Business Economics
Week 7
OUTLINE MATERI:
Business Economics – R1
ISI MATERI
Empat komponen PDB (Y) berkontribusi pada permintaan agregat untuk barang dan jasa
dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = C + I + G + NX
Kurva permintaan agregat menunjukkan jumlah dari seluruh barang dan jasa yang diminta
dalam suatu perekonomian pada tiap tingkat harga. Artinya, jika hal lain tetap sama, penurunan
tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian cenderung meningkatkan jumlah barang dan
jasa yang diminta. Kurva permintaan agregat mempunyai slope negative atau miring ke bawah..
Business Economics – R1
Faktor-faktor yang menyebabkan kemiringan/slope Kurva permintaan agregat negatif
adalah:
1. Tingkat Harga dan Konsumsi : Efek Kekayaan
• Penurunan tingkat harga membuat konsumen merasa lebih kaya, yang pada
gilirannya mendorong mereka untuk berbelanja lebih banyak.
• Peningkatan dalam belanja konsumen berarti jumlah yang lebih besar dari barang dan
jasa yang diminta.
2. Tingkat Harga dan Investasi : Dampak Suku Bunga
Efek suku bunga ditujukan karena perubahan tingkat harga mempengaruhi suku bunga.
Efek ini mempengaruhi produksi & investasi.
• Tingkat harga yang lebih rendah mengurangi tingkat suku bunga, yang mendorong
pengeluaran yang lebih besar pada barang-barang investasi.
• Peningkatan pengeluaran investasi berarti jumlah yang lebih besar dari barang dan jasa
yang diminta.
3. Tingkat Harga dan Ekspor Neto: Efek Nilai Tukar
Ketika penurunan tingkat harga US menyebabkan suku bunga AS turun, nilai tukar riil
terdepresiasi, yang merangsang ekspor neto AS.
Peningkatan pengeluaran ekspor neto berarti jumlah yang lebih besar dari barang dan jasa
yang diminta Jumlah ekspor dan impor dalam suatu ekonomi tergantung pada harga
Domestik dan asing.
Business Economics – R1
Gambar 7.2. Pergeseran kurva aggregate demand
Business Economics – R1
kurva penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva
penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS.
Business Economics – R1
Ciri-ciri Kurva AS:
1. Ketika tingkat pengangguran masih tinggi, kurva penawaran agregat relatif landai.
Maksudnya, penambahan produksi nasional dapat dilakukan perusahaan-
perusahaan pada harga yang relatif tetap karena tingkat penggunaan barang modal
belum mencapai kapasitasnya yang optimum dan upah masih relatif tetap.
2. Pada tingkat kesempatan kerja penuh, kurva AS bertambah tingkat kenaiikannya.
Sebabnya ialah: pengangguran semakin merosot dan kapasitas pabrik-pabrikmencapai
optimum.
3. Sesudah tingkat kesempatan keja penuh kurva AS keadaannya semakin tegak.
Business Economics – R1
7.3.2.2. Cara Baru untuk Menggambarkan Pertumbuhan Jangka Panjang dan Inflasi
Gambar 7.4. Pertumbuhan Jangka Panjang dan Inflasi dalam Model Permintaan
dan Penawaran Agregat
Gambar 7.4 menggambarkan perubahan yang terjadi dalam perekonomian dari dekadeke
dekade. Perhatikan bahwa kedua kurva bergeser. Meskipun ada banyak kekuatan yang
mengatur ekonomi dalam jangka panjang dan pada prinsipnya dapat menyebabkan perubahan
seperti itu, dua hal yang paling penting dalam praktiknya adalah teknologi dan kebijakan
moneter.
Kemajuan teknologi meningkatkan kemampuan ekonomi untuk berproduksi barang dan
jasa, dan ini terus menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang ke kanan. Pada saat
yang sama, karena bank sentral meningkatkan jumlah uang beredar dari waktu ke waktu, kurva
permintaan agregat juga bergeser ke kanan. Seperti yang diilustrasikan oleh gambar, hasilnya
adalah tren pertumbuhan output (seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan Y) dan inflasi yang
berkelanjutan (seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan P).
Fluktuasi jangka pendek dalam output dan tingkat harga harus dipandang sebagai
penyimpangan dari trend jangka panjang.
