MARKETING MANAGEMENT
By :
Class :
MKT23-2SP
Question :
Jadi dapat disimpulkan bahwa Marketing management adalah suatu proses yang sangat
dibutuhkan untuk mengatur, merencanakan segala hal dengan melibatkan kegiatan
analisis seperti hal nya dalam pemilihan target pasar hingga strategi yang akan dilakukan
dengan menciptakan value yang dapat menarik perhatian audiens sampai tahap pembelian
dimana bertujuan untuk mendapatkan ataupun mempertahankan pelanggan agar sebuah
bisnis yang dijalankan mendapatkan hasil / keuntungan yang optimal demi tercapainya
tujuan pemasaran.
Contoh :
Salah satu perusahaan yang memanfaatkan teknologi dengan baik dalam menjalankan
bisnis nya adalah Sociolla. Penggunaan teknologi yang dimanfaatkan sociolla untuk
melakukan pemasarannya yaitu berupa website / aplikasi dan sosial media ( instagram,
twitter, facebook, youtube, TikTok, dll ). Demi tercapainya tujuan pemasaran, sociolla
menjalankan strategi nya dengan sangat baik seperti mengelola akun sosial media mereka
dengan post an yang menarik, memasang iklan di berbagai platform media, dan juga
website / aplikasi yang terus mereka perbarui. Dalam strategi yang telah dijalankan tentu
nya akan ada evaluasi tehadap sociolla, dan disini teknologi mengambil peran yang
penting karena dapat mengetahui informasi dan engagement dari segala aktivitas yang
terjadi di website maupun sosial media. Dengan begitu, hal ini akan membuat kinerja
manajemen pemasaran sociolla menjadi lebih baik lagi.
Contoh :
PT. Uniliver memiliki banyak program CSR pada produk – produknya, salah satu contoh
nya yaitu Lifebuoy dimana mengadakan program “Hari cuci tangan sedunia” dengan
tujuan agar masyarakat khusus nya anak-anak dapat melakukan pola hidup bersih dan
sehat dengan menerapkan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum ataupun
setelah beraktivitas. Selain itu Lifebuoy juga terlibat dalam perbaikan akses air bersih di
beberapa daerah, seperti NTT. Dengan adanya program ini, Lifebuoy berharap
masyarakat khusus nya anak – anak dapat menjaga kesehatan nya. Lifebuoy juga turut
ambil peran dalam mencegah penyebaran kuman dan penyakit di berbagai Negara yang
terkena bencana. Lifebuoy mengirimkan beberapa fasilitas mencuci darurat dan sabun
gratis di London, Lifebuoy juga menyumbangkan 200.000 sabun batangan Lifebuoy
kepada UNICEF dalam rangka membantu penanggulangan bencana di India Utara dan
Pakistan. Dengan adanya program ini, akan membentuk reputasi perusahaan yang baik
dan membangun brand image Lifebuoy sebagai sabun yang anti bakterial.
Sumber : https://www.unilever.co.id/about/setiap-u-beri-kebaikan/lifebuoy/
Target primer
- Umur : 15 - 25 tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : Pelajar / mahasiswa, karyawan
- Kelas Sosial : Golongan kelas menengah
Target sekunder
- Umur : 26 - 35 tahun
- Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
- Pekerjaan : Ibu rumah tangga dan pengusaha
- Kelas Sosial : Golongan menengah keatas
3. Positioning
3. Explain the social factors affecting buyer’s behaviour. How can a marketer use
knowledge of social factor influences to develop marketing strategies?
Jawab :
Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu nya yaitu
faktor sosial. Ketika konsumen ingin melakukan pembelian, biasanya ia terpengaruh oleh
berbagai hal di lingkungan sosial mereka seperti kelompok referensi, keluarga, peran dan
status. Contohnya, brand emina. Dalam melakukan strategi pemasaran, ia menggunakan
kelompok referensi yaitu para remaja. Sesuai dengan brand image mereka dimana
ditujukan untuk remaja. Maka jika seorang remaja ingin membeli skincare atau makeup,
dengan melihat iklan yang ditampilkan oleh emina akan mempengaruhi keputusan
pembelian mereka.
4. What is the brand? and explain with example about marketing advantages of a
strong brand
Jawab :
Brand merupakan sebuah identitas berupa nama, tanda, desain, atau segala sesuatu yang
berhubungan dengan perusahaan, produk / layanan yang dibuat untuk membedakan
produk perusahaan dengan kompetitor lain. Dengan dibuatnya sebuah brand dapat
mempermudah perusahaan karena mendapatkan perlindungan hak paten atas nama
tersebut sehingga tidak akan ada bisnis serupa dengan nama brand yang sama. Selain itu,
brand juga dapat membentuk persepsi konsumen dimana produk / layanan yang dijual
oleh perusahaan memiliki kualitas yang baik karena brand dapat melambangkan image
perusahaan untuk ditampilkan didepan publik. Maka, dengan ada nya sebuah brand dapat
memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan.
