Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan perekonomian bersifat dinamis, artinya selalu berfluktuasi dari
tahun ke tahun. Pada tahun dan di negara tertentu, jumlah produksi barang
dan jasa mengalami peningkatan sehingga berdampak positif pada
bertambahnya angkatan kerja, penambahan modal usaha (investasi),
kemajuan ilmu pengetahuan teknologi seperti pemakaian mesin-mesin
canggih pada suatu pabrik agar kegiatan produksi semakin efektif dan efisien,
hingga peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Atas pencapaian
prestasi tersebut menjadikan negara tersebut mengalami peningkatan
pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Kehidupan masyarakat menjadi
lebih makmur dan tentram karena kebutuhan mereka terpenuhi baik dari segi
jasmani maupun rohani. Mereka juga dapat memperoleh standar hidup yang
lebih baik dari tahun sebelumnya seperti pendidikan yang berkualitas dan
terakreditasi baik, fasilitas kesehatan yang memadai dan higienis, sarana dan
prasarana umum yang layak.
Kehidupan bagaikan roda yang berputar. Kadang berada di atas, kadang
juga berada di bawah. Adakalanya pada periode tahun berikutnya negara
tersebut mengalami kesulitan dan penurunan pertumbuhan ekonomi. Mereka
kelebihan stok produksi dan sulit dalam menjual semua barang dan jasa.
Akibatnya, mereka mulai mengurangi jumlah barang dan jasa yang
diproduksi. Mereka tidak ingin mengambil resiko besar atas kegagalan
penjualan barang dan jasa sehingga yang dapat dilakukan hanyalah menunggu
semua produk laku terjual. Kondisi demikian lama-kelamaan menjadikan
kegiatan ekonomi semakin memburuk. PHK massal terjadi dalam negara
tersebut, tingkat pengangguran meningkat, pabrik menutup kegiatan produksi,
dan pendapatan nasional negara menurun.
Ketika perekonomian suatu negara hanya memproduksi sedikit barang dan
jasa, maka PDB riil dan pendapatan lain negara seperti pajak penghasilan,
pajak bumi dan bangunan, pajak pendirian pabrik, maupun pajak
pertambahan nilai juga menurun. Masa terjadinya penurunan pendapatan dan

1
peningkatan angka pengangguran jika terlalu parah dinamakan dengan resesi.
Bila dibiarkan terus-menerus akan terjadi depresi.
Sebagian besar ekonom menggunakan model permintaan agregat dan
penawaran agregat dalam menganalisis fluktuasi ekonomi. Ketika ahli-ahli
ekonomi Klasik berkeyakinan bahwa perekonomian selalu mencapai
tingkat kesempatan kerja penuh sebagaimana hukum Jean Baptish Say,
seorang ahli ekonomi Perancis: “Supply creates its own demand” atau
“Penawaran dengan sendirinya menciptakan permintaan” maka lain
halnya dengan pandangan Keynes di mana permintaan efektif akan
menentukan sejauh mana produksi nasional akan diwujudkan dalam
ekonomi dan kesempatan kerja akan dicapai. Dalam perekonomian
seutuhnya kesempatan kerja penuh tidak dapat dicapai melainkan yang
berlaku adalah masalah pengangguran.
Pada makalah ini akan diulas beberapa hal yang berkaitan dengan
permintaan agregat (aggregat demand) sebagai model analisis fluktuasi
ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian aggregate demand (permintaan agregat)?
2. Apa yang dimaksud dengan pasar barang dan kurva IS?
3. Apa yang dimaksud dengan pasar uang dan kurva LM?
4. Bagaimana keseimbangan ekonomi makro?
5. Bagaimana fluktuasi ekonomi dan model IS LM?
6. Bagaimana model IS LM dan permintaan agregat?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian aggregate demand (permintaan agregat).
2. Untuk mengetahui maksud dari pasar barang dan kurva IS.
3. Untuk mengetahui maksud dari pasar uang dan kurva LM.
4. Untuk mengetahui keseimbangan ekonomi makro.
5. Untuk mengetahui fluktuasi ekonomi dan model IS LM.

2
6. Untuk mengetahui model IS LM dan permintaan agregat.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Dapat mengetahui pengertian aggregate demand (permintaan agregat).
2. Dapat mengetahui maksud dari pasar barang dan kurva IS.
3. Dapat mengetahui maksud dari pasar uang dan kurva LM.
4. Dapat mengetahui keseimbangan ekonomi makro.
5. Dapat mengetahui fluktuasi ekonomi dan model IS LM.
6. Dapat mengetahui model IS LM dan permintaan agregat.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aggregate Demand
Aggregate demand curve atau kurva permintaan agregat merupakan kurva
yang menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diinginkan oleh rumah
tangga, perusahaan, dan pemerintah pada tingkat harga tertentu.1
Kurva permintaan agregat menjelaskan mengenai jumlah permintaan
seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian pada tingkat harga
tertentu. Komponen dari kurva permintaan agregat adalah konsumsi
masyarakat (C), investasi (I), belanja pemerintah (G), dan ekspor neto
(X-M/ekspor-impor). Komponen-komponen tersebut juga berperan untuk
menghitung pendapatan nasional dengan metode pengeluaran. Kurva
permintaan agregat memiliki bentuk miring ke bawah dengan asumsi bahwa
jumlah uang yang beredar adalah tetap. Berikut adalah model kurva
permintaan agregat (aggregate demand curve).

