Anda di halaman 1dari 74

Kasir wiraniaga, sales executive, merchandiser, social media marketing, digital marketing staff,

influercer, content writer, public relation, enterprener

Menurut The Balance Small Business, merchandiser adalah seseorang yang bertugas

menciptakan lingkungan yang menarik secara visual untuk pengalaman pelanggan

berbelanja.

Adapun menurut Repsly, merchandiser adalah seseorang yang bertanggung jawab

atas segala sesuatu yang terjadi pada suatu produk, mulai dari produk tersebut dikirim

ke toko sampai pembeli mengambilnya dari rak.

Jika disimpulkan, merchandiser adalah seseorang yang mengatur tata letak produk

agar menarik untuk dibeli oleh pelanggan di toko.

Selain itu, seorang merchandiser juga harus memastikan produk tiba tepat waktu dan

bekerja dengan tim purchasing atau sales  untuk memperkirakan, merencanakan, dan

mengawasi stok barang.

Tanggung Jawab
© pexels.com

Dalam menjalankan pekerjaannya, ada beberapa tanggung jawab yang harus

dilakukan oleh seorang merchandiser. Namun, tanggung jawab tersebut bisa berbeda

dari satu industri dengan industri lainnya.

Pasalnya, setiap industri memiliki kebutuhan merchandiser yang berbeda.

Namun, tanggung jawab umum seorang merchandiser adalah sebagai berikut.

1. Memeriksa produk yang dipajang

Sebelum produk dipajang di sebuah toko, kios, atau supermarket,

seorang merchandiser harus memeriksa produk-produk tersebut.


Hal-hal yang diperiksa antara lain harga, tanggal kadaluarsa, kondisi kemasan, hingga

kondisi produk itu sendiri. Merchandiser harus memastikan bahwa produk tersebut

memang layak untuk dijual.

2. Mengatur tata letak penjualan

Salah satu tanggung jawab utama seorang merchandiser adalah mengatur tata letak

penjualan.

Biasanya, sebuah toko memiliki floor plan atau layout sendiri. Dari floor

plan tersebut, merchandiser bisa menentukan lokasi yang cocok untuk setiap produk

yang dijual.

Selain cocok, merchandiser juga bertanggung jawab agar produk tersebut mudah

ditemukan oleh pelanggan.

Bahkan, ada pula trik-trik yang bisa dilakukan, seperti menaruh produk-produk kecil

di bagian kasir agar dilirik pelanggan.

3. Menganalisis tren market terhadap produk

Tugas merchandiser lainnya adalah melakukan analisis tren market terhadap produk-

produk yang dijual.

Dengan kata lain, merchandiser harus mencari tahu produk apa yang sedang banyak

dicari dan dibeli oleh pelanggan.


Produk-produk itulah yang harus mendapat perhatian lebih untuk ditempatkan di

lokasi yang mudah dijangkau pelanggan.

4. Menjalankan strategi promosi

Seorang merchandiser juga bertugas menjalankan strategi promosi yang sudah

dirancang oleh departemen lainnya. Promosi yang dimaksud bisa berupa diskon, beli

1 gratis 1, dan sebagainya.

5. Memeriksa stok produk

Setelah menjalankan empat tanggung jawab tersebut, merchandiser juga harus

memeriksa stok produk secara berkala.

Merchandiser bisa melihat dan menentukan produk mana yang memerlukan stok

lebih banyak dan mana yang harus dikurangi.

Dengan begitu, stok tidak akan kehabisan atau menumpuk di kios tersebut.
Social media marketing adalah salah satu dari berbagai jenis marketing yang sekarang

banyak digunakan. Sederhananya, marketing jenis ini memanfaatkan peran media

sosial dalam proses marketingnya.

Dewasa ini, sudah banyak perusahaan yang menggunakan social media marketing.

Marketing jenis ini memang lebih efisien, jika dibandingkan dengan metode

marketing konvensional.

Nah, dalam artikel ini, Glints akan menjelaskan apa itu social media marketing. Selain

itu, akan dijelaskan pula mengenai strategi-strategi social media marketing itu

sendiri. 

Apa Itu Social Media Marketing?


© Pexels.com

Secara sederhana, social media marketing adalah proses marketing yang dilakukan

lewat media sosial. Biasanya media sosial yang digunakan adalah Facebook,

Instagram, atau Twitter.

Namun, maknanya bisa lebih lebih luas. Menurut Hubspot, social media marketing

adalah sebuah aksi pembuatan konten. Konten inilah yang nantinya akan menarik

perhatian masyarakat.

Sedangkan menurut Neil Patel, social media marketing adalah proses menarik

perhatian orang agar terikat (engaged) dengan konten yang disajikan. Jika sudah

terikat, kemungkinan konten itu akan dibagikan tentu jadi lebih besar. 
Baca Juga: Mengenal Content Marketing dan Peran Pentingnya Bagi Brand

Kenapa Social Media Marketing Penting?

© Pexels.com

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa lebih dari 3,2 miliar orang di dunia

menggunakan media sosial dewasa ini. Angka ini menjadi fakta menarik, sekaligus

bukti bahwa media sosial memang digandrungi masyarakat.

Dengan media sosial, proses marketing yang dilakukan akan jadi jauh lebih

menyenangkan. Ada beberapa keuntungan yang bisa menjadi alasan kenapa marketing

jenis ini penting. Begini penjelasannya. 


1. Meningkatkan brand awareness

Sebuah produk akan semakin diakui keberadaannya ketika diunggah di media sosial

secara terus-menerus. Ini karena perlahan-lahan masyarakat akan mulai menaruh

perhatian.

Mulanya masyarakat mungkin hanya akan melihat-lihat produk atau jasa yang kamu

tawarkan untuk sementara waktu. Namun, jika terus diunggah di media sosial, sebuah

produk akan mulai dianggap ada dan diingat oleh masyarakat.

Ini karena media sosial jadi sebuah platform yang terus dikonsumsi setiap hari oleh

orang-orang. 

2. Mendapatkan feedback produk dan strategi pemasaran

Ini adalah tahap lanjutan dari efek social media marketing. Setelah diakui

keberadaannya, sebuah produk akan mulai jadi topik pembicaraan. Kamu pun bisa

melihat langsung bagaimana customer berinteraksi dengan konten di media sosialmu.

Misalnya dengan memberikan like atau mem-follow akunmu. 

Ditambah lagi, media sosial juga menawarkan fitur komentar. Hal ini memungkinkan

masyarakat untuk memberikan pendapatnya soal produk yang kamu tawarkan atau

cara kamu memasarkan produkmu.


Bagi perusahaan, ini bisa jadi alat untuk mengukur kelebihan dan kekurangan dari

produk atau strategi marketing yang kamu pilih. 

3. Mempelajari kompetitor

Mempelajari kompetitor jadi lebih mudah dengan social media marketing. Pasalnya,

social media marketing sekarang marak digunakan oleh perusahaan untuk

memasarkan produk.

Dengan aktif di media sosial, strategi yang dilakukan oleh kompetitor bisa jadi bahan

pembelajaranmu. 

Strategi dalam Social Media Marketing


© Pexels.com

Secara umum, ada beberapa strategi yang bisa kamu terapkan. Yuk, simak

penjelasannya berikut ini.

1. Pelajari selera sudiens

Pertama, lihat selera customer atau audiensmu. Selera audiens bisa jadi tolak ukur

kecocokan produk yang kita buat.

Selain itu, dengan memetakan selera audiens, kamu bisa menentukan konten menarik

apa yang akan dibuat di media sosial. Semakin cocok selera audiens dengan konten

yang kamu sajikan, engagement pun jadi lebih besar. 

Baca Juga: 5 Strategi Pemasaran Jitu yang Wajib Kamu Catat


2. Tentukan platform yang mau disasar

Kedua, tentukan dalam platform mana produk akan dijual. Seperti yang sudah

disebutkan di atas, setiap platform memiliki fiturnya sendiri-sendiri. Hal ini akan

berpengaruh terhadap penyajian konten dari produk yang akan dijual.

Misalnya sebuah produk akan dipasarkan di Instagram. Maka, produk itu harus

dipasarkan dengan gaya milenial. Apa sebabnya? Kebanyakan Instagram dipakai oleh

para milenial, sehingga kontennya harus dikemas serelevan mungkin. 


3. Ciptakan konten yang menarik

Konten yang menarik harusnya menghasilkan

peningkatan engagement dan sharing. Dengan konten yang menarik, orang juga bisa

saja tergerak membeli atau menggunakan produk yang dipasarkan.

Untuk menciptakan konten yang menarik, kamu tentu harus melakukan riset dulu.

Cari tahu konten apa saja yang dibutuhkan oleh audiensmu dan jenis konten seperti

apa yang paling mereka sukai. Misalnya audiensmu lebih suka konten video, kamu

bisa fokus menciptakan video-video yang menarik. 

4. Jadwalkan waktu posting

Atur waktu yang pas untuk menjual produk, dengan cara melihat kapan orang-orang

aktif di media sosial. 

Misalkan, upload kontenmu ketika jam berangkat, istirahat, atau jam pulang kerja.

Saat itu, orang-orang biasanya sedang aktif bermain media sosial. Jangan

mengunggah ketika jam 9 malam ke atas. Saat itu, kemungkinan orang sudah tertidur

sehingga tidak bisa langsung melihat kontenmu. 

5. Evaluasi

Media sosial akan menyajikan data-data yang akurat mengenai keberhasilan dalam

proses marketing. Data-data ini bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran social

media marketing yang lebih baik ke depannya.


Selain engagement dan sharing, ada faktor-faktor lain yang bisa jadi tolak ukur

keberhasilan social media marketing. Di antaranya followers (pengikut), jumlah orang

yang melihat konten, serta seberapa banyak orang mengunggah ulang konten yang

dibuat. 

Dari evaluasi yang kamu lakukan, pelajari pola audiensmu untuk menguji coba

beberapa strategi sampai kamu menemukan yang paling pas.

Pilihan Social Media yang Bisa Kamu Manfaatkan

© Rawpixel.com
Semakin banyak jenis media sosial yang hadir seiring perkembangan teknologi. Akan

tetapi, beberapa di antaranya sudah bertahan hingga bertahun-tahun lamanya. Di

Indonesia, ada beberapa media sosial yang lazim dipakai.

1. Facebook

Pengguna Facebook saat ini disinyalir mencapai 2,2 miliar orang. Ketika diciptakan

Mark Zuckerberg pada 2005 silam, Facebook hanya digunakan di kalangan

mahasiswa Amerika Serikat saja.

Sekarang, Facebook adalah media sosial yang paling banyak dipakai orang. Dalam

tujuan marketing, Facebook dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan brand

awareness sebuah produk lewat produksi konten. Facebook juga cocok untuk kamu

yang mau memasang iklan. 

2. Twitter

Twitter disinyalir sudah dipakai 335 juta orang di dunia. Dalam hal social media

marketing, Twitter lebih banyak digunakan untuk tujuan customer service. 

Ini karena perbedaan utama Twitter dengan media sosial lainnya adalah interaksi.

Twitter memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk langsung berinteraksi

dengan masyarakat.
Ini tentu berbeda dengan strategi marketing di Instagram atau Facebook yang lebih

mengutamakan publikasi konten daripada interaksi langsung.

3. Instagram

Pengguna Instagram ini diperkirakan mencapai 1 miliar orang pada 2019. Media

sosial tipe ini, khususnya di Indonesia, banyak digunakan oleh generasi milenial.

Apalagi, banyak fitur-fitur menarik di Instagram.

Dalam konteks social media marketing, Instagram cocok digunakan sebagai katalog

produk. Tampilan foto-foto produk akan cocok dipasang dalam album Instagram,

apalagi jika dibumbui filter menarik.

Kolom komentar Instagram atau fitur polling dan question juga cocok digunakan

sebagai wadah diskusi antara perusahaan dan pelanggan. Dengan berbagai fitur ini,

tak heran banyak perusahaan yang memakai Instagram sebagai media promosi.

4. YouTube

Jumlah pengguna YouTube terhitung besar, yakni hampir 2 miliar orang. Di platform

ini, orang-orang bisa mengunggah video dengan durasi yang cukup panjang.

Dengan fitur ini pula, YouTube cocok dipakai sebagai media iklan untuk sebuah

produk. Jangka waktu iklannya pun bisa dibuat lama. Malah, ada beberapa iklan di

YouTube yang dikemas jadi sebuah drama pendek.


Baca Juga: Yuk, Memulai Karier Sebagai Social Media Marketing!

Skill Utama dalam Social Media Marketing

© Pexels.com

Ilmu mengenai social media marketing ini memang tidak didapatkan di bangku

kuliah. Namun, ada beberapa situs online yang menyediakan kursus singkat mengenai

social media marketing. Kamu bisa mencobanya tanpa harus sekolah lagi. 

