Anda di halaman 1dari 20

TINJAUAN

KEBIJAKAN MONETER
Februari 2022
PRAKATA

Dewan Gubernur
PERRY WARJIYO
Gubernur

DESTRY DAMAYANTI
Deputi Gubernur Senior

DODY BUDI WALUYO


Deputi Gubernur

DONI PRIMANTO JOEWONO


Deputi Gubernur

JUDA AGUNG
Deputi Gubernur

AIDA S. BUDIMAN
Deputi Gubernur

i • Februari 2022
Daftar Isi

PRAKATA i Ringkasan Eksekutif 1

Dewan Gubernur i 1. Perekonomian Global dan Domestik 2

Daftar Isi ii 2. Respons Kebijakan Bank Indonesia 5

• Februari 2022 ii
Ringkasan Eksekutif
Ekonomi global tumbuh sesuai prakiraan meski masih intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan secara
dibayangi risiko yang bersumber dari kenaikan kasus bertahap. Bank Indonesia akan melanjutkan akselerasi
Covid-19 varian Omicron, percepatan normalisasi digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong
kebijakan moneter di beberapa bank sentral, dan pemulihan ekonomi serta ekonomi dan keuangan yang
meningkatnya tensi geopolitik. Momentum perbaikan inklusif dan efisien.
ekonomi nasional berlanjut pada 2022. Kinerja Neraca
Atas pertimbangan berbagai asesmen tersebut, Rapat
Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan tetap baik. Nilai
Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 9-10
tukar Rupiah terjaga di tengah ketidakpastian pasar
Februari 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI
keuangan global yang meningkat. Inflasi tetap rendah dan
mendukung stabilitas perekonomian. Kondisi likuiditas 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku
yang tetap longgar sejalan dengan dampak sinergi bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga
kebijakan Bank Indonesia dengan Pemerintah dalam Lending Facility sebesar 4,25%. Keputusan ini sejalan
dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan
mendukung pemulihan ekonomi nasional. Suku bunga
terkendalinya inflasi, serta upaya untuk tetap mendorong
perbankan terus mengalami penurunan didukung oleh
pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal yang
suku bunga kebijakan moneter yang tetap rendah,
likuiditas yang longgar dan persepsi risiko yang membaik. meningkat.
Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan

1 Triwulan I 2020
BAB 1

Perekonomian Global
dan Domestik
Ekonomi global tumbuh sesuai prakiraan meski masih harga komoditas global diprakirakan masih meningkat,
dibayangi risiko yang bersumber dari kenaikan kasus sehingga menopang prospek ekspor negara berkembang.
Covid-19 varian Omicron, percepatan normalisasi Namun demikian, perekonomian global masih
kebijakan moneter di beberapa bank sentral, dan menghadapi ketidakpastian pasar keuangan yang
meningkatnya tensi geopolitik. Pemulihan ekonomi meningkat sejalan dengan rencana percepatan kebijakan
global diprakirakan berlanjut didukung oleh percepatan normalisasi negara maju, terutama AS dan Kawasan
vaksinasi serta berlanjutnya kebijakan fiskal yang Eropa, sebagai respons peningkatan tekanan inflasi akibat
ekspansif. Realisasi pertumbuhan ekonomi 2021 di gangguan rantai pasok dan kuatnya permintaan, kenaikan
Amerika Serikat (AS), Kawasan Eropa, dan Tiongkok penyebaran Covid-19 varian Omicron, serta meningkatnya
menunjukkan perbaikan yang berlanjut. Perbaikan tensi geopolitik. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan
ekonomi di Jepang dan India juga diprakirakan terus terbatasnya aliran modal dan tekanan nilai tukar negara
berlangsung ditopang kebijakan moneter dan fiskal yang berkembang, termasuk Indonesia.
tetap akomodatif. Pemulihan ekonomi yang berlanjut
dikonfirmasi oleh kinerja sejumlah indikator pada Januari Momentum perbaikan ekonomi nasional berlanjut pada
2022 antara lain Purchasing Managers' Index (PMI), 2022. Pada triwulan IV 2021, ekonomi Indonesia tumbuh
keyakinan konsumen, dan penjualan ritel yang tetap kuat, 5,02% (yoy), meningkat dari capaian triwulan sebelumnya
sebesar 3,51% (yoy). Perbaikan terjadi di hampir seluruh
di tengah kenaikan penyebaran kasus Covid-19 varian
komponen PDB sisi pengeluaran maupun lapangan usaha,
Omicron. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan
sejalan dengan proses pemulihan aktivitas ekonomi
ekonomi global 2022 diprakirakan sesuai dengan proyeksi
domestik pasca merebaknya Covid-19 varian Delta pada
sebelumnya sebesar 4,4%. Volume perdagangan dan
triwulan III 2021. Secara keseluruhan tahun 2021,