Bentuk kurva permintaan agregat yang miring ke bawah menunjukkan


penurunan tingkat harga mendorong peningkatan keseluruhan jumlah
permintaan barang dan jasa. Terdapat tiga alasan mengenai korelasi negatif
ini, yaitu:

1
N Gregory Mankiw, Euston Quah, dan Peter Wilson. Pengantar Ekonomi Makro. (Jakarta:
Salemba Empat, 2012), 235

4
1. Tingkat harga dan konsumsi: efek kekayaan
Penurunan tingkat harga suatu barang dan jasa mengakibatkan
peningkatan jumlah konsumsi dan daya beli masyarakat sehingga
memotivasi mereka untuk menggunakan sejumlah uang yang
dimilikinya lebih banyak. Peningkatan jumlah konsumsi berarti
bertambahnya jumlah permintaan barang dan jasa. Sebaliknya apabila
peningkatan harga barang dan jasa mengakibatkan penurunan jumlah
konsumsi daya beli masyarakat sehingga mereka menggunakan sedikit
uang untuk kegiatan konsumsi.

2. Tingkat harga dan investasi: efek suku bunga


Tingkat harga yang lebih rendah menurunkan tingkat suku bunga dan
mendorong lebih besar belanja pada barang investasi seperti pembelian
mesin-mesin canggih untuk kegiatan produksi, perbaikan barang modal
yang rusak, atau pun membeli saham di Bursa Efek Indonesia
sehingga meningkatkan jumlah permintaan barang dan jasa. Suku
bunga yang rendah mendorong pinjaman perusahaan yang ingin
berinvestasi dalam bentuk peralatan maupun gedung baru. Sebaliknya
bila tingkat harga tinggi akan diiringi dengan peningkatan suku bunga
yang menurunkan minat perusahaan untuk berinvestasi. Sebagian
masyarakat yang menyadari kondisi perekonomian seperti ini akan
menyisihkan pendapatan mereka untuk ditabung. Suku bunga tabungan
yang besar akan menguntungkan nasabah.

3. Tingkat harga dan ekspor neto: efek nilai tukar


Tingkat harga yang rendah menyebabkan tingkat suku bunga domestik
turun, terdepresiasinya nilai tukar riil yang kemudian mendorong
ekspor neto domestik dan meningkatkan jumlah barang dan jasa2.
Kurva permintaan agregat dapat bergeser yang disebabkan oleh hal-hal
berikut.
a. Pergeseran yang timbul dari konsumsi
2
N Gregory Mankiw, Euston Quah, dan Peter Wilson. Pengantar Ekonomi Makro. (Jakarta:
Salemba Empat, 2012), 237

5
Pada periode tertentu, masyarakat mendapatkan penghasilan yang lebih
besar dari tahun sebelumnya. Mereka mulai menyadari mengenai
pentingnya menabung untuk hari tua dan menurunkan jumlah
konsumsi untuk hal-hal yang kurang penting. Penurunan kegiatan
konsumsi masyarakat berdampak pada rendahnya jumlah permintaan
barang dan jasa. Akibatnya kurva permintaan agregat bergeser ke kiri.
Sebaliknya apabila masyarakat lebih suka menggunakan uangnya
untuk konsumsi daripada ditabung maka secara otomatis meningkatkan
jumlah permintaan barang dan jasa sehingga kurva permintaan agregat
bergeser ke kanan. Pada intinya segala hal yang bernilai tambah akan
menggeser kurva permintaan agregat ke kanan dan hal-hal yang
mengurangi kegiatan konsumsi masyarakat akan menggeser kurva ke
kiri.

