Anda di halaman 1dari 9

Pelatihan

Goal
SettinG
dan Media
SoSial
“RUtaS”
dinPeRMa
deS BPKB
MRanGGen
lUlU MaUlida aMRy (Kel. 3)
15000120140210
Latar Belakang
BPKB Mranggen merupakan instansi yang dibawahi oleh
Dinpermades kabupaten Demak. Instansi ini merupakan instansi
yang bergerak pada pelayanan, pelatihan, dan penyuluhan
mengenai KB, keluarga, balita dan baduta, remaja dan kesehatan
reproduksi, dan pencegahan serta penurunan angka stunting.
Hasil dari asesmen yang dilakukan berupa wawancara, observasi,
dan training need analysis. Berdasarkan hasil asesmen dapat
disimpulkan bahwa meskipun BPKB Mranggen memiliki media
sosial tetapi pengelolaan media sosial dan konten yang diberikan
masih belum maksimal. Desain yang tidak konsisten, tidak
memiliki caption dan tagar yang sesuai, serta pengunggahan yang
tidak teratur menyebabkan promosi yang seharusnya dapat
menjangkau seluruh masyarakat pengguna media sosial dan
meningkatkan branding instansi menjadi kurang maksimal.
Untuk itu, maka direncanakan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan pengelolaan dan pembuatan konten media sosial
bagi staf BPKB Mranggen.

Landasan Teori
B2B Marketing adalah transaksi yang dilakukan secara
elektronik maupun fisik dan terjadi antara enititas bisnis satu ke
yang lainnya. B2B merupakan penjualan produk atau jasa yang
dijadikan bisnis tersebut dan diperuntukkan untuk bisnis lain,
bukan kepada konsumen. B2B dengan toko daring melibatkan
penjualan produk dan layanan antar perusahaan.
Menurut Antony Mayfield (Purbohastuti,2017) media
sosial merupakan media yang penggunanya mudah berpartisipasi,
berbag dan menciptakan peran, blog, jejaring sosial, forum maya
dan dunia virtual. Sementara menurut Andreas Kaplan dan
Michael Haenlien media sosial adalah sebuah kelompk aplikasi
berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan
teknologi Web 2.0 dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran
user generated content. Media sosial berfungsi untuk memperluas
interaksi sosial manusia menggunakan internet dan teknologi
web, mentransformasikan praktik komunikasi menjadi banyak
orang ke banyak orang, dan mentransformasi peran manusia dari
pemngguna isi pesan menjadi pembuatnya (Purbohastuti,2017).

Media Social marketing merupakan pasar di dalam dunia


maya yang dibentuk dari keterlibatan masyarakat dalam kegiatan
pemasaran yang dilakukan secara daring (Salvatore, 2005;
Sulistyo dkk., 2020). Pemasaran sosial media melibatkan
komunikasi dua arah diantara produsen dan konsumen secara
daring yang mempengaruhi kesadaran, memperbaiki citra,
maupun menciptakan suatu produk, baik berbentuk barang
maupun jasa yang dapat dijual ke masyarakat (Kotler &Keller,
2009; Sulistyo dkk., 2020). Media sosial marketing ini
merupakan tambahan terbaru dalam kegiatan pemasaran
khususnya digunakan sebagai wadah komunikasi pemasaran
terpadu. Komunikasi terpadu merupakan prinsip organisasi yang
terhubung dengan pasar sasaran dimana kegiatan yang dilakukan
meliputi penjualan, hubungan masyarakat, periklanan, dan lain
sebagainya (Mangold & Faulds, 2009; Sulistyo dkk., 2020).
Content marketing dapat didefinisikan sebagai membuat,
mendistribusikan, dan menyebarkan konten yang relevan,
menarik, dan berjangka waktu untuk menarik konsumen pada
poin tertentu dalam proses penilaian pembelian, seperti
mendukung untuk berpindah pada sebuah hasil bisnis. Konten
sebagai kunci merupaka informasi yang terdiri atas informasi
melalui pemasar yang bertujuan untuk membantu pelanggan dan
bertujuan untuk membantu pelanggan. Dalam praktiknya
menyampaikan konten melalui aktivitas pada situs web ternama
atau lingkungan fisik mealui tatap muka.

