Anda di halaman 1dari 3

Efek Pandemi : Fotografer Banting

Setir Jadi Content Creator


Sabtu, 10 April 2021

CIMAHI – Pandemi Covid-19 sudah satu tahun lebih melanda Indonesia, yang mana terus
menjadi kekhawatiran banyak orang di berbagai belahan dunia. Banyak hal yang berubah
semenjak adanya pandemi mulai dari kebiasaan hidup, pola makan, cara bergaul, sistem
pendidikan, ekonomi, bahkan dari segi pekerjaan pun berubah.

Raka Pratama (33) seorang fotografer yang sudah berkecimpung selama 11 tahun ini beralih
profesi menjadi content creator. “Sebenarnya semenjak pandemi tahun 2020 studio foto
tempat dimana saya kerja ditutup tidak lama setelah itu teman saya memberitahu lowongan
kerja menjadi content creator, karena kebutuhan jadi saya ambil pekerjaan ini,” ujarnya,
Sabtu (10/4/2021).
Sebelum menjadi content creator Raka juga sempat bekerja sebagai editor di salah satu toko
penjualan tas di Bandung. Karena merasa tidak cocok akhirnya ia resign dan memutuskan
untuk beralih menjadi content creator. Selama menjadi content creator banyak hal yang harus
dipikiran matang-matang mulai dari konsep, isi content dan makna apa yang ingin
disampaikan agar dapat menyajikan berbagai macam content yang menarik khususnya bagi
kaum millenial.

Lebih lanjut Raka menuturkan menjadi content creator tentunya tidak mudah harus mampu
menciptakan konsep baru terlebih selama pandemi. “Membuat content itu jangan cuma
content kacangan yang hanya memikirkan banyaknya jumlah penonton tetapi membuat
content harus memiliki makna yang bisa diambil oleh orang lain,” Ujarnya.

ia biasa membuat content seperti membuat tips and trik bagaimana membuat lagu, membahas
isu yang sedang ramai diperbincangkan dan sedang membangun sebuah karya podcast
bersama temannya yang isi dari podcast tersebut ingin memperkenalkan budaya khususnya
budaya sunda kepada milenial khususnya di Jawa Barat. 

Dalam membuat sebuah karya tentunya tidak lepas dari yang namanya ide dan gagasan.
Seorang content creator sudah pasti paham betul tentang ide dan gagasan yang ingin mereka
buat. Tapi ada kalanya seorang content creator kehabisan ide untuk membuat sebuah karya. 

"Saya sih kalau di visual suka cari dari berbagai platform media sosial biasanya saya cari
referensi di pinterest, instagram, atau postingan yang sedang ramai dibicarakan. Setelah
mendapat referensi saya melakukan ATM ( Amati - Tiru - Modifikasi) inti dari sebuah karya
itu adalah bagaimana cara kita memodifikasi sebuah karya yang sudah ada menjadi sesuatu
yang baru dan orang yang melihatnya bisa menilai bahwa karya yang kita hasilkan itu bukan
hasil jiplak karya sebelumnya." tambah Raka pada sesi wawancara (10/4/2021)" 

Setiap karya pastinya ada yang diterima maupun tidak oleh masyarakat. Oleh karena itu ia
menjelaskan bahwa dengan membuat content yang menarik dibutuhkan beberapa skill seperti
skill copy writing, editing, software, filming, fotografi agar bisa menarik minat masyarakat
khusunya kaum milenial.

"Selain harus mempunyai skil dan kemauan kita sebagai content creator harus memikirkan
headline yang tepat dan unik agar menarik daya tarik masyarakat khusunya kaum milenial,"
Ujarnya
Harapan ia tentunya saat pandemi seperti ini para content creator bisa bekerja sama lagi
dalam membangun sebuah karya yang lebih menarik dan tentunya mengandung isi dan
makna yang dapat diambl oleh semua orang. ‘‘Masa pandemi seperti ini harus menjadi ajang
bagi kita untuk tetap berkarya dan tetap memberikan yang terbaik bagi industri content
creator khususnya di Indonesia,’’ Ujarnya.

Anda mungkin juga menyukai