b. Pergeseran yang timbul dari investasi


Ketika suatu perusahaan optimis meningkatkan profit/keuntungan
penjualan, maka kurva permintaan agregat bergeser ke kanan.
Sebaliknya bila perusahaan pesimis mengenai masa depan perusahaan,
maka kurva permintaan agregat bergeser ke kiri. Misalkan industri
smartphone memperkenalkan fitur android terbaru yang lebih
kompleks dan canggih sehingga banyak perusahaan memutuskan untuk
berinvestasi pada perusahaan pengguna sistem smartphone terbaru.
Karena fitur terbaru smartphone tersebut dinilai menarik oleh
konsumen dan sesuai dengan kebutuhan teknologi masyarakat masa
kini, maka jumlah permintaan smartphone pada tingkat harga tertentu
semakin meningkat dan kurva permintaan agregat bergeser ke kanan.
Namun, bila industri smartphone terjebak pada zona nyaman dalam
artian tidak melakukan inovasi produk yang terjadi adalah minat
masyarakat pada produk tersebut menurun dan berminat pada produk
lain yang dinilai lebih canggih dan bagus. Sehingga banyak perusahaan
yang menghentikan investasi karena jumlah permintaan smartphone
menurun. Akibatnya, kurva permintaan agregat bergeser ke kiri.

6
c. Pergeseran yang timbul dari belanja pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi pergeseran kurva permintaan
agregat ke kiri maupun ke kanan. Misalkan pemerintah tidak ingin
membangun gedung pemerintahan yang baru. Karena jumlah
permintaan barang dan jasa pada tingkat harga tertentu lebih sedikit
maka kurva permintaan agregat bergeser ke kiri. Sebaliknya bila
pemerintah ingin membangun jembatan di daerah terpencil maka
jumlah permintaan barang dan jasa pada tingkat harga tertentu
meningkat dan menggeser kurva permintaan agregat ke kanan.

d. Pergeseran yang timbul dari ekspor netto (ekspor-impor)


Ekspor netto merupakan pengurangan antara kegiatan ekspor dan
impor yang dilakukan oleh suatu negara pada periode tertentu. Ekspor
netto (NX) dapat menyebabkan pergeseran kurva permintaan agregat
ke kiri maupun ke kanan. Peristiwa yang meningkatkan belanja atas
ekspor netto pada tingkat harga tertentu akan menggeser kurva
permintaan agregat ke kanan sedangkan segala hal yang mengurangi
belanja atas ekspor netto pada harga tertentu akan menggeser kurva
permintaan agregat ke kiri. Misalkan antara Indonesia dengan Laos
memiliki hubungan bilateral dalam ekspor beras. Indonesia pengekspor
beras sedangkan Laos pengimpor beras. Ketika Laos mengalami resesi
atau kelesuan ekonomi, maka pendapatan nasional menurun dan hanya
mampu membeli sedikit beras dari Indonesia. Hal ini mengurangi
ekspor netto Indonesia dan menggeser kurva permintaan agregat ke
kiri. Apabila resesi di Laos teratasi, maka dapat membeli beras dari
Indonesia lebih banyak. Jumlah permintaan beras pada tingkat harga
tertentu meningkat sehingga kurva permintaan agregat perekonomian
Indonesia bergeser ke kanan.

2.2 Pasar Barang dan Kurva IS

7
Pasar barang merupakan pasar yang menyediakan barang dan jasa yang
diminta oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di pasar
barang terjadi pertemuan antara permintaan dan penawaran terhadap barang.
Keseimbangan antara penawaran agregat dengan permintaan agregat pada
pasar barang dinyatakan sebagai Y = C + I + G + (X-M). Permintaan
konsumsi (C), permintaan investasi (I), pengealuaran pemerintah yang berupa
belanja pusat maupun belanja daerah (G), serta kegiatan ekspor maupun
impor berkaitan erat dengan pasar barang (NX/X-M). Konsumsi, investasi,
belanja pemerintah, maupun ekspor netto merupakan sisi dari permintaan
agregat barang dan jasa di pasar barang. Sedangkan jumlah produk barang
dan jasa yang dihasilkan pada periode tertentu di dalam suatu negara disebut
dengan penawaran agregat barang dan jasa di pasar barang atau produk
domestik bruto. Keseimbangan dalam pasar barang menghendaki hubungan
yang setara antara tabungan nasional dengan investasi atau S = I atau injeksi
total (I + G) sama dengan kebocoran total (S + T).3
Investasi dan pendapat nasional memiliki kolerasi yang positif. Apabila
investasi meningkat, maka tingkat pendapatan nasional (metode pengeluaran
Y = C + I + G + (X-M)) akan meningkat pula. Antara investasi dengan suku
bunga memiliki hubungan negatif di mana apabila suku bunga naik, maka
jumlah investasi lebih sedikit. Namun jika suku bunga rendah nilai investasi
yang terjadi bertambah. Akibatnya, kedinamisan tingkat suku bunga
mempengaruhi jumlah investasi yang berdampak pada tingkat pendapatan
nasional. Ketiga variabel, yaitu tingkat bunga, jumlah investasi, dan tingkat
pendapatan nasional dapat dihubungkan dengan fungsi/kurva IS. Kurva IS
kepanjangan dari invest and saving atau investasi dan tabungan.
Fungsi IS merupakan fungsi yang menunjukkan hubungan antara tingkat
suku bunga dan tingkat pendapatan nasional dalam keadaan keseimbangan
pasar barang yang ditunjukkan oleh pengeluaran investasi sama dengan
tabungan4.

