Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN STRATEGI

Sesi 3
Etika Bisnis, CSR, dan
Bisnis Berkelanjutan

Dr. Anggono Raras Tirto Sakti, S.IP, MM

1
Manajemen Strategi
Modul 3

Tujuan Instruksional Umum

Setelah perkuliahan pertemuan ketiga atau Etika Bisnis, CSR dari


Bisnis Berkelanjutan diharapkan mahasiswa dapat mengenal cara
melakukan berbisnis mengikuti etika, melakukan CSR, dan bisnis
berkelanjutan bagi perusahaan. dan mampu mengimplementasikan
(psychomotor).

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah perkuliahan bagian pertama atau pendahuluan dari materi


Manajemen Strategi, diharapkan para mahasiswa mampu :

a. Memahami Etika Bisnis.

b. Memahami Corporate Social Responsibility.

c. Memahami Bisnis Berkelanjutan.

2
Manajemen Strategi
Modul 3

BAB - III
ETIKA BISNIS, CSR, DAN
BISNIS BERKELANJUTAN

a. ETIKA BISNIS
Meskipun tiga bagian dari bab ini (1) etika bisnis, (2) tanggung jawab
sosial, dan (3) kelestarian lingkungan] berbeda, topiknya cukup terkait.
Misalnya, banyak orang menganggap tidak etis bagi perusahaan untuk
tidak bertanggung jawab atau memperlakukan secara social hewan tidak
manusiawi. Etika bisnis dapat didefinisikan sebagai prinsip perilaku dalam
organisasi yang memandu pengambilan keputusan dan perilaku. Etika
bisnis yang baik merupakan prasyarat untuk kebaikan manajemen
strategis; etika yang baik hanyalah bisnis yang baik! Tanggung jawab sosial
mengacu pada Tindakan sebuah organisasi melampaui apa yang
diwajibkan secara hukum untuk melindungi atau meningkatkan
kesejahteraan makhluk hidup.

Keberlanjutan mengacu pada sejauh mana operasi dan tindakan


organisasi melindungi, memperbaiki, dan melestarikan daripada merusak
atau menghancurkan lingkungan alam. Mencemari lingkungan, misalnya,
tidak etis, tidak bertanggung jawab, dan dalam banyak kasus ilegal, seperti
yang diperlakukan babi, sapi, ayam, dan kalkun tidak manusiawi. Oleh
karena itu, etika bisnis, tanggung jawab sosial, dan masalah kelestarian
lingkungan saling terkait dan berdampak pada semua area proses
manajemen strategis, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 3-1 dengan
bayangan putih.

3
Manajemen Strategi
Modul 3

Gambar 3-1, Posisi Etika Bisnis, CSR, Bisnis Berkelanjutan.

Dalam dunia bisnis, etika menjadi elemen penting yang harus


diperhatikan, dan mencakup dalam berbagai aspek baik itu individu,
perusahaan, maupun masyarakat. Etika dalam bisnis dapat juga bisa
diartikan sebagai suatu pengetahuan mengenai norma-norma dalam
mengelola bisnis dan moralitas yang berlaku secara universal, ekonomi,
dan sosial. Hal ini juga yang dijadikan standar atau pedoman bagi semua
karyawan di dalam perusahaan untuk menjadikannya sebagai pedoman
dalam bekerja. Selain itu etika yang baik akan membantu Anda dalam
mengembangkan bisnis dengan lebih mudah. Dari penjelasan ini sangat
terlihat jelas betapa pentingnya etika bisnis bukan? Maka dari itu mari kita
cari tahu selengkapnya.

4
Manajemen Strategi
Modul 3

Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis adalah cara untuk berbisnis dan meliputi semua bagian
yang berhubungan dengan perusahaan, masyarakat, dan individu. Peran
dari etika bisnis pada sebuah perusahaan adalah untuk membentuk perilaku
karyawan dan pimpinan agar hubungan antara karyawan, perusahaan, dan
berbagai pihak internal dan eksternal lain tetap sehat.

