Anda di halaman 1dari 20

TINJAUAN

KEBIJAKAN MONETER
Mei 2022
PRAKATA

Dewan Gubernur
PERRY WARJIYO
Gubernur

DESTRY DAMAYANTI
Deputi Gubernur Senior

DODY BUDI WALUYO


Deputi Gubernur

DONI PRIMANTO JOEWONO


Deputi Gubernur

JUDA AGUNG
Deputi Gubernur

AIDA S. BUDIMAN
Deputi Gubernur

i • Mei 2022
Daftar Isi

PRAKATA i Ringkasan Eksekutif 1

Dewan Gubernur i 1. Perekonomian Global dan Domestik 2

Daftar Isi ii 2. Respons Kebijakan Bank Indonesia 5

• Mei 2022 ii
Ringkasan Eksekutif
Perbaikan ekonomi dunia berlanjut namun berisiko lebih ekonomi dalam rangka pemulihan ekonomi. Bank
rendah dari prakiraan sebelumnya, disertai dengan Indonesia melanjutkan akselerasi implementasi BI-FAST
kenaikan inflasi serta percepatan normalisasi kebijakan melalui penambahan peserta, mendorong perluasan
moneter di berbagai negara. Perbaikan ekonomi domestik kanal pembayaran khususnya mobile banking, serta
terus berlanjut ditopang oleh menguatnya permintaan memberikan alternatif penyediaan infrastruktur sesuai
domestik dan tetap kuatnya ekspor. Neraca Pembayaran dengan kapasitas peserta.
Indonesia (NPI) tetap terjaga, sehingga mendukung
Atas pertimbangan berbagai asesmen tersebut, Rapat
ketahanan sektor eksternal. Nilai tukar Rupiah
Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 23-24 Mei
terdepresiasi sejalan dengan mata uang regional lainnya,
2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day
seiring dengan meningkatnya ketidakpastian pasar
Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga
keuangan global. Inflasi terkendali dan mendukung
Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending
stabilitas perekonomian. Normalisasi kebijakan likuiditas
Facility sebesar 4,25%. Keputusan ini sejalan dengan
melalui kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah
perlunya pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai
secara bertahap berlangsung tanpa mengganggu kondisi
tukar, serta tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, di
likuiditas perbankan. Suku bunga perbankan terus
tengah tingginya tekanan eksternal terkait dengan
mengalami penurunan sejalan dengan tren menurunnya
ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina serta percepatan
risiko kredit. Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga
normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara maju
dan intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan
dan berkembang.
secara bertahap. Bank Indonesia terus memperkuat
digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong inklusi

1 Triwulan I 2020
BAB 1

Perekonomian Global
dan Domestik
Perbaikan ekonomi dunia berlanjut namun berisiko lebih berdampak pada peningkatan ketidakpastian pasar
rendah dari prakiraan sebelumnya, disertai dengan keuangan global. Hal tersebut mendorong terbatasnya
kenaikan inflasi serta percepatan normalisasi kebijakan aliran modal asing dan menekan nilai tukar di berbagai
moneter di berbagai negara. Peningkatan ketegangan negara berkembang, termasuk Indonesia.
geopolitik Rusia-Ukraina, implementasi kebijakan zero
Perbaikan ekonomi domestik terus berlanjut ditopang
Covid-19 di Tiongkok, dan percepatan normalisasi
oleh menguatnya permintaan domestik dan tetap
kebijakan moneter di berbagai negara berdampak pada
kuatnya ekspor. Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2022
pelemahan pertumbuhan ekonomi global. Pertumbuhan
tetap kuat, yakni 5,01% (yoy), melanjutkan momentum
ekonomi berbagai negara, seperti Eropa, Amerika Serikat
pemulihan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,02%
(AS), Jepang, Tiongkok, dan India berisiko lebih rendah
(yoy). Perkembangan ini terutama didorong oleh
dari proyeksi sebelumnya. Volume perdagangan dunia
peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi bangunan,
berpotensi lebih rendah dari prakiraan sebelumnya
dan tetap terjaganya kinerja ekspor seiring dengan
sejalan dengan risiko tertahannya perbaikan
peningkatan mobilitas masyarakat dan permintaan mitra
perekonomian global dan masih berlangsungnya
dagang utama yang masih kuat. Pertumbuhan ekonomi
gangguan rantai pasokan global. Harga komoditas global
juga didukung oleh kinerja positif mayoritas lapangan
masih meningkat, termasuk komoditas energi, pangan,
usaha seperti Industri Pengolahan, Perdagangan Besar
dan logam, sehingga memberikan tekanan pada inflasi
dan Eceran, serta Transportasi dan Pergudangan. Secara
global. Peningkatan inflasi global tersebut mendorong
spasial, pertumbuhan ekonomi yang positif terjadi di
percepatan normalisasi kebijakan moneter di negara
seluruh wilayah Indonesia, dengan pertumbuhan tertinggi
maju, termasuk AS, dan negara berkembang, yang
tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua),

