Anda di halaman 1dari 3

Social media marketing (SMM) bukan lagi menjadi hal asing di era

digitalisasi sekarang ini, dimana masyarakat sangat bergantung dengan


internet. Tren pengguna internet di Indonesia terus meningkat dalam lima
tahun terakhir. Jumlah pengguna media sosial sendiri di Indonesia kini
mencapai 68,9 persen dari total populasi di Indonesia yaitu sebanyak 191,4
juta orang. Angka ini mengakibatkan terjadinya transformasi pada dunia
usaha dimana media sosial sudah menjadi kebutuhan pemasaran baik
untuk kebutuhan branding maupun meningkatkan konversi. Pasalnya SMM
dinilai efektif untuk menjangkau target pasar dengan mudah. Namun perlu
diingat terdapat dua macam strategi dalam SMM yaitu organik dan
anorganik, yang mana harus disesuaikan dengan tujuan, kebutuhan, dan
budget perusahaan. Untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan SMM
organik dan anorganik, berikut adalah penjelasan lengkapnya:
Apa itu Social Media Marketing?
Social media marketing merujuk pada sebuah strategi pemasaran dengan
memanfaatkan media sosial sebagai platform unggahannya. Media sosial
memberikan berbagai macam alternatif bagi para pelaku usaha dalam
melakukan kegiatan pemasaran yang lebih interaktif.
Perbedaan Social Media Marketing Organik dan
Berbayar
1. Social Media Marketing Organik
Istilah organik mengacu pada sebuah strategi pemasaran tanpa
menggunakan iklan berbayar atau gratis tanpa budget khusus untuk
pemasaran. Strategi ini biasa disebut juga dengan inbound marketing atau
pemasaran konten karena penekanan pada SMM organik adalah konten
yang menarik dan sesuai dengan target pasar. Strategi ini biasa digunakan
untuk menjaga dan meningkatkan koneksi dengan audience yang sudah
ada. SMM organik biasanya digunakan untuk tujuan-tujuan seperti
mempromosikan produk, membagikan konten informatif dan edukatif, serta
mengajak audience untuk mengunjungi website suatu brand. Berikut
adalah kelebihan dan kekurangan apabila menggunakan strategi organik.
Kelebihan Social Media Marketing Organik
1. Murah bahkan gratis karena tidak memerlukan biaya dalam melakukan
marketing
2. Trafik lebih permanen karena promosi dilakukan secara alami sehingga
orang yang mengunjungi memang orang yang tertarik dengan produk atau
konten yang dibuat.
3. Menghasilkan koneksi yang kuat dengan pelanggan karena biasanya
konten yang diangkat lebih interaktif dan informatif.
Kekurangan Social Media Marketing Organik
1. Membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai tujuan pemasaran
2. Jangkauan sempit yaitu hanya pada followers media sosial tersebut
3. Membutuhkan banyak percobaan dan pengalaman hingga berhasil
mencapai tujuan pemasaran.

2. Social Media Marketing Anorganik


Sedangkan SMM anorganik merujuk pada strategi social media marketing
yang dilakukan dengan membayar untuk mengiklankan produk pada
sebuah media sosial. Iklan tersebut akan muncul pada feed orang yang
sesuai dengan karakteristik yang dipilih. SMM anorganik dilakukan
biasanya dengan tujuan seperti meningkatkan brand awareness, menjaring
followers baru, meningkatkan konversi dengan informasi promo, diskon,
dan penawaran lainnya. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari
strategi SMM anorganik.
Kelebihan Social Media Marketing Anorganik
1. Cepat mendatangkan trafik karena ditampilkan tidak hanya sebatas
pada followers, namun pada calon pelanggan yang sesuai.
2. Memetakan target audience yang ideal dengan lebih tepat
3. Dapat mencapai tujuan pemasaran secara lebih cepat
Kekurangan Social Media Marketing Anorganik
1. Membutuhkan biaya yang cukup besar
2. Membutuhkan expert social media advertising

Baca juga: Content Creator dalam Kacamata Ekonomi Kreatif


Platform Social Media Marketing
Kemudian media sosial mana yang paling cocok untuk bisnis Anda, berikut
adalah penjelasan beberapa media sosial yang umum digunakan di
Indonesia.

 Facebook
Pengguna aktif media sosial Facebook kini mencapai 2,7 miliar orang,
dengan mayoritas usia 25 - 34 tahun. Angka tersebut didominasi oleh 56%
laki-laki dan 44% perempuan. Tidak dapat dipungkiri hingga sekarang
Facebook merupakan media sosial yang paling banyak digunakan. Apabila
bisnis Anda sesuai dengan demografi pengguna Facebook, maka media ini
dapat menjadi platform yang tepat untuk memasarkan produk.

 Instagram
Rata-rata pengguna aktif Instagram setiap bulannya kini mencapai 1 miliar
orang dengan rentang usia 25 - 34 tahun. Pengguna instagram didominasi
oleh perempuan yang mencapai 57% dan 43% pengguna laki-laki.
Sekarang ini mayoritas pelaku usaha sudah memiliki akun instagram
dikarenakan instagram memiliki berbagai fitur yang mendukung untuk
branding produk. Instagram juga telah dilengkapi oleh analisis yang akan
meningkatkan performa perusahaan.
 TikTok
Tiktok merupakan media sosial baru yang sedang tren dengan 689 juta
pengguna. Demografi pengguna Tiktok didominasi oleh 59% perempuan
dengan usia 18 - 24 tahun. Meskipun merupakan media sosial baru,
namun sering kali TikTok menimbulkan viralitas. Apabila produk Anda
sesuai dengan demografi pengguna TikTok maka media ini menjadi
platform yang tepat untuk memasarkan produk Anda.

 Twitter
Twitter memiliki pengguna aktif bulanan mencapai 330 juta orang dengan
prosentase 68% laki-laki dan 32% perempuan. Twitter identik dengan
informasi yang real time, sehingga pergerakan Twitter sangat cepat.
Media sosial ini cocok untuk mempromosikan produk dan menimbulkan
viralitas.

 Youtube
Youtube merupakan media yang tepat untuk menjalankan video
pemasaran, dimana Youtube memiliki 2 miliar akun pengguna dengan 72%
perempuan berusia 15 hingga 25 tahun. Setidaknya terdapat 1 miliar jam
video ditonton dalam setiap harinya. Sudah banyak brand membuat
channel Youtube dan rutin membuat konten yang relevan telah
membuktikan efektivitas Youtube sebagai media marketing.

 Linkedin
Pengguna aktif bulanan Linkedin sekarang ini mencapai 738 juta akun.
Pengguna Linkedin ini didominasi oleh laki-laki dengan prosentase 51%.
Linkedin adalah media sosial untuk para profesional, sehingga pengguna
Linkedin didominasi oleh usia 46 - 55 tahun. Media ini dinilai cocok untuk
bisnis yang memiliki model bisnis B2B.

Anda mungkin juga menyukai