Selain itu, untuk memahami pekerjaan ini, kamu tentu harus aktif di media sosial.

Dari situ bisa dilihat kebiasaan orang-orang, serta kapan orang-orang bermain media
sosial. Dari situ juga, kamu bisa menganalisis konten seperti apa yang bisa menarik

perhatian audiens.

Intinya, agar menjadi seseorang yang paham media sosial, ia harus paham konten

bagus, serta tahu apa yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. Itu adalah

bekal awal untuk menjadi seorang pakar social media marketing. 

Seorang social media marketer yang andal juga harus punya kemampuan menulis dan

berpikir kreatif. Kemampuan lain yang harus dimiliki antara lain menyusun strategi,

menganalisis, serta komunikasi yang baik.


Staf digital marketing atau bisa juga disebut dengan digital marketer
merupakan profesi di bidang pemasaran dengan menggunakan platform
digital. Digital marketer bertanggung jawab atas branding produk yang
dihasilkan perusahaan. Dalam membangun brand awareness dan
berkomunikasi dengan konsumen, seorang digital marketer menggunakan
channel-channel digital seperti e-mail, website, juga media sosial. Karena
pemanfaatan teknologi digital dalam dunia pemasaran diyakini dapat
menjangkau konsumen lebih maksimal. Berikut ini ruang lingkup, tugas dan
tanggung jawab dari seorang staf digital marketing.

Baca juga: Apa Pengertian dan Tugas Business Development?

Lingkup Pekerjaan Digital Marketing

Dalam digital marketing utamanya memanfaatkan berbagai teknologi yang


disediakan, dengan demikian akan lebih dapat menaikkan brand awareness
juga penjualan pada produk atau jasa perusahaan tersebut. Beberapa
pekerjaan yang masuk dalam lingkup profesi Digital Marketing Specialist
yaitu :

• Search engine Optimization atau SEO yakni menggunakan dengan sebaik


mungkin search engine dalam marketing serta promosi mengingat ini akan
membantu mendongkrak peluang jual beli dan membantu mengenalkan
merek atau image branding.

• Memasang iklan secara iklan karena berbagai iklan ke media sosial juga
platform lain, misalkan Google, Instagram, Facebook, Youtube, Twitter, dan
lainnya.

• Email marketing yang digunakan email blasting dalam menjalankan proses


promosi.
• Videotron adalah dengan memanfaatkan billboard atau papan reklame
elektronik dalam menjajakan iklan.

• Iklan di televisi juga radio guna Memasarkan produk lewat iklan di dua
media.

Cakupan pekerjaan seorang profesi Digital Marketing diharuskan mampu


menjalankan hal-hal di atas semuanya. Sebab, demi menyandang profesi
tersebut banyak pembelajaran yang harus dijalankan dan diketahui,
sehingga benar-benar mampu menjadi seorang Digital Marketing Specialist.

Job Desk Digital Marketing

1. Content Marketing

Bertugas menciptakan konten yang berkualitas untuk memudahkan


pengguna ataupun audiens mendapat informasi produk atau jasa yang
ditawarkan. Dalam pemasaran melalui media sosial, konten adalah kunci.
Dan pastikan konten yang dibuat menarik dan sesuai dengan target market
yah.

2. Social Media Marketing

Bertugas menjangkau target pasar melalui platform sosial media. Seperti


Facebook, Instagram, Linkedin, Twitter, Youtube, Tiktok, dll. Social Media
Marketing juga sebagai strategi membangun brand awarenes produk, jasa
melalui media sosial. Strategi dilakukkan sampai mendapatkan pelanggan
dari media sosial.

3. Search Engine Optimization (SEO)

Bertugas melakukan pemasaran melalui mesin pencari (seperti google,


yahoo, safari, dll) untuk pemasarkan produk/jasa menggunakan situs web
bisnis. Dengan SEO, website Anda dapat berpeluang dapat banyak
pengunjung karena situs Anda berada di halaman atas search engine. Siapa
tahu dari pengunjung yang datang tersebut bisa jadi pelanggan atau pembeli
produk kita. Maka dari itu, seorang digital marketer harus paham sama
penerapan optimasi SEO biar website nya ada di rank pertama kolom
pencarian.

4. Affiliate Marketing

Affiliate Marketing yaitu metode pemasaran dimana seseorang akan


mendapatkan sejumlah komisi karena berhasil mempromosikan atau
menjual produk. Strategi dari affiliate marketing ini bertanggung jawa pada
pemasaran produk. Anda menggunakan jasa afiliasi atau orang lain yang
dikenal dengan influencer (memiliki pengikut yang banyak) untuk
membantu memasarkan produk kepada calon pembeli.

Baca juga: Ingin Menjadi Marketing yang Sukses? Baca ini

Tugas Profesi Digital Marketing

Profesi Digital Marketing mempunyai tugas yang perlu dijalankan, yaitu:

• Merencanakan serta melaksanakan berbagai pengembangan seluruh web


yang berkaitan dengan perusahaan, email, SEO atau SEM, iklan online, juga
media sosial.

• Mendesain, mengembangkan serta mempertahankan secara kontinuitas


aktivitas di media sosial perusahaan.

• Mengukur serta melaporkan seluruh kinerja aktivitas pemasaran digital


juga membandingkan dengan target (KPI juga ROI).

• Mengidentifikasi tren juga insights dengan mengoptimalkan seluruh


aktivitas channel pada pemasaran online berdasarkan dengan data insights.
• Menjalankan brainstorming dengan berkala dalam menyusun strategi
terbaru berkaitan dengan pemasaran secara online.

• Merencanakan, melaksanakan, hingga mengukur berbagai percobaan


serta tes konversi.

• Menjalankan kolaborasi bersama tim dalam membuat halaman di web dan


user experience.

• Berkolaborasi bersama agen external, media untuk iklan, dan mita lain.

• Mengevaluasi berbagai teknologi, trend IT, aplikasi yang sedang


berkembang juga memberikan pemikiran juga perspektif dalam mengadopsi
teknik pemasaran online dengan tepat.

• Mempunyai target juga evaluasi secara terukur, lewat channel iklan yang
berbayar, misalkan, Iklan di Facebook maupun kampanye Google Adwords,
hingga lewat perangkat lunak canggih CRM (manajemen hubungan
pelanggan sosial), misalkan, SAP C4C, Sage CRM, microsoft Dynamics, juga
Salesforce CRM.

Kualifikasi Profesi Digital Marketing

Profesi Digital Marketing Specialist biasanya dalam perusahaan harus


mempunyai kualifikasi yang mumpuni, yaitu :

• Jenjang pendidikan umumnya bergantung dengan kebutuhan perusahaan


dalam bidang pemasaran. Profesi ini biasanya memerlukan kandidat dengan
gelar sarjana dalam bidang pemasaran, pemasaran online, dan lainnya.
Minimal berpendidikan Diploma, sarjana sampai master di bidang studi atau
jurusan pemasaran juga bidang yang terkait.
• Mempunyai pengalaman di bidang pemasaran digital juga menguasai
teknik SEO atau SEM, dapat mengelola database, media sosial, email,
maupun kampanye iklan online.

• Mempunyai kreativitas dalam mengidentifikasi target juga merancang


kampanye digital serta berpengalaman dalam merancang hingga
mengoptimalkan landing pages.

• Menguasai berbagai teknik A atau B dengan eksperimen juga multivariat


eksperimen serta mempunyai pengetahun kuat dalam analisis situs Web.

• Berpengalaman merancang serta mengoptimalkan kampanye di Google


Adwords.

• Mempunyai kemampuan dalam menganalisis serta dapat membuat


kebijakan didasarkan dari data.

• Up-to-date akan tren baru yang muncul di bidang teknologi, consumer


behavior, pemasaran online, juga pengukuran kinerja.

• Mampu merancang strategi dalam mengarahkan online traffic di website


perusahaan.

• Merancang berbagai konten sosial juga email kampanye untuk


perusahaan.

• Mampu merancang desain untuk situs web perusahaan serta


meningkatkan desain, usability, konten, hingga konversi website
perusahaan.

• Bertanggung jawab dalam perencanaan serta pengendalian anggaran di


seluruh aktivitas pemasaran digital.
• Melakukan evaluasi penelitian pasar, kegiatan promosi perusahaan asing,
hingga kondisi pasar.
Influencer adalah istilah yang saat ini tidak asing lagi dalam telinga masyarakat, khususnya
dalam dunia digital. Influencer adalah seorang dengan jumlah followers atau pengikut banyak,
yang memiliki pengaruh besar kepada audience.
Digital influence adalah kemampuan untuk mempengaruhi, merubah opini, dan perilaku secara
online. Sederhananya, arti influencer adalah mereka yang memiliki pengaruh di sosial media,
demikian dikutip dari 'Buku Ajar E-Commerce' oleh Vera Selvina, dkk.

Dalam marketing, arti Influencer adalah salah satu strategi pemasaran.Tugas influencer adalah
untuk mempengaruhi, merubah opini, dan merubah perilaku audiencenya melalui online,
dengan karakter Influencer itu sendiri.

Dalam melakukan tugasnya, Influencer biasanya akan mendapatkan promosi dengan


endorsement. Endorsement atau endorse adalah bentuk iklan atau promosi yang dilakukan oleh
public figure, termasuk influencer.

Manfaat influencer dalam bisnis adalah untuk meningkatkan brand awareness, dan penjualan
sesuai dengan target yang ditentukkan oleh perusahaan yang mengajaknya bekerja sama.

READ MORE
Jenis Influencer
Dikutip dari buku bertajuk 'UMKM Digital Era New Normal' karya Musnaini, dkk., di dunia
pemasaran digital, secara umum berikut adalah jenis-jenis influencer:

Jenis Influencer Berdasarkan Jumlah Followers

Influencer Mikro

Influencer mikro adalah seseorang yang memiliki jumlah followers sekitar 10 ribu orang, atau
bahkan di bawah itu. Influencer mikro efektif digunakan untuk promosi produk.

Kekuatan influencer mikro adalah keterikatan (engagement) dengan followersnya. Dengan


memahami followersnya, seorang influencer mikro mampu membuat konten yang lebih relevan
dengan followersnya.

Influencer Makro

Influencer makro adalah influencer yang memiliki lebih dari 100 ribu followers. Biasanya,
influencer makro adalah seorang yang dikenal luas, walaupun belum seterkenal kalangan
selebritis.

Dengan jumlah followersnya, influencer makro berpotensial untuk mempromosikan produk ke


lebih banyak orang. Selain itu, dengan menggunakan influencer makro bisa membuat produk
atau brand akan terlihat eksklusif.

Contoh influencer makro adalah @alodita, @suciutami, @ridwanhr dan masih banyak lagi.
Influencer Premium

Influencer premium adalah top influencer dengan jumlah followers paling banyak. Influencer
premium adalah influencer yang memiliki jutaan followers.

Persentase pembelian produk dari rekomendasi influencer premium mungkin tidak sebesar
influencer lain, namun masih tetap menjanjikan. Alasanya, jangkauan pesan dari influencer
premium sangat luas.

Contoh influencer premium adalah @raffinagita1717, @princessyahrini, @ayutingting92 dan


lain-lain.

2. Jenis Influencer Berdasarkan Media yang Digunakan

Selebgram

Selebritis Instagram atau Selebgram adalah public figure yang menggunakan media sosial
Instagram sebagai media promosi produk. Selebgram akan memanfaatkan kepopuleran mereka
untuk melakukan promosi atas kerja sama dengan brand dari suatu perusahaan. Contoh
Selebgram di Indonesia adalah Rachel Venya, Awkarin, Fadil Jaidi, dan masih banyak lagi.

YouTuber

YouTuber adalah orang yang mengunggah video ke YouTuber tentang suatu informasi,
termasuk informasi produk. Peran YouTuber cukup signifikan, karena lebih dari 90% pengguna
internet mengenal produk baru melalui YouTube. Bekerja sama dengan YouTuber yang
memiliki pengikut yang banyak, tentu akan berpotensi menarik perhatian masyarakat pada
produk. Contoh YouTuber di Indonesia adalah Atta Halilintar, Deddy Corbuzier, Ria Ricis dan
masih banyak lagi.

Blogger

Blogger adalah seorang yang memiliki dan mengelola sebuah blog. Tidak sedikit blog yang
digunakan untuk melakukan review, tentang suatu produk dengan berbagai fokus reviewnya.
Ketika Blogger merekomendasikan suatu produk, tentu akan menarik pembacanya untuk
mencoba produk tersebut. Contoh Blogger di Indonesia adalah Sonia Eryka dan Julia Marius
(anakjajan.com).