• Mei 2022 2
diikuti Jawa, Sumatera, Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), dengan 23 Mei 2022 terdepresiasi sekitar 2,87%
dan Kalimantan. Pada triwulan II 2022, berbagai indikator dibandingkan dengan level akhir 2021, relatif lebih baik
dini menunjukkan aktivitas perekonomian yang terus dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah
membaik, seperti tercermin pada pertumbuhan positif negara berkembang lainnya, seperti India 4,11%, Malaysia
penjualan eceran, ekspansi Purchasing Managers’ Index 5,10%, dan Korea Selatan 5,97%. Ke depan, stabilitas nilai
(PMI) Manufaktur, serta realisasi ekspor dan impor yang tukar Rupiah diprakirakan tetap terjaga didukung oleh
tetap tinggi, yang didukung oleh meningkatnya mobilitas kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik,
dan pembiayaan dari perbankan. Dengan perkembangan terutama oleh lebih rendahnya defisit transaksi berjalan
tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan tetap dan supply valas dari korporasi yang terus berlanjut. Bank
berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada Indonesia akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi
4,5-5,3%. nilai tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme
pasar dan fundamental ekonomi.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap terjaga,
sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. Inflasi terkendali dan mendukung stabilitas
Kinerja NPI pada triwulan I 2022 yang tetap terjaga perekonomian. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April
didukung oleh surplus transaksi berjalan yang berlanjut 2022 tercatat inflasi sebesar 0,95% (mtm). Secara
serta defisit transaksi modal dan finansial yang membaik tahunan, inflasi IHK April 2022 tercatat 3,47% (yoy), lebih
dibandingkan triwulan sebelumnya. Surplus transaksi tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang
berjalan pada triwulan I 2022 mencapai 0,2 miliar dolar sebesar 2,64% (yoy), seiring dengan peningkatan harga
AS (0,07% terhadap PDB) yang ditopang oleh surplus komoditas global, mobilitas masyarakat, dan pola
neraca perdagangan nonmigas yang tetap kuat seiring musiman Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Inflasi
dengan harga ekspor komoditas global yang masih tinggi. inti tetap terjaga di tengah permintaan domestik yang
Transaksi modal dan finansial mencatat defisit lebih kecil, meningkat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan
sebesar 1,7 miliar dolar AS, seiring dengan optimisme konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan
investor terhadap prospek pemulihan ekonomi domestik ekspektasi inflasi. Sementara itu, inflasi kelompok volatile
dan iklim investasi yang terjaga. Pada April 2022, neraca food meningkat terutama dipengaruhi oleh kenaikan
perdagangan kembali mencatat surplus, yakni 7,6 miliar inflasi minyak goreng seiring penyesuaian Harga Eceran
dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus bulan Tertinggi (HET). Inflasi kelompok administered prices
sebelumnya sebesar 4,5 miliar dolar AS. Sementara itu, dipengaruhi oleh inflasi angkutan udara, bensin dan
aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik bahan bakar rumah tangga. Ke depan, tekanan inflasi
tertahan seiring ketidakpastian pasar keuangan global diprakirakan masih berlanjut sejalan dengan
yang tinggi, tercermin dari investasi portofolio yang meningkatnya harga komoditas global. Bank Indonesia
mencatat net outflows pada triwulan II 2022 sebesar 1,2 terus mewaspadai dampaknya terhadap peningkatan
miliar dolar AS (hingga 20 Mei 2022). Posisi cadangan ekspektasi inflasi dan menempuh langkah-langkah yang
devisa Indonesia pada akhir April 2022 tercatat sebesar diperlukan untuk memastikan terkendalinya stabilitas
135,7 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,9 inflasi ke depan. Bank Indonesia akan memperkuat
bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang koordinasi kebijakan dengan Pemerintah melalui Tim
luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID)
kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Ke depan, guna menjaga inflasi IHK dalam kisaran sasarannya yaitu
defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap rendah dalam 3,0%±1%.
kisaran 0,5% - 1,3% dari PDB, sehingga menopang
Normalisasi kebijakan likuiditas melalui kenaikan Giro
ketahanan sektor eksternal Indonesia.
Wajib Minimum (GWM) Rupiah secara bertahap
Nilai tukar Rupiah terdepresiasi sejalan dengan mata berlangsung tanpa mengganggu kondisi likuiditas
uang regional lainnya, seiring dengan meningkatnya perbankan. Penyesuaian secara bertahap Giro Wajib
ketidakpastian pasar keuangan global. Nilai tukar Rupiah Minimum (GWM) Rupiah tahap I dan pemberian insentif
pada 23 Mei 2022 terdepresiasi 1,20% dibandingkan GWM sejak 1 Maret 2022 tidak mengurangi kemampuan
dengan akhir April 2022. Depresiasi tersebut disebabkan perbankan dalam penyaluran kredit/pembiayaan kepada
oleh aliran modal asing keluar sejalan dengan dunia usaha dan partisipasi dalam pembelian SBN untuk
meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global di pembiayaan APBN. Pada April 2022, rasio Alat Likuid
tengah terjaganya pasokan valas domestik dan persepsi terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih tinggi
positif terhadap prospek perekonomian Indonesia. mencapai 29,38% dan tetap mendukung kemampuan
Dengan perkembangan ini, nilai tukar Rupiah sampai perbankan dalam penyaluran kredit yang tumbuh sebesar