3
M. Suparmoko. Pengantar Ekonomika Makro Edisi 4. (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2000),
122
4
M. Suparmoko. Pengantar Ekonomika Makro Edisi 4. (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2000),
124

8
Kurva IS dapat didefenisikan sebagai suatu kurva yang menghubungkan
titik-titik besarnya pendapatan nasional (Y) pada berbagai tingkat bunga (I) di
mana pasar barang berada dalam keseimbangan atau dengan kata lain kurva
IS merupakan suatu kurva yang menunjukkan keseimbangan di pasar barang.5
Keseimbangan di pasar barang tercapai pada saat terjadi persamaan antara
permintaan dan penawaran jumlah barang dan jasa pada tingkat harga
tertentu. Keseimbangan ini disamakan dengan persamaan S = D / supply =
demand.

2.3 Pasar Uang dan Kurva LM


Uang merupakan segala sesuatu yang digunakan sebagai alat pembayaran
yang sah oleh negara. Secara garis besar ada dua macam fungsi uang yaitu
fungsi asli dan fungsi turunan.
Fungsi asli uang adalah :
1. Uang sebagai alat tukar yang digunakan untuk pembelian dan/atau
penjualan barang dan jasa sehingga masyarakat dapat dengan mudah
menggunakan uang dan terhindar dari kerumitan perekonomian.
2. Uang sebagai satuan hitung atau standar nilai atas harga barang-barang
untuk transaksi pembayaran.

Fungsi turunan uang adalah :

1. Uang sebagai alat atau media penimbun nilai atau kekayaan.


2. Uang sebagai alat pembayaran sah yang digunakan oleh negara-negara di
dunia.
3. Uang sebagai alat pemindahan kekayaan.
Peran uang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sangat vital. Sehingga
keseimbangan jumlah uang yang beredar (penawaran uang) perlu
diperhatikan agar tidak terjadi krisis keuangan ataupun inflasi dalam skala
besar (kenaikan harga-harga barang secara umum yang diiringi dengan
penurunan nilai mata uang dan kebobrokan perekonomian). Pengaturan
keseimbangan penawaran uang melalui pasar uang.
5
Masyhuri Machfudz dan Nurhasi Sujoni. Teori Ekonomi Makro. (Malang: UIN Maliki Press,
2012),126

9
Pasar uang merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran uang
yang dapat menentukan tinggi rendahnya harga uang, yaitu tingkat bunga. 6
Apabila jumlah uang yang diminta masyarakat sama dengan jumlah uang
yang ditawarkan (jumlah uang yang beredar) maka terjadilah keseimbangan
tingkat bunga di pasar uang. John Maynard Keynes berpandangan mengenai
motif permintaan uang yakni, untuk transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi.
Motif transaksi yaitu permintaan uang untuk kegiatan transaksi dalam
rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti keperluan rumah tangga,
pendidikan, kesehatan, maupun hiburan. Motif berjaga-jaga yaitu permintaan
uang tunai yang dipegang untuk menjaga kemungkinan dari hal-hal yang
diluar perkiraan kita seperti bencana alam, iuran mendadak, maupun
menambal ban motor yang bocor di jalanan. Motif spekulasi merupakan
hasrat seseorang untuk memegang uang tunai dengan tujuan memperoleh
keuntungan akibat adanya perubahan surat-surat berharga (obligasi). Obligasi
menjanjikan kepada para investor hasil pendapatan bunga dalam jumlah
tertentu setiap tahunnya serta pembayaran kembali pada waktu yang
dijanjikan di masa depan.7
Permintaan akan uang untuk kepentingan transaksi dan berjaga-jaga
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional sedangkan permintaan uang
untuk kepentingan spekulasi dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Ketika
suku bunga naik, maka masyarakat cenderung menggunakan uangnya untuk
ditabung. Sebaliknya bilamana suku bunga rendah masyarakat lebih tertarik
menggunakan uangnya untuk berinvestasi dengan alasan suku bunga
pinjaman yang rendah dan lebih menguntungkan jika digunakan membeli
barang modal guna keperluan produksi atau membeli saham di bursa efek.
Penawaran uang merupakan jumlah uang yang beredar di masyarakat
dalam bentuk uang kartal (uang kertas dan uang logam) maupun uang giral
(giro, rekening, tabungan). Uang kartal bersifat tetap. Artinya tidak
tergantung dan tidak dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Sedangkan pada
uang giral dipengaruhi oleh fluktuasi tingkat suku bunga. Semakin tinggi
6
M. Suparmoko. Pengantar Ekonomika Makro Edisi 4. (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2000),
128
7
Masyhuri Machfudz dan Nurhasi Sujoni. Teori Ekonomi Makro. (Malang: UIN Maliki Press,
2012),140

