Anda di halaman 1dari 3

Membangun Media Sosial Bank Sulselbar untuk Meningkatkan Pemasaran Produk

Oleh: Fiqram Iqra Pradana


Cabang Syariah Mamuju

1. Pendahuluan
Penetrasi pengguna internet di Indonesia tercatat dalam survey Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia di tahun 2017 telah mencapai 54,68% dari total jumlah penduduk
Indonesia sekitar 262 juta jiwa. Angka yang sangat besar, ditambah fakta bahwa terjadi
peningkatan sekitar 3 kali lipat dibanding 8 tahun yang lalu.

Tercatat pengguna internet di sektor bisnis dan ekonomi adalah antara 37,82% - 45,14%
pengguna mencari informasi produk dan jasa serta mambantu pekerjaan. Dikabarkan
tahun ini sudah menyentuh angka 52%.

Tentunya, angka yang fantastis ini harus menjadi indikator bagi pelaku bisnis untuk
melakukan pendekatan secara digital pada bisnis, produk dan jasanya. Itulah mengapa
saat ini familiar dikenal sistem pemasaran melalui media sosial.

Pemasaran melalui media sosial adalah sebuah pemasaran yang dilakukan melalui pihak
ketiga yaitu website berbasis media sosial. Saat ini sudah banyak media sosial yang dapat
digunakan untuk pemasaran atau promosi sebuah produk dan jasa.

Media sosial yang sering digunakan untuk pemasaran atau promosi diantaranya
facebook, Instagram, Twitter, Tik Tok dan Youtube. Melalui media ini perusahaan atau
brand bisa melakukan promosi yang terstruktur dan tepat sasaran.

Bank Sulselbar sebagai bisnis perbankan, dua tahun belakangan ini sudah mulai
melakukan penetrasi ke arah media sosial marketing. Ditandai sudah memiliki beberapa
media sosial, diantaranya website official, akun instagram dan Youtube. Namun sangat
minim konten dan belum memiliki akun Tik Tok dan Facebook. Dua media sosial
dengan pengguna terbanyak.

2. Pembahasan

“Media sosial akan membantu Anda membangun loyalitas pelanggan Anda saat ini
hingga mereka bersedia, dan secara gratis memberi tahu orang lain tentang bisnis
Anda.” Bonnie Sainbury, Ahli Strategi Bisnis Digital dan Penasihat Pemasaran

Menurut saya untuk membangun sesuatu maka ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu
kualitas dan kuantitas. Membangun kualitas media sosial yang berkaitan dengan isi dari
konten media sosial dapat dilakukan dengan membuat tim kreatif pada divisi Human
Capital dan lebih sering mengadakan lomba untuk menampung ide. Membangun
kuantitas media sosial yang berkaitan dengan jumlah followers dengan cara berbayar dan
aktif melakukan kolaborasi dengan Influencer/selebgram.

1) Membangun Kualitas Media Sosial


Menurut saya, ada dua hal yang dapat dilakukan oleh bank Sulselbar yaitu pertama,
membentuk tim kreatif di divisi Human Capital yang saat ini belum ada. Fungsinya
memikirkan hal-hal kreatif diluar dari pelatihan internal untuk pegawai. Tim kreatif
itu ibarat seseorang yang melihat kereta api melalui helikopter (tampak sepenuhnya).
Menurut Yuval Noah Harari dalam bukunya yang berjudul 21 Adab untuk Abad 21
menyebutkan bahwa kerja-kerja kreatif adalah pekerjaan yang tidak dapat digantikan
oleh robot dan sangat penting ada dalam sebuah perusahaan agar tetap relevan dengan
zaman.

Kedua, lebih sering mengadakan lomba untuk menampung ide. Baik lombanya
dilakukan secara internal (dilingkunp bank Sulselbar) maupun dibuka secara umum,
hal itu sangat baik. Program “IDEKU’ yang saat ini dilakukan dan beberapa event
lomba lainnya bisa dijadikan sebagai bahan untuk mengisi konten media sosial.
Beberapa pegawai yang berbakat bisa diajak join untuk masuk dalam tim kreatif bank
Sulselbar. Yakin deh dengan cara ini, pegawai milenial bank Sulselbar yang kreatif
bakal merasa tersalurkan bakatnya.

2) Membangun Kuantitas Media Sosial


Kuantitas media sosial berkaitan dengan jumlah followers dan jangkauan pengguna.
Menurut saya ada dua cara untuk meningkatkan hal tersebut. Pertama, menggunakan
jasa berbayar yang disediakan oleh masing-masing media sosial. Di facebook ada
jasa facebook ads, Instagram ada Instagram bisnis, youtube juga menawarkan jasa
untuk meningkatkan jangkauan pengguna. Tiktok juga menawarkan jasa professional
untuk meningkatkan jangkauan pengguna.

Kedua, melakukan kolaborasi dengan Influencer/selebgram. Isi konten bisa


memanfaatkan selebgram untuk meningkatkan followers. Untuk Instagram bisa
menjadikannya sebagai host untuk mengisi Instagram live atau konten podcast
youtube. Atau membuat web series untuk konten youtube dengan menyisipkan produk
bank Sulselbar. Saat ini bank Sulselbar sudah melakukan hal tersebut cuma menurut
saya perlu diperbanyak lagi. Kantor pusat bisa kok dibuatkan studio podcast. Jika
bank sulsebar memiliki viewers yang banyak, menurut saya hal ini akan menghemat
pengeluaran pada biaya promosi iklan produk.

3. Penutup

“If your business is not on the internet, then your business will be out of business.” Bill
Gates, Founder of Microsoft

Seperti judul diatas saya pribadi berpendapat, jika media sosial Bank Sulselbar ramai dan
menjangkau banyak pengguna, maka hal itu sangat memudahkan dalam proses
pemasaran produk. Bank Sulselbar yang menerapkan sistem Top Down dalam
penyebaran informasi (dari Pusat ke cabang-cabang) membuat makin mudahnya untuk
membangun media sosial.

Kedekatan personal yang dilakukan oleh pegawai bank sulselbar kepada nasabah untuk
loyal menggunakan produk bank sulselbar, sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun saat
ini kita dihadapkan pada perkembangan zaman yang bisa jadi cara yang kita lakukan saat
ini pada sepuluh tahun kedepan sudah ketinggalan zaman. Maka dari itu kita pelan-pelan
harus naik kelas untuk memahami dan mengambil bagian dalam percaturan bisnis masa
depan.
4. Daftar Rujukan

1) David Stillman & Jonah Stillman, Generasi Z: Memahami Karakter Generasi Baru
yang Akan Mengubah Dunia Kerja, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2018.
2) Jefferly Helianthusonfri, Belajar Social Media Marketing, Elex Media Komputindo,
Jakarta, 2019.
3) Rhenal Kasali, The Great Shifting, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2018.
4) Rhenal Kasali, Distrupsion, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2017.
5) Yuval Noah Harari, 21 Lessons (21 Adab untuk Abad 21), Globalindo, Manado,
2018.
6) Beberapa situs internet.

Anda mungkin juga menyukai