Business Economics – R1
7.2.3. Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek
Yang dimaksud ‘jangka pendek’ adalah jangka waktu dimana hanya harga-harga barang
dan harga bahan mentah yang akan mengalami perubahan. Karena upah dan harga memerlukan
waktu untuk menyesuaikan terhadap kondisi perekonomian, suatu proses yang dijelaskan
dengan mengatakan bahwa upah dan harga bersifat kaku (sticky), kurva penawaranagregat (AS)
dalam jangka pendek mempunyai kemiringan ke atas.
7.3.3.1. Kurva Penawaran Aggregat Bergradien Positif pada Jangka Pendek
Dalam jangka pendek, peningkatan tingkat harga dalam perekonomian cenderung
meningkatkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Penurunan tingkat harga cenderung
mengurangi jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
Business Economics – R1
bawah tingkat alaminya.
Karena tujuan perusahaan memaksimumkan keuntungan, jumlah output yang ditawarkan
ditentukan oleh keuntungan yang dibuat atas setiap unit output. Jika keuntungan meningkat,
lebih banyak output agregat yang akan dihasilkan, dan jumah output yang ditawarkan akan
meningkat, jika keuntungan menurun, lebih sedikit output agregat yang akan dihasilkan, dan
jumlah output agregat yang ditawarkan.
Keuntungan atas suatu unit output sama dengan harga untuk unit tersebut dikurangi dengan
biaya produksinya. Dalam jangka pendek, biaya dari banyak faktor yang masuk ke dalam
produksi barang dan jasa adalah tetap. Karena biaya-biaya ini bersifat tetap dalam jangka
pendek, ketika tingkat harga keseluruhan naik, harga untuk suatu unit output akan meningkat
relatif terhadap biaya produksi dan keuntungan per unit akan meningkat. Karena tingkat harga
yang lebih tinggi menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dalam jangka pendek,
perusahaan menaikkan produksi dan jumlah output agregat yang ditawarkan meningkat, yang
menghasilkan kurva penawaran agregat jangka pendek yang memiliki kemiringan ke atas.
Jika biaya produksi suatu output meningkat, maka keuntungan atas suatu unit output
menurun, dan jumlah output yang ditawarkan pada setiap tingkat harga menurun.
Dapat disimpulkan bahwa kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri
ketika biaya produksi meningkat dan ke kanan ketika biaya menurun.
Pergeseran kurva penawaran agregat jangka pendek berasal dari:
• tenaga kerja
• Modal
• Sumber Daya Alam.
• Teknologi
• Ekspektasi Tingkat Harga.
• Kenaikan tingkat harga yang diharapkan mengurangi jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan dan menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke kiri.
• Penurunan tingkat harga yang diharapkan meningkatkan jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan dan menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke kanan.
Business Economics – R1
7.3.3.3. Faktor-faktor yang Menggeser Kurva Penawaran Jangka Pendek
Faktor-faktor yang menyebabkan kurva penawaran jangka pendek bergeser adalah factor
yang mempengaruhi biaya produksi, yaitu;
1. tingkat kekakuan pasar tenaga kerja
2. perkiraan inflasi
3. upaya pekerja untuk mendorong upah riil mereka
4. perubahan biaya produksi yang tidak berkaitan dengan upah (seperti biaya energi).
Tiga faktor pertama menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek dengan
mempengaruhi biaya upah, faktor keempat mempengaruhi biaya-biaya produksi lain.
Fluktuasi Ekonomi
Aktivitas ekonomi berfluktuasi dari tahun ke tahun. Dalam sebagian besar tahun, produksi
barang dan jasa meningkat. Karena peningkatan tenaga kerja, peningkatan stok modal dan
kemajuan dalam pengetahuan teknologi, ekonomi dapat menghasilkan lebih banyak dan
lebih dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ini memungkinkan setiap orang untuk menikmati
standar hidup yang lebih tinggi. Namun, dalam beberapa tahun, pertumbuhan normal ini
tidak terjadi. Perusahaan menemukan diri mereka tidak mampu menjual semua barang dan
jasa yang mereka tawarkan, sehingga mereka mengurangi produksi.
