Anda di halaman 1dari 20

TINJAUAN

KEBIJAKAN MONETER
November 2022
PRAKATA

Dewan Gubernur
PERRY WARJIYO
Gubernur

DESTRY DAMAYANTI
Deputi Gubernur Senior

DODY BUDI WALUYO


Deputi Gubernur

DONI PRIMANTO JOEWONO


Deputi Gubernur

JUDA AGUNG
Deputi Gubernur

AIDA S. BUDIMAN
Deputi Gubernur

i • November 2022
Daftar Isi

PRAKATA i Ringkasan Eksekutif 1

Dewan Gubernur i 1. Perekonomian Global dan Domestik 2

Daftar Isi ii 2. Respons Kebijakan Bank Indonesia 5

• November 2022 ii
Ringkasan Eksekutif
Pertumbuhan ekonomi global melambat disertai dengan pembayaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
tingginya tekanan inflasi, agresifnya kenaikan suku bunga yang inklusif.
kebijakan moneter, dan ketidakpastian pasar keuangan.
Atas berbagai pertimbangan asesmen tersebut, Rapat
Perbaikan ekonomi domestik terus berlanjut. Kinerja
Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap sehat sehingga
November 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day
mendukung ketahanan eksternal. Kuatnya dolar AS dan
Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi
tingginya ketidakpastian pasar keuangan global
5,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps
memberikan tekanan pelemahan nilai tukar hampir
menjadi 4,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar
seluruh mata uang dunia, termasuk nilai tukar Rupiah.
50 bps menjadi 6,00%. Keputusan kenaikan suku bunga
Ekspektasi inflasi masih tinggi meskipun inflasi Indeks
tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan
Harga Konsumen (IHK) lebih rendah dari prakiraan awal.
forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi
Kondisi likuiditas di perbankan meningkat dan memadai
yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti ke
dalam mendukung intermediasi. Transmisi kenaikan suku
depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% lebih awal yaitu
bunga kebijakan mendorong peningkatan suku bunga di
ke paruh pertama 2023, serta memperkuat kebijakan
pasar uang, sementara kenaikan suku bunga perbankan
stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai
terbatas. Intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan
fundamentalnya akibat kuatnya mata uang dolar AS dan
dan mendukung pemulihan ekonomi. Ketahanan sistem
tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah
keuangan, khususnya perbankan, tetap terjaga baik dari
peningkatan permintaan ekonomi domestik yang
sisi permodalan maupun likuiditas. Bank Indonesia terus
tetap kuat.
meningkatkan efisiensi sistem pembayaran melalui
penguatan kebijakan dan akselerasi digitalisasi sistem

1 Triwulan I 2020
BAB 1

Perekonomian Global
dan Domestik
Pertumbuhan ekonomi global melambat disertai dengan mata uang dolar AS sehingga memberikan tekanan
tingginya tekanan inflasi, agresifnya kenaikan suku pelemahan nilai tukar di berbagai negara. Tekanan
bunga kebijakan moneter, dan ketidakpastian pasar pelemahan nilai tukar tersebut semakin meningkat
keuangan. Pertumbuhan ekonomi global pada 2023 sejalan dengan tingginya ketidakpastian pasar keuangan
diprakirakan akan menurun dari 2022, dengan risiko global. Aliran keluar investasi portofolio asing menambah
koreksi yang dapat lebih rendah dan resesi yang tinggi di tekanan nilai tukar di negara berkembang,
beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan termasuk Indonesia.
Eropa. Perlambatan ekonomi global dipengaruhi oleh
Perbaikan ekonomi domestik terus berlanjut. Kinerja
berlanjutnya ketegangan geopolitik yang memicu
ekonomi Indonesia terus menguat pada triwulan III 2022
fragmentasi ekonomi, perdagangan dan investasi, serta
dengan tumbuh 5,72% (yoy), lebih tinggi dari prakiraan
dampak pengetatan kebijakan moneter yang agresif.
dan capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,45% (yoy),
Sementara itu, tekanan inflasi dan inflasi inti global masih
ditopang oleh berlanjutnya perbaikan permintaan
tinggi sejalan dengan terus berlanjutnya gangguan rantai
domestik dan tetap tingginya kinerja ekspor. Perbaikan
pasokan dan keketatan pasar tenaga kerja terutama di AS
ekonomi nasional juga tercermin pada peningkatan
dan Eropa, di tengah pelemahan permintaan global.
pertumbuhan mayoritas Lapangan Usaha (LU), terutama
Merespons tekanan inflasi tinggi tersebut, bank sentral di
Industri Pengolahan, Transportasi dan Pergudangan, serta
banyak negara terus memperkuat pengetatan kebijakan
Perdagangan Besar dan Eceran. Secara spasial, perbaikan
moneter yang agresif. Kenaikan Fed Funds Rate yang
ekonomi ditopang oleh pertumbuhan yang terjadi di
diprakirakan hingga awal 2023 dengan siklus yang lebih
seluruh wilayah Indonesia, dengan pertumbuhan tertinggi
panjang (higher for longer) mendorong tetap kuatnya
tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua),

