Anda di halaman 1dari 10

MATERI I

MENGAPA KITA BERKOMUNIKASI


A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mengetahui hakikat dasar komunikasi
2. Mahasiswa memahami fungsi-fungsi komunikasi

B. URAIAN MATERI
1. KOMUNIKASI DAN KEHIDUPAN MANUSIA (Mengapa kita berkomunikasi?)
Komunikasi merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. sebagai mahluk social manusia
senantiasa ingin selalu berinteraksi / saling berhubungan dengan manusia lainnya, baik dalam
kehidupannya sehari-hari, di rumah, di sekolah, di kantor ataupun di lingkungan masyarakat
atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam suatu aktivitas
komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian terpenting dari interaksi manusia. Interaksi
manusia dapat terjadi manakala dua orang melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang
dilakukan manusia ini (baik secara perorangan, kelompok, maupun organisasi), dalam ilmu
komunikasi disebut sebagai Tindakan komunikasi.
Tindakan komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, baik secara verbal
(dalam bentuk kata-kata baik lisan /tulisan) maupun non verbal (tidak dalam bentuk kata-kata
melainkan dalam bentuk gesture, sikap, tingkah laku, gambar ataupun lambing-lambang yang
memiliki arti). Tindakan komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak
langsung. Berbicara secara tatap muka, berbicara melalui telepon, video call, email ataupun
melalui berbagai macam aplikasi social . hal tersebut merupakan contoh-contoh dari tindakan
komunikasi secara langsung. Sedangkan yang termasuk komunikasi tidak langsung adalah
Tindakan komunikasi yang dilakukan melalui perantara. Perantara tersebut bisa berupa media,
seperti surat kabar, majalah, radio, tv dan lain-lain, atau orang/kelompok/organisasi yang
menyampaikan kepada pihak yang dituju.
Pada dasarnya manusia telah melakukan Tindakan komunikasi sejak ia lahir ke dunia.
Tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Dengan demikian
komunikasi dapat diibaratkan sebagai urat nadi dalam kehidupan manusia. Bisa kita bayangkan
bagaimana bentuk kehidupan di dunia ini seandainya saja tidak ada tindakan komunikasi yang
terjadi diantara manusia. Tentunya kehidupan akan menjadi hampa dan peradaban tidak akan
tercipta. Maka komunikasi merupakan fungsi vital yang memiliki banyak sekali kegunaan
dalam menunjang interaksi manusia dalam kehidupannya.
Tindakan komunikasi sebagai sebuah aksi dan reaksi dari dua individu/lebih yang saling
berinteraksi merujuk pada suatu peristiwa komunikasi. Menurut Effendy (1984:6), “Peristiwa
komunikasi adalah suatu peristiwa penyampaian ide manusia”. Banyak contoh dalam
kehidupan manusia sehari-hari yang dapat dinyatakan sebagai peristiwa komunikasi. berikut ini
adalah beberapa contoh diantaranya:
1. Seorang ibu terlibat dalam proses tawar menawar harga dengan pedagang saat ia berbelanja
di pasar.
2. Seorang pengendara motor ugal-ugalan ditilang oleh polisi karena melanggar rambu-rambu
lalu lintas.
3. Seorang bapak duduk di serambi rumahnya sambal membaca surat kabar.
4. Seorang kader partai memberikan penyuluhan kepada konstituen partainya
5. Seorang pelukis asyik menggambar pemandangan di tepi pantai
6. seorang direktur perusahaan berdiskusi dengan para manajer bawahannya dalam sebuah
rapat.
7. Menyusul jatuhnya ribuan korban karena terjangkit wabah covid 19 di Asia, pemerintahan
Eropa menginstruksikan setiap bandara untuk menutup akses penerbangan dari Asia menuju
Eropa, dan melakukan test PCR bagi setiap warga negaranya yang terlanjur melakukan
kontak dengan warga asing.
8. Ratusan mahasiswa berdemonstrasi ke DPR menuntut agar salah satu misi reformasi, yakni
pemberantasan KKN agar dijalankan secara tuntas.