Fluktuasi ekonomi berkaitan dengan perubahan kondisi bisnis. Ketika PDB riil tumbuh pesat,
kondisi bisnis itu baik. Hal ini disebut periode ekspansi. Selama periode ekspansi ekonomi ini,
keuntungan perusahaan berkembang. Di sisi lain, ketika GDP riil turun selama resesi, bisnis
mengalami kesulitan. Kondisi ini disebut kontraksi. Selama periode kontraksi ekonomi banyak
perusahaan mengalami penurunan penjualan dan berkurangnya laba. Resesi terjadi ketika GDP
riil turun untuk dua kuartal berturut-turut. Dari definisi ini dapat diidentifikasi terjadi resesi di
Business Economics – R1
hampir setiap dekade sejak 1960-an di Eropa dan di bagian lain dunia. Resesi global juga terjadi
sekitar tahun 2008 yang telah menyebabkan ketidakpastian besar dan banyak perusahaan yang
gulung tikar atau kesulitan menjalankan bisnis. Resesi kembali terjadi pada tahun 2020 karena
timbulnya wabah virus corona atau covid 19 yang menjadi pandemi.
GDP riil adalah variabel yang paling umum digunakan untuk memantau perubahan jangka
pendek dalam perekonomian karena merupakan ukuran paling komprehensif dari kegiatan
ekonomi. GDP riil mengukur nilai semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam periode
waktu tertentu. Ini juga mengukur total pendapatan (disesuaikan dengan inflasi) setiap orang
dalam perekonomian.
Namun ternyata, untuk memantau fluktuasi jangka pendek, tidak terlalu penting ukuran
kegiatan ekonomi apa yang dilihat. Sebagian besar variabel ekonomi makro mengukur
beberapa jenis pendapatan, pengeluaran atau produksi berfluktuasi terjadi secara bersamaan.
Ketika GDP riil jatuh dalam resesi, begitu juga terjadi pada pendapatan pribadi, laba
perusahaan, pengeluaran konsumen, pengeluaran investasi, produksi industri, penjualan ritel,
penjualan rumah, penjualan mobil dan sebagainya. Karena resesi adalah fenomena ekonomi,
mereka muncul di banyak sumber data ekonomi makro.
Meskipun banyak variabel ekonomi makro berfluktuasi bersama, mereka berfluktuasi dengan
jumlah yang berbeda. Secara khusus, pengeluaran investasi sangat bervariasi selama siklus
bisnis.
Perubahan dalam output barang dan jasa ekonomi sangat berkorelasi dengan perubahan dalam
pemanfaatan tenaga kerja perekonomian. Dengan kata lain, ketika GDP riil menurun, tingkat
pengangguran meningkat. Fakta ini hampir tidak mengejutkan: ketika perusahaan memilih
untuk memproduksi barang dan jasa dalam jumlah yang lebih kecil, mereka memberhentikan
pekerja, yang berakibat menambahnya jumlah pengangguran. Namun, secara umum ada jeda
waktu antara penurunan dalam kegiatan ekonomi dan peningkatan pengangguran dan
sebaliknya. Bahkan ketika pertumbuhan positif dilanjutkan, oleh karena itu, pengangguran
kemungkinan akan terus meningkat untuk beberapa waktu sesudahnya. Pengangguran disebut
sebagai 'indikator tertinggal'.
Business Economics – R1
7.3.2. Model Dasar Fluktuasi Ekonomi
Model fluktuasi ekonomi jangka pendek merupakan perilaku dua variabel, yaitu output barang
dan jasa ekonomi, yang diukur dengan PDB riil dan tingkat harga keseluruhan, yang diukur
dengan CPI atau deflator PDB. Model penawaran agregat (Aggregate Supply/AS) dan
permintaan agregat (Aggregate Demand/AD) seringkali digunakan untuk membantu
menganalisis fluktuasi ekonomi dalam jangka pendek.
Pada sumbu vertikal adalah tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian. Pada sumbu
horizontal adalah jumlah keseluruhan barang dan jasa. Kurva permintaan agregat menunjukkan
jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli oleh rumah tangga, perusahaan dan pemerintah pada
setiap tingkat harga. Kurva penawaran agregat menunjukkan jumlah barang dan jasa yang
diproduksi dan dijual perusahaan pada setiap tingkat harga.
Menurut model ini, keseimbangan terjadi pada tingkat harga dan jumlah output dari permintaan
agregat dan penawaran agregat yang sama.