• Februari 2022 2
ekonomi tumbuh 3,69%, jauh meningkat dari kinerja dengan level akhir 2021, sejalan dengan depresiasi mata
tahun sebelumnya yang terkontraksi 2,07% (yoy). Secara uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti
spasial, perbaikan pertumbuhan ekonomi nasional pada Filipina (0,71% ytd), India (0,65% ytd), dan Korea Selatan
tahun 2021 terjadi di seluruh wilayah, dengan (0,62% ytd). Ke depan, nilai tukar Rupiah diprakirakan
pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi- tetap terjaga didukung oleh kondisi fundamental ekonomi
Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Jawa, Sumatera, dan Indonesia yang tetap baik, di tengah ketidakpastian pasar
Kalimantan. Proses pemulihan ekonomi nasional pada keuangan global yang berlanjut. Bank Indonesia akan
2022 diprakirakan berlanjut meski peningkatan kasus terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah
Covid-19 varian Omicron perlu diwaspadai. Sejumlah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan
indikator ekonomi hingga Februari 2022 tercatat tetap fundamental ekonomi, melalui langkah-langkah
baik, antara lain penjualan eceran, ekspektasi konsumen, mendorong efektivitas operasi moneter dan ketersediaan
dan PMI Manufaktur, di tengah perbaikan mobilitas likuiditas di pasar.
masyarakat yang melandai. Dengan perkembangan itu,
Inflasi tetap rendah dan mendukung stabilitas
perekonomian domestik diprakirakan tumbuh lebih tinggi
menjadi 4,7-5,5% pada 2022, didukung oleh percepatan perekonomian. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada
vaksinasi, pembukaan ekonomi yang semakin meluas, dan Januari 2022 tercatat sebesar 0,56% (mtm) atau 2,18%
(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan
berlanjutnya stimulus kebijakan Bank Indonesia,
sebelumnya sebesar 1,87% (yoy). Perkembangan tersebut
Pemerintah, dan otoritas terkait lainnya.
dipengaruhi oleh inflasi inti yang tetap rendah di tengah
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan permintaan domestik yang mulai meningkat, stabilitas
tetap baik. NPI pada 2021 diprakirakan mengalami nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank
peningkatan surplus dibandingkan dengan tahun Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi. Inflasi
sebelumnya, ditopang oleh transaksi berjalan yang kelompok volatile food meningkat didorong oleh
mencatat surplus sekitar 0,3% dari PDB dan surplus tertahannya pasokan seiring dengan berlangsungnya
transaksi modal dan finansial yang meningkat. Kinerja periode tanam dan kenaikan harga CPO di pasar global.
terkini menunjukkan aliran masuk modal asing ke pasar Inflasi kelompok administered prices meningkat
keuangan domestik terus berlanjut, tercermin dari dipengaruhi oleh penyesuaian harga LPG nonsubsidi dan
investasi portofolio yang mencatat net inflows sebesar 1,1 dampak kenaikan cukai tembakau. Inflasi pada tahun
miliar dolar AS sampai dengan 8 Februari 2022. Posisi 2022 diprakirakan terkendali dalam sasaran 3,0%±1%
cadangan devisa Indonesia akhir Januari 2022 tetap tinggi, sejalan dengan masih memadainya sisi penawaran dalam
yakni 141,3 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan merespons kenaikan sisi permintaan, tetap terkendalinya
7,6 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran ekspektasi inflasi, stabilitas nilai tukar Rupiah, serta
utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas respons kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan
standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Pemerintah. Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga
Kinerja NPI pada 2022 diprakirakan tetap terjaga dengan stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan
defisit transaksi berjalan yang diprakirakan tetap rendah dengan Pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi
dalam kisaran 1,1% - 1,9% dari PDB. Selain itu, neraca Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) guna menjaga inflasi
transaksi modal dan finansial diprakirakan tetap surplus, IHK dalam kisaran sasarannya.
terutama dalam bentuk penanaman modal asing (PMA),
sejalan dengan semakin membaiknya iklim investasi di Kondisi likuiditas yang tetap longgar sejalan dengan
dampak sinergi kebijakan Bank Indonesia dengan
dalam negeri.
Pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi
Nilai tukar Rupiah terjaga di tengah ketidakpastian pasar nasional. Bank Indonesia telah menambah likuiditas
keuangan global yang meningkat. Nilai tukar Rupiah pada (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp10,34 triliun
9 Februari 2022 menguat 0,17% secara point to point pada tahun 2022 (hingga 8 Februari 2022). Bank Indonesia
meski melemah 0,27% secara rerata dibandingkan dengan melanjutkan pembelian SBN di pasar perdana untuk
level Januari 2022. Perkembangan nilai tukar Rupiah pendanaan APBN 2022 sebesar Rp3,56 triliun (hingga 8
tersebut ditopang oleh berlanjutnya aliran masuk modal Februari 2022) melalui mekanisme lelang utama sesuai
asing dan pasokan valas domestik, persepsi positif dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan
terhadap prospek perekonomian domestik, dan langkah- Gubernur Bank Indonesia yang berlaku hingga 31
langkah stabilisasi nilai tukar Bank Indonesia. Dengan Desember 2022. Kondisi likuiditas perbankan bulan
perkembangan ini, Rupiah sampai dengan 9 Februari 2022 Desember 2021 tetap longgar, tercermin pada rasio Alat
mencatat depresiasi sekitar 0,73% (ytd) dibandingkan Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi

3 • Februari 2022
mencapai 35,12% serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang penjualan dan belanja modal (capital expenditure).
tumbuh sebesar 12,21% (yoy). Likuiditas perekonomian Beberapa sektor menunjukkan kesiapan untuk memenuhi
meningkat, tercermin pada uang beredar dalam arti peningkatan permintaan khususnya sektor Komoditas dan
sempit (M1) dan luas (M2) pada Desember 2021 yang Manufaktur. Bank Indonesia terus memperkuat sinergi
tumbuh meningkat masing-masing sebesar 17,9% (yoy) kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lainnya di
dan 13,9% (yoy). Pertumbuhan uang beredar tersebut sektor keuangan untuk mendorong peningkatan kredit
terutama didukung oleh berlanjutnya ekspansi fiskal dan dan pembiayaan perbankan kepada dunia usaha,
peningkatan kredit perbankan. terutama dari sisi permintaan sejalan dengan
meningkatnya kegiatan ekonomi.
Suku bunga perbankan terus mengalami penurunan
didukung oleh suku bunga kebijakan moneter yang tetap Bank Indonesia akan melanjutkan akselerasi digitalisasi
rendah, likuiditas yang longgar dan persepsi risiko yang sistem pembayaran untuk mendorong pemulihan
membaik. Di pasar uang dan pasar dana, suku bunga ekonomi serta ekonomi dan keuangan yang inklusif dan
PUAB overnight dan suku bunga deposito 1 bulan efisien. Transaksi ekonomi dan keuangan digital
perbankan telah menurun, masing-masing sebesar 25 bps berkembang pesat seiring meningkatnya akseptasi dan
dan 131 bps sejak Desember 2020 menjadi 2,79% dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan
2,96% pada Desember 2021. Di pasar kredit, suku bunga dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta
kredit baru melanjutkan tren penurunan sejalan dengan akselerasi digital banking. Pada Januari 2022, nilai
penurunan Harga Pokok Dana untuk Kredit dan perbaikan transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 66,65% (yoy)
persepsi risiko perbankan, di tengah aktivitas ekonomi mencapai Rp34,6 triliun dan nilai transaksi digital banking
dan mobilitas masyarakat yang meningkat. Bank meningkat 62,82% (yoy) menjadi Rp4.314,3 triliun. Nilai
Indonesia memandang peran perbankan dalam transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu
penyaluran kredit/pembiayaan termasuk melalui debet, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan
penurunan suku bunga kredit dapat ditingkatkan guna 14,39% (yoy) menjadi Rp711,2 triliun. Selanjutnya
semakin mendorong pemulihan ekonomi nasional. transaksi QRIS terus meningkat sejalan dengan akseptasi
masyarakat, baik nominal maupun volume, masing-
Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan
masing meningkat sebesar 290% (yoy) dan 326% (yoy).
intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan secara Bank Indonesia terus mendorong inovasi sistem
bertahap. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy
pembayaran serta menjaga kelancaran dan keandalan
Ratio / CAR) perbankan Desember 2021 tetap tinggi
sistem pembayaran. Bank Indonesia mendorong kepada
sebesar 25,67%, dan rasio kredit bermasalah (Non
peserta BI-FAST untuk melakukan perluasan layanan BI-
Performing Loan / NPL) tetap terjaga, yakni 3,00% (bruto)
FAST dan melanjutkan pengembangan BI-FAST fase 1
dan 0,88% (neto). Intermediasi perbankan terus membaik
tahap 2. Di samping itu, Bank Indonesia akan melanjutkan
dengan pertumbuhan kredit sebesar 5,24% (yoy) pada
uji coba QRIS antarnegara dengan Thailand dan Malaysia
Desember 2021. Permintaan kredit terus mengalami
serta menjajaki perluasan kerja sama QRIS antarnegara di
perbaikan sejalan dengan meningkatnya aktivitas
kawasan. Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi
korporasi dan rumah tangga. Sementara itu dari sisi dan kolaborasi dengan Kementerian/Lembaga untuk
penawaran, standar penyaluran kredit terus melonggar
akselerasi Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah
khususnya untuk kredit investasi dan modal kerja, seiring
(P2DD). Di sisi tunai, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD)
dengan menurunnya persepsi risiko kredit. Pertumbuhan pada Januari 2022 meningkat 10,21% (yoy) mencapai
kredit UMKM juga meningkat didorong oleh
Rp885,2 triliun. Bank Indonesia akan melanjutkan
meningkatnya permintaan sejalan dengan pemulihan
Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022 untuk memastikan
aktivitas dunia usaha serta dukungan program
ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas yang terjaga di
Pemerintah. Pemulihan kinerja korporasi diprakirakan
seluruh wilayah NKRI dan memperkuat edukasi Rupiah.
berlanjut, yang tercermin dari berlanjutnya perbaikan

