Anda di halaman 1dari 6

BAGIAN – 5

NERACA BANK
TUJUAN Diharapkan siswa mampu menjelaskan konsep tentang
PEMBELAJARAN UMUM Neraca Bank

TUJUAN Setelah selesai mempelajari bagian ini saudara diharapkan


PEMBELAJARAN dapat :
KHUSUS 1. Menjelaskan tentang neraca bank
2. Menjelaskan tentang dasar operasi Bank

PENDAHULUAN Untuk mempermudah pemahaman bagaimana bank


beroperasi, perlu dipahami bentuk neraca bank yaitu daftar
yang memuat mengenai kekayaan (asset) dan kewajiban dan
modal bank.

Total Asset = Total Pasica (Kewajiban + Modal)

Neraca bank menggambarkan sumber-sumber dana dan


penggunaan dana bank. Bank mendapat dana dengan cara
menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito berjangka,
kemudian mengalokasikannya dengan memberi pinjaman
atau membeli surat-surat berharga. Bank memperoleh
pendapatan dari bunga kredit atau surat-surat berbarga. Agar
bank mendapatkan marjin, maka tingkat bunga kredit harus
lebih tinggi dari biaya yang dibayarkan kepada pemilik dana.
Penyaluran dana dalam bentuk kredit mendominasi asset
bank. Sementara dana masyarakat merupakan sumber utama
dana bank terutama daiam bentuk giro, tabungan dan
deposito berjangka.
Untuk memberikan ilustrasi mengenai neraca bank, di bawah
ini merupakan komposisi neraca bank umum berdasarkan
persentase tertimbang masing-masing pos utama neraca dari
total:

Tabel 5.1. Neraca Bank Umun (% dari Total)


Pos Aktiva (ASSET) % Pos Kewajiban & Ekuitas %
Kas 0.5 KEWAJIBAN + MODAL:
Giro pd Bank Indonesia 4.0 Giro 7.8
Giro pd Bank lain 0.5 Kewjiban segera lainnya 15.2
Penempatan pd Bank lain 13.9 Tabungan 8.4
Surat-surat berharga 3.8 Deposito berjangka 44.6
Kredit yg diberikan 70 Sertifikat deposito 10.3
Penyertaan 3.7 Surat berharga yg diterbitkan -
Biaya dibayar dimuka 0.8 Pinjaman yg diterima 6.4
Aktiva tetap 1.4 Pinjaman subordinasi -
Aktiva sewa guna usaha 0.2 Kewjiban lain 0.8
Aktiva lain-lain 1.2 ekuitas 6.5
jumlah 100 jumlah 100
POS AKTIVA Sisi neraca ini mencerminkan posisi kekayaan yang merupakan
hasil penggunaan dana bank dalam berbagai bentuk.
Penggunaan dana bank dilakukan berdasarkan prinsip prioritas.
Di samping itu kegiatan pengalokasian dana tersebut harus
memperhatikan ketentuan ketentu- an yang ditetapkan oleh
Bank Sentral sebagai otoritas moneter yang mengatur dan
mengawasi bank.
Alat Likuid
Prioritas pertama penggunaan dana bank dilakukan dalam
bentuk alat likuid baik yang tercermin dari jumlah Kas maupun
dalam Giro pada Bank Indonesia sebagai Bank Sentral.
Pengalokasian dana dalam pos ini semata-mata untuk
memenuhi semua penarikan dana yang dilakukan oleh
nasabah di samping untuk memenuhi ketentuan likuiditas
wajib minimum yang ditetapkan Bank Sentral. Ketentuan ini
sering disebut dengan reserve requirement atau cash ratio
yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari dana
masyarakat yang dihimpun bank.
Giro pada Bank Lain
Simpanan ini biasanya kepada bank-bank yang lebih besar
untuk memperoleh fasilitas jasa-jasa misalnya untuk
kebutuhan inkaso, transaksi val uta asing, UC dan pembelian
surat-surat berharga. Simpanan ini berkaitan dengan
pelayanan perbankan korespondensi.
Penempatan pada Bank Lain
Penempatan pada bank lain bisa dalam rangka transaksi
interbank call money, deposito berjangka, deposit on call dan
atau sertifikat deposito. Penggunaan dana dengan
menempatkannya di bank lain dimaksudkan untuk
peningkatan pendapatan atas dana-dana jangka pendek bank
yang belum digunakan atau menunggu penggunaannya..
Surat-surat Berharga
Pengalokasian dana dengan cara membeli surat-surat
berharga (sekuritas) pada dasamya dimaksudkan untuk
tujuan cadangan sekunder di samping untuk mengoptimalkan
keuntungan dengan memanfaatkan dana-dana yang idle.
Dana bank tersebut dapat digunakan untuk membeli sekuritas
jangka pendek biasanya instrumen pasar uang, antara lain
misalnya Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU), Promes atau Aksep (Prommisory Notes dan
Banker's Acceptance), wesel ekspor serta surat-surat
berharga lainnya. Kredit yang Diberikan
Penggunaan dana bank sangat didominasi dalam bentuk
penyaluran kredit. Secara umum portofolio kredit bank
berkisar 70% dari total volume usaha bank. Penyaluran kredit
tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja,
investasi dan keperluan kredit konsumtif nasabah.
Penyertaan
Merupakan penyertaan bank pada perusahaan lain yang
dilakukan dalam rangka upaya penyelamatan kredit yang
bermasalah. Penyertaan bank sebagai upaya penyelamatan
kredit (restructuring) ini bersifat semen tara dan harus
didivestasi setelah jangka waktu tertentu. Di samping itu bank
menurut ketentuan dapat pula melakukan penyertaan pada
lembaga keuangan sampai batas tertentu dari modal bank.
Biaya Dibayar Dimuka
Biaya yang dibayar dimuka adalah semua komponen biaya
yang harus dikeluarkan bank berkaitan dengan kelancaran
operasional bank, misalnya, uang sewa, premi asuransi, dan
sebagainya.
Aktiva Tetap
Semua kekayaan bank berupa aktiva tetap dan inventaris
misalnya tanah dan gedung dan inventaris lainnya tercermin
dalam Pos ini setelah diperhitungkan penyusutan. Bank tidak
diperkenankan menggunakan keseluruhan modalnya untuk
membiayai aktiva tetapnya, dibatasi sampai pada presentase
tertentu dari modal.
Aktiva Sewaguna Usaha
Yaitu akumulasi aktiva yang diperoleh dari sewaguna usaha
setelah dikurangi penyusutan.
Aktiva Lain-lain
Yaitu aktiva yang tidak digolongkan kedalam Pos di atas
misalnya emas, travelers, checkvaluta asing yang dibeli/diambil
alih, commemorative note atau coin, mata uang emas valuta
asing dan sebagainya.