Tujuan Etika Bisnis

Belum lengkap rasanya jika Anda hanya memahami etika bisnis tanpa
mengetahui tujuannya, maka dari itu dalam bagian ini kami akan
mengulasnya. Tujuan etika dalam berbisnis dapat di bagi menjadi beberap
bagian seperti

a. Meningkatkan kesadaran moral, sehingga pebisnis bukan saja


memikirkan keutnungandan kegiatan operasional, tapi juga nilai dan
sikap yang harus dimiliki. Dengan adanya car aini maka perselisihan
dapat dihindarkan.

b. Membuat batasan-batasan bagi para pelaku bisnis, merupakan


etika yang harus dimiliki. Pembatasan inilah yang membuat bisnis
dapat berjalan sesuai standard dan menghindari kecurangan.

c. Meningkatkan relasi yang baik dengan para stake holder. Dengan


cara sederhana ini maka secara tidak langsung hubungan yang terjalin
akan awet , dan terjaga.

5
Manajemen Strategi
Modul 3

d. Memberikan motivasi kepada pelaku bisnis untuk dapat


meningkatkan kemampuan. Karena adanya standard yang sudah
berlaku, dan harus dipatuhi oleh seluruh pebisnis.

Manfaat Etika Bisnis Untuk Perusahaan

Bagi sebuah perusahaan, etika bisnis merupakan hal penting dalam


membangun kiprah perusahaan dan akan bermanfaat di masa depan.

a. Memiliki Reputasi yang Baik

Perusahaan yang menerapkan etika bisnis seharusnya akan memiliki


citra yang baik dan membuat pelanggan terus bertambah. Dengan
cara ini perusahaan dapat berkembang dan mencapai target dengan
sukses.

b. Menimbulkan Kepercayaan

Perusahaan yang memiliki kejujuran akan mendapatkan manfaat


seperti kepercayaan dari konsumen. Bukan saja loyalitas, tapi mereka
akan merekomendasikan bisnis tersebut kepada orang lain.

c. Keuntungan Maksimal

Perusahaan yang telah menerapkan etika bisnis, akan membuat


pelanggan percaya, dan menghasilkan keuntungan yang lebih
maksimal. Hal ini terjadi karena pelanggan telah menaruh
kepercayaan penuh.

6
Manajemen Strategi
Modul 3

d. Menjunjung Nilai Moral

Nilai moral selalu berkaitan dengan etika bisnis, bahkan memberi efek
kepada perilaku dan moral karyawan dalam perusahaan. Nilai ini
sendiri yang membuat perusahaan menjadi lebih unggul.

Untuk menjalankan etika bisnis dibutuhkan Prinsip etika


berbisnis. Berikut ini adalah penjelasan tentang prinsip etika bisnis
:

Prinsip Etika Bisnis

Terdapat enam prinsip penting yang etika bisnis yang dapat dijadikan
standar untuk berperilaku dalam sebuah perusahaan. Berikut adalah enam
prinsip etika bisnis tersebut.

1. Prinsip Kejujuran

Menjadi dasar penting dalam segala bidang bisnis, baik itu pengusaha
modern maupun pengusaha konvensional. Hal yang terlihat sederhana
ini juga merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam bisnis. Kejujuran
dalam hal ini bukan saja soal harga barang yang ditawarkan, tapi juga
mencakup kegiatan yang berkualitas tinggi dengan harga yang masih
masuk akal. Nantinya dengan kejujuran maka akan menimbulkan loyalitas
konsumen

2. Prinsip Integritas Moral

Menjaga nama baik perusahaan merupakan suatu kewajiban, bukan


saja bicara soal pencitraan, tapi juga kepercayaan. Dalam hal ini semua
pihak baik pemilik, karyawan, harus tetap menerapkan prinsip integritas
moral ini.

7
Manajemen Strategi
Modul 3

3. Prinsip Kesetiaan

Selalu berkaitan dengan proses dalam sebuah bisnis, mulai dari atas
maupun bawah. Kesetiaan dan keseriusan menjadi tolak ukur dalam
bekerja. Tapi jangan lupa juga untuk menjalankan visi dan misi perusahaan.

4. Prinsip Otonomi

Terkait dengan kemampuan dan sikap dalam pengambilan keputusan


dan tindakan yang tepat. Selain itu bijaksana dalam mempertimbangkan
juga penting. Terkait hal ini tentunya juga tidak terlepas dari aturan,
tuntutan, situasi dan jenis bisnis. Mengenai prinsip otonomi juga tidak boleh
bertentangan dengan nilai atau norma moral tertentu, karena juga
menyangkut etika bisnis.