9. Beberapa anak muda asyik bernyanyi di perempatan jalan disaat lampu merah dan mengitari
kendaraan-kendaraan untuk meminta donasi.
10. Puluhan orang berkerumun di halaman balai desa untuk mendapatkan BLT, Sebagian orang
terlihat gembira karena menerima bantuan, Sebagian gelisah menunggu giliran, Sebagian
lainnya menundukan kepala dan berjalan gontai keluar dari antrian karena tidak tervalidasi
sebagai penerima bantuan.
Contoh-contoh di atas memberikan gambaran bahwa peristiwa komunikasi dapat terjadi
dalam berbagai konteks kehidupan manusia, mulai dari kegiatan yang bersifat individual,
diantara dua orang atau lebih, kelompok,keluarga, organisasi, melalui media atau dalam
konteks public secara local, nasional, regional dan global. Contoh-contoh tersebut juga
memberikan gambaran mengenai Tindakan-tindakan komunikasi yang dilakukan secara verbal,
non verbal,langsung dan tidak langsung.
2.FUNGSI KOMUNIKASI
Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu hal yang fundamental Bagi seseorang
dalam hidup bermasyarakat, Wilbur Schramm menyebutkan bahwa komunikasi dan
masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa
komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka
komunikasi tidak mungkin dapat dikembangkan. (schramm, 1988)
Lalu apa yang mendorong manusia untuk berkomunikasi satu sama lain? Terkait pertanyaan
tersebut , para pakar komunikasi yang telah melakukan pengamatan terhadap aktivitas
komunikasi manusia mengemukakan pandangan-pandangan mereka yang berbeda-beda,
meskipun adakalanya terdapat kesamaan dan tumpang tindih dalam pendapat-pendapat mereka.
Thomas M Scheidel, mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan
dan mendukung indentitas diri, untuk membangun kontak social dengan orang disekitar kita,
dan untuk mempengaruhi orang lain agar mereka merasa, berfikir atau berperilaku seperti yang
kita inginkan. Namun tujuan dasar kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan lingkungan
fisik dan psikologis kita.
Gordon I. Zimmerman et al. merumuskan bahwa kita dapat membagi tujuan komunikasi
menjadi 2 kategori besar. Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
penting bagi kebutuhan kita-untuk memberi makan dan pakaian kepada diri-sendiri,
memuaskan rasa penasaran kita akan lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita
berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi komunikasi
memiliki fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk
menyelesaikan tugas dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai
bagaimana hubungan kita dengan orang lain.
Rudolf F. Verderber, mengemukakan bahwa komunikasi itu mempunyai dua fungsi.
Pertama, fungsi social yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang
lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni
memutuskan untuk melakukan dan tidak melakukan sesuatu. Sebagian keputusan ini dibuat
sendiri, dan Sebagian lagi dibuat setelah berkonsultasi dengan orang lain. Sebagian keputusan
bersifat emosional dan Sebagian lagi melalui pertimbangan yang matang. Semakin penting
keputusan yang akan dibuat, maka semakin berhati-hati tahapan yang dilalui untuk membuat
keputusan.
Judy C Pearson dan Paul E Nelson mengemukakan bahwa komunikasi memiliki dua
fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi, keselamatan fisik,
meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai
ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki
hubungan social dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.
Berikut ini kita akan membahas mengenai empat (4) Fungsi komunikasi berdasarkan
kerangka yang dikemukakan oleh Wiliam I.Gorden. Keempat fungsi tersebut adalah
:komunikasi social, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual dan komunikasi instrumental.