Baca artikel detikfinance, "Apa itu influencer? Ini Arti, Tugas, Jenis, dan Contohnya"
selengkapnya https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6040204/apa-itu-influencer-ini-
arti-tugas-jenis-dan-contohnya.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/


Apa Itu Content Writer?

© Pexels.com

Sebelum mengulas deskripsi pekerjaan dan serba-serbi lainnya, pertama-tama kita

perlu membahas definisi pekerjaan ini terlebih dahulu.

Melansir laman Copify, content writer adalah seorang penulis profesional yang

memproduksi konten-konten menarik di media online.

Konten yang mereka ciptakan bisa berbentuk artikel blog, post di sosial media, atau

apa pun yang ditulis dalam platform online.


Selain menulis, mereka juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan agar desain,

gambar, serta tulisan yang dibuatnya selaras dan berkaitan dengan visi perusahaan.

Mereka pun harus memutar otak setiap harinya mengenai cara menulis konten yang

diminati oleh para pembaca.

Tak hanya itu, content writer juga harus memikirkan topik yang perlu ditulis untuk

menyesuaikan kebutuhan target audiens.

Dengan kata lain, dalam kadar tertentu, mereka juga bertanggung jawab atas jumlah

kehadiran traffic di website atau blog resmi perusahaan.

Nah, kira-kira, cocokkah kamu untuk menjadi seorang content writer? Yuk, ketahui

jawabannya dengan mengikuti kuis di bawah ini!

Jenis-Jenis Content Writer


© searchenginejournal.com

Seperti yang sudah Glints paparkan, terdapat berbagai jenis konten di

platform online, mulai dari artikel blog hingga post di media sosial.

Maka dari itu, content writer pun juga dibagi-bagi sesuai dengan keahlian mereka

untuk menciptakan konten-konten tersebut.

Nah, dilansir dari Upwork, berikut adalah beberapa jenis content writer yang lazim

dijumpai di perusahaan.
1. SEO

Jenis content writer pertama yang perlu kamu ketahui adalah yang berfokus

dengan search engine optimization atau SEO.

Mereka yang bergerak dalam bidang ini bertugas untuk menulis konten sesuai

dengan keyword atau kata kunci yang sudah diatur dalam SEO.

Tak hanya itu, mereka juga perlu menciptakan konten yang ramah dengan elemen-

elemen SEO lainnya.

Mengapa sebuah konten atau artikel diatur dalam SEO? Sebab, hal ini berguna agar

artikel dapat muncul di halaman pertama mesin pencarian sehingga link akan lebih

banyak dibuka oleh audiens.

Dengan hal tersebut, website akan lebih banyak mendapatkan pengunjung dan traffic

rate akan naik dengan pesat.

Maka dari itu, SEO writer akan memastikan kembali apakah tulisannya sudah

memenuhi standar SEO. Selain itu, ia juga akan memastikan apakah topik tulisan

sudah memenuhi target audiens.

Baca Juga: Apa Itu SEO dan Cara Kerjanya untuk Perusahaan


2. Jurnalistik

Tak sekedar menulis naskah berita, writer dalam bidang jurnalistik juga bisa menulis

tulisan lain yang lebih santai, lho!

Tulisan tersebut bisa berbentuk artikel entertainment atau feature yang bertujuan

untuk menghibur para pembaca setia di platform mereka.

Nah, layaknya reporter, biasanya writer dalam bidang jurnalistik bekerja di portal

berita, media, atau website online.

Tidak hanya itu, mereka juga terbiasa untuk menuliskan berita untuk media

placement atau customer stories.

3. Generalist

Jenis content writer berikutnya yang perlu kamu ketahui adalah generalist writer.

Biasanya, generalist writer ini dipilih untuk membuat konten sebanyak-banyaknya

tanpa tema yang ditentukan.

Umumnya, mereka juga akan menulis atau membuat konten yang hanya bertujuan

untuk menciptakan kesadaran akan sebuah brand.

Walaupun bekerja untuk menulis tanpa tema atau gaya khusus, writer tetap harus

bertanggung jawab atas isi konten yang mereka tulis.


4. Technical

Technical writer berkemampuan tinggi dalam mengintepretasikan informasi yang

sangat kompleks ke dalam tulisan yang lebih mudah dimengerti oleh orang

awam. Technical writer biasanya menulis untuk manual guide produk.

5. Media sosial

Pernahkah kamu melihat akun brand di Instagram yang berisi konten-konten seru dan

interaktif? Nah, konten-konten tersebut ditulis oleh para social media content writer.

Konten-konten yang dibuat tentunya harus menarik, up-to-date, dan interaktif guna

menaikkan engagement di media sosial milik brand yang mereka kelola.

Selain itu, saat menjadi writer khusus media sosial, kamu dituntut untuk kreatif dan

selalu mengikuti tren terbaru di kalangan target audiens.

Perbedan Content Writer dan Copywriter


© Freepik.com

Selain content writer, kamu pasti juga sering mendengar istilah copywriter. Nah,

apakah kedua pekerjaan sejatinya ini serupa? Nyatanya tidak demikian.

Melansir laman Forbes, perbedaan kedua profesi ini terletak pada tujuan penulisan

mereka.

Umumnya, seorang content writer bertujuan untuk memberikan informasi

yang engaging atau mengajak kepada para pembaca.

Sementara itu, copywriter lebih ke arah komersil seperti menaikkan penjualan, sign

up, download, atau membeli suatu produk.


Tidak hanya menulis dalam bentuk artikel, copywriter juga menulis untuk aset

perusahaan seperti ads, campaign, sales landing pages, atau email blast.

Baca Juga: Ingin Menjadi Ghost Writer? Pahami Dulu Pekerjaannya

Tanggung Jawab Content Writer

© blog.edx.org

Secara umum, ada beberapa tanggung jawab dan tugas seorang content writer. Berikut

penjelasannya

1. Membuat, mengelola, dan mendistribusikan konten

Selain menulis, tugas content writer adalah untuk mengelola dan mengatur jadwal

tayang sebuah konten atau artikel.


Jika writer menulis di situs web, mereka juga bertanggung jawab untuk menerbitkan,

mengatur tanggal, dan juga memastikan apakah kualitas konten sudah masuk ke

dalam standar SEO.

Sementara itu, apabila writer bekerja di bidang media sosial, mereka sudah memiliki

jadwal untuk posting, boost post, dan juga memastikan gambar dan tulisan selaras.

2. Melakukan riset

Riset merupakan hal yang penting ketika kamu menjadi seorang penulis. Jangan

sampai konten yang ditulis merupakan hasil dari plagiat atau didasarkan dari 

informasi yang tidak akurat.

Jika menulis berita, jangan lupa untuk mencari sudut pandang lainnya agar berita tak

berat sebelah.

Secara spesifik, riset juga penting untuk mengetahui tren terbaru, lho! Tren terbaru ini

dapat digunakan sebagai sumber untuk menulis, apalagi untuk social media content

writer. 

3. Mengenal SEO

Sering kali, content writer akan menulis untuk web berdasarkan kata kunci untuk

SEO. Maka dari itu, sebelum terjun langsung ke dunia penulisan, penulis wajib untuk

mengetahui dasar-dasar SEO.


4. Memiliki kemampuan editorial

Biasanya beberapa perusahaan atau media menyediakan editor untuk menyunting

tulisan sebelum tayang. Namun, writer yang bekerja di start up atau agency biasanya

bekerja secara mandiri.

Maka dari itu, kemampuan editorial sangat dibutuhkan untuk mengedit kembali

konten sebelum tayang.

Biasanya, junior writer akan memberikan konten kepada seniornya untuk dilakukan

pengecekan sebelum disetujui.

Dalam beberapa kasus, senior writer memang merangkap tugas sebagai editor.

Sebelum kamu naik ke level senior, kemampuan untuk melakukan pemeriksaan

kualitas tulisan harus terus dilatih.

Skill dan Kualifikasi Content Writer


© University of New South Wales

Sebenarnya, karier ini sering kali tidak membutuhkan latar belakang khusus. Meski

demikian, menurut Study, profesi ini mungkin membutuhkan latar belakang minimal

sarjana.

Jika kamu ingin menjadi content writer, apa saja skill dan kualifikasi yang harus kamu

miliki? Berikut pemaparannya.

1. Keahlian menulis

Dengan pekerjaan utama menulis, tentunya kamu harus bisa menguasai kemampuan

dalam penulisan. Mulai dari struktur sampai juga teknik penulisan, harus dikuasai

dengan baik.
Selain itu, kamu juga harus memiliki kemampuan storytelling agar tulisan yang kamu

buat bisa mengalir dan mudah saat dibaca oleh audiens.

2. Melek teknologi

Content writer merupakan pekerjaan yang berbasis online, terutama jika kamu masuk

ke dunia sosial media.

Kamu harus melek teknologi, setidaknya tentang teknologi apa saja yang bisa

digunakan dan bisa dimaksimalkan untuk keperluan konten.

Secara khusus, untuk menjadi writer, kamu harus mencari sumber dari segala media

online bahkan media sosial.

3. Peka terhadap tren

Konten atau artikel pastinya harus up-to-date dan sesuai dengan perkembangan tren.

Oleh karena itu, sebagai writer kamu harus peka terhadap tren terbaru yang sedang

terjadi.

Hal ini bertujuan agar brand yang kamu kelola bisa menjadi sumber informasi

audiens dan menaikkan engagement dalam aset. Jangan malas untuk cari tahu dan

selalu ikut dengan tren terkini.


Perusahaan atau brand membangun pandangan publik dengan membuat berita yang

dapat mempengaruhi persepsi publik melalui media agar mendapatkan citra baik dan

memberikan pengaruh positif dalam bentuk opini publik.

Menjaga reputasi sebuah perusahaan atau brand merupakan keahlian Public relations

(PR) dalam mengelola informasi publik untuk di antisipasi, analisa dan dimengerti opini

publik terhadap perusahaan atau merek.

Public Relations adalah seseorang yang bertugas mengelola citra dan reputasi publik

melalui langkah komunikasi strategis terhadap informasi yang disebarluaskan untuk

mendapatkan keuntungan dalam bentuk persepsi publik yang positif.

Kini penyebaran informasi terkait peristiwa penting yang dilakukan perusahaan meliputi

berita, event dan CSR atau lainya dapat dilakukan melalui siaran pers, wawancara,

konferensi pers, wawancara dengan wartawan atau melalui social media.

Staf hubungan masyarakat (public relations/PR) atau yang dikenal dengan humas

merupakan profesi yang berperan sebagai jembatan komunikasi berbagai pihak. Tak

heran kalau humas harus paham betul konsep komunikasi, sehingga bisa menyusun

strategi komunikasi dan siap mengeksekusi setiap program komunikasi dengan sebaik-

baiknya. Seorang humas juga dituntut untuk cakap dalam membangun hubungan timbal

balik dengan para stakeholder supaya tujuan pribadi, organisasi, atau perusahaan bisa

tercapai.
Nah, karena jati diri adalah cerminan profesi humas, maka seseorang yang menggeluti

bidang ini harus bisa membangun citra positif. Jadi segala yang melekat di dirinya juga

tindakan yang dilakukannya harus berlandaskan harapan akan terwujudnya hal-hal

positif. Selain terampil dalam berkomunikasi, humas juga harus memiliki

kemampuan media relations serta cakap melakukan negosiasi. Apakah kamu tertarik

menekuni dunia PR, Quipperian?

Wajib Tahu

Mengutip Kompas, salah satu alasan kenapa public relations (PR) banyak diincar orang

adalah penghasilannya yang menjanjikan, maka pantas juga kalau praktisi PR dituntut

punya kreativitas sehingga bisa menciptakan ide, solusi, juga jaring komunikasi dengan

klien dan media.

Berkarier sebagai PR, setidaknya Quipperian punya dua pilihan institusi sebagai tempat

benaung, agensi dan korporasi. Melansir Liputan6, yang membedakan PR di agensi

dan korporasi adalah cakupan klien, ruang kreatif, dan lingkungan kerjanya.

Menyadur Liputan6, rata-rata tingkat kepuasan kerja staf PR adalah 3,59/5. Ternyata

perasaan puas akan karier dan pekerjaan didasarkan pada kepastian tunjangan dan

jaminan hari tua, juga tingkat persaingan untuk mendapatkan kursi di tempatnya

bekerja.

Peran dan Tanggung Jawab


Mempresentasikan citra perusahaan kepada publik.

Melaksanakan serangkaian kegiatan untuk membentuk dan memperkaya identitas dan

citra perusahaan di mata stakeholders.

Membagikan informasi yang berkaitan dengan produk, isi suatu kegiatan, dan

sebagainya dengan tujuan memperdalam pemahaman dari pihak luar seperti

perusahaan, pemerintahan, atau asosiasi masyarakat.