5. Prinsip Keadilan

Merujuk kepada setiap pihak yang terlibat, dimana semuanya harus


berkontribusi untuk mendukung keberhasilan bisnis secara langsung
maupun tidak. Prinsip ini juga termasuk dalam hubungan internal maupun
hubungan eksternal.

6. Prinsip Saling Menguntungkan

Harus dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, dan tidak ada
pihak yang merasa dirugikan. Prinsip inilah yang akaan mengakomodasi
sifat dan tujuan bisnis.

8
Manajemen Strategi
Modul 3

Contoh Etika Dalam Berbisnis

a. Mengingat Nama

Membuat orang agar merasa lebih dihargai dan nyaman saat bekerja
dengan Anda. Selain itu mengingat nama dapat meningkatkan tingkat
kenyamanan, serta membuat hubungan lebih akrab sejak pertama
kali. Mengingat nama juga sangat penting untuk hubungan baru, karena
nama erat dengan identitas dan individualitas seseorang. Meskipun terlihat
sederhana langkah ini dapat membuat orang tersebut merasakan interaksi
yang dilakukan dengan mereka akan terasa lebih substansial dan konkret.
Karena merasa diakui adalah faktor penting bagi banyak orang.

b. Membuat Sikap Tubuh yang baik

Berdiri Saat Berkenalan merupakan salah satu etika yang harus Anda
ketahui. Karena dengan menunjukan hal ini, maka seseorang akan merasa
diperlakukan dengan baik. Namun Anda juga bisa membungkuk untuk
menunjukan sikap positif terhada orang lain.

Selain itu perhatikan untuk tidak melipat tangan di depan dada,


bertolak pinggangm atau emmasukan tangan ke dalam saku celana.
Meskipun bagi sebagain orang sikap tubuh ini sudah menjadi kebiasaan,
dan tidak memiliki arti apa-apa, berbeda untuk orang lain yang bisa saja
menganggap Anda sombong, kasar, dan tidak peduli.

c. Mengucapkan Terimakasih

Sederhana tapi penuh makna, bahkan mempunyai dampak yang


besar bagi banyak orang. Bukan hanya sebagai bentuk penghargaan untuk
orang lain, tapi mengucapkan terima kasih juga menunjukan apresiasi
dengan apa yang orang lain berikan ataupun dirasakan. Namun lebih dari

9
Manajemen Strategi
Modul 3

itu rasa berterimakasih juga meningkatkan kebahagiaan jika dikatakan


dengan tulus.

2. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

Corporate Social Responsibility (“CSR”) atau yang menurut peraturan


perundang-undangan dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial dan
lingkungan adalah komitmen Perseroan Terbatas (“PT”) untuk berperan
serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan
kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi PT sendiri,
komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

CSR sendiri diatur dalam UU PT sebagaimana telah diubah, dihapus,


dan/atau dimuat pengaturan baru dengan UU Cipta Kerja serta diatur lebih
spesifik dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas (“PP
47/2012”) dan Peraturan Menteri Sosial Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Badan Usaha.

Semua Perusahaan Wajib Melakukan CSR

Pada dasarnya, setiap PT selaku subjek hukum mempunyai tanggung


jawab sosial dan lingkungan. Tujuan diaturnya ketentuan mengenai CSR
ini ialah untuk tetap menciptakan hubungan PT yang serasi, seimbang, dan
sesuai dengan lingkungan, nilai, dan budaya masyarakat setempat.

Meski setiap PT memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan,


namun yang dibebankan kewajiban hukum untuk menjalankan CSR adalah
PT yang menjalankan kegiatan usaha di bidang dan/atau berkaitan dengan
sumber daya alam berdasarkan undang-undang. Kewajiban tersebut
dilaksanakan baik di dalam maupun di luar lingkungan PT.

10
Manajemen Strategi
Modul 3

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan “PT yang menjalankan kegiatan
usahanya di bidang sumber daya alam” adalah PT yang kegiatan usahanya
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Sedangkan yang
dimaksud dengan “PT yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan
dengan sumber daya alam” adalah PT yang tidak mengelola dan tidak
memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak
pada fungsi kemampuan sumber daya alam.