3 • Mei 2022
9,10% (yoy). Likuiditas yang terjaga didukung Dana Pihak penjualan, kemampuan membayar, dan belanja modal.
Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 10,11% (yoy). Pertumbuhan kredit UMKM juga meningkat sebesar
Sementara itu, dalam rangka koordinasi fiskal-moneter 16,75% (yoy) pada April 2022. Dalam rangka
sebagaimana tertuang dalam Keputusan Bersama Menteri mempercepat pemulihan UMKM pascapandemi Bank
Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang berlaku Indonesia bersinergi dengan Pemerintah
hingga 31 Desember 2022, Bank Indonesia melanjutkan menyelenggarakan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2022
pembelian SBN di pasar perdana untuk pendanaan APBN pada 26-29 Mei 2022.
2022 dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional
Bank Indonesia terus memperkuat digitalisasi sistem
sebesar Rp30,17 triliun (hingga 23 Mei 2022) melalui
pembayaran untuk mendorong inklusi ekonomi dalam
mekanisme lelang utama, greenshoe option, dan private
rangka pemulihan ekonomi. Transaksi ekonomi dan
placement. Pada April 2022, likuiditas perekonomian juga
keuangan digital berkembang pesat seiring meningkatnya
tetap longgar, tercermin pada uang beredar dalam arti
akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja
sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing
daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran
sebesar 20,76% (yoy) dan 13,60% (yoy).
digital, serta akselerasi digital banking. Nilai transaksi
Suku bunga perbankan terus mengalami penurunan uang elektronik (UE) pada April 2022 tumbuh 50,3% (yoy)
sejalan dengan tren menurunnya risiko kredit. Di pasar mencapai Rp34,3 triliun dan nilai transaksi digital banking
uang, suku bunga IndONIA pada 27 April 2022 sebesar meningkat 71,4% (yoy) menjadi Rp5.338,4 triliun.
2,81%, tidak jauh berbeda dibandingkan dengan level Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan
April 2021 yang sebesar 2,79%. Di pasar dana, suku bunga kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami
deposito 1 bulan perbankan turun sebesar 80 bps sejak pertumbuhan 12,5% (yoy) menjadi Rp764,5 triliun. Untuk
April 2021 menjadi 2,86% pada April 2022. Di pasar kredit, mendukung program championship Tim Percepatan dan
suku bunga kredit baru lebih rendah 43 bps pada periode Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), Bank Indonesia
yang sama, sejalan dengan penurunan SBDK dan senantiasa bersinergi dan memperkuat koordinasi dengan
perbaikan persepsi risiko perbankan di tengah Pemda melalui Satgas P2DD dan TP2DD. Jumlah Uang
berlanjutnya pemulihan aktivitas ekonomi. Perbankan Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada April 2022 meningkat
melanjutkan dukungan pembiayaan ke sektor prioritas, 23,2% (yoy) mencapai Rp1.039,1 triliun. Bank Indonesia
dengan pemberian suku bunga kredit yang relatif lebih terus memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan
rendah dibandingkan kredit sektor nonprioritas. Bank kualitas yang terjaga di seluruh wilayah NKRI, antara lain
Indonesia memandang peran perbankan dalam dengan melanjutkan kerja sama kelembagaan dalam
penyaluran kredit/pembiayaan termasuk melalui pengedaran uang Rupiah ke daerah 3T (terluar, terdepan,
penurunan suku bunga kredit dapat ditingkatkan guna terpencil), dan memastikan kelancaran proses arus balik
semakin mendorong pemulihan ekonomi nasional. uang kartal (inflow) pasca periode Idulfitri 1443H.

Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan Bank Indonesia melanjutkan akselerasi implementasi BI-
intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan secara FAST melalui penambahan peserta, mendorong
bertahap. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy perluasan kanal pembayaran khususnya mobile banking,
Ratio/CAR) perbankan Maret 2022 tetap tinggi sebesar serta memberikan alternatif penyediaan infrastruktur
24,79%, dan rasio kredit bermasalah (Non Performing sesuai dengan kapasitas peserta. Sejak tanggal 23 Mei
Loan/NPL) tetap terjaga, yakni 2,99% (bruto) dan 0,84% 2022, jumlah peserta BI-FAST telah bertambah 7 (tujuh)
(neto). Intermediasi perbankan pada April 2022 bank dan pada minggu ketiga Juni 2022 akan bertambah 1
melanjutkan perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya (satu) bank, yang seluruhnya masuk sebagai peserta
dengan kredit tumbuh sebesar 9,10% (yoy). Pertumbuhan gelombang ketiga. Dengan bertambahnya peserta BI-FAST
kredit terjadi di seluruh kelompok bank, serta sebagian gelombang ketiga, total peserta BI-FAST mencapai 52 dan
besar segmen kredit, dan sektor ekonomi, seiring telah mewakili 82% dari pangsa sistem pembayaran ritel
berlanjutnya pemulihan aktivitas korporasi dan rumah nasional. Ke depan, Bank Indonesia akan terus
tangga. Dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit memperkuat sinergi kebijakan dan implementasi BI-FAST
terus melonggar terutama di sektor Perdagangan, dengan pelaku industri, untuk mengakselerasi pemulihan
Industri, dan Pertanian, seiring menurunnya persepsi ekonomi dan mendorong pertumbuhan, serta inklusi
risiko kredit. Dari sisi permintaan, pemulihan kinerja ekonomi dan keuangan.
korporasi terus berlanjut, tercermin dari perbaikan

• Mei 2022 4
BAB 2

Respons Kebijakan
Bank Indonesia
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 23-24 2. Mempercepat normalisasi kebijakan likuiditas melalui
Mei 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah secara
Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga bertahap, sebagai berikut:
Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending a. Kewajiban minimum GWM Rupiah untuk BUK
Facility sebesar 4,25%. Keputusan ini sejalan dengan (Bank Umum Konvensional) yang pada saat ini
perlunya pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai sebesar 5,0% naik menjadi 6,0% mulai 1 Juni
tukar, serta tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, di 2022, 7,5% mulai 1 Juli 2022 dan 9,0% mulai 1
tengah tingginya tekanan eksternal terkait dengan September 2022;
ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina serta percepatan b. Kewajiban minimum GWM Rupiah untuk BUS
normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara maju (Bank Umum Syariah) dan UUS (Unit Usaha
dan berkembang. Sejalan dengan hal tersebut, Bank Syariah) yang pada saat ini sebesar 4,0%, naik
Indonesia menempuh penguatan bauran kebijakan menjadi 4,5% mulai 1 Juni 2022, 6,0% mulai 1 Juli
sebagai berikut: 2022, dan 7,5% mulai 1 September 2022;
c. Pemberian remunerasi sebesar 1,5% terhadap
1. Memperkuat kebijakan nilai tukar Rupiah untuk
pemenuhan kewajiban GWM setelah
menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan
memperhitungkan insentif bagi bank-bank dalam
mekanisme pasar dan fundamental ekonomi;
penyaluran kredit/pembiayaan kepada sektor
prioritas dan UMKM dan/atau memenuhi target
RPIM;