Mengidentifikasi permasalahan yang timbul sehubungan dengan kegiatan komunikasi

yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan menitikberatkan pembahasan pada

identifikasi tingkat kesadaran konsumen, sikap dan persepsi konsumen terhadap

produk perusahaan.
Penjelasannya kurang lebih begini: pengertian entrepreneur adalah seseorang yang
menjalankan dan mengembangkan bisnisnya dengan penuh inovasi. Para entrepreneur
adalah orang-orang yang bukan hanya mengelola bisnis, melainkan juga akan
menanggung risiko yang mungkin timbul di tengah jalan. Keuntungan yang akhirnya
mereka dapatkan dalam jumlah besar, bisa dianggap sebagai imbalan dari hasil kerja
kerasnya. 

Sementara, pengusaha adalah orang yang menjalankan usahanya sendiri, bukan


bekerja untuk orang lain. Jadi, bisa disimpulkan bahwa seorang pengusaha belum tentu
adalah seorang entrepreneur, namun seorang entrepreneur pastilah seorang
pengusaha. 

Baca juga: Apa itu Wirausaha dan Pengertian Kewirausahaan dalam Bisnis

Ciri-ciri Seorang Entrepreneur


Seseorang bisa diberi sebutan sebagai entrepreneur jika di dalam dirinya memiliki
beberapa ciri atau karakteristik khusus. Ciri-ciri tersebut, antara lain:

 Bersikap dan Berpikiran Optimis


Entrepreneur adalah orang yang selalu berpikiran positif. Dia berani mengejar
mimpinya, yakin bahwa mimpi tersebut akan terwujud. Sikap optimis ini juga
yang seringnya menular kepada rekan-rekan kerjanya yang lain.

 Berpikiran Terbuka
Selain selalu positif, berpikiran terbuka juga merupakan ciri dari entrepreneur.
Cara berpikir seperti inilah yang menjadikan seorang entrepreneur peka
terhadap segala perubahan yang ada dan tidak membutuhkan waktu yang lama
untuk mampu beradaptasi.

 Selalu Fokus
Daya fokus seorang entrepreneur biasanya berada di atas rata-rata, jika sudah
memfokuskan diri pada sesuatu, jarang ada hal lain yang bisa mengganggu
konsentrasinya.

 Mampu Menyelesaikan Masalah


Seringnya, entrepreneur adalah seorang problem solver di dalam perusahaan
atau bisnis. Jadi, bukan hanya memikirkan atau menciptakan hal-hal baru dalam
bisnis, mereka juga harus mampu memecahkan masalah yang dihadapi dengan
bijak dan yang pasti tidak menimbulkan kerugian.

 Berani Mengambil Risiko


Menjadi seorang entrepreneur artinya tidak takut akan suatu masalah, mereka
bahkan berani mengambil risiko. Hal ini dilakukan bukan secara sembarangan,
melainkan sudah melalui proses pemikiran yang panjang.

 Mampu Menciptakan Peluang


Bisnis
Karena umumnya selalu memiliki ide-ide kreatif dan inovatif, entrepreneur
dikenal sebagai seseorang yang selalu mampu menciptakan peluang bisnis
yang out of the box, tidak pernah terpikirkan oleh orang lain sebelumnya.

Baca Juga: Pola Pikir Pengusaha Sukses yang Harus Ada di Era Digital

Contoh Entrepreneur
Di Indonesia, dari berbagai sumber, bisa dilihat bahwa dengan populasi penduduk
sekitar 260 juta jiwa, entrepreneur yang ada hanya mencapai di angka 8,06 juta jiwa.
Angka ini memang tidak kecil, namun juga bukan termasuk angka yang besar jika
dihitung rata-ratanya.

Dari jumlah tersebut, ada beberapa entrepreneur yang bisa kamu temukan dalam
kehidupan sehari-hari, bahkan mungkin kamu tidak menyadarinya. 

1. Ecopreneur
Ecopreneur adalah orang yang bergerak dalam bidang bisnis dengan
menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan. Umumnya, mereka
berusaha menjalankan bisnisnya namun tetap menjaga keseimbangan kondisi
alam dan lingkungan.

2. Artpreneur
Istilah ini mungkin baru kamu dengar sebagai salah satu contoh
entrepreneur. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini memiliki arti yang sama
dengan seniman. Seniman adalah orang-orang yang hadir dengan ide-ide kreatif
dalam bidang seni. Seorang artpreneur tidak hanya membuat karya, tetapi juga
memiliki kreativitas dan inovasi dalam menjual karyanya.

3. Foodpreneur
Foodpreneur bisa disebut sebagai profesi yang mungkin setiap tahunnya masih
akan digemari dan memiliki peluangnya sendiri. Singkatnya, selama masyarakat
masih menyukai dan membutuhkan makanan serta minuman, maka foodpreneur
akan selalu ada.

4. Sociopreneur
Contoh entrepreneur yang terakhir adalah sociopreneur, yang dalam
menjalankan bisnisnya memiliki tujuan ganda, yaitu untuk mendapatkan
keuntungan dan juga untuk kegiatan sosial yang menghasilkan banyak manfaat
bagi orang lain di sekitarnya.

Baca juga: 6 Tokoh Socialpreneur yang Sukses di Indonesia

Ada beberapa sosok entrepreneur di Indonesia yang sudah membuktikan


kesuksesannya. Pertama, Ahmad Zaky, yang mendirikan situs jual beli resmi,
Bukalapak.com. Lalu, ada juga pemilik gerai makanan Kebab Baba Rafi, Hendy
Setiyono. Mereka berdua ini mampu membuktikan bahwa sukses dan membantu orang
lain dengan memberikan peluang kerja di masa muda itu bukanlah hal yang mustahil.
 

Jika melihat contoh entrepreneur seperti yang sudah disebutkan tadi, sebenarnya


kamu bisa menyadari bahwa ternyata ada berbagai tipe entrepreneur. Jadi, pada
dasarnya mereka ini tidak bisa disamakan antara satu dengan yang lainnya. Tipe-tipe
entrepreneur tersebut adalah sebagai berikut. 

1. The world changer


The world changer artinya adalah pengubah dunia. Pada tipe ini, entrepreneur
adalah seseorang yang membangun bisnis untuk membuat dunia menjadi lebih
baik. Mereka percaya bahwa bisnisnya dapat memberikan dampak positif bagi
lingkungan dan masyarakat.

Mereka paham akan konsep hidup masyarakat, keseimbangan, dan juga rasa
empati. Mereka juga bukan termasuk orang yang peduli dengan kariernya
sendiri, melainkan juga memikirkan apa yang bisa diberikan kepada masyarakat.

2. The survivor
Entrepreneur tipe the survivor bisa kamu lihat contohnya pada kisah seorang
pegawai atau karyawan yang berani memilih untuk resign agar bisa membuka
usahanya sendiri. Biasanya mereka ini merasa tidak cocok dengan pekerjaan
yang sudah mereka jalani. Oleh karena itu, the survivor ingin membangun bisnis
dan sistemnya sendiri. Mereka ingin bebas dan mencapai financial freedom-nya.

3. The visionary
Pada tipe ini, pengertian entrepreneur adalah seseorang yang selalu memiliki
ide-ide inovatif. Mereka mampu berpikir out of the box untuk menciptakan
sesuatu yang tidak dipikirkan oleh orang lain. The visionary tidak hanya berfokus
pada permasalahan saat ini, namun mereka juga berharap agar bisnisnya dapat
bertahan di masa depan.

4. The strategist
Satu hal yang perlu kamu ingat bahwa sebenarnya, tidak
semua entrepreneur adalah ahli di bidang bisnis yang mereka jalankan, Banyak
entrepreneur yang sebenarnya hanya melihat sebuah bisnis sebagai peluang.
Namun, mereka tidak benar-benar paham di bidang tersebut.

Entrepreneur dengan tipe the strategist adalah orang yang sangat paham


dengan bidang bisnisnya. Mereka tahu semua detail tentang bidang tersebut,
dari hal terkecil sampai dengan yang besar.

Baca Juga: 5 Tips Melakukan Inovasi Bisnis agar Usahamu Lebih Sukses

Perbedaan Entrepreneur dan


Entrepreneurship
Jika tadi sudah disebutkan bahwa pengertian entrepreneur adalah seseorang yang
menjalankan bisnis sampai meraih dengan penuh ide kreatif dan inovatif, maka
entrepreneurship memiliki arti yang berbeda. Secara gamblang, ada perbedaan
entrepreneur dan entrepreneurship yang cukup mendasar. 

Entrepreneurship berasal dari bahasa Inggris yang diserap dari bahasa Perancis
yaitu entreprende yang berarti petualang, pencipta dan pengelola usaha. Maka
pengertian entrepreneurship adalah proses atau tahapan dari penerapan ide kreatif,
inovatif, dan imajinatif demi menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dalam dunia
bisnis. Sebuah produk yang berani tampil baru dan beda secara otomatis akan memiliki
nilai lebih jika dibandingkan dengan produk lainnya. 
Entrepreneurship mengajarkan cara untuk jeli melihat peluang bisnis, berani
menghadapi risiko yang mungkin hadir, namun tetap mampu mengembangkan dan
menumbuhkan bisnis, mendapatkan keuntungan besar, dan terhindar dari yang
namanya kerugian. 

Selain itu, entrepreneurship juga dapat diartikan sebagai kepemilikan seseorang atas
suatu perusahaan yang sifatnya usaha kecil atau menengah. Entrepreneurship atau
kewirausahaan, juga didefinisikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan tindakan,
sikap, serta proses yang dilakukan para entrepreneur (pelaku wirausaha) dalam
menjalankan, merintis, juga mengembangkan usaha mereka.

Dalam entrepreneurship umumnya terdapat beberapa langkah atau tahapan sebagai


berikut.

 Tahap memulai, yaitu di saat seseorang berniat mengawali suatu usaha dan
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan;
 Tahap melaksanakan usaha, dalam tahap ini entrepreneur mulai mengelola setiap
aspek dalam usahanya;
 Tahap mempertahankan usaha, di sini biasanya entrepreneur dapat memikirkan tentang
bagaimana untuk dapat mempertahankan usahanya dari berbagai hambatan dan
tantangan;
 Tahap mengembangkan usaha, dalam tahap ini entrepreneur memperluas usahanya
dengan melakukan analisis dan inovasi untuk ditindaklanjuti.

Lantas, apa saja sih manfaat yang bisa kamu dapatkan dari proses atau tahapan
entrepreneurship tersebut? Benarkah bisa benar-benar memberikan dampak baik?
Inilah beberapa manfaatnya: 

 Berpeluang untuk meraih keuntungan tak terbatas;


 Berpeluang untuk melakukan sebuah perubahan;
 Berpeluang untuk mengendalikan nasib sendiri;
 Berpeluang melakukan hal yang disukai dan senang dalam mengerjakan bisnisnya;
 Berpeluang mencapai potensi seutuhnya;
 Berpeluang mendapatkan pengakuan dari masyarakat atas usahanya.

Baca Juga: Kenali Strategi Digital Marketing yang Bisa Diterapkan UMKM

Tujuan Adanya Entrepreneurship


Entrepreneurship atau kewirausahaan hadir dengan berbagai tujuan. Pertama, untuk
menyadarkan masyarakat tentang pentingnya wirausaha.

Kedua, untuk membangkitkan gairah bisnis dalam masyarakat agar lebih bersemangat
dalam berwirausaha.
Ketiga, diharapkan mampu mendongkrak jumlah wirausahawan yang berkompeten
untuk kemudian membantu perekonomian bangsa karena menghasilkan barang
ataupun jasa.

Keempat, untuk membantu membangun kesejahteraan masyarakat. 

Kelima, untuk membantu membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya agar


penyerapan tenaga kerja produktif semakin maksimal.

Pertanyaan yang Sering


Diajukan
Ada satu pertanyaan yang sering sekali diajukan oleh masyarakat terkait entrepreneur.
Mungkin menjadi pertanyaanmu juga. 

Jika di atas telah dibahas bedanya entrepreneur dan entrepreneurship, maka ada satu
lagi pertanyaan umum yang sering sekali melintas. 

Apa perbedaan antara pengusaha


dan entrepreneur? 
Perbedaan mendasar antara pengusaha dan entrepreneur terletak pada passion.
Pengusaha biasanya terjun dalam suatu bidang usaha karena potensi keuntungan dari
usaha tersebut, sementara entrepreneur menerjuni bidang usaha tersebut karena
memiliki gagasan baru dan kreatif serta passion dalam bidang usaha tersebut.

Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara pengusaha dan entrepreneur yang perlu
kamu ketahui: 

1. Sifat dan Tujuan


Salah satu perbedaan utama yang mencolok antara entrepreneur dan pengusaha
adalah sifat dan tujuan mereka.