Kewajiban tersebut merupakan kewajiban PT yang dianggarkan dan


diperhitungkan sebagai biaya PT yang pelaksanaannya dilakukan dengan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Patut diperhatikan, bagi PT
sebagaimana disebut di atas yang tidak melaksanakan kewajiban CSR
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa


meskipun setiap PT memang memiliki tanggung jawab sosial dan
lingkungan, namun kewajiban pelaksanaan CSR ini diberlakukan bagi PT
yang menjalankan kegiatan usaha dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam, yang jika tidak dilaksanakan maka PT yang bersangkutan
dikenai sanksi.

Dalam peraturan perundang-undangan terkait memang tidak


ditegaskan mengenai hal ini, akan tetapi, dari penjelasan di atas dapat kita
simpulkan bahwasannya fungsi CSR adalah selaras dengan tujuannya yaitu
sebagai bentuk peran serta PT dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan
guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,
serta menciptakan hubungan PT yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan
lingkungan, nilai, dan budaya masyarakat setempat.

11
Manajemen Strategi
Modul 3

3. BISNIS BERKELANJUTAN
Pencemaran dan kerusakan sumberdaya memperlihatkan
keterbatasan tersebut dan bila dilampaui akan menyebabkan kerusakan
permanen (irreparable damages). Oleh karena itu, kedua batas tersebut
hendaknya dijadikan kriteria untuk mengendalikan aktivitas pembangunan
(bisnis) yang secara terus menerus menggunakan sumberdaya dari dan
membuang sisa ke lingkungan. Keseimbangan terjadi di bawah batas ini
untuk mempertahankan kapasitas alam memperbaiki diri secara mandiri.

Gambar 3-2, Hubungan Kegiatan Manusia Dan Lingkungan.

Hubungan manusia dan lingkungan harus terjadi sedemikian rupa


sehingga tidak ada yang dirugikan atau dirusak (Norton, 1992:25; Rees,
1988:277). Dalam perspektif ekosistem, mempertahankan keseimbangan
berarti menjaga situasi sehingga bioproduksi melalui fotosintesa sangat
dekat dengan laju penguraian pada nilai konstan (Boyden, 1992:23).
Dengan demikian batas kegiatan manusia adalah penggunaan sumberdaya
pada tingkat yang berkelanjutan dan perubahan lingkungan sementara

12
Manajemen Strategi
Modul 3

(reversible environmental change). Gambar 3-2, menunjukkan hubungan


kegiatan manusia (sistem ekonomi) dengan lingkungan.

Bisnis sangat bergantung pada alam baik sebagai pemasok bahan


baku maupun sebagai tempat pembuangan sisa (limbah). Oleh karena itu,
dari perspektif jangka panjang, keberlanjutan bisnis dalam membentuk
keuntungan akan dibatasi oleh kemampuan alam dalam memberikan
fondasi bagi bisnis. Artinya, keberlanjutan bisnis akan terjadi jika didukung
oleh keberlanjutan ekosistem sebagai penopang sistem produksi. Dalam
perspektif inilah dimensi bisnis tidak dapat dilepaskan dari elemen
pembangunan berkelanjutan yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan
(Gambar 2).

Bisnis Berkelanjutan

Aktifitas bisnis baik pada level internasional, menengah ataupun


korporasi/perusahaan kecil semuanya memiliki dampak pada sistem alam,
sumber daya alam, suplai air bersih dan termasuk kenaikan polutan dan
sampah berbahaya. “Bisnis seperti biasanya” merusak sistem penyangga
hidup bumi (Edwards, 2006). Praktik bisnis berkelanjutan dari sisi ekonomi,
sosial dan lingkungan menjadi esensial tidak hanya agar korporasi mampu
bertahan hidup dalam jangka pendek, tetapi juga kesehatan bumi dalam
jangka panjang. Kasus Brent Spar offshore facility perusahaan minyak Shell
pada 1995 diawali rencana Shell membuang fasilitas anjungan yang sudah
tua ke laut lepas.

Meskipun rencana ini disetujui oleh pemerintah Inggris, dengan


adanya penolakan dari aktifis Greenpeace dan masyarakat internasional
maka rencana tersebut dibatalkan. Akibat insiden di laut utara ini, Shell
mengalami penurunan penjualan hingga 50% di Negara Jerman (The Brent
Spar, n.d). Berikutnya Shell menggunakan berbagai skenario untuk

13
Manajemen Strategi
Modul 3

memperkirakan alternatif di masa mendatang dan mengidentifikasi


tantangan-tantangan potensial yang berhubungan dengan keputusan
sekarang. Shell juga berkomitmen terhadap kinerja lingkungan lingkungan,
hal yang tidak terpikirkan sebelumnya pada awal 1990-an (Wheeler, Fabig
& Boele, 2002).