POS KEWAJIBAN DAN Sisi kewajiban dan ekuitas (pasiva) neraca bank
mencerminkan kegiatan penghimpunan dana yang berasal
EKUlTAS dari berbagai sumber. Dana bank pada dasarnya berasal dari
masyarakat atau pihak ketiga dan modal bank itu sendiri
(ekuitas). Urut-urutan pos neraca bank disisi pasiva ini
menurut format yang ditetapkan Bank Indonesia sebagai
berikut :
Giro
Giro adalab simpanan yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana
perintab pembayaran lainnya atau dengan pemindabbukuan.
Giro ini terdiri dari rekening giro nasabab dan rekening giro
bank lainnya.
Kewajiban Segera Lainnya
Yaitu kewajiban yang segera barus dibayar antar lain kepada
pemerintab pusat atau Kantor Perbendabaraan dan Kas
Negara, transfer antarbank, interbank call money dan
travelers check valuta asing yang telah dijual.
Tabungan .
Yaitu simpanan yang penarikannya banya dapat dilakukan
menu rut syarat tertentu yang di sepakati tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek dan bilyet giro.
Deposito Berjangka
Yaitu simpanan yang penarikannya banya dapat dilakukan
pada waktu tertentu'berdasarkan perjanjian nasabab
penyimpan dengan bank.
Sertiflkat Deposito
Yaitu simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti
penyimpanannya dapat dipindah tangankan.
Surat Berharga yang Diterbitkan
Surat berharga yang diterbitkan bank dapat berupa surat
pengkuan utang atau promes, wesel dan obligasi.
Pinjaman yang Diterima
Yaitu semua pinjaman yang diterima bank antara lain
kewajiban kepada Bank Sentral berupa kredit likuiditas,
fasilitas diskonto, dan pinjaman dari bank lain
Pinjaman Subordinasi
Yaitu pinjaman yang diperoleh dari pihak terkait dengan bank
dan atau dari pihak lain yang memenuhi persyaratan tertentu,
misalnya jangka waktu dan persyaratan pencairan atau
pembayaran kembali sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia. Ekuitas
Ekuitas atau disebutjuga modal sendiri yang terdiri dari modal
disetor, agio, modal sumbangan, selisih penjabaran laporan
keuangan, selisih penilaian kembali aktiva tetap dan laba ditaha