10
suku bunga maka semakin banyak pula jumlah uang giral yang beredar
sehingga meningkatkan jumlah uang yang beredar.
Terdapat hubungan positif antara peningkatan jumlah uang untuk
kepentingan transaksi dengan tingkat pendapatan nasional. Apabila jumlah
uang yang diminta untuk transaksi, seperti membeli keperluan rumah tangga
maupun pendidikan meningkat, maka tingkat pendapatan nasional akan
meningkat pula. Konsumsi masyarakat juga menjadi salah satu komponen
penting dalam perhitungan pendapatan nasional.
Di samping itu, korelasi positif tidak langsung terjadi di antara suku
bunga dengan tingkat pendapatan nasional. Sebagaimana yang kita tahu
mengenai motif permintaan akan uang yaitu transaksi, berjaga-jaga, dan
spekulasi. Spekulasi mendorong investasi yang pergerakannya dipengaruhi
oleh fluktuasi tingkat bunga. Tingkat bunga tinggi maka investasi/spekulasi
rendah tetapi jumlah uang untuk transaksi dan berjaga-jaga naik. Sedangkan
rendahnya tingkat suku bunga mendorong tingginya spekulasi dan jumlah
uang yang digunakan transaksi dan berjaga-jaga turun. Secara otomatis
turunnya jumlah uang yang diminta untuk transaksi dan berjaga-jaga ini
menyebabkan pendapatan nasional mengalami penurunan. Dengan kata lain,
turunnya tingkat suku bunga menurunkan tingkat pendapatan nasional dan
apabila tingkat suku bunga naik akan diikuti dengan kenaikan tingkat
pendapatan nasional. Hubungan ini yang disebut dengan fungsi LM. Bila
digambarkan ke dalam kurva LM sumbu horisontal menunjukkan tingkat
pendapatan nasional (Y) dan sumbu vertikal menunjukkan tingkat bunga (I).
Kurva LM (liquidity and money atau likuiditas dan uang) merupakan
kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat
pendapatan nasional, di mana terdapat keseimbangan di pasar uang, artinya
permintaan uang sama dengan penawaran uang.8 Bentuk kurva LM
dipengaruhi oleh spekulasi. Namun, permintaan uang untuk keperluan
spekulasi hanya mengacu pada pandangan John M. Keynes tetapi tidak
ditemukan pada pandangan kaum Klasik Ekonomi (Adam Smith, David
Ricardo).
8
M. Suparmoko. Pengantar Ekonomika Makro Edisi 4. (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2000),
129

11
2.4 Keseimbangan Ekonomi Makro
Keseimbangan ekonomi atau economic equilibrium merupakan
keseimbangan yang terjadi dalam suatu perekonomian secara keseluruhan
baik yang menyangkut ekonomi makro maupun ekonomi mikro.
9
Keseimbangan makro ekonomi dinamakan juga sebagai keseimbangan
pendapatan nasional atau keseimbangan dalam analisis AD maupun AS
(permintaan agregat dengan penawaran agregat). Keseimbangan makro
ekonomi dicapai bilamana kurva AD berpotongan kurva AS. Dari
keseimbangan ini akan menentukan tingkat harga yang berlaku dalam
perekonomian dan pendapatan nasional riil. Keseimbangan bersifat dinamis,
artinya selalu berfluktuasi dari periode ke periode. Perubahan keseimbangan
tersebut dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu perubahan AD , perubahan
AS, dan perubahan serentak dalam AD maupun AS.
Berikut adalah kurva yang menunjukkan adanya keseimbangan
makroekonomi berupa perpotongan antara permintaan agregat dengan
penawaran agregat.

9
Effendie. Ekonomi Lingkungan. (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2016),
213

12
Keterangan kurva:
Apabila tingkat harga adalah Po, penawaran agregat adalah Y1 sedangkan
permintaan agregat berada pada Y3. sehingga terdapat kelebihan penawaran
(excess suply) atau jumlah barang yang ditawarkan melebihi permintaan,
kelebihan stok. Kelebihan penawaran agregat ini menimbulkan keadaan
deflasi ( penurunan harga ) dan tingkat harga merosot. Sebaliknya, apabila
tingkat harga P1 akan mengakibatkan kelebihan permintaan/excess demand di
mana jumlah barang yang diminta melebihi penawaran atau kekurangan stock
barang, yaitu sebanyak CD. Kondisi demikian dapat mengakibatkan inflasi di
mana terjadi kenaikan harga-harga barang secara umum dan disertai dengan
penurunan nilai mata uang. Pada P1 permintaan agregat Y2 sedangkan
penawaran hanya sebanyak Y. Kelebihan permintaan ini menyebabkan
tingkat harga mencapai Pe’ yaitu ketika kelebihan permintaan tidak
terbendung lagi.
Pada saat kelebihan penawaran berlaku, stok barang dalam perusahaan
berlebihan dan ini akan mendorong kepada pengurangan kegiatan ekonomi
dalam artian tidak melakukan produksi hingga semua produk laku terjual.
Sebaliknya, yaitu bilamana kelebihan permintaan berlaku, perusahaan –