• Februari 2022 4
BAB 2

Respons Kebijakan
Bank Indonesia
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 9-10 2. Mempertegas normalisasi kebijakan likuiditas yang
Februari 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI diumumkan pada tanggal 20 Januari 2022 melalui
7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah sebagai berikut:
bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga
a. Kenaikan secara bertahap GWM Rupiah untuk
Lending Facility sebesar 4,25%. Keputusan ini sejalan
dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan BUK (Bank Umum Konvensional) yang saat ini
terkendalinya inflasi, serta upaya untuk tetap mendorong sebesar 3,0% dengan pemenuhan secara rata-
pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal yang rata dan 0,5% secara harian menjadi sebagai
meningkat. Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan berikut:
bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan i. Berlaku mulai 1 Maret 2022, GWM dinaikkan
mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut, melalui 1,5%, sehingga menjadi 5,0% dengan
berbagai langkah sebagai berikut. pemenuhan seluruhnya secara rata-rata.
Bank yang memenuhi kewajiban GWM
1. Memperkuat kebijakan nilai tukar Rupiah untuk
tersebut akan mendapatkan remunerasi
menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan
sebesar 1,5% terhadap pemenuhan GWM,
mekanisme pasar dan fundamental ekonomi;
dengan bagian yang diperhitungkan untuk
mendapatkan remunerasi sebesar 4,0% dari
DPK;