Proses Penyusunan Rancangan


Setelah melakukan asesmen, dilakukan pula analisis data
dan studi dokumen, serta membandingkan dengan media sosial
instansi dengan taraf yang setara. Dapat disimpulkan bahwa
terdapat urgensi untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan
media sosial dan pembuatan konten yang menarik. Salah satu
penelitian oleh Rohmah dkk (2020) dimana media sosial berperan
sangat aktif dalam mempromosikan konten dan membranding
konten edukasi yang dibuat untuk masyarakat.
Setelah menganalisis hasil asesmen dan menentukan
intervensi yang akan dilakukan. dilanjutkan dengan penyusunan
dan pembuatan modul dengan bentuk booklet. Materi yang
dimasukkan ke dalam modul tersebut adalah, materi mengenai
goal setting dimulai dari definisi goals setting, 4 langkah
membuat goal setting, langkah-langkah goal setting
menggunakan model SMART, serta contoh pembuatan tujuang
dengan model SMART. Lalu, materi selanjutnya membahas
mengenai jenis-jenis konten di media sosial dimulai dari konten
foto, video, dan beberapa foto, jadwal rutin beserta contohnya,
pentingnya penggunaan tagar atau hastag, cara membuat caption
dan mengapa caption yang menarik itu penting dalam
meningkatkan konten media sosial, template caption beserta salah
satu contohnya dengan mengambil salah satu post instagram
BPKB Mranggen, tata cara mendesain feeds atau postingan di
media sosial, langkah-langkah membut feeds melalui canva, serta
template canva yang dapat digunakan oleh staf di BPKB
Mranggen. Desain booklet ini dibuadengan model profesional
dan dominan biru mengikuti keinginan para staf saat mengisi
kuesioner TNA.
selain menyusun materi booklet proses yang dilaksanakan
lainnya, adalah membuat materi untuk pelatihn, baik materi
dalam bentu PPT serta materi yang akan dijelaskan selama
pelatihan. secara umum materi utamanya mirip dengan materi
dalam booklet tetapi ditambah dengan materi desain canva dari
awal hingga mengunduh hasil desain, dan materi mengenai laman
untuk mengenerasikan tagar serta mengecek apakah tagar itu
populer atau tidak.
Penyusunan intervensi berupa pelatihan RUTAS yang
terdiri atas pelatihan goal setting yang merupakan bagian dari
analisis pengembangan organisasi dan media sosial sebagai
bagian marketing. Fokus dalam media sosial ini adalah
meningkatkan pemahaman dan keterampilan pembuatan konten
yang menarik serta pengelolaan media sosial BPKB Mranggen.
Ditambah dengan penyusunan pretest dan posttest, pembuatan
rundown, serta pembagian tugas seperti pemberi materi, MC,
operator, dan dokumentasi untuk pelaksanaan pelatihan nantinya.

Output Rancangan
Pelatihan, yang dilaksanakan pada Jumat 12 Mei 2023
selama 1 jam 20 menit. pelatihan ini dihadiri oleh seluruh staf
BPKB Mranggen dengan dua materi utama yaitu goal setting dan
media sosial. Goal setting terdiri atas definisi goal setting,
langkah-langkah membuat goal setting, model SMART atau
specific dimana tujuan yang ingin dicapai haruslah spesifik dalam
satu hal tidak boleh abu-abu atau tidak memiliki kegiatan yang
jelas, measurable atau terukur dimana seluruh tujuan yang ingin
dicapai harus dapan diukur, achievable atau dapat tercapai,
relevant yaitu sejalan atau relevan dengan tujuan utama
organisasi, dan timely atau berjangka waktu tertentu dalam
penyelesaiannya. Materi kedua yaitu media sosial membahas
mengenai pentingnya media sosial, jenis konten, pembuatan
desain instagram beserta pelatihannya, pentingnya caption,
kegunaan tagar serta membuat tagar yang menarik, mengecek
kepopuleran tagar, serta melihat perkembangan akun media sosial
melalui dashboard profesional. Pelatihan canva dilakukan
dimulai dari membuka canva, membuat desain awal, memilih
template atau membuat desain sendiri, mencari elemen, hingga
mengunduh desain yang telah dibuat. Terdapat beberapa materi
tambahan dadakan yang diberikan seperti fungsi canva untuk
membuat desain yang lain, serta membuat twibon untuk
keperluan instansi.
modul dalam bentuk buklet, modul pelatihan yang bernama
Rutas atau rutinitas tanpa batas ini berisikan mengenai materi dari
pelatihan yang dilakukan. Booklet ini ditujukan agar para staf
tetap dapat mengetahui dan mengingat kembali apa saja yang
telah dipelajari selama pelatihan.
Template, merupakan template media sosial yang dapat
dijadikan pertimbangan bagi staf BPKB Mranggen untuk dipakai
dalam media sosialnya.