13
perusahaan akan menambah produksinya dan kegiatan ekonomi meningkat.
Hanya pada ketika permintaan agregat sama dengan penawaran agregat
tingkat kegiatan ekonomi tidak mengalami perubahan dan keseimbangan
makroekonomi tercapai.
Keseimbangan makro juga dapat direalisasikan dalam keseimbangan
antara pasar barang dan pasar uang. Keseimbangan umum juga dapat terjadi
bilamana pasar barang berada dalam keseimbangan begitupun dengan pasar
uang berada dalam keseimbangan. Besarnya tingkat pendapatan nasional (Y)
dan tingkat suku bunga (I) akan mencerminkan keseimbangan dalam kedua
pasar yakni pasar barang dan pasar uang.
Untuk menentukan besarnya pendapatan nasional dan tingkat suku bunga
yang mencerminkan keseimbangan baik dalam pasar uang maupun pasar
barang dapat dilakukan dengan menentukan titik tengah atau potong antara
kurva IS dan kurva LM. Dalam menentukan titik potong antara kurva IS dan
kurva LM yaitu dengan cara mensubsitusikan kedua persamaan tersebut.
Misalkan persamaan kurva IS dan kurva LM adalah sebagai berikut.
Persamaan kurva IS : Y = 520 - 500i
Persamaan kurva LM : Y = 100 + 3700i
Dalam keseimbangan antara pasar barang dan pasar uang sehingga IS = LM,
yaitu:
520 – 500i = 100 + 3700i
520 – 100 = 3700i + 500i
420 = 4200i
i = 0,10 = 10%
Jadi, tingkat suku bunga keseimbangan adalah 10%.
Jika tingkat suku bunga keseimbangan sudah ditemukan, maka tingkat
pendapatan nasional keseimbangan dapat ditemukan pula yaitu sebagai
berikut.
Y = 520 – 500i
= 520 – 500(0,10)
= 500 – 50
=450

14
Jadi, tingkat pendapatan nasional keseimbangan adalah 450 miliar rupiah.

Contoh kedua :10


Fungsi IS adalah Y = 650 -1500i
Fungsi LM adalah Y = 260 + 2400i
Menggunakan persamaan IS = LM
650 – 1500i = 260 + 2400i
3900i = 390
i = 0,10 atau 10%
Tingkat bunga telah diketahui yaitu 10% maka selanjutnya adalah
menentukan tingkat pendapatan nasional dengan cara sebagai berikut.
Y = 650 – 1500i
= 650 – 1500(0,10)
= 650 – 150
= 500
Jadi, tingkat suku bunga keseimbangan diketahui 10% per tahun dan tingkat
pendapatan nasional diketahui sebanyak 500 miliar per tahun. Demikian pula
kita akan dapat menemukan tingkat investasi dengan persamaan sebagai
berikut.
I = 125 – 600i
= 125 – 600(0.10)
= 125 – 60
= 65
Jadi, tingkat investasi adalah 65.
Demikian pula kita dapat menentukan tingkat tabungan dengan persamaan
berikut.
S = -100 + 0,25 (Y – 20 -0,2Y)
= -100 + 0,25 (500 – 20 -0,2(500))
= -100 + 0,25 (500 – 20 -100)
= -100 + 95
= -5
10
M. Suparmoko. Pengantar Ekonomika Makro Edisi 4. (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2000),
137-138

15
Jadi, tingkat tabungan adalah -5.
Tingkat konsumsi masyarakat dapat diketahui dengan cara berikut.
C = 100 + 0,75 (Y – 20 – 0,2Y)
= 100 + 0,25 (500 – 20 -0,2(500))
= 100 + 0,75 (500 – 20 – 100)
= 100 + 285
= 385
Jadi, tingkat konsumsi masyarakat dapat diketahui sebesar 385.
Dalam kondisi keseimbangan pendapatan nasional I + G = S + T atau 65 +
50 = -5 + 120. Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat keseimbangan umum
dalam perekonomian yang ditunjukkan oleh adanya keseimbangan tingkat
bunga baik di pasar barang maupun pasar uang dan keseimbangan tingkat
pendapatan nasional di kedua pasar yaitu pasar barang dan pasar uang.
Keseimbangan umum ini bersifat dinamis atau elastis yang dapat berubah
dari periode ke periode sesuai dengan keadaan perekonomian oleh pemerintah
melalui kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal.
Bentuk kurva keseimbangan pasar barang dan pasar uang adalah sebagai
berikut.
Keseimbangan pasar barang