Keseimbangan AD-AS
Business Economics – R1
Penawaran agregat mewakili total output barang dan jasa, sedangkan permintaan agregat
mewakili jumlah total barang dan jasa yang diminta dalam perekonomian. Perubahan
permintaanagregat atau penawaran agregat mempengaruhi inflasi, PDB riil, dan pengangguran.
Dikenal juga dengan istilah keseimbangan ekonomi makro.
Keseimbangan ekonomi makro dibagi menjadi: keseimbangan jangka pendek dan
keseimbangan jangka panjang.
• Keseimbangan jangka pendek terjadi ketika permintaan agregat sama dengan
penawaran agregat jangka pendek. Pergeseran permintaan agregat atau penawaran
agregat jangka pendek menyebabkan PDB riil aktual berfluktuasi di sekitar PDB
potensial.
Business Economics – R1
Gambar 7.6. Keseimbangan AD-AS Jangka Pendek
Business Economics – R1
agregat dan penawaran agregat jangka pendek terus berubah, menyebabkan keseimbangan
jangka pendek berfluktuasi di sekitar kurva penawaran agregat jangka panjang (PDB
potensial). Penyimpangan PDB riil aktual dari PDB potensial (dikenal sebagai kesenjangan
output atau output gap) membentuk fase dari siklus bisnis.
• Jika kesenjangan output positif (PDB riil aktual melebihi PDB potensial), maka disebut
sebagai kesenjangan inflasioner (juga dikenal sebagai kesenjangan ekspansioner).
• Tetapi, jika kesenjangan output negatif, PDB riil aktual lebih rendah dari PDB
potensial, ini menghasilkan kesenjangan deflasioner (juga dikenal sebagai kesenjangan
resesioner).
Penyimpangan PDB riil aktual di sekitar potensinya penting untuk menjelaskan pertumbuhan
ekonomi, inflasi, dan pengangguran dalam perekonomian.
Business Economics – R1
Gambar 7.8. Kontraksi pada permintaan agregat
Dalam gambar 7.8 ditunjukkan dampak dari penurunan permintaan agregat. Dalam
jangka pendek, ekonomi bergerak sepanjang kurva penawaran agregat jangka pendek awal
AS1, bergerak dari titik A ke titik B. Ketika ekonomi bergerak dari titik A ke titik B, output
turun dari Y1 ke Y2, dan tingkat harga turun dari P1 ke P2. Turunnya tingkat output menunjukkan
bahwa ekonomi berada dalam resesi. Meskipun tidak ditampilkan dalam gambar, perusahaan
merespon penjualan dan produksi yang lebih rendah dengan mengurangi lapangan kerja.
Dengan demikian, pesimisme yang menyebabkan pergeseran permintaanagregat, sampai batas
tertentu, terpenuhi sendiri: pesimisme tentang masa depan mengarah pada penurunan
pendapatan dan meningkatnya pengangguran.
Apa yang harus dilakukan pembuat kebijakan ketika menghadapi resesi seperti itu? Satu
kemungkinan adalah mengambil tindakan untuk meningkatkan permintaan agregat. Seperti
yang kita tahu sebelumnya, peningkatan pengeluaran pemerintah atau peningkatan jumlah uang
beredar akan meningkatkan jumlah barang dan jasa yang diminta dengan harga berapa pun,
dan oleh karena itu, akan menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Jika pembuat
kebijakan dapat bertindak dengan cepat dan tepat, maka dapat mengembalikan kurva
permintaan agregat kembali ke AD1, dan membawa ekonomi kembali ke titik A.
Business Economics – R1
SIMPULAN
Permintaan agregat (AD) merujuk pada total permintaan terhadap barang dan jasa oleh
konsumen dalam suatu ekonomi. Permintaan agregat mencerminkan korelasi antara
keseluruhan permintaan terhadap berbagai barang dan jasa sejalan dengan tingkat harga. Ini
adalah daftar keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada
berbagai tingkat harga.
Business Economics – R1
DAFTAR PUSTAKA
2. John Sloman, Dean Garratt, Jon Guest and Elizabeth Jones. (2023). Economics for
Business, 9th Edition. Pearson: United Kingdom. ISBN: 978-1-292-44020-0.
Business Economics – R1
Business Economics – R1