FAKTOR YANG Kegiatan usaha bank sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
MEMPENGARUHI yang berasal dari dalam bank atau faktor internal dan bisa pula
MANAJEMEN BANK bersumber dari luar bank itu sendiri atau faktor eksternal.
Faktor internal
Faktor-faktor yang bersumber dari dalam bank antara lain
berkaitan dengan pengambilan kebijakan dan strategi
operasional bank misalnya :
struktur organisasi bank yang mempengaruhi proses
pengambilan keputusan dan kebijakan atau perencanaan
budaya kerja perusahaan (corporate culture)
filosofi dan gaya manajemen”konservatif atau agresif”
strategi segmentasi pasar dan jaringan kantor
ketersediaan sumber daya manusia dan penggunaan
teknologi
komitmen pemilik terhadap pengembangan usaha bank
Faktor eksternal
Faktor-faktor ekstemal meliputi faktor di luar kendali bank
yaitu :
kebijakan moneter
fluktuasi nilai tukar dan tingkat inflasi
volatilitas tingkat bunga
sekuritisasi
treasury management
globalisasi
persaingan antarbank maupun lembaga keuangan
nonbank
perkembangan teknologi
inovasi instrumen keuangan
RISIKO USAHA BANK Risiko usaha atau business risk bank merupakan tingkat
ketidakpastian mengenai pendapatan yang diperkirakan akan
diterima. Pendapatan dalam hal ini adalah keuntungan bank.
Semakin tinggi ketidakpastian pendapatan yang diperoleh
suatu bank, semakin besar kemungkinan risiko yang dihadapi
dan semakin tinggi pula premi risiko atau bunga yang
diinginkan.
Risiko kredit.
Risiko kredit atau sering pula disebut dengan default risk
merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan
nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari
bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditentukan atau dijadwalkan. Ketidakmampuan nasabah
memenuhi perjanjian kredit yang disepakati kedua pihak, secara
teknis keadaan tersebut merupakan default.
Risiko investasi.
Risiko investasi atau investment risk berkaitan dengan
kemungkinan terjadinya kerugian akibat suatu penurunan nilai
portfolio surat-surat berharga, misalnya obligasi dan
surat-surat berharga lainnya yang dimiliki bank. Penurunan nilai
surat-surat berharga tersebut bergerak berlawanan arah
dengan tingkat bunga umum. Bila tingkat bunga menurun,
hargaharga obligasi atau surat-surat berharga lainnya
mengalami kenaikan. Sebaliknya, kenaikan tingkat bunga
menyebabkan turunnya harga dari surat-surat berharga dan hal
ini berarti akan menurunkan pula nilai portfolio. Hubungan
antara tingkat bunga dengan harga surat berharga di pasar
modal memiliki korelasi negatif. Oleh karena itu dalam situasi
tingkat bunga yang berfluktuasi, bank akan menhadapi
kemungkinan risiko perubahan harga pasar atas portfolio in-
vestasinya. Aspek lain yang berkaitan dengan risiko investasi
adalah keadaan struktur pasar di mana sekuritas tersebut
diperdagangkan.
Risiko likuiditas.
Risiko likuiditas atau liquidity risk adalah risiko yang mungkin
dihadapi oleh bank untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya
dalam rangka memenuhi permintaan kredit dan semua
penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu. Masalah
yang mungkin timbul di sini adalah bank-bank tidak dapat
mengetahui dengan tepat kapan dan berapa jumlah dana yang
akan dibutuhkan atau akan ditarik oleh nasabah. Oleh karena
itu memperkirakan kebutuhan likuiditas merupakan masalah
yang cukup kompleks. Tugas manajer dana antara lain
melakukan perkiraan kebutuhan dan mencari cara bagaimana
memenuhi semua kebutuhan dana pada saat diperlukan.
Risiko operasional.
Efektifitas sistem, prosedur dan pengendalian dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya berpengaruh terhadap
'kelancaran jalannya operasi usaha dan tingkat pelayanan bank
kepada nasabah. Di samping itu adanya ketidak pastian
mengenai kegiatan usaha bank merupakan risiko operasional
bank yang bersangkutan. Risiko operasional bank antara lain
dapat berupa kemungkinan kerugian dari operasi bank bila
terjadi penurunan keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur
biaya operasional bank dan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa
dan produk-produk baru yang diperkenalkan.
Risiko penyelewengan.
Risiko penyelewengan atau penggelapan herkaitan dengan
kerugiankerugian yang dapat terjadi akihat ketidakjujuran,
penipuan atau moral dan perilaku yang kurang baik dari pejabat,
karyawan dan nasahah bank.
Untuk menghindari kecurangan-kecurangan tersehut bank-
bank saat ini telah mengembangkan sistem auditing intern untuk
mencegah dan menangkal penyelewengan internal, yang
dilakukan oleh pegawai dan pejabat bank, dan penyelewengan
eksternal, yang dilakukan oleh nasabah-nasabah bank,
misalnya dengan menggunakan on-line system di cabang-
cabang di samping program-program pelatihan bagi karyawan
bank.
Risiko fidusia.
Risiko fidusia atau fiduciary risk ini akan limbul apabila bank
dalam usahanya memberikan jasa dengan bertindak sebagai
wali amanat baik untuk individu maupun badan usaha. Secara
historis hubungan fidusia mengatur bahwa wali amanat atau
trustee, dalam hal ini bank, harus melaksanakan kegiatannya
secara konsisten disertai dengan kebijakan-kebijakan secara
sehat dan rasionaI. Simpanan dana kepada bank harus benar-
benar dikelola secara baik dengan tidak melakukan kegiatan
yang spekulatif dengan tetap memperhatikan keuntungan di
samping keamanan dari dana yang diinvestasikan tersebut.
Apabila bank mengalami kegagalan melaksanakan tugas
tersebut dianggap merupakan risiko kerugian bagi wali amanat.
Solvency risk.
Risiko yang terjadi disebabkan oleh ruginya beberapa asset
yang pada gilirannya menurunkan posisi modal bank. Modal
bank memberikan perlindungan terakhir terhadap terjadinya
insolvensi dan likuidasi bank. Fungsi utama modal bank adalah
melindungi deposan dari kerugian dengan menanggulangi
semua asset bank yang mengalami kerugian.
Risiko persaingan.
Produk-produk yang ditawarkan bank hampir seluruhnya
bersifat homogen, sehingga persaingan antar bank lebih
tcrfokus pada kemampuan bank memberikan pelayanan
kepada nasabah secara profesional dan paling baik.