan impor negara ini
juga nantinya akan mempengaruhi pendapatan negara itu sendiri. Indonesia pada saat itu juga
terkena dampak lain seperti kerugian yang dialami perusahaan di Indonesia yang berinvestasi
di Amerika Serikat. Selain itu secara tidak langsung juga adanya penurunan likuiditas,
melonjaknya tingkat suku bunga dan melemahnya nilai tukar rupiah. Bank Indonesia sendiri
sebenarnya sudah memberikan solusi untuk mengatasi krisis ini yaitu dengan memperkuat
likuiditas perbankan, menjaga pertumbuhan kredit pada tingkat bunga yang sesuai untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Kebijakan yang dilakukan berfungsi untuk
memperkuat sektor perbankan dan juga untuk menjaga pertumbuhan ekonomi agar tetap
stabil. Krisis keuangan menyebabkan Bank Indonesia BI ratenya untuk menurunkan inflasi
yan disebabkan oleh turunnya nilai rupiah terhadap dollar. Kenaikan BI rate ini menyebabkan
kenaikan tingkat bunga pada bank konvensional berbeda dengan bak syariah yang cenderung
stabil.

Krisis keuangan juga menyebabkan krisis perbankan dimana salah satu faktor
penyebabnya adalah menurunnya harga perumahan. Saat ini utamanya masyarakat di luar
negeri yang masih muda cenderung tidak ingin berinvestasi melalui perumahan. Pandangan
ini mengakibatkan harga perumahan menjadi turun karena daya minat masyarakatnya yang
rendah. Beberapa waktu lalu Amerika Serikat juga mengalami perang dagang dengan China
sehingga berdampak pada negara lainnya. Permasalahan ini muncul akibat adanya
kesalahpahaman antara Negara Amerika Serikat dan juga China. Sehingga perang dagang ini
terus berkelanjutan.

Adanya peristiwa ini berdampak pada negara Eropa, Inggris misalnya. Negara Inggris
merupakan salah satu negara di Eropa yang cenderung stabil kondisi perekonomiannya.
Namun, tetap saja akhir-akhir ini perekonomian negara Inggris menunjukkan tanda
kelemahannyabdi tengah krisis Brexit dan perlambatan global yang terus mengalami
peningkatan. Para pelaku bisnis sudah mulai berkurang kepercayaannya seiring dengan krisis
ekonomi ini. Bank sentral Inggris juga mengalami kesulitan akan adanya resesi begitu pula
dengan para investor sehingga perlu adanya upaya untuk mengatasi hal tersebut.
Gambar 1
Gambar diatas merupakan grafik yang menggambarkan pertumbuhan GDP di Amerika
Serikat pada tahun 2006-2017. Dari gambar diatas sekilas dapat dilihat bahwa
pertumbuhan output dari tahun ke tahun selalu meningkat walaupun pada tahun 2009
mengalami penururnan. Hal ini disebabkan ketidakstabilan perekonomian yangsedang
terjadi di Amerika Serikat saat itu,yakni Krisis.

Gambar 2

Gambar 3
BAB III
KESIMPULAN

Krisis keuangan yang terjadi di berbagai negara ini berkaitan dengan krisis perbankan
salah satunya di Indonesia. Dampak adanya krisis keuangan menyebabkan tingkat suku
bunga menjadi naik dan juga mempengaruhi likuiditas bank konvensional. Secara umum
dengan adanya krisis keuangan mempengaruhi tingkat bunga simpanan dan juga
pinjaman bank konvensional. Selain berdampak pada negara Indonesia krisis keuangan
juga memberikan pengaruh pada pertumbuhan ekonomi negra Amerika Serikat dan juga
Inggris. Hal ini disebabkan Amerika Serikat sebagai pusat perekonomian dunia, jika
Amerika Serikat mengalami penurunan kualitas pereonomian maka dampaknya akan
meluas hingga ke negara Eropa lainnya dan juga Asia. Maka dari itu perlu adanya upaya
untuk menstabilkan kondisi masing-masing negara oleh bank sentral.

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Nezky, Mita. 2013. Pengaruh Krisis Ekonomi Amerika Serikat terhadap Bursa Saham dan
Perdagangan Indonesia. Hal 91-103.
Sudarsono, Heri. 2009. Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perbankan di Indonesia:
Perbandingan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah. Volume III (1).

Anda mungkin juga menyukai