16
Keterangan kurva:
Keseimbangan pasar barang ditunjukkan oleh titik E yang merupakan
perpotongan antara kurva permintaan DD dan kurva penawaran SS.
Tercapainya keseimbangan pada titik E tersebut mengartikan bahwa jumlah
barang yang diminta dan ditawarkan adalah sebesar OQ dan harga
kesepakatan pasar adalah mencapai OP.
Keseimbangan pasar uang

Keterangan kurva:
Keseimbangan yang terjadi pasar uang tersebut ditunjukkan oleh titik R yang
merupakan perpotongan antara kurva permintaan uang yang dilambangkan
dengan Dm dengan kurva penawaran uang yang ditulis dengan Sm. Dengan
keseimbangan yang dicapai pada titik R maka jumlah uang yang diminta dan
ditawarkan adalah sama sebesar OMS dengan tingkat suku bunga yang terjadi
di pasar uang pada titik r. Kurva penawaran uang (Sm) yang berbentuk tegak
(vertikal) mengindikasikan bahwa penawaran uang atau jumlah uang yang
beredar tetap dalam jangka waktu tertentu. Penawaran uang dapat mengalami
perubahan bilamana terjadinya perubahan suku bunga di pasar uang yang
secara grafis ditunjukkan oleh pergeseran sumbu vertikal kurva penawaran ke
kiri atau ke kanan. Perubahan jumlah uang yang beredar ini dipengaruhi oleh
kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan menyangkut

17
kebijakan likuiditas minimum, politik diskonto (kebijakan suku bunga),
operasi pasar terbuka (surat-surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah).
Permintaan uang merupakan keinginan masyarakat akan uang yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti transaksi, berjaga-
jaga, dan spekulasi. Keseimbangan di pasar uang diharapkan dapat
berlangsung dalam waktu yang relatif lama.

2.5 Fluktuasi Ekonomi dan Model IS LM


Perpotongan kurva IS dan LM menentukan tingkat pendapatan nasional
dan tingkat bunga pada tingkat harga tertentu. Ketika salah satu dari kurva ini
bergeser, keseimbangan ekonomi jangka pendek berubah dan pendapatan
nasional berfluktuasi.
Setiap masyarakat dalam suatu negara pernah mengalami fluktuasi
ekonomi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Fluktuasi
bersifat dinamis. Dapat berubah tanpa mengenal waktu dan kondisi. Fluktuasi
ekonomi tidaklah beraturan dan tidak dapat diperkirakan atau diprediksi.
Ketika suatu negara mengalami resesi (kelesuan ekonomi), PDB riil dan
ukuran-ukuran lain dari dari penghasilan, belanja, dan produksi mengalami
penurunan secara drastis. Namun, tingkat pengangguran mengalami
peningkatan yang sangat tajam dan diikuti dengan keadaan perekonomian
yang buruk secara multidimensional.
Ahli ekonomi berpandangan mengenai analisis fluktuasi ekonomi. Model
permintaan dan penawaran agregat dapat menganalisis fluktuasi ekonomi
dalam jangka pendek. Menurut model ini, jumlah barang dan jasa pada
tingkat harga tertentu secara keseluruhan menyesuaikan dengan permintaan
dan penawaran agregat.
Secara garis besar, ada dua penyebab fluktuasi ekonomi yaitu: pergeseran
pada permintaan agregat dan pergeseran pada penawaran agregat. Ketika
kurva permintaan agregat (AD) bergeser ke kiri maka output dan harga
merosot dalam jangka pendek. Perubahan pada tingkat harga menyebabkan
upah, harga, dan persepsi menyesuaikan diri. Kurva penawaran agrgat

18
bergeser ke kanan dan perekonomian kembali ke tingkat output alamiahnya
pada harga yang baru dan lebih rendah.
Lain halnya ketika kurva penawaran agregat bergeser ke kiri, dampak
jangka pendek yang ditimbulkan adalah hasil atau output berkurang
sedangkan harga mengalami kenaikan.
Menjelaskan fluktuasi ekonomi dapat dilakukan dengan menggunakan
model IS LM. Tujuan dari model IS LM adalah untuk menunjukkan apa yang
menentukan pendapatan nasional pada berbagai tingkat harga. Kurva IS
menunjukkan keseimbangan di pasar barang dan jasa sedangkan kurva LM
menunjukkan equilibrium/keseimbangan di pasar uang.