• November 2022 2
diikuti Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), Jawa, Kalimantan, 2022 atau mengalami penguatan sebesar 11,09% (ytd)
dan Sumatera. Berbagai indikator bulan Oktober 2022 dan selama tahun 2022. Sementara itu, dengan langkah-
hasil survei Bank Indonesia terakhir, seperti keyakinan langkah stabilisasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia,
konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers' nilai tukar Rupiah sampai dengan 16 November 2022
Index (PMI) Manufaktur mengindikasikan terus terdepresiasi 8,65% (ytd) dibandingkan dengan level akhir
berlangsungnya proses pemulihan ekonomi domestik. 2021. Depresiasi nilai tukar Rupiah tersebut relatif lebih
Dari sisi eksternal, kinerja ekspor diprakirakan tetap kuat, baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah
khususnya batu bara, CPO, besi dan baja, serta ekspor negara lain di kawasan, seperti Korea Selatan 10,30%
jasa, seiring dengan permintaan beberapa mitra dagang (ytd) dan Filipina 11,10% (ytd). Sangat kuatnya dolar AS
utama yang masih kuat didukung kebijakan Pemerintah. didorong oleh pengetatan kebijakan moneter yang agresif
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi di AS dan penarikan modal dari berbagai negara ke AS, di
2022 diprakirakan tetap bias ke atas dalam kisaran tengah melemahnya ekonomi dan tingginya inflasi di
proyeksi Bank Indonesia pada 4,5 - 5,3%. Pertumbuhan Eropa. Pada saat bersamaan, tingginya ketidakpastian
ekonomi pada 2023 diprakirakan tetap tinggi didorong pasar keuangan global berlanjut. Ke depan, Bank
oleh permintaan domestik serta kinerja ekspor yang tetap Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai
positif di tengah risiko lebih dalamnya perlambatan tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar
perekonomian global. dan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya
pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap sehat
sehingga mendukung ketahanan eksternal. Transaksi Ekspektasi inflasi masih tinggi meskipun inflasi Indeks
berjalan triwulan III 2022 diprakirakan mencatat Harga Konsumen (IHK) lebih rendah dari prakiraan awal.
peningkatan surplus dibandingkan dengan capaian Inflasi IHK pada Oktober 2022 tercatat sebesar 5,71%
triwulan sebelumnya, ditopang oleh kuatnya kinerja (yoy), masih di atas sasaran 3,0±1%, meskipun lebih
ekspor nonmigas. Sementara itu, transaksi modal dan rendah dari prakiraan dan inflasi bulan sebelumnya
finansial diprakirakan mencatat defisit, seiring dengan sebesar 5,95% (yoy). Inflasi kelompok volatile food turun
aliran keluar modal asing, terutama dalam bentuk menjadi 7,19% (yoy) dan perlu penguatan sinergi dan
investasi portofolio, di tengah tetap kuatnya Penanaman koordinasi kebijakan yang erat melalui TPIP-TPID dan
Modal Asing (PMA). Memasuki triwulan IV 2022, kinerja GNPIP untuk penurunan lebih lanjut. Inflasi administered
neraca perdagangan tetap baik dengan surplus mencapai prices tercatat sebesar 13,28% (yoy) dan perlu penguatan
5,7 miliar dolar AS pada Oktober 2022. Tekanan arus koordinasi untuk memitigasi dampak lanjutan dari
modal asing masih berlanjut dengan investasi portofolio penyesuaian harga BBM dan tarif angkutan agar lebih
pada triwulan IV 2022 (hingga 15 November 2022) yang rendah. Sementara itu, inflasi inti tercatat sebesar 3,31%
mencatat net outflows sebesar 0,3 miliar dolar AS. Posisi (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sejalan dengan
cadangan devisa Indonesia akhir Oktober 2022 tetap dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM dan
tinggi tercatat sebesar 130,2 miliar dolar AS, setara meningkatnya ekspektasi inflasi. Consensus Forecast
dengan pembiayaan 5,8 bulan impor atau 5,6 bulan impor bulan November 2022 menunjukkan ekspektasi inflasi
dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta pada akhir 2022 masih tinggi yaitu 5,9%(yoy) meskipun
berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 lebih rendah dari bulan sebelumnya 6,7%(yoy). Dengan
bulan impor. Secara keseluruhan 2022, kinerja NPI perkembangan tersebut, Bank Indonesia akan
diprakirakan tetap terjaga dengan surplus transaksi memperkuat respons kebijakan moneter untuk
berjalan berada dalam kisaran 0,4 - 1,2% dari PDB dan menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi
kinerja neraca transaksi modal dan finansial yang tetap dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam
baik terutama dalam bentuk PMA. Kinerja NPI pada 2023 sasaran 3,0±1% lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023.
diprakirakan tetap baik, ditopang oleh neraca transaksi
Kondisi likuiditas di perbankan meningkat dan memadai
modal dan finansial dan transaksi berjalan yang solid, di
dalam mendukung intermediasi. Pada Oktober 2022,
tengah risiko berlanjutnya ketidakpastian pasar
rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK)
keuangan global.
masih tinggi mencapai 29,46% dan meningkat dari bulan
Kuatnya dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar sebelumnya. Likuiditas perekonomian juga tetap longgar,
keuangan global memberikan tekanan pelemahan nilai tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan
tukar hampir seluruh mata uang dunia, termasuk nilai luas (M2) yang tumbuh masing-masing sebesar 14,9%
tukar Rupiah. Indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata (yoy) dan 9,8% (yoy). Lebih lanjut, dalam rangka
uang utama (DXY) tercatat 106,28 pada 16 November pelaksanaan Kesepakatan Bersama Bank Indonesia dan