5 • Februari 2022
ii. Berlaku mulai 1 Juni 2022, GWM dinaikkan 3. Memberikan insentif bagi bank-bank yang
1%, sehingga menjadi 6,0% dengan menyalurkan kredit/pembiayaan kepada sektor
pemenuhan seluruhnya secara rata-rata. prioritas dan UMKM dan/atau memenuhi target
Bank yang memenuhi kewajiban GWM RPIM berupa pelonggaran atas kewajiban
tersebut akan mendapatkan remunerasi pemenuhan GWM Rupiah rata-rata sampai dengan
sebesar 1,5% terhadap pemenuhan GWM, sebesar 1%, mulai berlaku 1 Maret 2022;
dengan bagian yang diperhitungkan untuk
4. Memperkuat kebijakan transparansi suku bunga
mendapatkan remunerasi sebesar 5,0% dari
dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman
DPK;
perbandingan spread suku bunga kredit perbankan
iii. Berlaku mulai 1 September 2022, GWM terhadap negara kawasan;
dinaikkan 0,5%, sehingga menjadi 6,5%
dengan pemenuhan seluruhnya secara rata- 5. Meningkatkan limit transaksi QRIS dari semula Rp5
juta menjadi Rp10 juta per transaksi, berlaku sejak 1
rata. Bank yang memenuhi kewajiban GWM
Maret 2022 untuk mendorong konsumsi masyarakat
tersebut akan mendapatkan remunerasi
dalam rangka mendukung percepatan pemulihan
sebesar 1,5% terhadap pemenuhan GWM,
dengan bagian yang diperhitungkan untuk ekonomi nasional;
mendapatkan remunerasi sebesar 5,5% dari 6. Memperluas penggunaan Local Currency Settlement
DPK; (LCS) sebagai sarana untuk penyelesaian transaksi
perdagangan dan investasi bilateral dengan negara-
b. Penyesuaian secara bertahap GWM Rupiah
negara mitra utama, khususnya Asia;
untuk BUS (Bank Umum Syariah) dan UUS (Unit
Usaha Syariah) yang saat ini sebesar 3,0% dengan 7. Memperkuat kebijakan internasional dengan
pemenuhan secara rata-rata dan 0,5% secara memperluas kerja sama dengan bank sentral dan
harian menjadi sebagai berikut: otoritas negara mitra lainnya, fasilitasi
penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan
i. Berlaku mulai 1 Maret 2022, GWM dinaikkan
0,5%, sehingga menjadi 4,0% dengan bekerja sama dengan instansi terkait, serta bersama
pemenuhan seluruhnya secara rata-rata. Kementerian Keuangan menyukseskan 6 (enam)
Bank yang memenuhi kewajiban GWM agenda prioritas jalur keuangan Presidensi Indonesia
tersebut akan mendapatkan pemberian pada G20 tahun 2022.
(‘athaya) sebesar 1,5% terhadap pemenuhan Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan
GWM, dengan bagian yang diperhitungkan dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem
untuk mendapatkan pemberian (‘athaya) Keuangan (KSSK) dalam rangka akselerasi vaksinasi dan
sebesar 3% dari DPK; pembukaan sektor-sektor ekonomi, koordinasi fiskal dan
moneter, mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia
ii. Berlaku mulai 1 Juni 2022, GWM dinaikkan
usaha pada sektor-sektor prioritas, untuk menjaga
0,5%, sehingga menjadi 4,5% dengan
stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta
pemenuhan seluruhnya secara rata-rata.
Bank yang memenuhi kewajiban GWM mendorong pemulihan ekonomi nasional.
tersebut akan mendapatkan pemberian
(‘athaya) sebesar 1,5% terhadap
pemenuhan GWM, dengan bagian yang
diperhitungkan untuk mendapatkan
pemberian (‘athaya) sebesar 3,5% dari DPK;

