Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT

Model penawaran agregat (Aggregate Supply/AS) dan permintaan agregat (Aggregate Demand/AD)
sering kali digunakan untuk membantu menganalisis fluktuasi ekonomi dalam jangka pendek. Model
AS-AD ini merupakan turunan dari model IS-LM, dimana pada model IS-LM menggunakan asumsi
bahwa tingkat harga bersifat konstan. Kurva permintaan agregat pada dasarnya melambangkan
jumlah dari seluruh barang dan jasa yang diminta dalam suatu perekonomian pada tiap tingkat
harga. Aprtinya, jika hal lain tetap sama, penurunan tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian
cenderung meningkatkan jumlah barang dan jasa yang diminta. Sedangkan kurva penawaran agregat
menyatakan jumlah keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi serta dijual pada setiap tingkat
harga oleh berbagai produsen. Artinya, dalam periode satu atau dua tahun, naiknya tingkat harga
keseluruhan dalam perekonomian cenderung manaikkan jumlah penawaran Barang dan jasa dan
penurunan tingkat harga cenderung mengurangi jumlah Penawaran barang dan jasa (Mankiw,
2006:293-304).

Kerangka kerja penawaran dan permintaan agregat bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana
kebijakan makroekonomi dapat menanggapi guncangan yang terjadi pada penawaran dan
permintaan agregat. Para pembuat kebijakan memiliki dua kelompok besar alternatif kebijakan yang
digunakan untuk mempengaruhi kehidupan ekonomi, yaitu kebijakan moneter yang diatur oleh bank
sentral. Instrumen kebijakan monoter adalah perubahan cadangan uang yang beredar, perubahan
tingkat suku bunga – tingkat diskonto dan pengawasan terhadap sistem perbankan. Kebijakan fiskal
adalah bidang kewenangan parlemen dan biasanya diprakarsai oleh lembaga eksekutif. Instrumen
kebijaksanaan fiskal adalah tarif pajak dan besarnya tingkat pengeluaran pemerintah.

Permintaan Agregat adalah kumpulan permintaan jumlah kuantitas barang dan jasa yang ingin dibeli
dari seluruh rumah tangga, perusahaan dan pemerintah dalam sebuah negara.

Penawaran Agregat adalah kuantitas barang dan jasa yang diproduksi dan dijual pada setiap tingkat
inflasi di sebuah negara. Terdapat 2 jenis penawaran agregat, yaitu jangka pendek dan jangka
panjang :

 Pada jangka panjang, kurva akan berbentuk vertikal ke atas, tidak ditentukan atau
dipengaruhi oleh tingkat inflasi, ditentukan oleh faktor produksi yaitu SDA, SDM,
kewirausahaan dan modal. Kurva jangka panjang akan bergeser apabila faktor-faktor
tersebut terpenuhi yaitu tenaga kerja, modal, kemajuan teknologi, investasi serta edukasi.
 Pada jangka pendek, jika inflasi naik maka kuantitas supply akan meningkat dan kurva
berbentuk dari kiri bawah ke kanan atas.

Beberapa hal yang mencakup aggregate demand adalah seluruh barang konsumsi, barang modal
yang digunakan untuk proses produksi, kegiatan ekspor impor, dan program pembelanjaan
pemerintah negara. Setiap variabel ini nantinya akan dianggap sama selama diperdagangkan pada
nilai pasar yang sama.
Dalam dunia ekonomi, terdapat beberapa faktor yang mampu mempengaruhi aggregate demand,
yaitu:

 Perubahan Suku Bunga


Naik atau turunnya nilai suku bunga mampu mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh
setiap konsumen dan para pebisnis. Menurunnya suku bunga akan berdampak pada
menurunnya biaya pinjaman untuk barang yang berharga, seperti keperluan rumah tangga,
kendaraan, dan juga rumah.
 Tingkat Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Saat pendapatan nasional memang sedang meningkat, maka pendapatan setiap rumah
tangga akan turut meningkat. Di saat seperti inilah permintaan agregat akan turut
meningkat. Sebaliknya, penurunan pendapatan nantinya akan berimbas pada menurunnya
jumlah aggregate demand.
 Perubahan Ekspektasi Inflasi
Bila suatu negara sedang mengalami peningkatan laju inflasi, maka umumnya akan terjadi
pula peningkatan harga barang dan jasa dalam negeri. Bila masyarakat merasa negaranya
sedang mengalami inflasi, maka mereka akan melakukan pembelian sebelum harga
komoditas menjadi meningkat tinggi.
 Perubahan Nilai Tukar Mata Uang
Nilai mata uang pun akan turut memberikan dampak besar pada aggregate demand. Bila
nilai mata uang dalam suatu negara sedang anjlok, maka harga barang tentu akan semakin
mahal, khususnya barang impor. Sebaliknya, bila mata uang sedang meningkat, maka harga
barang impor pun akan cenderung lebih murah. Naik turunnya harga ini pun akan turut
mempengaruhi nilai aggregate demand.

Komponen di dalamnya adalah komponen permintaan agregat, konsumsi, investasi, pengeluaran


pemerintah, dan ekspor bersih. Bila Anda perusahaan Anda fokus pada kegiatan impor ekspor, maka
perusahaan Anda turut mempengaruhi nilai aggregate demand negara.

Anda mungkin juga menyukai