3 • November 2022
Kementerian Keuangan, Bank Indonesia melanjutkan kredit UMKM pada Oktober 2022 tercatat sebesar 17,50%
pembelian SBN di pasar perdana sejalan dengan program (yoy). Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati
pemulihan ekonomi nasional serta pembiayaan berbagai risiko makroekonomi domestik dan global yang
penanganan kesehatan dan kemanusiaan dalam rangka dapat menghambat kinerja sistem keuangan, serta
penanganan dampak pandemi Covid-19 sebesar Rp142,35 memperkuat sinergi dengan KSSK dalam rangka menjaga
triliun hingga 15 November 2022. Likuiditas yang masih stabilitas sistem keuangan.
longgar tersebut turut memberikan dorongan untuk
Ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan,
pemulihan ekonomi lebih lanjut.
tetap terjaga baik dari sisi permodalan maupun
Transmisi kenaikan suku bunga kebijakan mendorong likuiditas. Permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio
peningkatan suku bunga di pasar uang, sementara kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio /CAR)
kenaikan suku bunga perbankan terbatas. Di pasar uang, September 2022 tetap tinggi sebesar 25,09%. Seiring
suku bunga IndONIA pada 16 November 2022 naik 150 dengan kuatnya permodalan, risiko tetap terkendali yang
bps dibandingkan akhir Juli 2022 menjadi sebesar 4,30%, tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing
sejalan dengan kenaikan BI7DRR dan penguatan strategi Loan /NPL) pada September 2022 yang tercatat 2,78%
operasi moneter Bank Indonesia. Imbal hasil SBN tenor (bruto) dan 0,77% (neto). Likuiditas perbankan pada
jangka pendek meningkat 143 bps, sementara imbal hasil Oktober 2022 tetap terjaga didukung oleh pertumbuhan
SBN tenor jangka panjang relatif terjaga. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 9,41% (yoy) dan
kenaikan suku bunga perbankan, baik suku bunga dana meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sejalan
maupun suku bunga kredit, lebih terbatas. Suku bunga dengan net ekspansi Pemerintah. Peningkatan DPK terjadi
deposito 1 bulan pada Oktober 2022 naik menjadi 3,40% pada kelompok korporasi dan rumah tangga sejalan
dari 2,89% pada Juli 2022, sementara suku bunga kredit dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional. Hasil
Oktober 2022 meningkat terbatas menjadi 9,09% dari simulasi Bank Indonesia menunjukkan bahwa ketahanan
8,94% pada Juli 2022. Masih terbatasnya kenaikan suku perbankan masih terjaga. Namun, potensi dampak dari
bunga tersebut seiring dengan likuiditas yang masih sejumlah faktor risiko, baik dari sisi kondisi
longgar yang memperpanjang efek tunda (lag effect) makroekonomi domestik maupun gejolak eksternal, tetap
transmisi suku bunga kebijakan pada suku bunga dana perlu diwaspadai.
dan kredit.
Bank Indonesia terus meningkatkan efisiensi sistem
Intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan dan pembayaran melalui penguatan kebijakan dan akselerasi
mendukung pemulihan ekonomi. Pertumbuhan kredit digitalisasi sistem pembayaran untuk mendukung
pada Oktober 2022 tercatat sebesar 11,95% (yoy), pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Transaksi ekonomi
ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan dan keuangan digital mengalami kenaikan ditopang oleh
hampir seluruh sektor ekonomi. Pemulihan intermediasi meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam
juga terjadi pada perbankan syariah, dengan berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem
pertumbuhan pembiayaan sebesar 18,4% (yoy). Dari sisi pembayaran digital, serta akselerasi digital banking. Nilai
penawaran, berlanjutnya perbaikan intermediasi transaksi uang elektronik (UE) pada Oktober 2022 tumbuh
perbankan didukung oleh standar penyaluran kredit yang 20,19% (yoy) mencapai Rp35,1 triliun dan nilai transaksi
tetap longgar, seiring dengan membaiknya appetite digital banking meningkat 38,38% (yoy) menjadi
perbankan dalam penyaluran kredit terutama di sektor Rp5.184,1 triliun sejalan dengan normalisasi mobilitas
Industri, Perdagangan dan Pertanian. Dari sisi permintaan, masyarakat. Sementara itu, nilai transaksi pembayaran
peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit
kinerja korporasi dan rumah tangga yang terus berlanjut. mengalami peningkatan 23,52% (yoy) menjadi Rp691,6
Kinerja korporasi tercermin dari perbaikan kemampuan triliun. Di sisi lain, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan
membayar, tingkat penjualan, dan belanja modal, (UYD) pada Oktober 2022 meningkat 6,04% (yoy)
terutama di sektor Pertambangan dan Perdagangan. mencapai Rp905,9 triliun. Bank Indonesia terus
Kinerja rumah tangga tercermin dari konsumsi dan memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas
investasi rumah tangga yang membaik sejalan dengan yang terjaga di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
optimisme konsumen. Di segmen UMKM, pertumbuhan Indonesia (NKRI).

