Anda di halaman 1dari 2

Fostering understanding among Indonesian graphic desaigners and its juncture in art, design, culture and society sepertinya

benar-benar menjadi spirit Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) yang mana ini bisa dilihat dari geliat kegiatan yang marak dan beragam sebagaimana bisa dilihat pada websitenya.
Pada penghujung tahun ini, ADGI kembali menunjukkan sebuah inisiatif kegiatan dalam format workshop yang begitu inspiratif, yakni yang dinamai Lecturer for Lecturer (LFL). Workshop ini dipersembahkan oleh ADGI untuk para pengajar komunikasi dan DKV. Untuk gelaran pertama, tema apik yang disuguhkan adalah Keep learning whenever it might be, di mana ADGI mengajak para pengajar baik SMK DKV/Multimedia, Dosen Komenikasi maupun DKV, untuk bersama-sama memaknai dan mengoptimalkan pembelajaran. Untuk gelaran pertama ini, workshop dilangsungkan pada tanggal 17, 18 , dan 19 November 2011 yang uniknya digelar dari satu tempat ke tempat lain di Yogyakarta. Tampil sebagai pembicara adalah Sumbo Tinarbuko yang membawakan bahasan Creative thinking dan semiotika, Agus Putranto dengan materi teknik pengajaran dan pendampingan mahasiswa, Andika Dwijanto dengan materi Creative Motivation, dan Arief Budiman dengan Creativepreneur, creative management dan creative industri. materi-materi yang akan disampaikan oleh para pembicara, dan ini cukup memberikan gambaran kepada kita tentang kegiatan tersebut. Berikut adalah gambaran yang tersaji tentang apa yang akan disuguhkan dalam gelaran workshop tersebut. Ketika kita mengolah sesuatu, kuncinya ada dua saja, yakni care dan share. Care adalah tentang bagaimana kita bisa memperhatikan siswa kita secara pribadi, misalnya dengan memanggil nama mereka saja, mereka akan merasa bahagia. Yang kedua adalah share. Share adalah tentang berbagi, yakni ketika dosen membagikan ilmunya pada para mahasiswa. Sekarang prinsipnya ilmu yang diperoleh dosen adalah gratis dari lingkungan, sehingga kiga harus juga seharusnya bisa mebagikannya pula pada siswa-siswa, demikian ulasan singkat Agus Putranto tentang teknik pengajaran dan pendampingan mahasiswa. Sementara, Andik Dwijatmiko berbicara tentang Creative Motivation, Mahasiswa, bahkan guru atau dosen membutuhkan motiviasi, lebih-lebih bagi kita yang berkecimpung di dunia komunikasi dan desain komunikasi visual. Komunikasi kreatif adalah jawaban bagi setiap insan yang berkecimpung di dunia kreatif. Dibutuhkan keberanian diri untuk menjalankannya setiap hari, karena hari-hari indah hanya bagi mereka yang mampu menjanjikan ide-idea brilian untuk kepentingan masyarakat. Pada streaming videa yang lain, Sumbo Tinarbuko berbicara tentang Creative thinking dan Semioka, Tanda menjadi penting bagi orang desain visual karena mereka menjadi produsen tanda, sayangnya yang terjadi sangat sedikit orang yang memiliki kesadaran atas tanda yang diciptakan. Maka yang sangat mungkin terjadi, saat tidak mempunyai kesadaran utk menghasilkan tanda, tanda yang dilemparkan bisa tidak mencapai sasasran, atau ujung-nya nya dalam konteks komunikasi terjadi masalah miskomunikasi, jangan sampai nanti terjadi ada istilah mis-komunikasi visual. Terkait bahasan tentang Creativepreneur, creative management, creative industry, M Arief Budiman mengatakan bahwa kreatif adalah tentang mindset, Kreatif itu bukan sekedar bagaimana membuat iklan yang baik, desain yang baik, copy writing yang baik tetapi kreatif itu sebuah mindset, sebuah pola pikir. Kreatif adalah jawaban atas pertanyaan kalau pada suatu waktu kita sedang sakit dan sementara pekerjaan sedang enumpuk, kreatifitas apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan itu.

Sekilas Pandang
Sebagai kegiatan yang pertama, ternyata tidaklah sulit untuk menemukan agenda ini di belantara data online. Terkait dengan penyelenggaraan workshop yang pertama, mereka telah menyediakan teaser dalam format video singkat tentang

Mendekatkan Dua Dunia


Lebih lanjut tentang program Lecture for Lecture (LFL) ini, Ayip Arief Budiman mengatakan bahwa program ini dimaksudkan untuk memberikan sesuatu bagi dunia pendidikan Indonesia mengenai hal-hal yang selama ini masih

30

ADOI NOVEMBER DESEMBER 2011

Ayip Arief Budiman, ketua ADGI


dianggap terdapat kesenjangan. Seperti yang kita ketahui bahwa dunia pendidikan dan dunia praktisi memang masih seperti dua dunia yang berbeda. Kami ingin mendekatkan dan menjembatani ini sehingga apa yang penting segera bisa disharingkan karena dinamika perkembangan ini sudah terlalu cepat jadi kita harus aware pada akselerasi sehingga tidak ketinggalan terlalu jauh, dan bisa paralel antara apa yang dikenal oleh dunia praktisi dan oleh akademisi. Dan sebagai program jangka panjang, yang mana tentunya masih akan terus diperlukan perbaikan-perbaikan, yang mebahagiaakan bagi Ayip adalah adanya komitmen dari banyak pihak yang menyatakan siap untuk sharing ilmu, kemampuan, dan waktunya secara berkualitas. Untuk pertama kalinya digelar di Yogya, tetapi kami ingin nantinya bisa keliling, dan setiap daerah kebagian sehingga nanti bisa menjadi model yang bisa terus disempurnakan. Dan program ini pun sudah disosialisasikan, baik ke universitas-universitas maupun ke sekolah-sekolah kejuruan. Adapun mengenai metode yang dipakai, pertemun tidak hanya digelar di kelas-kelas tertutup saja, melainkan juga di ruang-ruang publik sehingga peserta juga bisa melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada sesuai dengan tempat yang digunakan. Berbicara tentang bagaimana semestinya kita melihat desain komunikasi, Ayip mengatakan, Untuk melihat desain komunikasi hari ini kita harus membaca ulang mengenai kebutuhan, bukan hanya dari pengguna jasa, tetapi juga dari mayaraat dan pemerintah, sehingga kita sadar bahwa kebutuhan itu sangat besar, jadi dalam hal ini bukan hanya tentang bagaimana mendesain, tetapi tentang desain thinking, sehingga kita mampu menghayati peran kita. [BG]

ADOI NOVEMBER DESEMBER 2011

31

Anda mungkin juga menyukai