iii. Berlaku mulai 1 September 2022, GWM


dinaikkan 0,5%, sehingga menjadi 5%
dengan pemenuhan seluruhnya secara rata-
rata. Bank yang memenuhi kewajiban GWM
tersebut akan mendapatkan pemberian
(‘athaya) sebesar 1,5% terhadap pemenuhan
GWM, dengan bagian yang diperhitungkan
untuk mendapatkan pemberian (‘athaya)
sebesar 4% dari DPK;

• Februari 2022 6
Ekonomi global tumbuh sesuai prakiraan meski masih dibayangi risiko yang bersumber dari
kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron, percepatan normalisasi kebijakan moneter di beberapa
bank sentral, dan meningkatnya tensi geopolitik
Pertumbuhan PDB Dunia PMI Global
Negara 2019 2020 2021* 2022*

Dunia 2.8 -3.1 5.7 4.4


Negara Maju 1.7 -4.5 5.1 3.8
Amerika Serikat 2.3 -3.4 5.7 3.8
Kawasan Eropa 1.5 -6.3 5.2 4.2
Jepang 0.0 -4.6 1.9 2.7
Negara Berkembang 3.7 -2.1 6.1 4.8
Tiongkok 6.0 2.3 8.1 5.2
India 4.8 -7.1 9.0 8.2
ASEAN-5 4.9 -3.4 3.9 5.4
Amerika Latin 0.1 -7.0 5.1 2.8
Negara Berkembang Eropa 2.5 -2.0 4.7 3.7
Timur Tengah & Asia Tengah 1.5 -2.8 4.1 3.8

Indeks Keyakinan Konsumen Penjualan Eceran Global

Volume Perdagangan dan PDB Dunia Harga Komoditas Ekspor Indonesia

2020 2021 2022


KOMODITAS 2018 2019
Q1 Q2 Q3 Q4 2020 Q1 Q2 Q3 Q4 ytd
Tembaga 6.7 -7.8 -7.8 -12.3 11.8 21.6 3.3 50.3 80.3 44.3 33.1 5.2
Batu Bara 2.5 -8.6 -8.0 -28.2 -27.9 -9.8 -18.5 19.5 92.8 203.9 204.7 18.3
CPO -19.2 -2.3 33.3 14.0 35.5 34.9 29.4 47.1 84.6 60.4 53.0 24.9
Karet -16.8 12.4 -18.6 -22.7 3.8 36.4 -0.3 37.7 42.7 6.6 -11.2 7.7
Nikel 27.8 7.0 3.8 0.0 -8.1 3.9 -0.1 37.9 41.4 33.7 23.0 23.0
Timah 0.5 -7.5 -17.2 -20.4 3.1 12.6 -5.5 46.1 86.1 91.1 101.2 38.0
Aluminium 7.4 -14.1 -5.8 -15.9 -2.6 9.8 -3.7 22.9 57.7 52.2 43.0 28.2
Kopi -15.4 -11.8 14.8 -2.8 2.9 -3.4 3.0 6.7 39.0 55.2 91.4 45.8
Lainnya 1.2 -0.7 -2.1 -5.6 -4.9 -4.5 -4.3 0.3 7.6 3.9 4.0 3.9
Indeks Harga Komoditas
-2.8 -3.0 1.5 -10.4 -1.7 7.5 -0.8 23.7 58.5 79.5 76.5 15.2
Ekspor Indonesia
Minyak (Brent)** 71 64 51 31 43 45 42 61 69 73 79 83

7 • Februari 2022
Indeks Ketidakpastian Global Yield UST 10Y dan JGB 10Y serta Indeks Saham AS

Persepsi Risiko Negara Berkembang dan Indonesia Aliran Modal ke Negara Berkembang