• November 2022 4
BAB 2

Respons Kebijakan
Bank Indonesia
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Bank Indonesia juga terus memperkuat respons bauran
November 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day kebijakan untuk menjaga stabilitas dan momentum
Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi pemulihan ekonomi sebagai berikut:
5,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps
1. Memperkuat operasi moneter melalui kenaikan
menjadi 4,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar
struktur suku bunga di pasar uang sesuai dengan
50 bps menjadi 6,00%. Keputusan kenaikan suku bunga
kenaikan suku bunga BI7DRR tersebut untuk
tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan
menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi
forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi
inti kembali ke sasarannya lebih awal;
yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti ke
2. Memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah dengan
depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% lebih awal yaitu
tetap berada di pasar sebagai bagian dari upaya
ke paruh pertama 2023, serta memperkuat kebijakan
pengendalian inflasi, terutama imported inflation,
stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai
melalui intervensi di pasar valas baik melalui
fundamentalnya akibat kuatnya mata uang dolar AS dan
transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward
tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah
(DNDF), serta pembelian/penjualan Surat Berharga
peningkatan permintaan ekonomi domestik yang
Negara (SBN) di pasar sekunder;
tetap kuat.
3. Melanjutkan penjualan/pembelian SBN di pasar
sekunder untuk memperkuat transmisi kenaikan
BI7DRR dalam meningkatkan daya tarik imbal hasil

5 • November 2022
SBN bagi masuknya investor portofolio asing guna serta terus melanjutkan komunikasi publik
memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah; secara berkala;
4. Menerbitkan instrumen sukuk Bank Indonesia (SukBI)
Koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Pusat,
yang menggunakan underlying berupa surat berharga
Pemerintah Daerah, dan mitra strategis dalam Tim
pembiayaan inklusif (SukBI inklusif) dan diakui
Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID)
sebagai Surat Berharga Pembiayaan Inklusif (SBPI),
terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian
sejalan dengan komitmen Bank Indonesia untuk terus
Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. Sinergi
mendukung pembiayaan inklusif serta
kebijakan antara Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal
pengembangan ekonomi dan keuangan syariah;
Pemerintah dan dengan Komite Stabilitas Sistem
5. Melanjutkan kebijakan transparansi Suku Bunga
Keuangan (KSSK) terus diperkuat dalam rangka menjaga
Dasar Kredit dengan melakukan pendalaman
stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta
asesmen terkait respons suku bunga perbankan
mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha pada
terhadap suku bunga kebijakan;
sektor-sektor prioritas untuk mendukung pertumbuhan
6. Terus mendorong penggunaan QRIS dan melanjutkan
ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan.
pengembangan fitur serta layanan QRIS termasuk
Bank Indonesia juga terus memperkuat kerja sama
perluasan QRIS antarnegara seiring dengan telah
internasional dengan bank sentral dan otoritas negara
tercapainya target 15 juta pengguna baru QRIS pada
mitra lainnya di bidang keuangan serta fasilitasi
Oktober 2022;
penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan di
7. Mendorong inovasi sistem pembayaran termasuk
sektor prioritas bekerja sama dengan instansi terkait.
melanjutkan akseptasi BI-FAST kepada masyarakat
melalui perluasan kepesertaan dan kanal layanan