Tujuan utama entrepreneur adalah untuk memperkenalkan jalan baru kesuksesan


kepada dunia.

Sementara itu, pengusaha memiliki sifat yang berbeda. Tujuan utamanya adalah
membuat bisnisnya lebih kuat dan berkembang lebih cepat agar semakin
menguntungkan.
2. Rentang Risiko
Bagi seorang entrepreneur, kisaran risikonya lebih tinggi karena dia memperkenalkan
ide-ide baru untuk bisnis.

Karenanya, selalu ada risiko tinggi karena jika ide atau strategi baru gagal, waktu, uang,
dan semua sumber dayanya akan sia-sia. 

Namun seorang pengusaha akan bermain aman disebabkan kisaran risikonya relatif
rendah karena tujuannya hanya berorientasi pada keuntungan.

3. Sikap Dengan Karyawan dan Pelanggan


Entrepreneur sangat menyukai orang-orang yang memiliki tujuan dan tanggung jawab
dalam menjalankan tugasnya agar bisa memberikan manfaat kepada pelanggan
melalui setiap inovasi.

Di lain pihak, seorang pengusaha memiliki sifat suka memerintah dan lebih kaku.
Mereka bekerja sebagai manajer atau majikan akan selalu mempekerjakan orang-orang
yang dinilainya ahli di bidang tertentu karena mereka mencari keuntungan dan
pertumbuhan bisnisnya.

4. Tempat Kerja
Seorang entrepreneur memiliki sifat ramah, sehingga tempat kerjanya tidak terbatas
hanya ruang kerja di kantor. 

Dia ingin membuat idenya sukses sehingga tidak menjadi masalah baginya untuk
berbagi tempat kerja dengan rekan kerja. Dia juga fleksibel dan terbuka untuk
mengubah tempatnya sesuai kebutuhan.

Kebalikannya, seorang pengusaha akan bekerja di area yang luas agar dapat
memisahkan departemen atau kantor rekan kerja.

Tujuannya adalah membuat perusahaannya memiliki reputasi yang baik dan ingin
mendapatkan lebih banyak keuntungan karena dia memiliki lokasi tetap.

5. Keahlian
Sebagai entrepreneur, dia akan selalu siap mengambil resiko. Jika gagal pun dapat
mengatasinya dan sigap segera mencari solusi yang sesuai.
Berbeda dengan pengusaha, ia hanya memanfaatkan pengalamannya dan baginya
cukup membuat beberapa strategi antisipasi untuk mengatasi kerugian. Namun jika
terjadi kegagalan, maka semakin membutuhkan banyak waktu untuk mengatasi
kegagalannya.

6. Adaptasi
Sebagai entrepreneur yang menganggap bahwa dunia berkembang setiap hari, maka ia
memiliki sifat revolusioner dan dapat dengan mudah menerima perkembangan terbaru
serta fleksibel mengatasi perubahan sehari-hari.

Namun bagi pengusaha yang mengikuti cara-cara tradisional, tidak jarang akan
menghadapi banyak rintangan dan kesulitan dalam mengadaptasi teknik-teknik baru
untuk pembangunan karena sifatnya lebih kaku.

7. Tujuan
Seorang entrepreneur akan lebih peduli terhadap perubahan yang ada di sekitar. Dia
memang bertujuan melakukan perubahan untuk memberikan suatu kesenangan dan
juga kepuasan tersendiri baginya. Selain itu, tidak tertarik pada keuntungan yang
didapat secara finansial.

Seorang pengusaha memiliki tujuan mendapat keuntungan semata. Selain itu,


keuangan yang didapatkan akan lebih stabil karena keputusan yang diambilnya
dilakukan dengan cara main aman agar menjadi lebih sukses.

8. Waktu
Seorang entrepreneur sangat suka membuang banyak waktu demi mendapatkan ide
baru. Karena seorang entrepreneur ingin mendapatkan hasil produk dari ide yang
dimiliki lebih sempurna. 

Bagaimana dengan seorang pengusaha? Dia ternyata lebih menghargai waktu dan
tidak suka membuang waktu lebih lama dalam mendapatkan ide. Karena memang
seorang pengusaha tidak ingin mencari ide, tetapi lebih suka mengikuti ide yang sudah
ada. 

9. Visi
Terakhir, seorang entrepreneur selalu berpikir untuk kondisi yang akan datang.
Sehingga selalu memiliki inspirasi untuk menciptakan suatu produk yang baru. 
Sedangkan visi dari seorang pengusaha ini selalu lebih fokus terhadap apa yang
sedang dikerjakan pada saat sekarang ini demi menghasilkan profit lebih banyak.
Apa itu dropshipper?
Beberapa tahun belakangan ini, bisnis dropship memang menjadi metode bisnis online
yang cukup populer. Pelaku bisnis dropship dikenal dengan sebutan dropshipper.

Arti dropship sendiri merupakan jenis bisnis di mana produk yang dijual tidak distok,
tetapi dibeli langsung dari pihak ketiga, baik produsen maupun distributor besar, dan
dikirimkan langsung kepada konsumen.

Berdasarkan pengertian tersebut, dropshipper adalah seseorang yang menjual produk


milik pihak lain, tanpa harus menyetok dan mengirimkan pesanan sebab proses
pengiriman dilakukan oleh pihak ketiga, yaitu produsen atau pemasok besar.

Dengan kata lain, kamu hanya bertugas membuka toko online dan mempromosikan
produk. Sementara itu, proses produksi, pengemasan, sampai pengiriman akan
diselesaikan oleh pihak produsen. Sederhana, bukan?

Karena cara kerja yang sederhana inilah cukup banyak orang tertarik untuk menjadi
dropshipper. Sebelum menekuni bisnis ini lebih dalam, tentu kamu perlu memahami
terlebih dahulu cara menjadi dropshipper pemula, termasuk karakteristik dari metode
ini.

Keuntungan menjalankan bisnis dropship


Jika tidak menguntungkan, tentu tak akan banyak orang yang tertarik menjadi
dropshipper. Dibandingkan metode bisnis lain, sebetulnya apa saja sih keuntungan
menjalankan bisnis dropship? Simak penjelasannya di bawah ini!

Tidak membutuhkan modal besar


Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bisnis ini tidak memberikan syarat
pembelian produk di awal sebagai stok. Karena itu, kamu dapat memulai bisnis ini
dengan berapa saja nominal modal yang kamu miliki.

Pembelian akan kamu lakukan ketika sudah ada permintaan dari konsumen. Itu pun
biasanya pembeli disyaratkan untuk melunasi transaksi terlebih dahulu sebelum
permintaan diproses.
Berbicara pengelolaan produk atau pengiriman, seperti yang sudah diketahui,
sepenuhnya ditanggung oleh pihak pemilik produk. Jadi, modal yang dibutuhkan
sebagai dropshipper memang sangat minimal.

Baca juga: Memahami Teori Struktur Modal dalam Operasional Bisnis

Risiko pun minimal


Apabila kamu menyetok produk terlebih dahulu, lalu menjualnya, tentu ada risiko
produk tidak diminati pasar. Sebagai contoh, akibat adanya perubahan tren pasar. 

Kalaupun produk diterima dengan baik oleh pasar, kamu tetap harus menanggung
risiko adanya kerusakan stok produk yang akan dijual.

Sementara itu, risiko-risiko tersebut tidak akan perlu dihadapi oleh seorang dropshipper
sebab tidak perlu membeli produk di awal. Dengan kata lain, risiko yang dihadapi dalam
bisnis dropship relatif rendah.
Tidak membutuhkan gudang
Berhubung dalam bisnis dropship tidak perlu membeli stok produk, kamu tidak harus
menyiapkan gudang penyimpanan. Tidak ada gudang penyimpanan berarti tidak perlu
ada staf ataupun sistem untuk mengelola inventori. Secara tidak langsung, hal ini juga
menekan biaya operasional.

Sistem bisnis sederhana


Bukan rahasia lagi, mengelola bisnis tidaklah mudah. Kabar baiknya, menjalankan
bisnis dropship tidak harus membangun sistem bisnis yang rumit. Asalkan kamu dapat
memilih partner bisnis yang tepat dengan sistem yang sudah berjalan, bisnis dropship
cenderung berkembang.

Kalau begitu, apa sih yang perlu kamu lakukan?


Sebagai dropshipper, kamu perlu jeli melihat peluang produk tertentu yang populer dan
diminati pasar. Selain itu, tentu kamu perlu mempunyai selling skill yang baik.

Dapat menjual beragam produk


Kelebihan lain menjalankan bisnis dropship adalah kamu leluasa menjual beragam
produk. Kamu bisa saja menjual produk perlengkapan bayi sampai produk elektronik.
Semua produk tinggal kamu pajang di toko online milikmu.

Meskipun begitu, kamu tetap perlu mempertimbangkan strategi bisnis serta


kepercayaan pembeli. Apakah pembeli menjadi kurang yakin bila kamu menjual produk
yang terlalu berbeda kategorinya? Jika iya, pertimbangkan untuk menjual produk-
produk yang masih berkaitan.

Tidak terbatas tempat dan waktu


Layaknya berbagai bisnis online lain, usaha dropship juga dapat dikelola dari mana
saja. Asalkan terdapat jaringan internet, kamu selalu bisa melayani permintaan
pelanggan. 

Di samping itu, berbeda dengan toko offline, kamu tidak terikat jam operasional buka
toko. Kamu dapat lebih fleksibel mengelola toko online, terlebih jika terdapat fitur
notifikasi serta tracking.

Cara menjadi dropshipper yang sukses 


Dalam bisnis dropship, marketing serta customer service yang baik merupakan kunci.
Bila kamu termasuk orang yang kreatif dan senang berinteraksi dengan orang lain,
seharusnya hal ini bukanlah persoalan. Sebaliknya, justru kegiatan bisnis dropshipping
mungkin akan terasa menyenangkan.

Meskipun demikian, sebaiknya kamu memadukan kreativitas dengan strategi eksekusi


yang terarah. Jadi, pengelolaan bisnis pun lebih efektif, efisien, serta tentu saja
menguntungkan.

Untuk mencapai hal tersebut, simaklah beberapa cara menjadi dropshipper berikut ini.
1. Cari produk serta supplier yang tepat
Bisa dikatakan, produk serta supplier yang tepat merupakan syarat jika ingin bisnis
dropship maju. Produk yang tepat akan memungkinkan kamu menjangkau banyak
konsumen sebab produknya diminati.

Sementara itu, partner supplier yang tepat akan melancarkan aktivitas bisnis. Akan
tetapi, perlu diakui tidak mudah untuk menentukan produk dan supplier yang tepat. Di
bawah ini beberapa poin yang dapat kamu pertimbangkan.

 Pertimbangkan produk yang memiliki satu niche


Jika kamu menjual produk dengan niche yang terlalu beragam, terdapat risiko
membuat kamu tidak fokus. Citra toko pun tidak akan sebaik toko yang khusus
menjual produk tertentu saja.

 Cari produk yang tahan lama


Produk yang awet akan meminimalkan risiko rusak saat pengiriman. Salah satu
triknya, hindari memilih menjual produk yang pecah belah. Pasalnya, jenis
produk tersebut sulit dikirimkan, membutuhkan biaya kirim yang tidak sedikit,
serta risiko rusaknya pun besar.
 
 Utamakan produk dengan permintaan tinggi
Permintaan pasar tentu perlu menjadi pertimbangan utama. Pilihlah produk yang
permintaan pasarnya tinggi. Memilih produk yang sedang tren dapat menjadi
salah satu strategi untuk menarik konsumen. 

Namun, kamu tidak bisa hanya menggantungkan omzet terhadap produk yang
sedang tren sebab popularitasnya di pasaran mungkin tidak terlalu lama.

Baca Juga: Memilih Nama Toko yang Menarik Agar Online Shop Cepat Maju

Di samping produk, kesuksesan bisnis dropship juga sangat tergantung pada relasi
yang baik dengan supplier. Maka dari itu, pastikan kamu dapat menjaga hubungan baik
dengan pemasok agar bisnis selalu lancar.
2. Miliki nilai jual yang unik
Tidak sedikit pemilik usaha yang percaya bahwa menjual produk dengan harga murah
merupakan jaminan produk akan laris manis di pasaran. Padahal, hal ini tidak selalu
benar.

Dalam jangka panjang, strategi bisnis dengan membanting harga produk hanya akan
menyulitkan kamu. Alasannya, kamu akan harus menjaring konsumen lebih banyak.

Sudah menjadi rahasia umum, mendapatkan konsumen baru jauh lebih sulit
dibandingkan dengan mempertahankan pelanggan lama. Konon, omzet yang diperoleh
dari menjual kepada konsumen baru hanya sekitar 5%-20%. Sementara itu, penjualan
kepada pelanggan lama dapat mencapai 60%-70%.