Momentum perbaikan ekonomi nasional berlanjut pada 2022


Pertumbuhan PDB Domestik dan Komponen Berdasarkan Pertumbuhan PDB Domestik dan Komponen Berdasarkan
Pengeluaran Lapangan Usaha
2020 2021
Komponen 2019 2020 2021
I II III IV I II III IV
Konsumsi Rumah Tangga 5.04 2.83 -5.52 -4.05 -3.61 -2.63 -2.21 5.96 1.02 3.55 2.02
Konsumsi Lembaga Nonprofit
10.62 -4.99 -7.78 -1.92 -2.09 -4.25 -3.69 3.99 2.79 3.29 1.59
Melayani Rumah Tangga
Konsumsi Pemerintah 3.27 3.80 -6.92 9.79 1.79 1.96 2.55 8.06 0.62 5.25 4.17
Investasi (PMTDB) 4.45 1.70 -8.61 -6.52 -6.17 -4.96 -0.21 7.52 3.76 4.49 3.80
Investasi Bangunan 5.37 2.76 -5.26 -5.60 -6.63 -3.78 -0.74 4.36 3.36 2.48 2.32
Investasi Nonbangunan 1.83 -1.46 -18.62 -9.16 -4.76 -8.44 1.44 18.50 4.96 10.40 8.42
Ekspor -0.48 0.17 -12.43 -13.04 -6.89 -8.14 6.94 31.50 29.16 29.83 24.04
Impor -7.13 -5.44 -20.74 -24.49 -15.83 -16.72 4.41 31.84 29.95 29.60 23.31
PDB 5.02 2.97 -5.32 -3.49 -2.17 -2.07 -0.70 7.07 3.51 5.02 3.69

• Februari 2022 8
PDB Spasial Triwulan IV 2021 Indeks Ekspektasi Konsumen

Nilai Tukar Petani Indeks Job Vacancy

Penjualan Eceran Penjualan Online

9 • Februari 2022
Realisasi Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Ekspor Nonmigas
2020 2021 2022
% Realisasi Realisasi
RINCIAN Realisasi APBN APBN
terhadap s.d. Desember 2021
(Rp Triliun) (Rp Triliun) (Rp Triliun)
PERPRES 72 (Rp.Triliun)

A. Pendapatan Negara dan Hibah 1,647.8 96.9% 1,743.6 2,009.6 1,846.1


I. Penerimaan Dalam Negeri 1,629.0 95.9% 1,742.7 2,005.1 1,845.6
1. Penerimaan Perpajakan 1,285.1 91.5% 1,444.5 1,546.8 1,510.0
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 343.8 116.9% 298.2 458.3 335.6
II. Hibah 18.8 1448.7% 0.9 4.5 0.6
B. Belanja Negara 2,595.5 94.8% 2,750.0 2,773.6 2,714.2
I. Belanja Pemerintah Pusat 1,833.0 92.8% 1,954.5 1,987.9 1,944.5
1. Belanja Pegawai 380.5 94.3% 421.1 387.7 426.5
2. Belanja Barang 422.3 154.6% 362.5 529.6 339.7
3. Belanja Modal 190.9 139.0% 246.8 228.6 199.2
4. Pembayaran Kewajiban Utang 314.1 92.7% 373.3 343.5 405.9
5. Subsidi 196.2 102.2% 175.4 241.0 207.0
6. Belanja Hibah 6.3 123.7% 6.8 4.3 4.8
7. Bantuan Sosial 202.5 116.1% 161.4 173.6 147.4
8. Belanja Lainnya 120.0 26.6% 207.3 79.5 214.0
II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 762.5 99.8% 795.5 785.7 769.6
1. Transfer ke Daerah 691.4 99.8% 723.5 713.9 701.6
2. Dana Desa 71.1 99.9% 72.0 71.9 68.0
C. Keseimbangan Primer (633.6) (633.1) (420.5) (462.2)
D. Surplus/Defisit Anggaran (947.7) (1,006.4) (764.0) (868.0)
Surplus/Defisit Anggaran (%PDB) (6.1) (5.7) (4.5) (4.9)
Sumber: Kemenkeu