• November 2022 6
Pertumbuhan ekonomi global melambat disertai dengan tingginya tekanan inflasi, agresifnya
kenaikan suku bunga kebijakan moneter, dan ketidakpastian pasar keuangan
Pertumbuhan PDB Dunia PMI Global
Negara 2019 2020 2021 2022*

Dunia 2.8 -3.0 6.0 3.0


Negara Maju 1.7 -4.4 5.2 2.4
Amerika Serikat 2.3 -3.4 5.7 1.7
Kawasan Eropa 1.5 -6.1 5.2 2.9
Jepang 0.0 -4.6 1.7 1.7
Negara Berkembang 3.7 -1.9 6.6 3.5
Tiongkok 6.0 2.2 8.1 3.2
India 4.8 -6.6 8.3 6.6
ASEAN-5 4.9 -3.4 3.4 5.0
Amerika Latin 0.1 -7.0 6.9 3.0
Negara Berkembang Eropa 2.5 -1.7 6.8 -0.2
Timur Tengah & Asia Tengah 1.5 -2.7 4.5 4.4

Indeks Keyakinan Konsumen Penjualan Eceran Global

Volume Perdagangan dan PDB Dunia Harga Komoditas Ekspor Indonesia


2020 2021 2022
KOMODITAS 2018 2019
Q1 Q2 Q3 Q4 2020 Q1 Q2 Q3 Q4 2021 Q1 Q2 Q3 YTD
Tembaga 6.7 -7.8 -7.8 -12.3 11.8 21.6 3.3 50.3 80.3 44.3 33.1 50.2 17.4 -1.8 -17.7 -4.5
Batu Bara 2.5 -8.6 -8.0 -28.2 -27.9 -9.8 -18.5 19.5 92.8 203.9 204.7 123.2 94.1 73.2 11.1 30.8
CPO -19.2 -2.3 33.3 14.0 35.5 34.9 29.4 47.1 84.6 60.4 53.0 59.9 56.7 55.5 -12.2 18.9
Karet -16.8 12.4 -18.6 -22.7 3.8 36.4 -0.3 37.7 42.7 6.6 -11.2 16.2 1.7 2.2 -6.0 -2.6
Nikel 27.8 7.0 3.8 0.0 -8.1 3.9 -0.1 37.9 41.4 33.7 23.0 33.3 59.4 66.7 16.0 40.5
Timah 0.5 -7.5 -17.2 -20.4 3.1 12.6 -5.5 46.1 86.1 91.1 101.2 82.0 80.6 25.3 -30.3 3.2
Aluminium 7.4 -14.1 -5.8 -15.9 -2.6 9.8 -3.7 22.9 57.7 52.2 43.0 43.6 54.3 20.2 -11.0 10.9
Kopi -15.4 -11.8 14.8 -2.8 2.9 -3.4 3.0 6.7 39.0 55.2 91.4 48.4 82.5 50.8 18.3 26.3
Lainnya 1.2 -0.7 -2.1 -5.6 -4.9 -4.5 -4.3 0.3 7.6 3.9 4.0 3.9 5.2 6.4 7.3 3.9
Indeks Harga Komoditas
-2.8 -3.0 1.5 -10.4 -1.7 7.5 -0.8 23.7 58.5 79.5 76.5 57.0 47.0 37.7 1.3 15.2
Ekspor Indonesia
Minyak (Brent)** 71 64 51 31 43 45 42 61 69 73 79 71 101 113 101 102

7 • November 2022
Indeks Ketidakpastian Global Yield UST 10Y dan JGB 10Y serta Indeks Saham AS

Persepsi Risiko Negara Berkembang dan Indonesia Aliran Modal Ke Negara Berkembang

