Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan
mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita, dan
untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berfikir, atau berperilaku seperti yang kita
inginkan.
Namun menurut Scheidel tujuan dasar kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan
lingkungan fisik dan psikologis kita.
1. Fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan
tugas.
2. Fungsi hubungan, yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita
dengan orang lain.
1. Fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang
lain, membangun dan memelihara hubungan.
2. Fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu pada saat tertentu.
Seperti : apa yang akan kita makan pagi hari, apakah kita akan kuliah atau tidak, bagaimana
belajar untuk menghadapi tes, dll. Keputusan bersifat emosional, dan sebagian lagi melalui
pertimbangan yang matang. Kecuali bila keputusan itu biasanya melibatkan pemrosesan
informasi, berbagi informasi, dan dalam banyak kasus, persuasi, karena kita tidak hanya perlu
memperoleh data, namun sering juga untuk memperoleh dukungan atas keputusan kita.
1. Komunikasi Sosial
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita,dan itu hanya bisa kita peroleh lewat
informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Konsep diri kita yang paling dini umumnya
dipengaruhi oleh keluarga,dan orang-orang dekat lainnya disekitar kita, termasuk kerabat.
Mereka itulah yang disebut Significant Others.
– Howard F. Stein dan Robert F. Hill menyebutkan inti diri (the core of one’s self),
– George De Vos melukiskannya dalam arti sempit sebagai “perasaan sinambung dengan masa
lalu, perasaan yang dipupuk sebagai bagian penting definisi diri.
– George Herbert Mead, mengatakan setiap manusia mengembangkan konsep dirinya melalui
interaksi dengan orang lain dalam masyarakat dan itu dilakukan lewat komunikasi.
– Charles H. Cooley, menyebut konsep diri itu sebagai the looking glass self, yang secara
signifikan ditentukan oleh apa yang seseorang pikirkan mengenai pikiran orang lain terhadapnya,
jadi menekankan pentingnya respon orang lain yang diinterpretasikan secara subyektif sebagai
sumber primer data mengenai diri.
Teori Mead tentang konsep diri berlaku bagi pembentukan identitas etnik dalam arti bahwa
konsep diri diletakkan dalam konteks keetnikan, sehingga diri dipandang spesifik secara budaya
dan berlandaskan keetnikan. Konsep diri kita tidak pernah terisolasi,malainkan bergantung pada
reaksi dan respons orang lain.
Orang berkomunikasi untuk menunjukan dirinya eksis, disebut aktualisasi diri atau lebih tepat
lagi pernyataan eksistensi diri.
1. Kebutuhan fisiologis
2. Keamanan
3. Kebutuhan sosial
4. Penghargaan diri
5. Aktualisasi diri
– Rene Spitz, komunikasi (ujaran) adalah jembatan antara bagian luar dan bagian dalam
kepribadian : “mulut sebagai rongga utama adalah jembatan antara persepsi dalam dan persepsi
luar, ia adalah tempat lahir semua persepsi luar dan model dasarnya, ia adalah tempat transisi
bagi perkembangan aktivitas intensional, bagi munculnya kemauan dari kepasifan.
2. Komunikasi Ekspresif
Erat kaitannya dengan Komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan
baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan
mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen
untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.Perasaan-perasaan tersebut
dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal.
3. Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual sering juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang.
– Ritual menciptakan perasaan tertib (a sense of order ) dalam dunia yang tanpanya kacau balau.
– Ritual juga dapat memberikan rasa nyaman akan keteramalan (a sense of predictability).
Ritual akan tetap menjadi kebutuhan manusia, meskipun bentuknya berubah-ubah, demi
pemenuhan jati dirinya sebagai individu, sebagai anggota komunitas sosial, dan sebagai salah
satu unsur dari alam semesta.