Karena itu, kamu perlu menambahkan nilai jual yang unik pada produk yang dijual.
Dengan adanya nilai tambah ini, kamu akan lebih leluasa menentukan harga jual di atas
rata-rata.

3. Lakukan branding
Branding dan bisnis ibarat dua hal yang saling berikatan, tidak bisa dipisahkan. Berkat
branding, sebuah bisnis akan diingat oleh konsumen. Branding pula yang membuat
bisnis bisa menarik pelanggan dan terlihat berbeda dari bisnis lainnya.

Hal ini tidak hanya berlaku di bisnis yang memiliki produk sendiri. Branding juga
merupakan salah satu cara menjadi dropshipper yang sukses. Tanpa adanya
pembentukan citra brand, bisnis dropship milikmu akan mudah dilupakan.

Jika kamu ingin memasarkan produk secara optimal, tentunya melakukan branding saja
tidak cukup. Kamu perlu mempelajari aspek-aspek pemasaran secara mendalam.
Drop service atau bisa disebut drop servicing adalah sebuah sistem dimana pihak pemilik
usaha menawarkan layanan kepada pihak pembeli, nah, uniknya nih, pemilik usaha yang
menawarkan jasanya ini tidak mengerjakan proyeknya sendiri, tetapi dilempar ke pihak
ketiga. Biasanya usaha drop service ini menawarkan jasa digital seperti, desain sosial
media, desain website, jasa pembuatan website, copywriting, atau jasa lain dibidang digital
creative. Jadi berbeda yah sama drop shipping, karena drop shipping lebih ke menyalurkan
barang.
Masih bingung? nih penulis kasih contohnya.
Bambang adalah desainer grafis yang sudah lumayan terkenal di beberapa platform seperti
Upwork, Sribulancer, atau Project.id. Saking banyaknya tawaran proyek, si Bambang ini
kewalahan. Akhirnya disuatu malam yang tenang, tepat setelah mendengarkan podcast om
Deddy, Bambang tersadar. JRENGGG! TING! kenapa tidak memulai bisnis drop service aja
yah? lebih praktis, tidak perlu hire karyawan tetap, dan kehilangan klien jika pekerjaan
sudah overload?.
Keesokan harinya akhirnya Bambang, membuka bisnis Drop Service. Jika ada klien yang
datang ingin memakai jasanya membuat desain website, dia salurkan ke freelancer atau
temannya yang memang sedang sepi orderan. Setelah beberapa bulan berlalu, Bambang
bisa merogoh cuan yang lumayan tinggi daripada bekerja sendiri sebagai desainer grafis.
Keuntungan bisa sekitar 30% hingga 70%, nah lumayan kan?. Yuk kita ikuti bisnisnya
Bambang.

Marketing agency adalah perusahaan penyedia jasa yang berfokus pada pemberian


konsultasi strategi dan pengembangan pemasaran. Selain itu, marketing agency juga
bermanfaat untuk meningkatkan penjualan suatu produk.

Jadi, jika kamu memiliki perusahaan atau produk untuk dijual, marketing


agency mempermudah kamu agar tidak perlu bingung lagi dalam hal pemasaran.
Serahkan saja penyusunan strategi dan pengembangan pemasaran perusahaan kamu
pada marketing agency.

Pada era digital, sistem marketing agency yang sedang menjadi tren adalah


memanfaatkan platform digital untuk melakukan pemasaran yang lebih dikenal dengan
sebutan digital martketing. Sistem ini menggunakan internet dengan memanfaatkan
website dan atau media sosial.
Marketing

Sep 07, 2022


Ariata C.
5menit Dibaca

Apa Itu Affiliate Marketing?


Pengertian dan Caranya
Lengkap!
Memangnya bisa menghasilkan uang ketika Anda sedang tertidur pulas
dan bermimpi indah? Kok bisa? Kalau Anda sudah tahu apa itu affiliate
marketing, maka semua ketidakmungkinan ini bisa menjadi nyata.
Dengan adanya affiliate marketing atau pemasaran afiliasi, Anda
bisa mendapatkan uang dari internet  kapan saja dan di mana saja! Nah,
di artikel ini, Anda akan mempelajari apa itu affiliate marketing, cara
menjadi affiliate marketer, dan lain sebagainya. Mari mulai!
o Apa Itu Affiliate Marketing?
o Bagaimana Cara Menjadi Affiliate Marketer?
o Bagaimana Cara Afiliator Mendapatkan Keuntungan?
o Strategi yang Diperlukan Oleh Afiliator
o 1. Membuat Konten Berkualitas
o 2. Menerapkan SEO
o 3. Menggunakan Media Sosial
o 4. Upselling
o Jaringan Afiliasi Terbaik
o 1. Amazon Associates
o 2. Afiliasi Hostinger
o 3. Comission Junction
o Kesimpulan

Apa Itu Affiliate Marketing?


Sederhananya, Affiliate Marketing adalah suatu metode pemasaran/bisnis
di mana seseorang yang bertugas sebagai afiliator akan mendapatkan
sejumlah komisi setelah berhasil mempromosikan produk si pedagang
(merchant).
Tak selamanya yang bergabung ke dalam program afiliasi adalah individu.
Sekelompok orang atau bahkan perusahaan dipersilakan untuk mengikuti
program afiliasi yang tersedia.
Pada umumnya, ada tiga pihak yang terlibat dalam Sistem Affiliate
Marketing, yaitu:

 Merchant — Pihak ini juga kadang disebut


sebagai creator atau brand. Apa pun penyebutannya, pihak inilah
yang memegang kepemilikan atas suatu produk.
 Afiliator — Afiliator adalah orang yang memiliki pengaruh untuk
mengajak orang-orang agar membeli suatu produk. Umumnya,
afiliator merupakan seorang blogger, influencer Instagram, atau
perusahaan yang fokus di bidang affiliate marketing.
 Pelanggan — Dari namanya saja kita sudah bisa menyimpulkan
kalau pihak inilah yang akan melakukan pembelian terhadap suatu
produk yang dipromosikan oleh si affiliator.
Belakangan ini, jumlah perusahaan yang menawarkan program affiliate
marketing semakin meningkat, termasuk Hostinger , Amazon , eBay , dll.
Saking banyaknya perusahaan yang mengadakan program ini, Anda harus
benar-benar selektif. Pilihlah program yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan Anda agar bisa memperoleh hasil yang terbaik serta
menguntungkan.
Pekerjaan di Bidang Marketing dan Perannya Bagi Perusahaan

Marketing didefinisikan sebagai perantara antara perusahaan, produk atau jasa, dan publik. Oleh
karena itu, peran Anda di perusahaan dapat bervariasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan
keahlian. 

Beberapa orang mungkin akan bekerja dalam pengembangan produk, meningkatkan brand
awareness, dan mengelola media sosial. Ada banyak pekerjaan di bidang marketing dan berikut
beberapa pekerjaan yang mungkin sesuai dengan keinginan dan keterampilan Anda.

1. Marketing Specialist

Salah satu jenis pekerjaan marketing yang paling umum adalah marketing specialist. Posisi ini
bertanggung jawab merancang dan membuat kampanye yang dapat mendukung pertumbuhan
produk atau jasa suatu perusahaan.

Mereka bertanggung jawab untuk meneliti tren dan menentukan jenis produk atau jasa apa yang
diminati oleh konsumen. Setelah itu, mereka akan mengembangkan presentasi penjualan dan
memberikan laporan berdasarkan informasi yang dikumpulkan seperti tren pemasaran,
persaingan, produk baru, dan harga.

2. Product Manager

Sebuah bisnis memerlukan sebuah departemen yang mengawasi pengembangan produk dari awal
hingga akhir. Lewat riset pasar, pengalaman industri, dan kontak dengan pelanggan product
manager akan membuat dan mengembangkan produk dari ide-ide yang ada

Product manager bertanggung jawab untuk memastikan bahwa produk dapat rilis sesuai dengan
jadwal dan sesuai anggaran. Tujuan utama mereka adalah untuk meningkatkan profitabilitas
produk yang ada dan mengembangkan produk baru dari perusahaan.

3. Public Relations

Bukan untuk menjual produk atau jasa, public relations menggunakan alat pemasaran tradisional
dan digital untuk meningkatkan visibilitas dan pengaruh perusahaan terhadap publik, investor,
karyawan, afiliasi bisnis, dan media. 

Public relations adalah storytellers yang menciptakan narasi untuk memajukan agenda
perusahaan. Public relations yang baik akan menganalisis sentimen perusahaan, mencari
kelebihan perusahaan, dan menerjemahkannya menjadi komunikasi strategis yang
menguntungkan perusahaan.

4. Social Media Manager


Seperti yang dilihat dari namanya bidang pekerjaan banyak berhubungan dengan media sosial.
Platform internet yang memunculkan media sosial seperti Instagram, Facecook, Twitter dan
sebagainya telah membuat strategi pemasaran baru. 

Peran dari social media manager adalah meningkatkan brand awareness pada audiens. Lewat
media sosial, mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kampanye dan konten yang
ada berfungsi relevan dengan tren saat ini. 

Untuk hasil yang maksimal dibutuhkan anggota tim yang mampu bekerja di berbagai bidang
seperti pembuatan konten digital, pengembangan, eksekusi, dan integarsi.

5. Content Creator

Content creator adalah salah satu bidang pekerjaan marketing terbaru yang muncul karena
pertumbuhan internet dan media sosial. Lewat posting blog, bulletin, konten, dan keterlibatan
content creator di media sosial ini dapat meningkatkan meningkatkan brand awareness, minat,
dan permintaan terhadap produk atau jasa perusahaan. 

Agar efektif, perusahaan perlu mengetahui minat dan kebutuhan target audiens. Untuk itu
dibutuhkan penelitian secara luas oleh analisis pasar. Setelah ini, content creator akan
menggunakan media sosial dan SEO untuk menyebarkan pesan perusahaan yang nantinya
menjadi prospek penawaran.

6. SEO Specialist

Search Engine Optimization Specialist atau SEO specialist bertanggung jawab untuk
meningkatkan tingkat pencarian di search engine dan mengarahkan audiens ke website
perusahaan. Untuk mengoptimalkan pencarian tersebut SEO specialist harus dapat memilih kata
kunci yang tepat. 

Proses optimalisasi website juga harus didukung dengan penulisan konten yang berpusat pada
kata kunci dan pengalaman pengguna yang menarik. Hal ini diharapkan mampu memikat
konsumen untuk menjelajahi website.

SEO specialist akan menganalisis efektivitas kampanye tersebut dan menyesuaikannya dengan
strategi mereka. Pada akhirnya, marketing bukanlah bidang pekerjaan yang bergerak sendiri.
Anda tidak hanya akan bekerja dengan anggota tim, tetapi juga dengan orang-orang yang berada
di bidang kreatif, sales, finance, dan logistik. 

Jika ingin mengambil pekerjaan di bidang marketing, ada baiknya Anda memiliki kemampuan
komunikasi tertulis dan verbal yang baik. Dengan begitu, Anda dapat bekerja dan menjalankan
peran dengan baik baik sebagai leader maupun team player.

Perusahaan juga dapat memproyeksikan para eksekutif perusahaan untuk memahami strategi
marketing secara menyeluruh.
7 Jenis Pekerjaan Marketing yang Mungkin Belum Kamu Tahu
Diperbarui 19 Agu 2022 - Dibaca 8 mnt

Memasuki era digital sekarang ini, pekerjaan marketing menjadi lebih luas jangkauannya dan

semakin beragam juga jenisnya. Kecenderungan kids zaman now untuk mengakses segala

sesuatu lewat ponsel sedikit banyak berpengaruh pada sistem pekerjaan marketing dalam

pendekatannya pada konsumen yang mayoritas anak muda. Jangan salah duga dulu, orang tua

sekarang juga sudah cukup banyak yang melek teknologi, sehingga proses membeli barang lewat

situs online atau jasa berbasis digital juga sudah akrab dengan mereka. Kalau begini

pekerjaan marketing menjadi bertambah tentunya.

Kondisi pergeseran perilaku konsumen ini seolah-olah memaksa perubahan ritme dan pola

pekerjaan marketing. Strategi yang dipakai bukan cuma barang yang berkualitas bagus saja,

kemasan, tampilan pada iklan, partner untuk melakukan pekerjaan marketing seperti vendor

percetakan dan penyusun event kini punya peran penting untuk melancarkan semua

pekerjaan marketing. Nah, bagi kamu yang berminat bekerja di bidang marketing, intip dulu 7

jenis pekerjaan marketing yang bisa jadi belum kamu ketahui sebelumnya.