Perbaikan ekonomi domestik terus berlanjut


Pertumbuhan PDB Domestik dan Komponen Berdasarkan Pertumbuhan PDB Domestik dan Komponen Berdasarkan
Pengeluaran Lapangan Usaha
2020 2021 2022
Komponen 2020 2021
I II III IV I II III IV I II III
Konsumsi Rumah Tangga 2.83 -5.52 -4.05 -3.61 -2.63 -2.21 5.96 1.02 3.55 2.02 4.34 5.51 5.39
Konsumsi Lembaga Nonprofit
-4.99 -7.78 -1.92 -2.09 -4.25 -3.69 3.99 2.79 3.29 1.59 5.85 5.05 6.09
Melayani Rumah Tangga
Konsumsi Pemerintah 3.80 -6.92 9.79 1.79 1.96 2.55 8.06 0.62 5.25 4.17 -6.94 -4.86 -2.88
Investasi (PMTDB) 1.70 -8.61 -6.52 -6.17 -4.96 -0.21 7.52 3.76 4.49 3.80 4.09 3.07 4.96
Investasi Bangunan 2.76 -5.26 -5.60 -6.63 -3.78 -0.74 4.36 3.36 2.48 2.32 2.58 0.92 0.07
Investasi Nonbangunan -1.46 -18.62 -9.16 -4.76 -8.44 1.44 18.50 4.96 10.40 8.42 8.66 9.65 19.24
Ekspor 0.17 -12.43 -13.04 -6.89 -8.14 6.94 31.50 29.16 29.83 24.04 16.70 20.02 21.64
Impor -5.44 -20.74 -24.49 -15.83 -16.72 4.41 31.84 29.95 29.60 23.31 15.88 12.37 22.98
PDB 2.97 -5.32 -3.49 -2.17 -2.07 -0.70 7.07 3.51 5.02 3.69 5.02 5.45 5.72

• November 2022 8
Pertumbuhan Ekonomi Regional Triwulan III 2022 Indeks Ekspektasi Konsumen

Nilai Tukar Petani Indeks Job Vacancy

Penjualan Eceran Penjualan Online

9 • November 2022
Realisasi Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Ekspor Nonmigas
2020 2021 2022
% Realisasi Realisasi Realisasi
RINCIAN Realisasi APBN APBN PERPRES 98/2022
terhadap s.d. Desember 2021 s.d. September 2022
(Rp Triliun) (Rp Triliun) (Rp Triliun) (Rp Triliun)
PERPRES 72 (Rp.Triliun) (Rp.Triliun)

A. Pendapatan Negara dan Hibah 1,647.8 96.9% 1,743.6 2,009.6 1,846.1 2,266.2 1,974.9
I. Penerimaan Dalam Negeri 1,629.0 95.9% 1,742.7 2,005.1 1,845.6 2,265.6 1,974.3
1. Penerimaan Perpajakan 1,285.1 91.5% 1,444.5 1,546.8 1,510.0 1,784.0 1,542.5
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 343.8 116.9% 298.2 458.3 335.6 481.6 431.7
II. Hibah 18.8 1448.7% 0.9 4.5 0.6 0.6 0.6
B. Belanja Negara 2,595.5 94.8% 2,750.0 2,773.6 2,714.2 3,106.4 1,914.1
I. Belanja Pemerintah Pusat 1,833.0 92.8% 1,954.5 1,987.9 1,944.5 2,301.6 1,361.4
1. Belanja Pegawai 380.5 94.3% 421.1 387.7 426.5 426.5 310.4
2. Belanja Barang 422.3 154.6% 362.5 529.6 339.7 339.7 261.5
3. Belanja Modal 190.9 139.0% 246.8 228.6 199.2 199.2 106.6
4. Pembayaran Kewajiban Utang 314.1 92.7% 373.3 343.5 405.9 405.9 278.5
5. Subsidi 196.2 102.2% 175.4 241.0 207.0 283.7 167.2
6. Belanja Hibah 6.3 123.7% 6.8 4.3 4.8 4.8 1.8
7. Bantuan Sosial 202.5 116.1% 161.4 173.6 147.4 147.4 116.2
8. Belanja Lainnya 120.0 26.6% 207.3 79.5 214.0 494.4 119.2
II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 762.5 99.8% 795.5 785.7 769.6 804.8 552.7
1. Transfer ke Daerah 691.4 99.8% 723.5 713.9 701.6 736.8 499.6
2. Dana Desa 71.1 99.9% 72.0 71.9 68.0 68.0 53.1
C. Keseimbangan Primer (633.6) (633.1) (420.5) (462.2) (434.4) 339.3
D. Surplus/Defisit Anggaran (947.7) (1,006.4) (764.0) (868.0) (840.2) 60.8
Surplus/Defisit Anggaran (%PDB) (6.1) (5.7) (4.5) (4.9) (4.5) 0.3

