Npm : 23210053
Kelas : Akuntansi 1
MATERI 1
EKONOMI MIKRO
Ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari kegiatan ekonomi dari produsen dan konsumen
dalam mengalokasikan sumber daya produksi.
Pengertian Ekonomi Mikro
Setiap negara memiliki dua siklus perekonomian, yaitu siklus ekonomi mikro dan makro.
Ekonomi mikro adalah siklus perekonomian tingkat dasar dan langsung berhubungan dengan
aktivitas masyarakat. Dalam ekonomi mikro, segala peristiwa ekonomi yang terjadi ada dalam
kendali konsumen dan pelaku usaha.
Prinsip utama ekonomi mikro adalah kesetaraan manusia sebagai makhluk rasional saling
membutuhkan. Tanpa adanya konsumen, pelaku usaha tidak punya pangsa pasar untuk menjual
produk. Pun sebaliknya, tanpa pelaku usaha kebutuhan konsumen tidak akan terpenuhi.
Jika ada salah satu pelaku ekonomi melakukan pelanggaran (sengaja atau tidak), maka
aktivitas ekonomi mikro akan terganggu.
Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro
Jika Anda tidak mempelajari ekonomi, barangkali Anda kebingungan saat mendengar istilah
ekonomi mikro dan makro. Hanya beda satu huruf, di “i” dan “a”-nya, tapi keduanya punya
ruang lingkup sangat berbeda. Selengkapnya tentang perbedaan ekonomi mikro dan makro
adalah sebagai berikut.
Perbedaan ekonomi mikro dan makro yang pertama adalah pelaku-pelaku terlibat di dalamnya.
Seperti sudah disebutkan, pelaku ekonomi mikro adalah konsumen dan pelaku usaha.
Sementara itu, pelaku ekonomi makro skalanya lebih luas lagi, yaitu konsumen, pelaku usaha,
pemerintah, dan masyarakat luar negeri
Skala ekonomi mikro terbatas pada interaksi ekonomi konsumen dan pelaku usaha. Contoh
interaksi ini misalnya perubahan harga, perbandingan penawaran dan permintaan, serta
kerjasama ketenagakerjaan. Sedangkan ekonomi makro skalanya sudah nasional, meliputi
interaksi antar daerah, kebijakan bunga, dan sebagainya.
Obyek ekonomi mikro adalah ketersediaan barang dan tenaga kerja dalam pasar. Semakin
intens interaksi pelaku usaha dan konsumen, maka produksi barang akan semakin banyak.
Karena beban produksi meningkat, maka pelaku usaha merekrut lebih banyak tenaga kerja.
Sementara itu, obyek ekonomi makro adalah iklim ekonomi nasional yang kondusif. Kondisi
ekonomi mikro tidak selalu sehat, sehingga pemerintah perlu membuat kebijakan agar aktivitas
ekonomi masyarakat lebih baik.
Perbedaan ekonomi mikro dan makro selanjutnya adalah dari segi perubahan. Dalam ekonomi
mikro, perubahan dapat terjadi dengan cepat dan beruntun. Karena pada dasarnya semua
pelaku usaha dan konsumen saling berkaitan.
Akan tetapi dalam ekonomi makro, perubahan hanya dapat terjadi jika pemerintah membuat
kebijakan atau terjadi masalah ekonomi di luar negeri.
Perbedaan ekonomi mikro dan makro yang terakhir adalah efeknya pada satu sama lain.
Ekonomi makro suatu negara dikatakan sejahtera apabila aktivitas ekonomi di tingkat mikro
intensitasnya tinggi. Sementara itu, tanpa aktivitas ekonomi makro, kestabilan ekonomi mikro
juga akan terganggu karena tidak adanya kebijakan pengatur.
Misalnya Anda memproduksi 1000 produk dengan harga Rp15 ribu. Tapi, ternyata rata-rata
kompetitor Anda menjual dengan harga ekuilibrium Rp10 ribu. Maka Anda harus mengikuti
mereka jika tidak ingin terdepak dari persaingan pasar.
Dari segi pendapatan individu, ada orang yang pendapatannya mencapai 60% total pendapatan
majemuk. Di sisi lain, ada pula orang dengan pendapatan 0,0001%. Karena inilah kemudian
muncul perbedaan status sosial dalam masyarakat.