1. Content writer

© searchenginejournal.com

Sudah sering dengar lowongan pekerjaan sebagai Content Writer? Menulis juga kini masuk

pekerjaan marketing, loh. Pekerjaan marketing yang dilakukan content writer juga berbeda-beda

karakternya tergantung kebutuhan perusahaan dan koordinator divisi yang sudah merancang

content planning secara reguler.


Kalau kamu sering mengunjungi website produk kecantikan dan menemukan sub bagian berjudul

“Blog”, maka di situlah pekerjaan marketing seorang Content Writer bisa kamu lihat. Lalu apa

bedanya dengan jurnalis? Tentu beda, jurnalis lebih mengupas fakta yang sudah ada dan

biasanya terbagi ke segmen tertentu; politik, budaya, gaya hidup, kuliner, dan lainnya. Sementara

content writer menulis untuk menunjang pekerjaan marketing dalam mempromosikan produk.

Bagaimana? Merasa tertantang untuk meniti karier sebagai Content Writer? Tenang saja, di

Glints Jobs, banyak perusahaan yang sedang membuka lowongan pekerjaan Content

Writer. Daftar di Glints sekarang agar kamu tidak ketinggalan!

2. Product owner

© origamilogic.com

Posisi ini memang tidak secara langsung ada divisi marketing, tapi fungsi kerjanya hampir mirip

dengan pekerjaan marketing. Product Owner di kebanyakan perusahaan masuk ke divisi IT

karena pekerjaannya yang memang berbasis teknologi.

Tidak seperti namanya yang terkesan sebagai pengguna suatu produk, fungsi Product

Owner justru bekerja sama dengan tim bisnis untuk mengembangkan suatu produk yang

dipercayakan untuk dikelola. Pekerjaan marketingnya adalah ketika seorang Product

Owner harus terus berinovasi agar setiap pembeli/konsumen mendapat info dan fitur yang

mendukung proses transaksi. Tentunya pekerjaan ini bisa kamu temui di perusahaan yang sudah

lebih modern sistemnya.

3. Graphic designer
© elearningindustry.com

Seperti yang saya bahas di atas, pendekatan pada konsumen yang kebanyakan gen Y berbeda

dengan generasi sebelumnya. Tampilan visual sangat penting untuk membantu calon konsumen

membayangkan dulu bentuk produk yang akan dibeli. Nah, pekerjaan marketing yang

dilakukan Graphic Designer terkait dengan tampilan produk atau promosinya di media, baik

cetak maupun digital.

Kamu yang punya skill menggunakan software seperti InDesign atau Photoshop tentu punya

kesempatan untuk berkarya sebagai Graphic Designer. Pekerjaan ini juga menuntut kamu untuk

peka dengan detail dan punya imajinasi serta kreasi yang tanpa batas. Tidak terbayang bukan

sebelumnya? Ternyata, pekerjaan marketing bisa meluas ke berbagai ranah. Bagi kamu yang

tertarik untuk berkecimpung di dunia marketing dan menjadi seorang desainer grafis, tak perlu

khawatir. Di kanal lowongan pekerjaan Glints, terdapat ratusan lowongan Graphic

Designer  yang siap untuk menerima lamaranmu, lho!

4. Social media specialist

© knowledge-leader.colliers.com

Media sosial di era digital layaknya menu makan yang tidak boleh terlewat mulai dari pagi

sampai matahari terbenam. Alhasil, pekerjaan marketing harus bisa juga menjangkau konsumen

melalui media sosial. Jika di benak terbayang keseruan posisi ini yang akan bertemu dengan

berbagai media, orang-orang baru dengan lingkungan yang dinamis, bayangan kamu sama sekali

tidak salah. Tapi tantangan pekerjaan marketing satu ini juga ada tentunya. Terkadang kamu

harus rela bekerja di akhir pekan karena ada event di suatu tempat. Tidak jarang juga
pekerjaanmu menguras waktu seharian, mobilitas yang tinggi namun suasana hati harus tetap

terkendali supaya kegiatan kerja tidak terganggu.

Pekerjaan marketing yang digarap Social Media Specialist seputar merancang

strategi marketing dan menjalin relasi dengan rekan sesama media lainnya. Setiap event atau

acara yang diadakan tentu akan menambah data pengunjung atau konsumen baru, tim sosial

media harus punya data tersebut untuk kemudian diolah dan dibuat juga laporannya.

5. Account executive/manager

© flexjobs.com

Jenis pekerjaan marketing yang satu ini mungkin cukup mudah kamu bayangkan meski

istilahnya belum terlalu akrab di jenis perusahaan konvensional. Tugas seorang Account

Executive adalah menjalin kerja sama dengan klien perusahaan. Kliennya bisa perseorangan atau

korporat, tergantung jenis jasa dan produk yang perusahaan tempat kerjamu tawarkan.

Kemampuan komunikasi untuk menentukan deal yang menguntungkan baik bagi perusahaan dan

klien adalah bagian pekerjaan marketing seorang AE. Ketika tim internal sudah mengolah materi

yang dibutuhkan klien, tugas AE untuk menyampaikan dan mendiskusikan kebutuhan lebih

lanjut klien tersebut. Kelihatannya memang lebih banyak kemampuan verbal yang dipakai pada

posisi ini, tapi tidak mudah juga loh ternyata membina relasi dengan klien sambil memikirkan

strategi agar perusahaan tetap untung.

6. Copywriter

© startups.co.uk
Copywriter berbeda dengan Content Writer, kamu diminta untuk bisa membuat tulisan singkat

yang persuasif dan memberi “jiwa” pada produk yang akan diiklankan. Pekerjaan marketing

yang satu ini juga menuntut kreatifitas menggunakan bahasa dan mengolah kata. Copywriter

adalah salah satu pemegang peran penting dalam kegiatan branding tim marketing.

Kalau kamu pernah baca tagline lalu langsung menempuh di ingatan, itu adalah salah satu

indikasi kesuksesan Copywriter melakukan perannya dalam pekerjaan marketing.

Nah, tahukah kamu bahwa perkembangan start up yang di Indonesia telah membuka banyak

peluang bagi kamu untuk mendapat pekerjaan marketing satu ini?

Bila kamu tertarik untuk menjadi copywriter,di Glints Jobs terdapat banyak lowongan

pekerjaannya, lho. Yuk, lamar sekarang!

7. Influencer

© thesocialmediamonthly.com

Pekerjaan marketing yang satu ini tentu sedang sering kamu dengar. Bahkan pasti banyak juga

dari kamu yang follow akun-akun Instagram atau blog para Influencer. Memang tidak semua

perusahaan merasa butuh influencer sebagai bagian dalam menjalankan rangkaian

pekerjaan marketing. Tapi faktanya, target konsumen saat ini lebih mudah dan sering mengakses

informasi lewat postingan Instagram, tulisan di blog, atau video di kanal YouTube

para Influencer. Menjadi Influencer bisa jadi profesi atau pekerjaan sampingan, tergantung

seberapa besar minat dan keseriusan kamu menggelutinya. Influencer sendiri biasanya tidak


bekerja dengan sistem kantor, lebih sering meeting dengan klien sambil makan siang atau

menghadiri event.

Sistem pekerjaan marketing yang umum dilakukan oleh Influencer adalah endorse atau paid

promo. Bedanya adalah pada konten yang dimuat pada media sosial masing-masing. Sistem

endorse berarti kamu dikirimkan barang dan bebas mengkreasikan konten sesuai kepuasanmu

pada produk yang dikirim. Sedangkan paid promo, ada kontrak dan materi yang sudah disiapkan

tim konten perusahaan klien untuk disebarkan oleh Influencer tersebut.


1. Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran (marketing management) merupakan analisis perencanaan, implementasi,


dan pengendalian atas program-program yang didesain untuk menciptakan, membangun dan
menjaga pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasional atau tujuan-tujuan perusahaan.

Menurut Kottler dan Keller (2012) menyebutkan bahwa marketing management as the art and
science of choosing target market and getting, keeping, and growing customers through creating,
delivering, and communicating superior customer value.

Manajemen pemasaran (marketing management) berasal dari dua kata yaitu manajemen dan


pemasaran. Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, serta pengendalian dari
program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran
yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.

Sedangkan manajemen adalah proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),


penggerakan (actuating), pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling).

Manajemen pemasaran merupakan suatu usaha untuk merencanakan, menerapkan yang terdiri
dari kegiatan mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan
pemasaran dalam suatu perusahaan agar tercapai tujuan perusahaan secara efisien dan efektif.

Menurut Sofyan Assauri (2013) manajemen pemasaran merupakan suatu kegiatan


penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program-program yang dibuat untuk
membentuk, membangun, dan memelihara keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar
guna mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang.

Philip (2005) juga menjelaskan bahwa manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan
pelaksanaan, pemikiran, penetapan harga promosi, serta penyaluran barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dalam organisasi.

Manajemen pemasaran melibatkan pengaturan tujuan dan sasaran pemasaran, pengembangan


rencana pemasaran, pengaturan fungsi pemasaran, penerapan rencana pemasaran ke dalam
tindakan, serta mengontrol program pemasaran.

Adanya manajemen pemasaran ini sendiri dikarenakan pemasaran sebuah brand merupakan
suatu hal yang penting dari perusahaan. Oleh sebab itu, segala keputusan yang diambil harus
dirancang. Hal ini dapat kamu pelajari pada buku Manajemen Pemasaran yang ada di bawah ini.

2. Fungsi Manajemen Pemasaran


Fungsi manajemen pemasaran diantaranya ada aktivitas menganalisis yaitu analisis yang
dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya sehingga dapat diperoleh
seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dimiliki.

Penjelasan fungsi pemasaran terpadu dan saling mendukung antara lain:

a. Analisis pasar

Tidak semua perusahaan mempunyai bagian marketing dan penjualan yang formal, akan tetapi
setiap perusahaan pasti mempunyai dan melaksanakan berbagai elemen penting yang terdapat
dalam aktivitas marketing dan penjualan yang bertujuan utama membuat konsumen yang baru
maupun yang lama tertarik kembali untuk menggunakan produk dan fasilitas yang ditawarkan
secara terus menerus.

Untuk mengetahui peluang dan ancaman serta kebutuhan dan keinginan konsumen ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam proses kegiatan analisis pasar yaitu: analisis terhadap peluang
dan ancaman, serta analisis perilaku konsumen.

b. Segmentasi pasar

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar ke dalam kelompok-kelompok yang
berbeda, di mana setiap kelompok mempunyai ciri yang hampir sama.

Dengan melakukan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan
sumber daya di bidang pemasaran dapat digunakan lebih efektif dan efisien.

Segmentasi pasar harus memenuhi syarat diantaranya: dapat diukur (measurable) baik besarnya
maupun luasnya serta daya beli segmen pasar tersebut, dapat dicapai (accessible) sehingga dapat
dilayani secara efektif, substansial sehingga dapat menguntungkan jika dilayani, dan dapat
dilaksanakan (actionable) dan semua program yang telah dirancang untuk menarik dan melayani
segmentasi pasar dapat efektif dan efisien.

c. Menetapkan pasar sasaran

Menetapkan pasar sasaran berarti memberikan nilai keaktifan setiap bagian kemudian memilih
salah satu dari bagian pasar atau lebih untuk dilayani.

Kegiatan menetapkan pasar sasaran meliputi: evaluasi bagian pasar (ukuran dan pertumbuhan
bagian seperti data tentang usia nasabah, pendapatan, jenis kelamin dari setiap segmen),
struktural yang menarik dilihat dari segi profitabilitas, dan sasaran serta sumber daya yang
dimiliki.
d. Penempatan pasar

Perusahaan yang baru harus mampu melakukan identifikasi posisi pesaing yang ada sebelum
menentukan penempatannya sendiri. Kotler (1992) menerangkan ada dua pilihan yaitu:

1) Menempatkan diri di sebelah salah satu pesaing yang ada dan berjuang untuk mendapatkan
bagian pasar. Pimpinan bisa melakukan ini jika merasa perusahaan itu bisa membuat produk
yang unggul, pasarnya luas, dan memiliki lebih banyak sumber daya.

2) Mengembangkan sebuah produk yang hari ini belum pernah ditawarkan pada pasar. Sebelum
mengambil keputusan ini manajemen harus yakin bahwa secara teknis dapat dibuat sebuah
produk dengan cepat, secara ekonomis dapat dibuat sebuah produk unggul pada tingkat harga
yang direncanakan, serta jumlah konsumen yang suka produk tersebut yang memadai.

e. Perencanaan pemasaran

Aktivitas pemasaran (marketing) yang dilakukan sebuah perusahaan penting untuk


dikoordinasikan dan diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan umumnya dan tujuan bidang
pemasaran khususnya.