FUNGSI PERTAMA :KOMUNIKASI SOSIAL


Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi
itu penting untuk membangun konsep diri kita, untuk kelangsungan hidup, untuk aktualisasi
diri, untuk memperoleh kebahagiaan dan terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain
lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Melalui komunikasi kita bekerjasama dengan anggota masyarakat, keluarga,kelompok
belajar,dll.
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia bisa dipastikan akan
“tersesat”, kerena dia tidak berkesempatan menata dirinya dalam suatu lingkungan social.
Komunikasilah yang memungkinkan individu membangun suatu kerangka rujukan dan
menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang dihadapi.
Komunikasi pulalah yang memungkinkan manusia untuk mempelajari dan menerapkan
strategi-strategi adaptif untuk memasuki situasi-situasi problematic yang ia masuki. Tanpa
melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimna cara makan, minum
dan berbicara sebagai manusia yang beradab, karena cara-cara berperilaku tersebut harus
dipelajari lewat pengasuhan keluarga dan pergaulan dengan orang lain. Yang intinya adalah
komunikasi.
Hal implisit yang tertuang dalam komunikasi social ini adalah fungsi komunikasi
kultural. Para ilmuwan social mengakui bahwa budaya dan komunikasi mempunyai hubungan
timbal balik, seperti dua sisi mata uang. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi dan
pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau
mewariskan budaya. Seperti halnya pernyataan Edward T Hall, bahwa “Budaya adalah
komunikasi” dan “komunikasi adalah budaya”. Pada satu sisi, komunikasi merupakan suatu
mekanisme untuk mensosialisasikan norma-norma budaya di masyarakat. Pada sisi lain,
budaya menetapkan norma-norma (komunikasi) yang dianggap sesuai untuk suatu kelompok
tertentu.
Alfred Korzybski menyatakan bahwa kemampuan manusia berkomunikasi menjadikan
mereka “mengikat waktu” (time binder). Pengikat waktu (time binding) merujuk pada
kemapuan manusia untuk mewariskan pengetahuan dari generasi ke generasi dan dari budaya
ke budaya. Manusia tidak perlu memulai setiap generasi sebagai generasi yang baru. Mereka
mampu mengambil pengetahuan masa lalu, mengujinya berdasarkan fakta-fakta mutakhir dan
meramalkan masa depan. Dengan kemampuan tersebut manusia mampu mengendalikan
lingkungan mereka.

Pembentukan konsep-diri
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh
lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Konsep diri kita yang paling dini
dipengaruhi oleh keluarga dan orang-orang dekat di sekitar kita. Mereka itu yang disebut
sebagai ‘significant others’. Orang tua kita, atau siapapun yang memelihara kita pertama
kalinya mengatakan kepada kita lewat ucapan ataupun tindakan bahwa kita baik, pintar, rajin,
nakal,pemalas, bodoh, cantik, ganteng dan sebagainya. Merekalah yang mengajari kita
mengenal diri kita untuk pertamakalinya. Maka dalam banyak hal kita adalah ‘ciptaan’ mereka.
Dalam pertumbuhannya kita menerima pesan dari orang-orang di sekitar kita dan mengenal
siapa diri kita dan harus menjadi apa kita. Meskipun kita tidak total berperilaku seperti konsep
diri yang ditanamkan orang-orang disekitar kita, setidaknya kita akan berupaya berperilaku
berdasarkan asumsi-asumsi mereka. Kita mulai memainkan peran-peran tertentu seperti yang
diharapkan orang lain. Bila permainan peran ini menjadi suatu kebiasaan, kitapun
menginternalisasikannya. Kita menanamkan peran-peran itu pada diri kita sebagai panduan
berperilaku. Dan mejadikannya sebagai bagian dari konsep diri kita.

Gambar 1.1 Proses pembentukan konsep diri


Sumber:Robert Hopper dan Jack L Whitehead, Jr.Ilmu dalam komunikasi suatu pengantar, dedy
mulayana. Remaja Rosda Karya,2001:9

George Herbert Mead, mengatakan setiap manusia mengembangkan konsep dirinya


melalui interaksi dengan orang lain dalam masyarakat – dan itu dilakukan lewat komunikasi.
Charles H. Cooley menyebut konsep diri sebagai sebagai ‘ the looking glass-self’ yang secara
signifikan ditentukan oleh apa yang seseorang pikirkan mengenai pikiran orang lain
terhadapnya, jadi menekankan pentingnya respons orang lain yang diinterpretasikan secara
subjektif sebagai sumber primer data mengenai diri.
Teori Mead tentang konsep-diri ini berlaku pula bagi pembetukan identitas etnik,
kesukuan ras dan Agama. Konseptualisasi-diri ini berlangsung sepanjang hayat kita. Konsep
diri – citra diri pada seseorang akan berubah-ubah, khususnya pada masa pertumbuhan. Akan
tetapi semakin banyak pengetahuan dan semakin luasnya pengalaman hidup pada akhirnya kita
akan menerima peran kita sebagai ‘sesuatu’ di usia matang kita.