2.6 Model IS LM dan Permintaan Agregat


Model IS LM merupakan suatu analisa pendapatan nasional pada
keseimbangan pada pasar barang (IS) dan keseimbangan pada pasar uang
(LM).11 Permintaan agregat secara definitif diartikan dengan jumlah barang
dan jasa yang diminta secara keseluruhan pada periode tertentu. Sehingga
keseimbangan dapat dicapai bilamana jumlah barang dan jasa yang diminta
sama dengan jumlah uang yang beredar agar tidak terjadi inflasi yang
menjadikan nilai uang semakin menurun yang diikuti dengan kenaikan harga-
harga barang dan jasa secara umum.

BAB III
11
Masyhuri Machfudz dan Nurhasi Sujoni. Teori Ekonomi Makro. (Malang: UIN Maliki Press,
2012),125

19
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aggregate demand curve atau kurva permintaan agregat merupakan kurva
yang menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diinginkan oleh rumah
tangga, perusahaan, dan pemerintah pada tingkat harga tertentu. Komponen
dari kurva permintaan adalah konsumsi (C), investasi (I), belanja pemerintah
(G), dan ekspor netto (NX). Kurva permintaan agregat miring ke bawah
karena dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu tingkat harga dan konsumsi, tingkat
harga dan investasi, dan tingkat harga dan ekspor netto. Permintaan agregat
berkaitan dengan pasar barang dan pasar uang. Di mana pasar barang
merupakan pasar yang menyediakan sejumlah barang dan jasa untuk
kepentingan masyarakat. Untuk mengatur keseimbangan di pasar barang
dapat menggunakan kurva IS. Pasar uang merupakan pertemuan antara
permintaan dan penawaran uang yang dapat menentukan tinggi rendahnya
harga uang, yaitu tingkat bunga. Keseimbangan di pasar uang ditunjukkan
oleh suatu kurva yang disebut kurva LM. Dalam menjalani kehidupan
perekonomian makro diperlukan sebuah keseimbangan agar tidak terjadi
stagflasi, resesi, deflasi, maupun inflasi. Keseimbangan makro ekonomi yang
dimaksud adalah keseimbangan antara kurva AD (permintaan agregat)
dengan kurva AS (penawaran agregat). Keseimbangan umum juga dapat
direalisasikan dalam keseimbangan antara pasar barang dan pasar uang.
Keseimbangan ekonomi diharapkan dapat berlangsung dalam waktu yang
relatif lama. Menyeimbangkan perekonomian bukan hal yang mudah apalagi
dalam ekonomi makro. Segala komponen harus dipadu-padankan agar
keseimbangan ekonomi tercapai. Meskipun keseimbangan ekonomi
dilaksanakan dengan sebaik mungkin tetap sebuah negara mengalami
fluktuasi ekonomi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Fluktuasi ekonomi bersifat tidak beraturan, tidak dapat diprediksi, dan tidak
mampu diperkirakan. Hal ini menyebabkan resesi, yaitu tingkat pendapatan
nasional dan produksi menurun sedangkan pengangguran mengalami
kenaikan. Para ekonom menganalisis fluktuasi ekonomi dengan
menggunakan model permintaan agregat dan penawaran agregat maupun

20
model IS dan LM. Modal IS LM dan permintaan agregat saling berkaitan
karena keseimbangan dapat dicapai bilamana jumlah barang dan jasa yang
diminta sama dengan jumlah uang yang beredar agar tidak terjadi inflasi yang
menjadikan nilai uang semakin menurun yang diikuti dengan kenaikan harga-
harga barang dan jasa secara umum.

3.2 Saran

1. Informasi mengenai kebutuhan ekonomi perlu dipublikasikan melalui


berbagai media agar masyarakat mengetahui dan mampu berperan dalam
menciptakan kehidupan perekonomian yang seimbang, yaitu persamaan
AD dan AS serta pasar barang dan pasar uang.
2. Masyarakat diharapkan lebih peka dalam perubahan/fluktuasi yang terjadi
di dalam perekonomian negaranya.
3. Pengkajian dan penelitian model IS LM dalam menentukan keseimbangan
perekonomian perlu dilakukan dengan terus-menerus.

DAFTAR PUSTAKA

21
Effendie. Ekonomi Lingkungan. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN, 2016

Machfudz, Masyhuri dan M. Nurhadi Sujoni. Teori Ekonomi Makro. Malang:


UIN-Maliki Press, 2012

Mankiw, N. Gregory, Euston Quah, dan Peter Wilson. Pengantar Ekonomi


Makro. Jakarta: Salemba Empat, 2012

Sukirno, Sadorno. Makroekonomi Teori Pengantar. Depok: PT Rajagrafindo


Persada, 2016

Suparmoko. Pengantar Ekonomika Makro. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2000

22

Anda mungkin juga menyukai