Alat koordinasi dan pengarahan pemasaran tersebut adalah planning pemasaran. Terlepas dari
jenis gaya manajemen apa yang dianut oleh sebuah perusahaan dalam melakukan perencanaan
harus melaksanakan empat tahapan sebagai berikut:
1) Menetapkan misi perusahaan
2) Mengenali unit-unit bisnis strategis perusahaan, menganalisis dan mengevaluasi portofolio
bisnis yang ada
3) Mengenali arena bisnis baru yang akan dimasuki.

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa perencanaan pemasaran bertujuan untuk memberikan
pendekatan yang sistematis dan rapi bagi perusahaan dengan cara:
1) Menyeimbangkan dan menyelaraskan kegiatan pemasaran yang menjamin tercapainya tujuan
dan sasaran.
2) Mengunakan cara-cara berusaha di bidang pemasaran secara insentif dan optimal.
3) Pengendalian yang cepat, tepat, dan teratur atas catatan, gagasan atau pemikiran serta usaha-
usaha atau aktivitas pemasaran dalam perusahaan.

Philip Kotler sebagai salah satu tokoh dari manajemen pemasaran mengeluarkan buku
Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1 yang bisa kamu dapatkan hanya di Gramedia.
3. Tujuan Manajemen Pemasaran

a. Menciptakan demand atau permintaan

Tujuan manajemen pemasaran salah satunya adalah menciptakan permintaan (demand) melalui
berbagai cara. Membuat cara yang berhubungan untuk mengetahui selera konsumen dan
preferensi konsumen terhadap barang atau jasa yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.

b. Meningkatkan keuntungan

Tim pemasaran merupakan satu-satunya tim yang menghasilkan pendapatan untuk perusahaan.
Keuntungan yang cukup harus diperoleh sebagai hasil dari penjualan barang atau jasa yang ingin
memuaskan. Apabila perusahaan tidak menghasilkan keuntungan, maka perusahaan tersebut
tidak akan mampu bertahan. Selain itu, keuntungan juga diperlukan untuk pertumbuhan dan
menganekaragamkan perusahaan.

c. Menciptakan pelanggan baru

Perusahaan didirikan untuk menjual produk atau jasa kepada pelanggan. Oleh sebab itu,
konsumen adalah dasar dari sebuah bisnis perusahaan. Konsumen lah yang memberikan
pendapatan kepada perusahaan dan menentukan apa yang akan dijual perusahaan.

Menciptakan konsumen baru itu artinya mengeksplorasi dan mengidentifikasi kebutuhan


pelanggan secara lebih luas. Jika suatu perusahaan ingin maju dan bertahan dalam bisnis,
menciptakan pelanggan baru menjadi hal yang krusial. Maka perlu analisis dan memahami
keinginan konsumen.

d. Memuaskan pelanggan

Menciptakan konsumen baru tidak cukup. Perusahaan harus mengembnagkan dan


mendistribusikan produk (barang atau jasa) yang memenuhi ekspektasi pelanggan untuk
memberikan kepuasan. Jika konsumen tidak puas, maka bisnis tidak akan dapat menghasilkan
pendapatan untuk memenuhi biaya dan untuk mendapatkan pengembalian modal yang wajar.

Konsumen atau pelanggan yang puas bukan berarti hanya membeli barang atau jasa sesuai
dengan kebutuhan konsumen. Mereka juga akan melakukan rekomendasi pada orang-orang
terdekat mereka dan bisa membuat barang atau jasa yang dipasarkan semakin dikenal oleh
banyak orang.
e. Mencitrakan produk yang baik di mata publik

Membangun citra produk yang baik di masyarakat menjadi tujuan manajemen pemasaran
lainnya. Apabila tim pemasaran menyediakan barang dan jasa berkualitas kepada konsumen
dengan harga yang wajar, tentu akan menciptakan citra yang baik pada konsumen.

Dalam pengaplikasiannya, Grameds dapat membaca buku Aplikasi Alat Manajemen Pemasaran
dalam Proses Pengembangan Produk (BP) yang dapat membantu kamu dalam lebih memahami
hubungan antara citra produk dengan manajemen pemasaran.

4. Tugas Pokok Manajemen Pemasaran

Tugas pokok manajemen pemasaran (marketing management) ialah memasarkan produk


perusahaan sehingga tercapai tingkat keuntungan jangka panjang perusahaan, untuk menjamin
kelangsungan hidup serta pengembangan perusahaan. Tugas manajemen pemasaran juga tidak
terlepas dari permintaan. Jadi, tugas manajemen pemasaran (marketing management) tidak hanya
pada mengusahakan dan mengembangakn permintaan produk perusahaan tetapi juga mencakup
pengaturan jumlah, waktu, dan sifat, permintaan sesuai dengan tujuan perusahaan.

Pada umumnya, jumlah permintaan akan barang atau jasa dapat lebih besar atau kurang atau
sama dengan jumlah permintaan yang diharapkan oleh suatu perusahaan. Ada delapan sifat
permintaan yang menimbulkan tugas pemasaran yang berbeda. Kedelapan permintaan tersebut
antara lain:

a. Permintaan negatif
Permintaan negatif merupakan keadaan seluruh atau sebagian segmen yang penting dari pasar
potensial tidak menginginkan barang atau jasa itu dan pada kenyataannya dapat dibayangkan
kemungkinan orang menghindari membayar harganya.

b. No demand (tidak ada permintaan)


No demand berarti keadaan di mana seluruh atau sebagian segmen penting dari pasar potensial
tidak atau kurang berminat terhadap barang atau jasa tertentu.

c. Latent demand (permintaan tersembunyi)


Latent demand berarti di mana banyak orang merasakan sangat membutuhkan barang atau jasa
yang sampai saat ini belum dihasilkan.

d. Faltering demand (permintaan menurun)


Faltering demand yaitu keadaan di mana permintaan barang atau jasa tertentu cenderung
menurun bila tidak diikuti dengan usaha perbaikan.

e. Irregular demand (permintaan yang tidak teratur)


Irregular demand yaitu keadaan di mana terdapat pola waktu dari permintaan yang ditandai oleh
fluktuasi musiman.
f. Full demand (permintaan penuh)
Full demand ialah keadaan di mana jumlah dan waktu permintaan adalah sesuai dengan jumlah
yang direncanakan oleh perusahaan. Jadi, semua permintaan dapat dipenuhi dan tidak ada
permintaan yang tidak dapat dipenuhi atau tidak ada penawaran yang tidak diminta.

g. Overfull demand (permintaan yang berlebihan)


Overfull demand merupakan keadaan dimana permintaan yang ada untuk barang atau jasa
tertentu melebihi tingkat kesediaan perusahaan untuk memenuhinya.

h. Unwholesome demand (permintaan tidak sehat)


Unwholesome demand merupakan suasana di mana suatu permintaan dirasakan merupakan
pelanggaran atau di luar batas perundang-undangan serta tidak diinginkan untuk ditawarkan atau
mengandung unsur yang kurang dikehendaki.

Basu Swasta memberikan pandangan juga bahwa tugas pokok manajemen pemasaran
antara lain:

 Mengembangkan konsep yang ditujukan untuk memuaskan dan melayani konsumen yang
belum terpenuhi.
 Mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen.
 Membuat rancangan produk.
 Mengadakan pengujian terhadap berlakunya konsep produk tersebut.
 Mengembangkan pembungkusan dan merek.
 Menetapkan harga untuk mendapatkan return on investment yang layak.
 Mengatur jalannya distribusi.
 Menciptakan komunikasi pemasaran yang efektif dengan berbagai media.
 Memperhatikan kepuasan konsumen.
 Evaluasi dan terus mengembangkan rencana pemasaran yang didasarkan pada hasil.

Konsep dari Manajemen Pemasaran juga berkembang, dimana pada awalnya seringkali
digunakan untuk memonopoli departemen pemasaran, skarang menjadi sebuah kegiatan dari
semua departemen dalam sebuah perusahaan. Hal ini dapat lebih kamu pahami pada buku
Manajemen Pemasaran oleh Prof. Dr. Thamrin Abdullah, Dr. Francis Tantri.

5. Konsep Manajemen Pemasaran

Kottler (1997) menerangkan lima konsep alternatif dalam manajemen pemasaran, yaitu:

a. Konsep produksi

Konsep produksi merupakan konsep bahwa konsumen atau pelanggan akan menyukai produk
yang tersedia dan harganya terjangkau serta manajemen harus berusaha keras untuk
memperbaiki produksi dan efisiensi distribusi. Konsep ini merupakan falsafah paling tua yang
digunakan dalam penjualan.
Konsep ini masih berlaku pada situasi, apabila permintaan akan produk lebih besar dari
penawarannya, dan terjadi apabila biaya produk lebih tinggi dan perbaikan produktivitas
diperlukan untuk menurunkannya.

b. Konsep produk

Konsep bahwa konsumen akan menyukai produk bermutu terbaik dan sifat paling inovatif bahwa
perusahaan harus mencurahkan energi untuk terus menerus melakukan perbaikan produk.

c. Konsep penjualan

Konsep bahwa konsumen tidak akan membeli produk perusahaan dalam jumlah yang cukup
kecuali perusahan mengadakan usaha penjualan dan promosi berskala besar.

Konsep ini biasanya dilakukan pada barang yang mungkin tidak terpikirkan untuk dibeli oleh
konsumen, contoh: asuransi. Industry ini harus mahir dalam melacak calon konsumen dan
menjual manfaat produk ke konsumen dengan tujuan menjual barang atau jasa yang perusahaan
buat, bukan produk apa yang dibutuhkan konsumen.

d. Konsep pemasaran

Konsep pemasaran ini berkeyakinan pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan didambakan itu lebih efektif
dan efisien daripada pesaing.
Konsep pemasaran mulai diberlakukan karena penjualan mulai turun, pertumbuhan produk
melambat, pola pembelian yang berubah, persaingan yang meningkat, serta biaya penjualan
meningkat.

e. Konsep pemasaran berwawasan sosial

Konsep pemasaran berwawasan sosial berarti konsep bahwa perusahaan harus menentukan
kebutuhan, keinginan dan minat pasar serta menyerahkan kepuasan yang didambakan itu secara
lebih efektif dan efisien daripada pesaing dengan cara yang bersifat memelihara atau
memperbaiki kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

Konsep ini mengajak pemasar membangun pertimbangan sosial dan etika dalam praktik
pemasaran mereka. Hal ini guna menyeimbangkan dan menyelaraskan tiga faktor utama yang
penting yaitu laba perusahaan, pemuas keinginan konsumen dan kepentingan publik.

Dalam lebih memahami konsep yang ada di dalamnya, Grameds dapat mempelajarinya lewat
buku Manajemen Pemasaran Dasar Konsep Strategi untuk mengembangkan wawasan serta
pengetahuan yang dimiliki.
Peluang Usaha di Bidang Pemasaran
Peluang usaha adalah kesempatan untuk melakukan bisnis dengan kegiatan dan aktivitas tertentu
yang bisa mendatangkan manfaat dan keuntungan.
Tahukah Anda apa yang termasuk peluang usaha di bidang pemasaran ?
1 Ciri-ciri Peluang Usaha
Terdapat beberapa ciri-ciri peluang usaha yang potensial, antara lain:

 Mempunyai nilai jual tinggi


 Bukan hanya sekedar ambisi tetapi harus bersifat nyata
 Bisa bertahan lama atau berkelanjutan di pasar
 Skala usaha itu dapat diperbesar atau ditingkatkan
 Tidak terlalu banyak modal yang digunakan, investasinya tidak terlalu besar tetapi sangat
berpotensi menguntungkan dan lain sebagainya.

2 Faktor Yang Mempengaruhi Munculnya Inspirasi Peluang Usaha


Ada dua faktor yang menjadi pengaruh terhadap munculnya inspirasi peluang usaha, yakni: a.
Faktor Internal dan b. Faktor Eksternal
a. Faktor Internal
Adalah faktor yang bersumber dari dalam/diri sendiri antara lain:

 Wawasan atau pengetahuan yang ada pada diri sendiri


 Pengalaman pada dunia bisnis atau usaha
 kemampuan ketika menyelesaikan suatu masalah
 Kemampuan terhadap sesuatu atau situasi kondisi

b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar antara lain:

 Masalah yang muncul dan dihadapi dan belum terselesaikan


 Kesulitan dalam mencari solusi masalah
 Pemikiran yang baik untuk membuat sesuatu yang baru dari suatu kondisi
 Keperluan yang belum tercapai atau terpenuhi untuk diri sendiri ataupun orang lain.

3 Metode Analisis Peluang Usaha


Dalam memulai sebuah usaha, kita membutuhkan sebuah proses yaitu analisis peluang usaha.
fungsinya untuk mengetahui seberapa jauh potensi nilai yang didapatkan ketika peluang usaha
tersebut kita ambil. beberapa pendekatan yang digunakan dalam menganalisis peluang usaha
yaitu :

Anda mungkin juga menyukai