DASAR-DASAR Operasi bank didasarkan pada suatu proses yang disebut


OPERASI BANK sebagai transformasi asset dengan mempertimbangkan faktor-
faktor likuiditas, risiko dan keuntungan. Transformasi asset
adalah proses pengalihan dana yang dihimpun bank dari
berbagai sumber, yang merupakan kewajiban bank, menjadi
kekayaan (asset) berupa persyaratan kredit, pembelian surat-
surat berharga, dan bentuk-bentuk asset lainnya.

Gambar Skema Dasar Operasi Bank

Untuk menjelaskan dasar-dasar operasi bank digunakan


iIustrasi sebagai berikut :

Tuan A membuka Rekening pada Bank Alpha dengan setor


tunai sebesar Rp 100.000. Oleh karena itu Bank Alpha
memiliki kewajiban dalam bentuk Giro sebesar Rp 100.000
dan dalam waktu yang sarna memiliki Kas yang disimpan
dibrankasnya sebesar Rp 100.000.

Transaksi tersebut terlihat dalam neraca sebagai berikut :


Bank Alpha
Aktiva Pasiva
Kas + 100.000 Giro +100.000

Apabila Tuan A menyetor dengan menggunakan cek atas


rekening pada bank lain, misalnya Bank Beta, maka neraca
Bank Alpha menjadi sebagai berikut

Bank Alpha
Aktiva Pasiva
Giro pd Bank Lain + 100.000 Giro +100.000
(bank Beta)

Selanjutnya atas cek yang diterima tersebut, Bank Alpha dapat


saja langsung menguangkan cek Tuan A tersebut pada Bank
Beta akan tetapi apabila kantor Bank Beta berada di kota lain
maka akan menimbulkan kesulitan, di sam ping memerlukan
waktu juga akan menambah biaya, maka Bank Beta dapat
menyetorkan cek tersebut di Bank Sentral atau melalui
mekanisme kliring. Atas dasar tersebut Bank Sentral akan
mendebet rekening Bank Beta yang ada di Bank Sentral dan
mengkredit rekening Bank Alpha. Dengan demikian posisi
neraca kedua bank sebagai berikut

Bank Alpha
Aktiva Pasiva
Giro pd Bank sentral + 100.000 Giro +100.000

Bank Beta
Aktiva Pasiva
Giro pd Bank Sentral + 100.000 Giro +100.000

Diasumsikan ketentuan likuiditas wajib minimum yang harus


dipelihara berupa saldo Giro pada Bank Sentral adalah 10%
dari jumlah dana pihak ketiga. Sisa dana setelah dikurangi
ketentuan saldo giro wajib minimum selanjutnya disalurkan
dalam bentuk kredit. Posisi neraca Bank Alpha akan terlihat
sebagai berikut:
Bank Alpha
Aktiva Pasiva
Giro pd Bank sentral + 100.000 Giro +100.000
Kredit yang diberikan +90.000

Bank Alpha dalam operasinya akan memperoleh keuntungan


karena mampu menghimpun dana jangka pendek kemudian
menyalurkannya dalam asset jangka panjang berupa kredit
dengan tingkat bunga yang lebih tinggi.

Proses transformasi asset ini sering disebut bahwa bank


melakukan bisnis "borrowing short and lending long". Misalnya,
bila bank memberikan kredit dengan tingkat bunga 20%, maka
bank akan memperoleh pendapatan hasil bunga Rp 18.000
dari kredit yang disalurkan dalam satu tahun. Apabila biaya
dana yang dibayarkan 12% dan biaya overhead 3%. Maka
bank akan
memperoleh keuntungan sebesar:

Pendapatan Bunga 20% x Rp 90.000,- Rp 18.000,-


Biaya Dana 12% x Rp 100.000,- =Rp 12.000,-
Biaya Overhead 3% x Rp 100.000,- =Rp 3.000,-
Rp 15.000,-
Keuntungan = Rp 3.000,-

Atau return on Asset = 3.000/100.000 x 100%= 3% p.a

SOAL PRAKTEK : Jawablah pertanyaan, pada buku Praktek dan dikumpulkan


setelah selesai.

Anda mungkin juga menyukai