Ketenagakerjaan dan Pengangguran
Salah satu contoh ekonomi mikro adalah siklus ketenagakerjaan dan pengangguran. Dua hal ini
berada dalam ruang lingkup ekonomi mikro karena bersinggungan langsung dengan hajat
hidup setiap individu dalam masyarakat.
Apabila tidak ditangani dengan baik, pengangguran punya trickle-down effect yang dapat
meningkatkan kemiskinan dan tindak kriminal. Selain itu, konsumsi produk pelaku usaha juga
menjadi tidak maksimal, sehingga memicu lebih banyak pengangguran lagi.
Inflasi
Contoh ekonomi mikro yang keempat adalah inflasi. Salah satu masalah ekonomi mikro adalah
meningkatnya harga barang-barang secara permanen karena masyarakat terlalu konsumtif.
Akibatnya, masyarakat pun dituntut secara merata meningkatkan daya beli, padahal
kemampuan finansialnya berbeda.
Jika pemerintah tidak membuat kebijakan ekonomi makro guna menangani ini, maka harga-
harga akan terus naik, gap ekonomi akan semakin melebar, dan kemiskinan pun bertambah.
Keputusan Investasi
Contoh ekonomi mikro yang terakhir adalah keputusan investasi. Sekilas orang berpikir
investasi adalah banyak dipengaruhi kondisi ekonomi makro. Padahal investasi sebenarnya
lebih mempertimbangkan faktor-faktor mikro seperti tingkat pengangguran rendah dan daya
beli masyarakat tinggi.
MATERI 2
PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Permintaan dan penawaran adalah konsep dasar dalam ilmu ekonomi yang menjelaskan
interaksi antara pembeli dan penjual di pasar. Berikut adalah ringkasan materi tentang
permintaan dan penawaran:
Permintaan (Demand): Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dibeli konsumen
pada berbagai tingkat harga dalam periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan antara lain:
Selera Konsumen: Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat, maka permintaan
akan barang tersebut juga meningkat.
Harga Barang Substitusi: Jika harga barang substitusi lebih murah, konsumen cenderung
beralih ke barang tersebut.
Harga Barang Komplementer: Jika harga barang komplementer naik, permintaan terhadap
barang yang berkaitan cenderung turun.
Pendapatan: Pendapatan yang lebih tinggi biasanya meningkatkan permintaan barang dan jasa.
Intensitas Kebutuhan: Kebutuhan mendesak terhadap suatu barang atau jasa meningkatkan
permintaan1.
Penawaran (Supply): Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh
produsen untuk dijual di pasar pada berbagai tingkat harga dalam periode waktu tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran antara lain:
Biaya Produksi: Biaya produksi yang lebih rendah cenderung meningkatkan jumlah barang
yang ditawarkan.
Teknologi: Perbaikan teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan jumlah penawaran.
Harga Barang Terkait: Jika harga barang terkait naik, produsen mungkin beralih untuk
memproduksi barang tersebut.
Ekspektasi: Jika produsen mengharapkan harga akan naik di masa depan, mereka mungkin
menunda penjualan.
Kurva Permintaan dan Penawaran: Kurva permintaan biasanya menurun dari kiri atas ke kanan
bawah, menunjukkan bahwa jumlah barang yang diminta menurun seiring kenaikan harga.
Sebaliknya, kurva penawaran biasanya menanjak dari kiri bawah ke kanan atas, menunjukkan
bahwa jumlah barang yang ditawarkan meningkat seiring kenaikan harga.
Titik Keseimbangan: Titik di mana kurva permintaan dan penawaran bertemu disebut titik
keseimbangan, di mana jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan, dan
harga stabil di titik ini.
Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Permintaan
Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan:
Pendapatan Konsumen yang Jadi Target Market
Jika rata-rata konsumen yang target market memiliki pendapatan tinggi, maka Anda bisa
menetapkan harga produk yang lebih tinggi dibanding produk lain sejenisnya. Namun jika rata-
rata pendapatan rendah atau barang dan jasa sejenis lainnya dijual dengan harga jauh lebih
rendah, menentukan harga yang sangat tinggi terasa tidak masuk akal. Oleh karena itu, dalam
menentukan harga produk yang pas harus didahului dengan cara riset ke pasar atau segmen
konsumen yang diincar. Jika sembarangan menentukan harga akan terjadi ketidakseimbangan.
Konsumen yang punya pendapatan tinggi mungkin bisa membeli barang apapun. Tapi jika
pendapatan rendah maka produk Anda lebih sedikit yang beli karena segmentasinya terlalu
sempit.