Menurut Epstein (2003), kinerja berkelanjutan bisa dilihat pada


sembilan prinsip yang berfungsi sebagai pondasi untuk mengatur dampak
pada stakeholder (Epstein, 2008 p.37):

1) Etika. Perusahaan yang beretika menetapkan, meningkatkan,


memonitor dan menjaga standar dan praktik kesetaraan dan kejujuran
dengan stakeholder perusahaan dan juga termasuk rekanan
perusahaan, penyedia barang dan jasa, dan distributor.

2) Tata kelola. Prinsip ini merupakan komitmen untuk mengatur semua


sumber daya dengan efektif.

3) Transparansi. Apabila tata kelola berhubungan dengan internal


perusahaan, maka transparansi memberikan keterbukaan informasi
pada stakeholder. Perusahaan yang transparan menyampaikan
keterbukaan informasi pada investor yang sudah ada maupun calon
investor potensial yang terkait masa lalu, sekarang dan kinerja
perusahaan ke depan.

4) Hubungan bisnis. Perusahaan memberikan hubungan yang


seimbang dengan penyedia barang dan jasa dengan cara
memperlakukan sebagai rekanan jangka panjang. Dengan
mempertahankan hubungan jangka panjang dengan rekanan, maka
kualitas barang dan jasa bisa dijaga.

14
Manajemen Strategi
Modul 3

5) Pengembalian finansial. Perusahaan memberikan pengembalian


finansial lebih kompetitif untuk investor strategis.

6) Keterlibatan komunitas dan pengembangan ekonomi. Perusahaan


perlu sadar bahwa kepentingan terbaik jangka panjang antara
perusahaan dan masyarakat adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan sumber daya masyarakat.

7) Nilai Barang dan Jasa. Perusahaan harus menjelaskan hubungan


perusahaan dan kewajiban terhadap pelanggan.

8) Praktik Pengangkatan Pekerja. Perusahaan memutuskan cara


pengangkatan pekerja dengan prinsip-prinsip kesetaraan dan
kesempatan yang sama. Dengan mengadopsi prinsip ini, perusahaan
melakukan promosi karyawan, pengembangan karir profesional dan
pemberdayaan tanpa perbedaan atau diskriminasi.

9) Perlindungan terhadap lingkungan. Perusahaan menjelaskan


komitmen terhadap lingkungan. Perusahaan pro-aktif akan melindungi
dan mengembalikan kondisi lingkungan serta promosi pengembangan
berkelanjutan terhadap produk, proses, jasa dan aktifitas lainnya.

Hubungan dengan stakeholder merupakan proses yang berlanjut dari


waktu ke waktu dengan tahapan:

1) Kesadaran stakeholder, stakeholder mengetahui keberadaan


perusahaan. Perusahaan akan berkomunikasi dengan stakeholder
untuk memberikan informasi dan berbagi visi dan misi.

2) Pengetahuan, stakeholder mengetahui dan mulai mengerti apa yang


dilakukan perusahaan, nilai-nilai dan strategi perusahaan. Tahap ini
perusahaan memberikan informasi agar stakeholder lebih berperan.

15
Manajemen Strategi
Modul 3

Karyawan mengerti struktur organisasi dan sistem yang dibangun,


pelanggan mendapatkan produk sesuai keperluan sedangkan
penyedia barang dan jasa mengetahui keperluan perusahaan.

3) Kepuasan, dimana stakeholder mempercayai perusahaan dan akan


membangun komitmen terhadap perusahaan.

4) Aksi, perusahaan kemudian mengambil aksi untuk kolaborasi lebih


jauh dengan stakeholder.

Dengan keterkaitan antar prinsip-prinsip yang dikembangkan


perusahaan serta hubungan dengan stakeholder, maka untuk meraih
kepercayaan publik adalah menjaga akuntabilitas perusahaan.

