Anda di halaman 1dari 3

CASE 1

a. Dari kebijakan pada bacaan di atas, dapat diketahui bahwa pemerintah akan
mengambil kebijakan untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari
10% menjadi 11%.

b. Saya setuju bahwa kenaikan tarif PPN akan menjadi beban bagi masyarakat
terutama kalangan menengah ke bawah. Alasannya, karena dengan naiknya tarif
PPN membuat harga perolehan barang di pasar akan mengalami kenaikan, misalnya
saja sebuah barang yang memiliki harga sebesar Rp 10.000 (belum termasuk PPN).
Jika tarif PPN 10% maka harga jual barang menjadi Rp 11.000 Namun apabila tarif
PPN 11% maka harga jual naik menjadi Rp 11.100. Kenaikan ini akan mengurangi
daya beli masyarakat jika tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan. Apabila
pemerintah menjanjikan perbaikan pembangunan infrastruktur, pembangunan
sekolah, rumah sakit dan subsidi lain-lain, manfaat tersebut tidak dapat dirasakan
secara langsung oleh masyarakat Indonesia yang mengalami kemiskinan struktural
keadaan ini justru membuat mereka semakin menderita dan miskin, serta isu-isu
penyalahgunaan dana APBN yang berasal dari pajak yang tidak sesuai dengan
tujuan awal. Penyalahgunaan dana APBN membuat gap antara masyarakat miskin
dan kaya semakin jauh. Sehingga kebijakan ini beanr-benar merugikan masyarakat
Indonesia yang memiliki kondisi ekonomi menengah ke bawah.

CASE 2

Pnyebabnya inflasi yaitu :

1. Demand pull inflation, inflasi yang disebabkan karena permintaan masyarakat


melebihi dari jumlah penawarannya.
2. Cost push inflation, inflasi yang disebabkan karena adanya kenaikan pada biaya
produksinya.
Jika dilihat dari kurva di atas, demand curve mengalami pergeseran ke kanan, hal ini
menandakan adanya peningkatan jumlah barang yang diminta, sedangkan untuk supply
curve tidak mengalami perubahan maka hal inilah yang menyebabkan terjadinya kenaikan
harga di pasar atau bisa disebut inflasi yang disebabkan karena naiknya permintaan
masyarakat (demand pull inflation).

Case 3

a. Inflasi merupakan faktor makroekonomi yang mempengaruhi IHSG. Peningkatan


inflasi merupakan hal buruk bagi investor pasar modal. Inflasi yang tinggi akan
meningkatkan biaya operasional perusahaan yang kemudian akan mengurangi laba
perusahaan. Akibatnya profit yang diperoleh dijadikan saldo laba cadangan
perusahaan, sehingga investor tidak mendapatkan dividen
Faktor makroekonomi lainnya yang berpengaruh terhadap pergerakan harga saham
adalah discount rate atau suku bunga efektif. Kenaikan tingkat bunga menyebabkan
penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena investor lebih meimilih
menyimpan uang di bank dibandingkan menginvestasikan uangnya pada pasar
modal. Kenaikan suku bunga mempengaruhi investor untuk menarik modal
investasi mereka dan mengalokasikan dananya dalam bentuk deposito atau
tabungan. Ketika suku bunga naik maka harga saham akan turun, begitupun
sebaliknya.

Faktor berikutnya adalah kurs tukar mata uang asing lebih sering disebut kurs Nilai
tukar mengacu pada agregat permintaan dan penawaran mata uang saing dan mata
uang domestic. Perubahan kurs akan mempengaruhi investasi pasar modal.
Turunnya nilai rupiah terhadap mata uang asing membuat peningkatan biaya
operasional dengan bahan baku impor. Perushaan di bidang ekspor impor biasanya
bertransaksi dalam mata uang Dollar AS (USD). Jadi apabila rupiah mengalami
depresiasi otomatis akan meningkatkan biaya Operasional. Hal ini akan membuat
biaya operasional menjadi lebih tinggi dan perusahaan akan menyimpan cadangan
laba ditahan sehingga para investor kehilangan minat untuk berinvestasi, hal ini
membuat harga saham perusahaan turun sehingga Indeks Global juga mengalami
penurunan.

b. Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina memberikan implikasi yang luas
terhadap ekonomi global dengan indikasi kenaikan harga dari berbagai komoditas
minyak dan gas bumi. Perang antara kedua negara tersebut menjadi salah satu faktor
non ekonomi yang dapat mempengaruhi pasar modal. Perang tersebut membuat
investor khawatir dengan kondisi perekonomian global sehingga investor akan
mearik investasinya, hal ini membuat harga saham di dunia mengalami penurunan
indeks saham.

Anda mungkin juga menyukai