Ekspor Nonmigas ke Negara Tujuan Utama Ekspor Nonmigas Daerah

Impor Nonmigas Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur

• November 2022 10
Impor Barang Konstruksi

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap sehat sehingga mendukung ketahanan
eksternal. Kuatnya dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global memberikan
tekanan pelemahan nilai tukar hampir seluruh mata uang dunia, termasuk nilai tukar Rupiah
Neraca Pembayaran Indonesia Neraca Perdagangan
Komponen (Miliar Dolar AS) 2020 2021* 2022
2019
I II III IV Total I II III IV Total I* II**
Transaksi Berjalan -30.28-3.37 -2.91 1.00 0.85 -4.43 -1.09 -1.93 4.95 1.52 3.46 0.41 3.85
A. Barang 3.51 4.59 3.95 9.79 9.97 28.30 7.63 8.34 15.41 12.43 43.81 11.30 16.81
- Ekspor, fob 168.4641.78 34.63 40.80 46.19 163.40 49.38 54.32 61.65 67.49 232.84 66.77 75.17
- Impor, fob -164.95
-37.19 -30.67 -31.01 -36.22 -135.10 -41.75 -45.98 -46.24 -55.05 -189.03 -55.47 -58.36
a. Non-migas 11.97 5.89 3.29 9.44 11.33 29.95 9.98 11.58 18.12 18.13 57.80 17.21 24.44
b. Migas -10.32-2.62 -0.82 -0.71 -1.23 -5.39 -2.27 -3.14 -2.51 -5.04 -12.97 -5.70 -7.17
B. Jasa-jasa -7.64-1.74 -2.15 -2.77 -3.10 -9.76 -3.39 -3.71 -3.60 -3.96 -14.65 -4.38 -4.97
C. Pendapatan Primer -33.77-7.91 -6.16 -7.40 -7.44 -28.91 -6.75 -8.02 -8.27 -8.91 -31.96 -8.01 -9.51
D. Pendapatan Sekunder 7.63 1.69 1.44 1.37 1.43 5.93 1.43 1.46 1.42 1.95 6.26 1.49 1.52
Transaksi Modal dan Finansial 36.60-3.00 10.99 0.86 -0.93 7.92 5.77 1.66 6.90 -2.10 12.23 -2.13 -1.08
1. Investasi Langsung 20.53 4.31 4.49 0.99 4.35 14.14 4.49 5.40 3.38 3.84 17.11 4.37 3.06
2. Investasi Portofolio 21.99-6.34 9.74 -1.98 1.95 3.37 4.90 3.99 1.20 -5.02 5.07 -3.19 -0.42
3. Investasi Lainnya -6.14-0.64 -3.37 1.83 -7.46 -9.64 -3.73 -7.76 2.14 -1.01 -10.36 -3.45 -3.64
Neraca Keseluruhan 4.68-8.54 9.25 2.05 -0.16 2.60 4.06 -0.45 10.69 -0.84 13.46 -1.82 2.39
Memorandum :
- Cadangan Devisa 129.18 120.97 131.72 135.15 135.90 135.90 137.10 137.09 146.87 144.91 144.91 139.13 136.38
Dalam bulan impor dan pembayaran ULN Pemerintah 7.32 6.98 8.14 9.12 9.76 9.76 9.66 8.77 8.64 7.76 7.76 6.97 6.41
- Transaksi Berjalan (% PDB) -2.71 -1.22 -1.19 0.38 0.31 -0.42 -0.39 -0.66 1.65 0.48 0.29 0.13 1.14

Aliran Modal Asing Cadangan Devisa

11 • November 2022
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah vs Negara Kawasan Suku Bunga Kebijakan Indonesia dan Negara Kawasan

Ekspektasi inflasi masih tinggi meskipun inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) lebih rendah dari
prakiraan awal
Inflasi IHK dan Komponen Inflasi Daerah

Kondisi likuiditas di perbankan meningkat dan memadai dalam mendukung intermediasi.