Pernyataan eksistensi diri


Orang berkomunikasi untuk menunjukan dirinya eksis. Inilah yang disebut sebagai aktualisasi
diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Seorang filosof Prancis, Rene Decrates
(1596-1650) mengucapkan suatu frase yang sangat tekenal “Cogito Ergo Sum’ (Saya berfikir,
maka saya ada) yang kemudian dimodifikasi menjadi “saya berbicara, maka saya ada”. Bila
kita berdiam diri orang lain akan memperlakukan kita seolah-olah kita tidak ada, namun ketika
kita berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada (eksis).

Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan


Sejak lahir kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus
berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan
minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Untuk
menjadi manusia yang sehat secara rohaniah manusia membutuhkan hubungan social yang
ramah, yang bisa terpenuhi dengan membina hubungan baik dengan orang lain. Abraham
Maslow menyebutkan bahwa manusia mempunyai 5 kebutuhan dasar yakni; kebutuhan
fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan social, penghargaan-diri, dan aktualisasi diri.
Kebutuhan yang lebih dasar harus terpenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi diupayakan.
Pemenuhan 5 kebutuhan dasar tersebut sangat erat kaitannya dengan perilaku komunikasi.
Komunikasi social mengisyaratkan bahwa komunikasi dilakukan untuk pemenuhan
diri, untuk merasa terhibur, merasa aman, nyaman dan tentram dengan diri sendiri dan orang
lain. Hal ini membantu manusia untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya. Lebih jauh lagi,
komunikasi tidak hanya dihubungkan dengan kesehatan mental/psikis saja tapi juga
dihubungkan dengan Kesehatan fisik. Penelitian yang dilakukan oleh Sommer menunjukan,
orang-orang yang memperoleh dukungan social yang tinggi, mempunyai kemungkinan rendah
untuk terserang penyakit jantung, kanker dan dirawat di rumah sakit. Sebaliknya marjinalisasi
social berkaitan lebih tinggi dengan terserang penyakit jantung, kanker, depresi, darah
tinggi,arthrisis, tbc, skizofrenia dan kematian.
Sommer mengemukakan, terdapat hubungan antara system saraf pusat dan system
kekebalan. Stress psikologis yang kronis mempunyai efek merugikan bagi kekebalan tubuh
manusia. Sementara intervensi psikologis, seperti tertawa, relaksasi dan meditasi juga olahraga
mempunyai efek yang positif terhadap fungsi kekebalan tubuh.

FUNGSI KEDUA :KOMUNIKASI EKSPRESIF


Erat kaitannya dengan komunikasi social adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan
baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif ditujukan untuk menyampaikan
perasaan-perasaan (emosi) kita yang dikomunikasikan melalui pesan-pesan non verbal.
Perasaan saying, peduli, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku non-verbal.
Emosi kita juga dapat kita ekspresikan melalui bentuk-bentuk seni seperti puisi, tarian, teater,
novel, music atau lukisan.