5 • Mei 2022
d. Kenaikan GWM tersebut tidak akan a. Melanjutkan masa berlaku kebijakan batas
memengaruhi kemampuan perbankan dalam minimal pembayaran dan nilai denda
penyaluran kredit/pembiayaan kepada dunia keterlambatan pembayaran Kartu Kredit dari
usaha dan partisipasi dalam pembelian SBN semula 30 Juni 2022 menjadi 31 Desember 2022
untuk pembiayaan APBN; guna mendukung perkembangan transaksi Kartu
3. Meningkatkan insentif bagi bank-bank yang Kredit dengan tetap menjaga risiko kredit;
menyalurkan kredit/pembiayaan kepada sektor b. Memperpanjang masa berlaku Merchant
prioritas dan UMKM dan/atau memenuhi target Discount Rate (MDR) QRIS untuk merchant
RPIM mulai berlaku 1 September 2022 sebagai kategori Usaha Mikro (UMI) sebesar 0% dari
berikut: semula 30 Juni 2022 menjadi 31 Desember 2022
a. Pelonggaran atas kewajiban pemenuhan GWM guna melanjutkan upaya perluasan ekosistem
Rupiah rata-rata menjadi maksimal sebesar 2%, digital dan mendorong peningkatan transaksi
yaitu melalui insentif atas pemberian kredit/ khususnya UMKM;
pembiayaan kepada sektor prioritas paling besar 7. Memperkuat kebijakan internasional dengan
1,5% dari sebelumnya paling besar 0,5%, dan memperluas kerja sama dengan bank sentral dan
insentif pencapaian RPIM tetap paling besar otoritas negara mitra lainnya, fasilitasi
0,5%; penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan
b. Perluasan cakupan subsektor prioritas dari 38 di sektor prioritas bekerja sama dengan instansi
subsektor prioritas menjadi 46 subsektor terkait, serta bersama Kementerian Keuangan
prioritas yang dibagi dalam 3 kelompok yaitu menyukseskan 6 (enam) agenda prioritas jalur
resillience (kelompok yang berdaya tahan), keuangan Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022.
growth driver (kelompok pendorong
Bank Indonesia senantiasa mencermati arah
pertumbuhan), dan slow starter (kelompok
perkembangan inflasi dan menempuh langkah-langkah
penopang pemulihan);
yang diperlukan untuk memastikan terkendalinya inflasi
c. Pemberian insentif tersebut ditujukan untuk
sesuai sasaran yang ditetapkan 3,0 ±1% pada tahun 2022
semakin meningkatkan peran perbankan dalam
dan 2023. Untuk itu, koordinasi dengan Pemerintah
pembiayaan inklusif dan pemulihan ekonomi
(Pusat dan Daerah) melalui Tim Pengendalian Inflasi (TPIP
nasional;
dan TPID) terus diperkuat. Untuk menjaga stabilitas
4. Melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar
makroekonomi dan mendorong pemulihan ekonomi
kredit (SBDK) dengan pendalaman pada suku bunga
nasional, koordinasi kebijakan moneter dan fiskal terus
kredit sektor prioritas;
ditingkatkan, termasuk komitmen Bank Indonesia dalam
5. Melanjutkan dukungan pengembangan UMKM
pembelian SBN sebesar Rp224 triliun untuk pembiayaan
melalui penyelenggaraan Karya Kreatif Indonesia
kesehatan dan kemanusiaan dalam APBN 2022. Demikian
(KKI), dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi,
pula, koordinasi di bawah Komite Stabilitas Sistem
termasuk Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia
Keuangan (KSSK) serta koordinasi bilateral antara Bank
(GBBI) dan Gerakan Bangga Berwisata Indonesia
Indonesia dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus
(GBWI);
diperkuat dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
6. Memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk
mendukung pemulihan ekonomi dan akselerasi
digitalisasi yang inklusif melalui:

• Mei 2022 6
Perbaikan ekonomi dunia berlanjut namun berisiko lebih rendah dari prakiraan sebelumnya,
disertai dengan kenaikan inflasi serta percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai
negara
Pertumbuhan PDB Dunia PMI Global
Negara 2019 2020 2021* 2022*

Dunia 2.8 -3.1 5.7 3.5


Negara Maju 1.7 -4.5 5.1 3.1
Amerika Serikat 2.3 -3.4 5.7 3.2
Kawasan Eropa 1.5 -6.3 5.3 2.7
Jepang 0.0 -4.6 1.6 2.1
Negara Berkembang 3.7 -2.1 6.1 3.8
Tiongkok 6.0 2.3 8.1 4.8
India 4.8 -7.1 9.0 7.1
ASEAN-5 4.9 -3.4 3.9 4.8
Amerika Latin 0.1 -7.0 5.1 2.3
Negara Berkembang Eropa 2.5 -2.0 4.7 -1.5
Timur Tengah & Asia Tengah 1.5 -2.8 4.1 4.3

Indeks Keyakinan Konsumen Penjualan Eceran Global

Volume Perdagangan dan PDB Dunia Harga Komoditas Ekspor Indonesia

2020 2021 2022


KOMODITAS 2018 2019
Q1 Q2 Q3 Q4 2020 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 ytd
Tembaga 6.7 -7.8 -7.8 -12.3 11.8 21.6 3.3 50.3 80.3 44.3 33.1 7.3 6.7
Batu Bara 2.5 -8.6 -8.0 -28.2 -27.9 -9.8 -18.5 19.5 92.8 203.9 204.7 24.0 30.8
CPO -19.2 -2.333.3 14.0 35.5 34.9 29.4 47.1 84.6 60.4 53.0 38.4 44.8
Karet -16.8 12.4-18.6 -22.7 3.8 36.4 -0.3 37.7 42.7 6.6 -11.2 11.4 12.0
Nikel 27.8 7.0 3.8 0.0 -8.1 3.9 -0.1 37.9 41.4 33.7 23.0 52.1 58.1
Timah 0.5 -7.5 -17.2 -20.4 3.1 12.6 -5.5 46.1 86.1 91.1 101.2 37.9 34.6
Aluminium 7.4 -14.1 -5.8 -15.9 -2.6 9.8 -3.7 22.9 57.7 52.2 43.0 30.8 28.6
Kopi -15.4 -11.8
14.8 -2.8 2.9 -3.4 3.0 6.7 39.0 55.2 91.4 36.7 33.9
Lainnya 1.2 -0.7 -2.1 -5.6 -4.9 -4.5 -4.3 0.3 7.6 3.9 4.0 3.9 3.9
Indeks Harga Komoditas
-2.8 -3.0 1.5 -10.4 -1.7 7.5 -0.8 23.7 58.5 79.5 76.5 20.8 24.0
Ekspor Indonesia
Minyak (Brent)** 71 64 51 31 43 45 42 61 69 73 79 101 102

7 • Mei 2022
Indeks Ketidakpastian Global Yield UST 10Y dan JGB 10Y serta Indeks Saham AS

Persepsi Risiko Negara Berkembang dan Indonesia Aliran Modal Ke Negara Berkembang