Dalam sebuah pasar, memiliki brand yang kuat dapat mempermudah dalam proses
pemasaran. Beberapa keunggulan jika memiliki brand yang kuat :
- Memiliki loyalitas konsumen yang tinggi
- Mampu bersaing dengan kompetitor
- Harga tidak menjadi masalah
- Lebih mudah untuk mengeluarkan produk baru karena brand sudah diakui
- Promosi yang dibuat akan lebih di perhatikan oleh konsumen
Contoh :
McDonalds merupakan perusahaan makanan siap saji yang cukup terkenal di dunia.
Salah satu alasan mengapa McDonalds dapat sampai diposisi sekarang karena
McDonalds memiliki brand yang kuat sehingga mempermudah dalam proses pemasaran
dan mendapatkan customers. McDonalds sudah memberikan kesan yang positif untuk
para customers nya sehingga segala produk yang dikeluarkan oleh McDonalds sangat
mudah dipercaya oleh masyarakat.
Case Study
Positioned as a healthy food destination, Salad Stop shows the existence of their business
in Indonesia. It was governed by the right momentum and timing for Salad Stop to decide
to expand to Indonesia. How could it not be, the positive response from the Indonesian
market led this Singaporean brand to quickly explore various locations in Indonesia.
A healthy lifestyle in recent years has begun to be adopted by the Indonesian people.
Starting from small things, such as using plastic, replacing plastic straws with stainless
straws, to switching to organic foods. The momentum taken by Salad Stop to expand to
Indonesia is the right time. This makes Salad Stop's homework easier to educate the
market on the importance of eating healthy foods.
JAKPAT survey regarding Healthy Meals Among Indonesia Millennials shows that, on
average, millennials prioritize nutrition when choosing food and drinks. Millennial
consumers aged 30-35 years become consumers who care about nutrition (47.4%) and
followed by consumers aged 26-29 years at 45.6%. The change of Indonesian consumers
towards a healthy style is still dominated by the upper middle class.
Teori Maslow merupakan teori yang berbicara tentang Hierarki kebutuhan. dimana ada 5
hierarki yang dijelaskan dalam teori tersebut berdasarkan kebutuhan pada tiap individu.
Yang paling utama ada Physiological needs yaitu kebutuhan yang sangat penting karena
mencakup kebutuhan yang harus dipenuhi seperti pangan, papan ( makanan, tempat
tinggal, pakaian, dll ). Selanjutnya ada Safety needs dimana kebutuhan untuk terhindar
dari berbagai ancaman, ketakutan, kekerasan, dll. Kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk
merasa aman. Kemudian ada yang disebut Love and Belonging needs yaitu kebutuhan
untuk merasakan dan mendapatkan kasih sayang yang dapat dipenuhi oleh keluarga,
teman, ataupun pasangan. Selanjutnya lagi ada Esteem needs yang terjadi karena ego
tiap individu yang ingin dipandang oleh orang lain ( rasa hormat, pujian ). Dan terakhir
ada Self-actualization needs atau disebut juga sebagai kebutuhan pemenuhan diri
dimana setiap individu ingin membuktikan pada diri sendiri akan potensi yang dimiliki.
Berdasarkan deskripsi dari soal diatas, jika dilihat dari penjelasan ke-5 hierarki dari teori
Moslow, maka konsumen dari salad stop termasuk kedalam 2 hierarki yaitu :
- Esteem needs, dimana customer salad stop terpandang orang yang menjadi bagian
kelas menengah keatas dan juga mendapat pengakuan dan pujian dari orang lain
bahwa hidup mereka teratur karena menerapkan pola makan yang sehat.
- Self-actualization needs, kebutuhan untuk menjaga nutrisi dan pola makan sehat
yang dikarenakan adanya dorongan dari dalam diri.
b. Describe SWOT for the Food & Beverage business of healthy foods.
Jawab :
SWOT secara umum yaitu untuk Food & Beverage business of healthy :
Strengths
- Mendorong masyarakat di Indonesia dalam menerapkan pola makan yang sehat
- Bahan makanan yang digunakan berkualitas tinggi
- Membantu menciptakan lingkungan yang positif agar terhindar dari penyakit
Weakness
- Bahan makanan memiliki resiko kerusakan yang tinggi karena tidak dapat bertahan
lama
- Menu yang disediakan tidak sesuai dengan selera masyarakat
Opportunities
- Memiliki peluang pasar yang lebih luas karena sudah banyak milenial yang
mementingkan nutrisi dan peduli terhadap gizi
- Adanya kesadaran masyarakat untuk memulai gaya atau pola hidup sehat
Threats
- Banyak masyarakat yang lebih menyukai fast food
- Tidak semua masyarakat memiliki gaya hidup / pola makan yang sehat
- Banyak nya pesaing
Strengths
- Membantu masyarakat Indonesia menyukai makanan sehat, seperti salad.
