Hasil empiris dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Manajer dengan skor total antara 30 dan 35 poin dinilai sebagai manajer yang sangat etis dan dapat diandalkan, yang dapat dipercaya dan diandalkan oleh setiap karyawan. Manajer dengan skor antara 36 dan 61 poin dinilai sebagai manajer yang dalam situasi tertentu menunjukkan perilaku tidak etis, sedangkan manajer dengan skor antara 62 - 108 poin dinilai sebagai manajer yang berperilaku tidak etis dan yang dalam jangka panjang akan membawa hasil yang buruk bagi perusahaan. perusahaan. Riset tersebut menunjukkan karyawan menilai manajer departemen TI sebagai yang paling beretika di perusahaan mereka. Meskipun dinilai sebagai yang paling etis (dengan skor rata-rata 45 poin), ia lebih condong ke kategori perilaku etis rata-rata saat membuat keputusan. Artinya dalam situasi tertentu ia berperilaku tidak etis saat mengambil keputusan. Semua responden yakin bahwa manajer ini akan enggan untuk berperilaku tidak etis bahkan jika itu memberi dia keuntungan atau keuntungan tertentu. 2. Mengapa etika penting bagi manajer dalam menjalankan bisnis?. Manajer adalah orang yang membuat keputusan yang sangat penting untuk masa depan perusahaan. Manajer memiliki tanggung jawab untuk menegakkan standar tertinggi perilaku etis yang melibatkan perilaku etis yang berkaitan dengan kemampuan pemimpin untuk membuat keputusan yang tepat. Keakraban manajer dengan prinsip- prinsip etika dan kerangka kerja etis adalah dasar untuk perilaku etis. Pengambilan keputusan yang etis dikondisikan oleh banyak fakta dan faktor yang harus dipertimbangkan oleh pembuat keputusan saat membuat keputusan. Untuk alasan itu, perlu untuk menciptakan kerangka kerja etis dalam organisasi untuk memfasilitasi sebagian besar situasi. Kerangka kerja etis adalah produk dari kodeks etik organisasi (Jelšenjak dan Krkač, 2016). Dalam kerangka kerja etis, manajer akan mengetahui, dalam banyak kasus, apakah beberapa varian pemecahan masalah yang berpotensi etis atau tidak. Etika bisnis telah menjadi salah satu faktor kunci yang membedakan perusahaan yang sukses dengan perusahaan yang tidak berhasil. Berbisnis secara etis berarti bekerja sesuai dengan aturan hukum, melakukan tugas tepat waktu dan menempatkan konsumen dan pelanggan sebagai prioritas. Menerapkan etika bisnis berarti memikirkan orang lain, memikirkan masa depan. Perusahaan dengan etika bisnis sebelumnya telah mengembangkan rencana dan tujuan jangka panjang. Etika bisnis memberikan rasa aman dan peluang untuk pengembangan di masa depan. Harus ditekankan bahwa etika bisnis sangat penting dalam setiap situasi bisnis, tanpa pengecualian (Bazerman, Messick dan Stewart, 2006). Perusahaan yang beretika akan mengabaikan keuntungan jangka pendek untuk memiliki citra positif jangka panjang di mata publik. Dengan beroperasi dengan cara ini, perusahaan menciptakan iklim yang positif, menumbuhkan kepercayaan diri dan kemungkinan kemajuan yang konstan. Jenis perusahaan ini memiliki keuntungan besar dibandingkan yang tidak etis. 3. Mengapa perusahaan blm banyak mempraktikan etika dlm menjalankan bisnis? Salah satu alasan sebagian orang tidak menerapkan etika bisnis dalam berwirausaha karena mereka belum menempatkan wirausaha sebagai tindakan mengelola kepercayaan konsumen. Wirausaha ditempatkan sebagai usaha untuk memperoleh laba. Akibatnya, etika tidak menjadi prioritas.Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan tidak mempraktikan etika dalam menjalankan bisnis, yaitu: - Pelaku bisnis masih lebih mementingkan kepentingan pribadi - Terdapat banyak persaingan terhadap laba perusahaan yang mendorong pelaku bisnis untuk tidak mempraktikan etika bisnis - Masih banyak pertentangan antara kepentingan nilai perusahaan dengan perorangan 4. Apa konsekwensinya jika manajer tdk beretika dlm menjalankan bisnis? Saat seorang manajer tidak mempraktikkan etika bisnis dalam proses bisnisnya, tentu aka nada konsekuensi yang akan diterima. Tanpa etika dalam berbisnis, persaingan antar perusahaan dapat menjadi tidak sehat, konsumen menderita, terjadi pencemaran lingkungan atau menimbulkan praktek monopoli perdagangan. Perilaku bisnis yang tidak beretika ini secara eksternal akan menjatuhkan kredibilitas perusahaan, yang berakibat lanjut pada kekhawatiran rekanan bisnis terhadap kemungkinan akan terseret dalam kasus hukum atau dirugikan secara ekonomi. Secara internal, akan terjadi hilangnya rasa hormat dari karyawan terhadap atasan dan berakibat lanjut pada turunnya ethos kerja karyawan. Akan butuh waktu dan biaya besar untuk mengembalikan kepercayaan publik dan karyawan terhadap perbaikan kualitas etika bisnis perusahaan. Maka, sudah seharusnya hanya resiko keekonomianlah yang perlu menjadi tantangan dalam berbisnis, karena etika dan hukum adalah bagian dari profesionalitas dan kepedulian sosial perusahaan, serta landasan yang tidak untuk ditawar, apalagi ditinggalkan, namun untuk dijalankan. 5. Apa yg hrs dilakukan supaya persh bersedia menjalankan bisnis scr beretika? Hal yang harus dilakukan agar perusahaan bersedia menjalankan bisnis secara beretika adalah dengan memberikan edukasi kepada pelaku bisnis tentang pentinganya etika dalam bisnis dan memberikan mereka gambaran tentang konsekuensi apa yang akan diterima jika mereka tidak menerapkan etika dalam bisnis. 6. Manfaat apa yg diperoleh dr riset tsb?. Manfaat yang diperoleh dari riset ini adalah kita dapat melihat seberapa pentingnya praktik etika dalam bisnis. Melalui riset ini juga kita dapat mengetahui baha praktik etika dalam bisnis masih belum di prioritaskan dalam setiap bisnis sehingga dibutuhkan upaya lebih untuk memberikan kesadaran bagi para pelaku bisnis untuk turut melakukan praktik etika dalam bisnis yang mereka jalankan.