Peningkatan tata kelola korporasi yaitu kebebasan direktur dalam


menjalankan keputusan dan kinerja dewan direksi sebagai fungsi
pengawasan dan mengambil keputusan yang bisa dipertanggungjawabkan.
Peningkatan pengukuran kinerja operasional dan sosial serta peningkatan
pelaporan informasi dalam spektrum luas baik pada stakeholder internal
maupun eksternal yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Peningkatan sistem manajemen untuk menggerakkan budaya korporasi,
mengubah pola dan cara pengambilan keputusan manajer meningkatkan
akuntabilitas perusahaan sekaligus kinerja korporasi.

Bisnis Berkelanjutan

Bertolak dari pengertian PB yakni pembangunan yang membentuk


pertumbuhan ekonomi dan sosial dengan tetap mempertahankan, menjaga
dan memperbaiki lingkungan maka dapat dibangun pengertian bisnis
berkelanjutan (BB). Tujuan bisnis adalah mencapai keuntungan ekonomi
secara optimal melalui pelaksanaan bisnis yang bersahabat dengan sosial
dan lingkungan. Setiap perusahaan harus meyakini dan menerapkan

16
Manajemen Strategi
Modul 3

akuntabilitas terhadap dampak yang ditimbulkannya mulai dari pencemaran


lingkungan, perubahan iklim, kesehatan masyarakat, dan hak manusia.
Pertimbangan ini tidak hanya sebagai bentuk tanggungjawab tetapi lebih
dari itu menjadi bagian dari strategi bisnis inti.

Uraian di atas mengarahkan bahwa perusahaan mengadopsi strategi


bisnis berkelanjutan sebagai upaya untuk menciptakan peluang pasar,
pengurangan biaya, serta minimisasi limbah dan resiko protes kolega.
Prinsip ER3TD di atas harus diikuti sedemikian rupa sehingga mampu
mengkapitalisasi pertumbuhan permintaan produk dan jasa “hijau” dan
“perdagangan adil”. Peniadaan limbah diupayakan sepanjang rantai nilai:
pengadaan, manufaktur, produksi, operasi, pemasaran dan distribusi.
Perusahaan memastikan mematuhi semua peraturan terkait lingkungan.
Melalui CSR bangun kedekatan emosional dengan masyarakat sekitar dan
masyarakat yang lain yang mempunyai ketertarikan tertentu di bidang
lingkungan.

Perusahaan mengawali semua kegiatannya dengan perencanaan


yang komprehensif dengan visi keberlanjutan yang tegas melibatkan semua
pemangku kepentingan di dalam maupun di luar perusahaan. Dengan
pendekatan ini, perusahaan memastikan bahwa semua pertimbangan
ekonomi, sosial dan lingkungan diperhatikan dengan seksama sebagai
basis pengembangan bisnis (Gambar 3-3). BB memperluas produk dan jasa
melalui ketertarikan yang luas dan mendalam dalam koridor ekonomi, sosial
dan linkungan. Pandangan yang menyatakan bahwa penggunaan dimensi
PB mempersempit bisnis harus dihilangkan melalui visi dan wawasan bisnis
jangka panjang yang lebih luas dan menjanjikan.

17
Manajemen Strategi
Modul 3

Gambar 3-3, Bisnis Berkelanjutan.

Weybrecht (2010) mengajukan Sepuluh Tren dalam bisnis berkelanjutan.


Tren ini dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan bisnis
berkelanjutan yang uraian secara ringkas adalah :

1) Pemahaman yang lebih mendalam tentang arti bisnis berkelanjutan:


praktek sederhana sudah mulai dijalankan yakni menempatkan wadah
(bin) daur ulang dan mencetak pada dua dua sisi kertas dalam semua
kegiatan perkantoran. Hal ini mencerminkan dunia bisnis, terlepas dari
ukuran perusahaan, telah menjadikan pertimbangan lingkungan
sebagai bagian penting dari perusahaan.

2) Pekerja adalah senjata rahasia: strategi berkelanjutan tidak terhitung


caranya, misal yang sangat sederhana adalah perusahaan dapat
memanfaatkan seseorang menuliskan, mencetak, dan menempelkan
visi lingkungan perusahaan di kaca jendela. Pekerja adalah kekuatan
perusahaan, beri mereka strategi dan tujuan agar mereka
bersemangat serta cara melaksanakannya. Pekerja tahu apa yang

18
Manajemen Strategi
Modul 3

harus mereka lakukan, tahu produknya melebihi siapapun juga


sehingga peluang yang terbesar untuk menerapkan bisnis
berkelanjutan terletak pada pundak mereka.