- Bahan makanan yang digunakan seperti daging, sayur, dan buah memiliki kualitas
yang premium dan masih segar.
- Berbagai pilihan menu yang memiliki nilai gizi
Weakness
- Bahan untuk pembuatan salad memiliki resiko kerusakan yang tinggi
- Menu yang disediakan tidak sesuai dengan selera masyarakat
Opportunities
- Memiliki peluang pasar yang lebih luas karena sudah banyak milenial yang
mementingkan nutrisi dan peduli terhadap gizi
- Adanya kesadaran masyarakat untuk memulai gaya atau pola hidup sehat
Threats
- Banyak masyarakat yang lebih menyukai fast food
- Tidak semua masyarakat memiliki gaya hidup / pola makan yang sehat
- Produk mudah ditiru sehigga akan ada pesaing
- Tidak semua orang menyukai sayuran dan buah
Reference : Kotler, Philip and Kevin Lane Keller (2016), Marketing Management, 15th ed.
Upper Saddle River, N.J.: Pearson Education, Inc.
These communications focus on the core themes of “happiness” and “optimism” that
define the brand’s positioning. One successful application is the video of the “Hug Me”
vending machine in Singapore that dispensed cans of Coke when people put their arms
around it and hugged it. Within in a week, the video generated 112 million impressions.
Coca-Cola actively experiments, allocating 70 percent of its budget to activities it knows
will work, 20 percent to improving those activities, and 10 percent to experimentation.
The company accepts that experiments can fail but believes in taking chances to learn and
develop better solutions. Even in its traditional advertising and promotion, it looks for
innovation.
a. Based on the case study, explain segmentation, targeting & brand positioning of
Coca Cola
Jawab :
1. Segmentasi
Demografi
o Jenis kelamin : Laki – laki dan perempuan
o Umur : 15 – 40 tahun
o Pekerjaan : Pelajar / mahasiswa, karyawan / pengusaha, ibu rumah tangga
o Kelas sosial : semua golongan
Psikografi
o Aktif/update di media sosial
o Cenderung suka mengikuti trend
o Menyukai minuman bersoda
o Orang yang suka bergaul
Behavioural
o Orang yang memiliki aktivitas tinggi
o Orang yang menyukai kepraktisan
o Cenderung menyukai banyak hal
Geografi
Menjangkau semua benua lebih dari 200 negara yang memiliki kepadatan penduduk
2. Targeting
Coca cola membedakan target market mereka menjadi 2 bagian, yaitu target primer dan
target sekunder. Untuk target primer, coca cola menargetkan masyarakat yang berusia 15
– 25 tahun. Sedangkan untuk target sekunder, coca cola menargetkan masyarakat dengan
usia 26 – 40 tahun. Produk coca cola ditargetkan untuk orang – orang yang memiliki
aktivitas tinggi dan aktif di sosial media.
3. Positioning
Positioning dari coca cola bertema kan “kebahagiaan” dan “optimism” dimana seperti
halnya yang di aplikasi kan coca cola pada video dengan judul ‘Hug me’ di singapura
yang memberikan se-kaleng coca cola ketika orang merangkul dan memeluknya. Ini
sangat cocok dengan positioning coca cola yang berfokus pada kebahagiaan dan
optimism untuk orang sekitar.
b. If you were Teh Botol Sosro, how would you compete with Coca Cola?
Jawab :
Teh botol sosro dan coca cola merupakan sebuah brand yang dimana kedua nya memiliki
pasar yang luas dan brand yang kuat. Coca cola dengan produknya yaitu minuman
bersoda, sedangkan teh sosro dengan produknya yaitu teh. Walaupun menjual produk
yang berbeda, namun dapat dikatakan bahwa coca cola merupakan kompetitor dari teh
sosro karena coca cola sudah menguasai pasar dunia khususnya Indonesia.
Untuk bersaing dengan coca cola, teh botol sosro harus menyusun berbagai macam
strategi yang dapat membangun branding yang lebih baik dengan citra brand yang positif
sehingga masyarakat akan lebih tertarik dengan teh botol sosro. Sesuai dengan
positioning yang dimiliki yaitu “apapun makanan nya, minumnya teh botol sosro” maka
dari itu, teh botol sosro harus terus dapat menanamkan nya di benak masyarakat.