Keterbatasan/Kendala
Saat melakukan proses asesmen, tidak semua staf mau
diwawancarai dan mau mengisi TNA. setelah melakukan
pengecekan pada wawancara dan TNA terdapat satu staf yang
menolak untuk diwawancara dan hasil dari TNA terdapat 1 staf
yang tidak mengisi.
Pada saat proses intervensi, terlihat bahwa tidak semua staf
memiliki antusias untuk mengikuti praktik pelatihan, seperti
praktik menyusun goal setting dan praktik mengoperasikan
software desain serta ada peserta yang tidak mengisi evaluasi atau
posttest. Beberapa peserta hanya melihat dan mengamati
pelatihan dan membuka website yang diberikan tetapi tidak
melakukan arahan yang diberikan.

Solusi
Penyampaian materi bisa dilakukan dengan lebih menarik
dan interaktif agar peserta merasa tidak bosan serta materi yang
disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh peserta. Selain itu,
praktik pelatihan sebaiknya setiap anak dalam kelompok
mengajarkan masing-masing staf karena jumlah staf hanya terdiri
atas 5 orang dan anggota kelompok juga berjumlah sama
sehingga memungkinkan untuk melatih secara perorangan.

Kesimpulan
Pentingnya media sosial sebagai sarana promosi dan
marketing program, produk, hingga layanan dan informasi
membuat banyak instansi yang mulai mengembangkan media
sosial mereka dan membuat konten yang menarik. Tetapi
dikarenakan keterbatasan kompetensi dan kuantitas SDM di
BPKB Mranggen membuat kurangnya pengelolaan dan
pengembangan media sosial. Sehingga akun media sosial yang
seharusnya dapat dijadikan sarana untuk branding dan promosi
secara gratis tidak termanfaatkan. Untuk itu pelatihan RUTAS ini
dilakukan, serta hasilnya mendapat respon positif dari seluruh
staf. Sehingga dapat disimpulkan pelatihan RUTAS mengenai
goal setting dan media sosial ini diperlukan dan memiliki dampak
bagi para karyawan di BPKB Mranggen.

Saran
Pelatihan ini sebaiknya dilakukan lebih lama dan dibagi
menjadi beberapa sesi untuk dapat memastikan bahwa seluruh
staf memahami maksud materi dan dapat mempraktikannya.
Namun, karena keterbatasan waktu dan serta kesulitan untuk
menemui waktu yang cocok dengan para staf maka pelatihan ini
dimaksimakan pada 1 hari saja. Selain itu, kedepannya sebaiknya
pretest dan posttest menggunakan pertanyaan yang dapat dikur
seperti skala ataupun pilihan ganda untuk memudahkan
melakukan analisis data. Booklet sebaiknya ditampilakn gambar
pada Langkah-langkahnya dan ada panduan dengan tanda panah
agar lebih jelas dan dapat dipelajari kembali dan mempermudah
memahami isi booklet. Selain itu, pelatihan yang dilakukan
sebaiknya dilakukan lebih lama agar materi yang diberikan dapat
lebih terperinci.

Referensi
Purbohastuti, A. W. (2017). Efektivitas Media Sosial Sebagai Media Promosi. Tirtayasa
Ekonomika, 12(2), 212-231.
Rohma, S., Sya’roni, M., Mufrihah, S., & Arafat, A. T. (2020). Media Sosial Sebagai Sarana
Pemasaran Konten Edukasi Islami Untuk Masyarakat Semarang. Dimas: Jurnal
Pemikiran Agama Untuk Pemberdayaan, 20(2), 117.
Sulistiyo, T. D., & Fitriana, R. (2020). Pengaruh Marketing Media Sosial Instagram Terhadap
Brand Image The Bunker Café, Tangerang. Jurnal Ekbis, 21(2), 189-203.
Umar, S. H. (2016). Pengaruh Strategi Pemasaran B2b (Business To Business) Dan B2c
(Business To Customer) Terhadap Cara Pembelian Tiket Pesawat Di Lingkungan
Mahasiswa. Flight Attendant Kedirgantaraan: Jurnal Public Relation, Pelayanan,
Pariwisata, 3(2), 27-3
Wang, W. L., Malthouse, E. C., Calder, B., & Uzunoglu, E. (2019). B2B content marketing
for professional services: In-person versus digital contacts. Industrial marketing
management, 81, 160-168.

https://bit.ly/RutasKel3Dinpermades

Anda mungkin juga menyukai