3) Berbicara dengan bukan kepada pelanggan: bisnis dewasa ini telah


mengkomunikasikan komitmen, prinsip dan praktek berkelanjutan
kepada semua pemangku kepentingan melalui web, laporan tahunan,
dan paparan. Perusahaan secara terus menerus membangun
komunikasi dua arah agar dapat menyampaikan semua strategi
berkelanjutan serta pada saat yang sama menangkap dan melibatkan
ekspektasi publik dan pemangku kepentingan.

4) Dampak perusahan menjangkau jauh di luar kantor: setiap produk dan


jasa mempunyai cerita. Sebelumnya, orang hanya tertarik pada harga,
tapi kini setiap perusahaan harus mengetahui secara rinci tentang
sejarah hidup produk yang dijual, tidak cukup sekedar tahu tetapi
harus memahami. Artinya, perusahaan harus mengetahui secara rinci
tentang bagaimana produk dirancang, bahan yang digunakan dan asal
usulnya, produksinya, penjualannya, penggunaannya oleh konsumen
dan perlakuan setelah digunakan, dan kemudian bagaimana menjadi
produk lainnya yang seterusnya menjadi sejarah dari produk baru.

5) Mengetahui dengan persis para pemasok: sebagai bagian dari upaya


pengembangan bisnis yang lebih berkelanjutan, perusahaan perlu
mengetahui dan berkunjung ke semua pemasoknya. Hal ini untuk
memastikan bahwa semua pemasok sejalan dengan, atau mengetahui
atau bahkan menghindari upaya pengembangan bisnis berkelanjutan
dari perusahaan. Demikian seterusnya sampai pada pemasok dari
pemasok perusahaan. Akhirnya, perusahaan mengetahui bagaimana

19
Manajemen Strategi
Modul 3

membantu para pemasok untuk membantu perusahaan


mengembangkan bisnis lebih berkelanjutan.

6) Jurang pemisah semakin besar, dapat berarti baik atau buruk:


perbedaan antara pemimpin (leaders) dalam berkelanjutan dan
pencundang semakin jelas. Mereka yang lebih dahulu berpikir dan
memulai dengan menggunakan upaya, dana dan energi telah
memperoleh kemanfaatan dan keunggulan dari bisnis berkelanjutan.
Sebaliknya, mereka yang datang belakangan harus mengejar dengan
membangun pemikiran inovatif. Jika tidak maka jurang semakin lebar
dan akan semakin tertinggal dan tenggelam.

7) Semakin terbuka untuk mengembangkan keberlanjutan: semakin


banyak perusahaan yang bekerjasama dengan pesaing, industri lain,
LSM, dan pemerintah. Di sisi lain tuntutan transparansi semakin besar
sehingga wajah bisnis berkelanjutan semakin terbuka. Bisnis harus
dilakukan dengan keterbukaan.

Pemikiran bahwa persaingan bisinis masa depan tidak hanya terletak


pada pesaingan harga, kualitas dan pengahantaran tetapi masuk pada
sejauhmana perusahaan peduli dan punya nilai lingkungan. Bisnis
berkelanjutan telah menjadi pilihan bersama masyarakat dunia karenanya
telah dikembangkan banyak pendekatan manajemen lingkungan
perusahaan dan sistem manajemen lingkungan yang disertifikasi. ISO
14001 adalah salah satu diantaranya. Perusahaan yang disertifikasi telah
mendapat kemanfaatan karenanya jumlahnya terus bertambah.

Pendidikan menengah dan tinggi dituntut untuk melahirkan pekerja


dan pemimpin perusahaan yang tahu dan paham bisnis berkelanjutan.
Sekolah dan Perguruan Tinggi harus memasukkan pengajaran lingkungan
terutama manajemen lingkungan ke dalam bagian dari kurikulum. Dengan

20
Manajemen Strategi
Modul 3

demikian akan lahir pelaku dan pengelola bisnis yang peduli akan
lingkungan dan penyelamat masa depan umat manusia.

===================== *****======================

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Utama :
1. Fred R. David Francis dan Forest R. David Strategic, 2017, Strategic
Management concepts and cases, Pearson

21

Anda mungkin juga menyukai