Ekspor Nonmigas ke Negara Tujuan Utama Ekspor Nonmigas Spasial

Impor Nonmigas Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur

• Februari 2022 10
Impor Barang Konstruksi

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan tetap baik dan nilai tukar Rupiah terjaga
di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat
Neraca Pembayaran Indonesia Neraca Perdagangan
Komponen (Miliar Dolar AS) 2020* 2021
2019
I II III IV Total I** II** III**
Transaksi Berjalan -30,3 -3,5 -2,9 1,0 0,8 -4,5 -1,1 -2,0 4,5
A. Barang 3,5 4,5 4,0 9,8 10,0 28,2 7,6 8,3 15,0
- Ekspor, fob 168,5 41,7 34,6 40,8 46,2 163,4 49,4 54,3 61,7
- Impor, fob -164,9 -37,2 -30,7 -31,0 -36,2 -135,1 -41,7 -46,0 -46,7
a. Non-migas 12,0 5,8 3,3 9,4 11,3 29,9 10,0 11,6 18,1
b. Migas -10,3 -2,6 -0,8 -0,7 -1,2 -5,4 -2,3 -3,1 -2,9
B. Jasa-jasa -7,6 -1,7 -2,1 -2,8 -3,1 -9,7 -3,4 -3,7 -3,6
C. Pendapatan Primer -33,8 -7,9 -6,2 -7,4 -7,4 -28,9 -6,7 -8,1 -8,3
D. Pendapatan Sekunder 7,6 1,7 1,4 1,4 1,4 5,9 1,4 1,5 1,4
Transaksi Modal dan Finansial 36,60 -2,99 10,96 0,89 -0,97 7,89 5,70 1,64 6,10
1. Investasi Langsung 20,5 4,3 4,5 1,0 4,3 14,1 4,4 5,3 3,3
2. Investasi Portofolio 22,0 -6,3 9,7 -2,0 2,0 3,4 4,9 4,0 1,1
3. Investasi Lainnya -6,1 -0,6 -3,4 1,9 -7,4 -9,6 -3,7 -7,7 1,5
Neraca Keseluruhan 4,7 -8,5 9,2 2,1 -0,2 2,6 4,1 -0,4 10,7
Memorandum :
- Cadangan Devisa 129,2 121,0 131,7 135,2 135,9 135,9 137,1 137,1 146,9
Dalam bulan impor dan pembayaran ULN Pemerintah 7,3 7,0 8,1 9,1 9,8 9,8 9,7 8,8 8,6
- Transaksi Berjalan (% PDB) -2,7 -1,3 -1,2 0,4 0,3 -0,4 -0,4 -0,7 1,5

Aliran Modal Asing Cadangan Devisa

11 • Februari 2022
Rupiah vs Negara Peers Suku Bunga Kebijakan Negara Peers

Inflasi tetap rendah dan mendukung stabilitas perekonomian


Inflasi IHK dan Komponen Ekspektasi Inflasi

Inflasi Daerah

• Februari 2022 12
Kondisi likuiditas tetap longgar, ketahanan sistem keuangan tetap terjaga, dan intermediasi
perbankan melanjutkan perbaikan secara bertahap
Quantitative Easing (QE) dan Pembelian SBN Uang Beredar dan AL/DPK
Untuk Pendanaan APBN

Suku Bunga Kebijakan BI dan PUAB O/N Suku Bunga Perbankan

Transmisi BI7DRR kepada SBDK Suku Bunga Kredit Baru Berdasarkan Kelompok Bank

13 • Februari 2022
Permodalan Industri Perbankan Rasio Kredit Bermasalah (NPL)

Perkembangan Kredit dan DPK

Bank Indonesia akan melanjutkan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong
pemulihan ekonomi serta ekonomi dan keuangan yang inklusif dan efisien
Nilai Transaksi Uang Elektronik Nilai Transaksi Digital Banking

• Februari 2022 14
Transaksi QRIS Uang yang Diedarkan

Volume Transaksi Digital Banking Nilai Transaksi ATM/D dan Kartu Kredit

15 • Februari 2022
• Februari 2022 16

Anda mungkin juga menyukai