Transmisi kenaikan suku bunga kebijakan mendorong peningkatan suku bunga pasar uang,
sementara kenaikan suku bunga perbankan terbatas. Intermediasi perbankan melanjutkan
perbaikan dan mendukung pemulihan ekonomi. Ketahanan sistem keuangan perbankan tetap
terjaga, baik dari sisi permodalan maupun likuiditas
Pembelian SBN untuk Pendanaan APBN Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK)
Rp Triliun %

358.32
400 40
350 35
2021 2022*
300 29.46 30

250 AL/DPK 25
200 20
142.35
150 15
100 10
50 5
0 0
Pembelian SBN untuk Pendanaan APBN & 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10
Pembiayaan Penanganan Kesehatan dan Kemanusiaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

• November 2022 12
Uang Beredar Suku Bunga Kebijakan Bank Indonesia dan IndONIA
%, yoy % 8

25
7
20
6.00
6
M1 14.9015
5.25
LF Rate 5
M2 4.50
9.80 10 4.30
BI7DRR
4
Uang Kuasi 5 IndONIA
3.50 3
DFRate
0
1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 2
1 2 3 4 6 7 8 101112 1 3 4 5 7 8 9 1012 1 2 4 5 6 8 9 101112 2 3 4 6 7 8 9 1112 1 3 4 5 7 8 9 1012 1 2 3 5 6 7 9 1011
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Suku Bunga Perbankan Transmisi BI7DRR kepada SBDK


% Spread (SBDK - BI7DRR) Spread (SBDK - Sb depo 1 bln) SBDK %

16 Deposito 1 bulan BI 7 DRR SB Kredit Baru


Suku Bunga Kredit KMK 12
14
Suku Bunga Kredit
12 9.1910
8.62
Suku Bunga Deposito 9.09 10 8
8.58 8 5.60
4.37 6
6 4.75
3.46 4
Suku Bunga Deposito 1 Bulan 4 3.40
3.40
2 2
0
0
1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2018 2019 2020 2021 2022

Suku Bunga Kredit Baru Berdasarkan Kelompok Bank Permodalan Industri Perbankan
% % Rp Ribu Triliun
14 9
31
Modal (skala kanan) 8
BPD 12 29
BUSN 10.41 CAR 7
10 27
ATMR (skala kanan) 6
9.09
BUMN 8 25 25.09
5
7.75 23
KCBA 6 4
6.26 21
4 3
19 2
2
17 1
0 15 0
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7

2017 2018 2019 2020 2021 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

13 • November 2022
Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Perkembangan Kredit dan DPK
% %
%
30 100
5
25 LDR (skala kanan) 95
4
90
NPL bruto 20
2.78 85
3 Pertumbuhan Kredit (yoy)
15 79.90
80
11.95
2 10
9.41
NPL neto 75
0.77 5
1 Pertumbuhan DPK (yoy) 70

0 65
0
1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 -5 60
1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Sumber: Bank Indonesia, OJK

Bank Indonesia terus meningkatkan efisiensi sistem pembayaran melalui penguatan kebijakan dan
akselerasi digitalisasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif
Nilai Transaksi Uang Elektronik Nilai Transaksi Digital Banking
Rp Triliun %, yoy Rp Triliun %, yoy
40 350
35 Pertumbuhan (skala kanan) 6,000 Pertumbuhan (skala 80
300
kanan)
30 Transaksi 250 5,000 60
25 UE SMS/Mobile Banking 38.38
200 4,000 40
20 Internet Banking
150 3,000 20
15
10 100 2,000 0
5 50
20.19 1,000 -20
- 0
- -40
10

10

10
1
4
7

1
4
7

1
4
7

1
4
7
10*

10*
1
4
7

1
4
7

1
4
7

1
4
7
10

10

10
2019 2020 2021 2022
2019 2020 2021 2022

Volume Transaksi Digital Banking Nilai dan Volume Transaksi QRIS


Juta Transaksi %, yoy Rp Miliar Juta Transaksi
1,200 80 12,000 140
Pertumbuhan (skala 60 10,000 120
1,000 kanan) 117
40 100
800 39.79 8,000
Internet Banking 20 80
6,000
600 SMS/Mobile Banking 0 60
-20 4,000 Volume (skala kanan)
400 40
-40 2,000
200 20
-60
- -
- -80
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9
10*
1
4
7

1
4
7

1
4
7

1
4
7
10

10

10

2020 2021 2022


2019 2020 2021 2022

• November 2022 14
Nilai Transaksi ATM/Debit dan Kartu Kredit Uang yang Diedarkan
Rp Triliun %, yoy Rp Triliun %
900 40 1,200 30%
800 Transaksi ATM/D + KK 25%
30 Pertumbuhan
UYD
700 Pertumbuhan (skala kanan) 23.52
1,000 Pertumbuhan (mtm, skala kanan) 906 20%
(yoy,skala kanan)
600 20 15%
800
500 10%
10 6.04%
400 600 5%
692 0.01%
300 0 0%
200 400
-5%
-10
100 -10%
200
0 -20 -15%
10

10

10
1
4
7

1
4
7

1
4
7

1
4
7
10*
- -20%
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9
2019 2020 2021 2022
2019 2020 2021 2022

15 • November 2022
• November 2022 16

Anda mungkin juga menyukai