4. Komunikasi Instrumental
1. Menginformasikan
2. Mengajar
3. Mendorong
6. Dan menghibur
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Latin communis
yang berarti “sama,”1communico,2communicatio,3 atau communicare4 yang berarti “membuat
sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata
komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya. Komunikasi menyarankan bahwa
suatu pikiran, makna atau pesan dianut secara sama.
Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas (community) yang juga menekankan
kesamaan atau kebersamaan. Komunitas adalah sekelompok orang yang berkumpul atau hidup
bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan mereka berbagi makna dan sikap. Tanpa
komunikasi tidak akn ada komunitas, karena komunikasi berperan dan menjelaskan
kebersamaan.
Dalam buku ini, komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi manusia (human
communication). Sebelumnnya kita bahas komunikasi hewan selintas membandingkan dengan
komunikasi manusia.
Komunikasi Hewan
Komunikasi antar hewan berbeda dengan komunikasi manusia. Hewan diduga lebih
mampu mendeteksi fenomena alam daripada manusia yang biasanya disebut indra keenam.
Komunikasi hewan sangat sederhana ditandai dengan tindakan-tindakan bersifat refleks. Mereka
tidak dapat menafsirkan perilaku hewan lain, karena mereka tidak memiliki dan tidak berbagi
isyarat simbolik untuk menyesuaikan diri dengan perilaku hewan lain.
Dalam dunia hewan, serangga-lah yang menampakkan kualitasnya yang terbaik. Semut, rayap
dan lebah diberkahi dengan naluri yang membuat perilaku mereka sangat sosial. Serangga
melakukan komunikasi antarindividu. Hewan selain serangga di luar manusia tidak
menampakkan kemampuan berkomunikasi dengan kecermatan, namun mereka dapat
berkomunikasi melalui berbagai jenis suara untuk menyatakan emosi, menarik perhatian, atau
memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Komunikasi serangga tidak melibatkan proses belajar.
Setiap makhluk mempunyai bahhasa yang berbeda untuk berkomunikasi, maka sulit bagi makluk
hidup yang berbeda untuk berbagi pengalaman secara penuh seperti manusia.
Terdapat ratusan definisi komunikasi yang telah dikemukakan para ahli. Seringkali definisi
komunikasi berbeda atau bahkan bertentangan dengan definisi lainnya.
Dance menemukan tiga dimensi konseptual penting yang mendasari definisi-definisi komunikasi.
Dimensi pertama adlah tingkat observasi (level of observation) atau derajat keabstrakannya.
Dimensi kedua adalah kesengajaan (intentionality). Contoh definisi yang mensyaratkan
kesengajaan ini dikemukakan Gerald R. Miller , yakni komunikasi sebagai “situasi-situasi yang
memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan
disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.” Sedangkan definisi komunikasi yang
mengabaikan kesengajaan adalah definisi yang dinyatakan Alex Gode, yakni “suatu proses yang
membuat sama bagi dua orang atau lebih apa yang tadinya merupakan monopoli seseorang atau
sejumlah orang.”
Konseptualisasi komunikasi menurut John R. Wenburg dan William W. Wilmot juga Kenneth K.
Sereno dan Edward M Bodaken
Pemahaman komunikasi sebagi proses searah kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi
tatap-muka, namun tidak keliru bila diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak
melibatkan tanya-jawab dan komunikasi massa (cetak dan elektronik)
Lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu sumber , komunikator ,
pembicara, atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan
untuk berkomunikasi. Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber verbal atau nonverbal
yang mewakili pesan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Saluran atau media, yakni alat
atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Penerima
sering juga disebut sasaran / tujuan , komunikate atau khalayak, pendengar, penafsir, yakni orang
yang menerima pesan dari sumber. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia
menerima pesan tersebut, misal terhibur, setuju atau tidak setuju, dsb. Unsur komunikasi yang
sering ditambahkan adalah umpan balik (feed back), gangguan / kendala komunikasi (noise /
barriers) dan konteks atau situasi komunikasi.