FUNGSI KETIGA :KOMUNIKASI RITUAL


Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya
dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara tertentu
sepanjang tahun dan sepanjang hidup. Yang disebut para antropolog sebagai ‘rites of passage’
mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, ulang
tahun pernikahan, hingga upacara kematian. Dalam acara-acara tersebut orang mengucapkan
kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku tertentu bersifat simbolik. Ritus-ritus lain
seperti berdoa (sholat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera,
upacara wisuda, perayaan lebaran atau Natal. Juga adalah bentuk komunikasi ritual. Mereka
yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan Kembali komitmen
mereka pada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi atau agama mereka.
Komunikasi ritual sering juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan terdalam
seseorang. Orang menziarahi makam Nabi Muhammad dan menangis di dekatnya, untuk
menunjukan kecintaan kepadanya. Para siswa menjadi pasukan pengibar bendera pusaka
(paskibraka) mencium bendera merah putih dengan berlinangan air mata pada saat mereka
dilantik untuk menunjukan rasa cinta kepada nusa dan bangsa.
Kegiatan ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen emosional dan
menjadi perekat bagi kekompakan mereka, juga sebagai pengabdian kepada kelompok.
Bukanlah substansi kegiatan ritual itu sendiri yang terpenting, melainkan perasaan senasib
sepenanggungan yang menyertainya, perasaan bahwa kita terikat oleh sesuatu yang lebih besar
daripada diri kita sendiri, yang bersifat “abadi” dan bahwa kita diakui dan diterima dalam
kelompok kita.
Komunikasi ritual kadang-kadang juga bersifat mistik, dan mungkin sulit dipahami
oleh orang-orang diluar komunitas tersebut. Beberapa suku di Indonesia memiliki ritual-ritual
mistik yang ditujukan untuk memohon kebaikan, Kesehatan dan kesejahteraan. Upacara
‘larung/labuh’ merupakan ritual upacara adat masyarakat Yogyakarta dengan melempar
persembahan/sesaji berupa hasil-hasil bumi ke laut yang ditujukan untuk kanjeng ratu nyiloro
kidul. upacara ini hanya dilakukan oleh keluarga kerajaan yang ditujukan untuk memohon
kesejahteraan bagi masyarakat. ‘Debus’ dari Banten, merupakan ritual yang dilakukan untuk
mamerkan kekuatan. Di Toraja ada upacara ‘Ma’nene’ Ritual mistis yang dilakukan saat
seseorang meninggal dunia. Mayat akan disemayamkan di tebing tinggi. Setelah bertahun-
tahun dengan upacara tersebut mayat akan berjalan sendiri ke rumahnya dan tertidur lagi. Di
Maluku ada ritual pernikahan dimana mas kawinnya berupa kepala manusia. Mas kawin ini
menjadi bukti kejantanan dan keberanian seorang pria yang akan menikahi anak raja.

FUNGSI KEEMPAT :KOMUNIKASI INSTRUMENTAL


Komunikasi instrumental memiliki beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar,
mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakan
tindakan, dan juga untuk menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat
disebut ‘membujuk’ (bersifat persuasive). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau
menerangkan (to inform) mengandung muatan-muatan persuasive dalam arti bahwa pembicara
menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya
akurat dan layak untuk diketahui.
Sebagai instrument, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan
membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Komunikasi
berfungsi sebagai instrument untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan
jangka pendek maupun tujuan jangka Panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk
mendapatkan pujian, menumbuhkannkesan yang baik, memperoleh simpati, empati ,
keuntungan material/ekonomi dan politik, yang antara lain bisa didapat melalui pengelolaan
kesan (impression management), yakni taktik taktik verbal dan non verbal, seperti berbicara
sopan, mengobral janji, menggunakan pakaian yang necis dan lain sebagainya, yang pada
dasarnya dilakukan untuk menunjukan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita
inginkan.
Sementara itu tujuan jangka Panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, missal
keahlian pidato, negosiasi, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan tersebut
tentunya berhungan erat dalam arti bahwa berbagai pengelolaan kesan secara kumulatif dapat
digunakan untuk mencapai tujuan jangka Panjang berupa keberhasilan dan karir. Misalnya
untuk memperoleh jabatan, kekuasaan , penghormatan social dan kekayaan.

C. BAHAN DISKUSI
1. Mungkinkah manusia dapat hidup secara normal tanpa komunikasi?
2. Apa yang dimaksud dengan tindakan komunikasi?
3. Berikan 5 contoh tindakan komunikasi yang dilakukan secara verbal!
4. Berikan 5 contoh tindakan komunikasi yang dilakukan secara non-verbal!
5. Apa perbedaan tindakan komunikasi langsung dan tidak langsung? berikan
contohnya!
6. Apa yang dimaksud dengan peristiwa komunikasi?
7. Berikan 5 contoh peristiwa komunikasi!
8. Jelaskan beberapa kegunaan komunikasi dalam kehidupan manusia!
9. Sebutkan 4 fungsi komunikasi menurut William I Gorden, berikan penjelasan dari
masing-masing fungsi! Lalu berikan contoh!
10. Komunikasi social memiliki peran dalam ‘pembentukan konsep-diri’ dan ‘Pernyataan
eksistensi diri’ berikan penjelasan!

D. REFERENSI
Mulyana , Pengantar Ilmu Komunikasi, Remaja Rosda Karya , 2001
Djuarsa, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 2010
Brent D, Ruben, Communication and Human Behaviour edisi 5, Person, 2012

Anda mungkin juga menyukai