Perbaikan ekonomi domestik terus berlanjut ditopang oleh menguatnya permintaan domestik dan
tetap kuatnya ekspor
Pertumbuhan PDB Domestik dan Komponen Berdasarkan Pertumbuhan PDB Domestik dan Komponen Berdasarkan
Pengeluaran Lapangan Usaha
2020 2021 2022
Komponen 2020 2021
I II III IV I II III IV I
Konsumsi Rumah Tangga 2.83 -5.52 -4.05 -3.61 -2.63 -2.21 5.96 1.02 3.55 2.02 4.34
Konsumsi Lembaga Nonprofit
-4.99 -7.78 -1.92 -2.09 -4.25 -3.69 3.99 2.79 3.29 1.59 5.98
Melayani Rumah Tangga
Konsumsi Pemerintah 3.80 -6.92 9.79 1.79 1.96 2.55 8.06 0.62 5.25 4.17 -7.74
Investasi (PMTDB) 1.70 -8.61 -6.52 -6.17 -4.96 -0.21 7.52 3.76 4.49 3.80 4.09
Investasi Bangunan 2.76 -5.26 -5.60 -6.63 -3.78 -0.74 4.36 3.36 2.48 2.32 -0.74
Investasi Nonbangunan -1.46 -18.62 -9.16 -4.76 -8.44 1.44 18.50 4.96 10.40 8.42 2.58
Ekspor 0.17 -12.43 -13.04 -6.89 -8.14 6.94 31.50 29.16 29.83 24.04 16.22
Impor -5.44 -20.74 -24.49 -15.83 -16.72 4.41 31.84 29.95 29.60 23.31 15.03
PDB 2.97 -5.32 -3.49 -2.17 -2.07 -0.70 7.07 3.51 5.02 3.69 5.01

• Mei 2022 8
Pertumbuhan Ekonomi Daerah (PDRB) Triwulan I 2022 Indeks Ekspektasi Konsumen

Nilai Tukar Petani Indeks Job Vacancy

Penjualan Eceran Penjualan Online

9 • Mei 2022
Realisasi Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Ekspor Nonmigas
2020 2021 2022
% Realisasi Realisasi Realisasi
RINCIAN Realisasi APBN APBN
terhadap s.d. Desember 2021 s.d. Maret 2022
(Rp Triliun) (Rp Triliun) (Rp Triliun)
PERPRES 72 (Rp.Triliun) (Rp.Triliun)

A. Pendapatan Negara dan Hibah 1,647.8 96.9% 1,743.6 2,009.6 1,846.1 501.7
I. Penerimaan Dalam Negeri 1,629.0 95.9% 1,742.7 2,005.1 1,845.6 501.6
1. Penerimaan Perpajakan 1,285.1 91.5% 1,444.5 1,546.8 1,510.0 402.4
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 343.8 116.9% 298.2 458.3 335.6 99.2
II. Hibah 18.8 1448.7% 0.9 4.5 0.6 0.1
B. Belanja Negara 2,595.5 94.8% 2,750.0 2,773.6 2,714.2 490.7
I. Belanja Pemerintah Pusat 1,833.0 92.8% 1,954.5 1,987.9 1,944.5 314.2
1. Belanja Pegawai 380.5 94.3% 421.1 387.7 426.5 90.1
2. Belanja Barang 422.3 154.6% 362.5 529.6 339.7 42.7
3. Belanja Modal 190.9 139.0% 246.8 228.6 199.2 18.7
4. Pembayaran Kewajiban Utang 314.1 92.7% 373.3 343.5 405.9 84.4
5. Subsidi 196.2 102.2% 175.4 241.0 207.0 38.5
6. Belanja Hibah 6.3 123.7% 6.8 4.3 4.8 0.3
7. Bantuan Sosial 202.5 116.1% 161.4 173.6 147.4 38.4
8. Belanja Lainnya 120.0 26.6% 207.3 79.5 214.0 1.2
II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 762.5 99.8% 795.5 785.7 769.6 176.5
1. Transfer ke Daerah 691.4 99.8% 723.5 713.9 701.6 165.7
2. Dana Desa 71.1 99.9% 72.0 71.9 68.0 10.8
C. Keseimbangan Primer (633.6) (633.1) (420.5) (462.2) 95.4
D. Surplus/Defisit Anggaran (947.7) (1,006.4) (764.0) (868.0) 11.0
Surplus/Defisit Anggaran (%PDB) (6.1) (5.7) (4.5) (4.9) 0.1