Kelebihan konseptualisasi ini adalah bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada
komunikasi yang disengaja atau respons yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah
para pelakunya menyengajanya atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan respons yang
tidak dapat diamati.
Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah
menafsirkan perilaku orang lain, baik verbal maupun nonverbal. Pendekatan transaksional
menyarankan bahwa semua unsur dalam proses komunikasi saling berhubungan.
KONTEKS-KONTEKS KOMUNIKASI
Secara luas konteks di sini berarti semua faktor di luar orang yang bekomunikasi yang terdiri
dari :
Seperti : iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan tempat duduk,
jumlah peserta komunikasi, dan alat yang tersedia untuk menyampaikan pesan.
2. Aspek psikologis
3. Aspek sosial
4. Aspek waktu
Yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore, malam )
Selain istilah konteks yang lazim, juga digunakan istilah tingkat (level), bentuk (type), situasi
(situation), keadaan(setting), arena, jenis (kind), cara (mode), pertemuan (encounter), dan
kategori.
Menurut Verderber misalnya, konteks komunikasi terdiri dari : konteks fisik, konteks sosial,
konteks historis, konteks psikologis dan konteks kultural. Indikator paling umum untuk
mengklasifikasikan komunikasi berdasar konteksnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam
komunikasi. Maka dikenallah : komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik, komunikasi
antarpribadi, komunikasi kelompok (kecil), komunikasi publik, komunikasi organisasi, dan
komunikasi massa. Pendekatan untuk membedakan konteks komunikasi adalah pendekatan
situasional (situational approach) yang dikemukakan G. R. Miller.
Kategorisasi berdasarkan tingkat (level) paling lazim digunakan untuk melihat konteks
komunikasi, dimulai dari komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi paling sedikit
hingga paling banyak. Terdapat empat tingkat komunikasi yang disepakati para pakar, yaitu
komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa.
Beberapa pakar lain menambahkan komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik (komunikasi
dua-orang) dan komunikasi publik (pidato depan khalayak).
Komunikasi intrapribadi
Komunikasi antarpribadi
Komunikasi kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka
sebagian dari kelompok tersebut, meskipun mempunyai peran berbeda. Misalnya : keluarga,
tetangga, kawan-kawan terdekat, kelompok diskusi, dsb. Komunikasi kelompok merujuk pada
komunikasi yang dilakukan kelompok kecil bersifat tatap-muka. Komunikasi kelompok
melibatkan juga komunikasi antarpribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi
berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi publik
Komunikasi publik (public communication) adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan
sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Atau sering disebut juga
pidato, ceramah, atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah
kelompok-besar (large-group communication) untuk komunikasi ini.
Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit daripada komunikasi
antarpribadi dan komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntut persiapan pesan
yang cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. Ciri komunikasi
publik adalah : terjadi di tempat umum ( publik ), misalnya di auditorium, kelas, tempat ibadah,
atau tempat lain yang dihadiri sejumlah besar orang ;merupakan peristiwa sosial yang biasanya
telah direncanakan alih-alih peristiwa relatif informal yang tidak terstruktur; terdapat agenda;
beberapa orang ditunjuk menjalankan funfsi khusus, seperti memperkenalkan pembicara, dsb.
Komunikasi publik serimg bertujuan memberikan penerangan, menghibur, memberikan
penghormatan atau membujuk.
Komunikasi organinisasi
Organizational communication terjadi dalam organisasi bersifat formal dan informal, dan
berlangsung dalam jringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi
organisasi sering melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya
komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi yakni
komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal. Komunikasi informal
tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi sejawat juga gosip.
Komunikasi massa
Komunikasi massa (massa commnnication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa,
baik cetak maupun elektronik, berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau
orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah orang besar yang tersebar di banyak
tempat, anonim dan heterogen. Pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serantak dan
selintas (khususnya elektronik). Komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi
publik dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses mempersiapkan pesan yang
disampaikan media massa ini.