Ekspor Nonmigas ke Negara Tujuan Utama Ekspor Nonmigas Daerah

Impor Nonmigas Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur

• Mei 2022 10
Impor Barang Konstruksi

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap terjaga sehingga mendukung ketahanan sektor
eksternal, nilai tukar Rupiah terdepresiasi sejalan dengan mata uang regional lainnya seiring
dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global
Neraca Pembayaran Indonesia Neraca Perdagangan
Komponen (Miliar Dolar AS) 2020 2021* 2022
2019
I II III IV Total I II III IV Total I**
Transaksi Berjalan -30.3 -3.4 -2.9 1.0 0.9 -4.4 -1.1 -1.9 5.0 1.5 3.4 0.2
A. Barang 3.5 4.6 4.0 9.8 10.0 28.3 7.6 8.3 15.4 12.4 43.8 11.1
- Ekspor, fob 168.5 41.8 34.6 40.8 46.2 163.4 49.4 54.3 61.7 67.5 232.8 66.8
- Impor, fob -164.9 -37.2 -30.7 -31.0 -36.2 -135.1 -41.7 -46.0 -46.2 -55.1 -189.0 -55.6
a. Non-migas 12.0 5.9 3.3 9.4 11.3 30.0 10.0 11.6 18.1 18.1 57.8 17.2
b. Migas -10.3 -2.6 -0.8 -0.7 -1.2 -5.4 -2.3 -3.1 -2.5 -5.0 -13.0 -5.9
B. Jasa-jasa -7.6 -1.7 -2.1 -2.8 -3.1 -9.8 -3.4 -3.7 -3.6 -4.0 -14.7 -4.4
C. Pendapatan Primer -33.8 -7.9 -6.2 -7.4 -7.4 -28.9 -6.8 -8.0 -8.3 -8.9 -32.0 -8.0
D. Pendapatan Sekunder 7.6 1.7 1.4 1.4 1.4 5.9 1.4 1.5 1.4 1.9 6.3 1.5
Transaksi Modal dan Finansial 36.60 -3.00 10.99 0.86 -0.93 7.92 5.76 1.68 6.73 -2.19 11.97 -1.70
1. Investasi Langsung 20.5 4.3 4.5 1.0 4.4 14.1 4.5 5.4 3.2 3.8 16.9 4.5
2. Investasi Portofolio 22.0 -6.3 9.7 -2.0 2.0 3.4 4.9 4.0 1.2 -5.0 5.1 -2.9
3. Investasi Lainnya -6.1 -0.6 -3.4 1.8 -7.5 -9.6 -3.7 -7.7 2.1 -1.0 -10.4 -3.4
Neraca Keseluruhan 4.7 -8.5 9.2 2.1 -0.2 2.6 4.1 -0.4 10.7 -0.8 13.5 -1.8
Memorandum :
- Cadangan Devisa 129.2 121.0 131.7 135.2 135.9 135.9 137.1 137.1 146.9 144.9 144.9 139.1
Dalam bulan impor dan pembayaran ULN Pemerintah 7.3 7.0 8.1 9.1 9.8 9.8 9.7 8.8 8.6 7.8 7.8 7.0
- Transaksi Berjalan (% PDB) -2.71 -1.22 -1.19 0.38 0.31 -0.42 -0.39 -0.67 1.65 0.47 0.29 0.07

Aliran Modal Asing Cadangan Devisa

11 • Mei 2022
Rupiah vs Negara Peers Suku Bunga Kebijakan Negara Peers

Inflasi terkendali dan mendukung stabilitas perekonomian


Inflasi IHK dan Komponen Inflasi Daerah

Normalisasi kebijakan likuiditas secara bertahap berlangsung tanpa mengganggu kondisi likuiditas
perbankan, ketahanan sistem keuangan tetap terjaga, dan intermediasi perbankan melanjutkan
perbaikan secara bertahap
Pembelian SBN untuk Pendanaan APBN Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK)

• Mei 2022 12
Uang Beredar Suku Bunga Kebijakan Bank Indonesia dan IndONIA

Suku Bunga Perbankan Transmisi BI7DRR kepada SBDK

Suku Bunga Kredit Baru Berdasarkan Kelompok Bank Permodalan Industri Perbankan

13 • Mei 2022
Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Perkembangan Kredit dan DPK

Bank Indonesia terus memperkuat digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong inklusi
ekonomi dalam rangka pemulihan ekonomi
Nilai Transaksi Uang Elektronik Nilai Transaksi Digital Banking

Volume Transaksi Digital Banking Nilai dan Volume Transaksi QRIS

• Mei 2022 14
Nilai Transaksi ATM/D dan Kartu Kredit Uang yang Diedarkan

15 • Mei 2022
• Mei 2022 16

Anda mungkin juga menyukai