Business Economics
Week 4
Firm Behaviour
LEARNING OUTCOMES
LO.2. Menerapkan perilaku konsumen, perilaku produsen, dan memberikan contoh berbagai
struktur pasar.
OUTLINE MATERI:
Business Economics – R1
ISI MATERI
Perbedaan antara biaya jangka pendek dan jangka panjang bukanlah ditentukan oleh
aspek waktu, melainkan tergantung pada karakteristik fungsi produksi.
- Biaya jangka pendek adalah biaya yang menunjukkan sebagian faktor produksi tidak
dapat ditambah jumlahnya. Salah satu faktor produksi bersifat tetap, yang lain
berubah.
- Biaya jangka panjang adalah biaya yang menunjukkan semua faktor produksi dapat
mengalami perubahan. Semua faktor produksi bersifat berubah.
Business Economics – R1
Gambar 4.1. Kurva fungsi produksi dan kurva total cost
Dengan menggunakan data tersebut, kurva fungsi produksi dan kurva biaya total dapat
dirancang, sebagaimana terlihat pada Gambar 4.1. Melalui fungsi produksi, kita dapat
memahami hubungan antara Produksi Total (Q), Produksi Marginal (MP), dan Produksi
Rata-rata (AP).
- Produksi Total merupakan produksi total yang dihasilkan oleh suatu proses produksi.
Pada umumnya Produksi Total dilambangkan dengan Q (Quantity).
- Marginal Product (MP) menunjukkan perubahan produksi yang diakibatkan oleh
perubahan penggunaan satu satuan faktor produksi variabel. Pada kasus ini faktor produksi
yang berubah adalah tenaga kerja, maka Marginal Product nya dikenal dengan Marginal
Product of Labor (MPL). MPL menunjukkan perubahan Q yang dihasilkan dari setiap
perubahan pemakaian L. Jika penyebab dari timbulnya Marginal Product adalah perubahan
kapital maka Marginal Product nya disebut Marginal Product of Capital (MPK). Jika L
adalah perubahan tenaga kerja dan Q adalah perubahan produksi total, maka Marginal
Product of Labor (MPL) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
MPL = Q/L
Pada saat jumlah tenaga kerja meningkat, jumlah produk marjinal menurun. Ciri inilah yang
disebut penurunan produk marginal (diminishing marginal product).
Business Economics – R1
- Average Product (AP) menunjukkan besarnya rata-rata produksi yang dihasilkan oleh
setiap penggunaan faktor produksi variabel. Jika L menunjukkan Jumlah tenaga kerja
yang digunakan, maka Average Product nya disebut dengan Average Product of Labor
(APL). APL menunjukkan jumlah output yang dihasilkan per tenaga kerja, yang dituliskan
sebagai: APL = Q/L
Biaya total pada kolom terakhir Tabel 4.1 merupakan penjumlahan dari biaya pabrik dan
biaya pekerja. Kurva biaya total dapat dilihat pada Gambar 4.2. Dengan meningkatnyajumlah
produksi yang dihasilkan, kurva biaya total semakin curam karena terjadinya penurunan
produk marjinal.
Ingat bahwa biaya kesempatan (opportunity cost) dari sesuatu mengacu pada semua hal
yang harus dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu itu. Biaya produksi mencakup seluruh
biaya kesempatan untuk membuat barang dan jasa.
Business Economics – R1
4.2.1. Biaya eksplisit dan biaya implisit
Biaya produksi yang dikeluarkan ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Biaya eksplisit adalah segala biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeliinput
dari pemasok, termasuk didalamnya adalah upah tenaga kerja, membayar listrik,
membayar bunga, asuransi, perlengkapan, gedung, dan harga pembelian bahan mentah
serta barang setengah jadi. Pembayaran berupa uang.
2. Biaya implisit (biaya tersembunyi) merupakan taksiran pengeluaran terhadap faktor-
faktor produksi yang dimiliki perusahaan. Biaya implisit tidak memerlukan
pembayaran secara tunai. Biaya implisit meliputi gaji tertinggi yang dapat diperoleh
oleh si pengusaha apabila bekerja di tempat alternatif terbaiknya (misalkan mengelola
perusahaan lain), dan pendapatan tertinggi yang dapat diperoleh perusahaan dari
menginvestasikan modalnya dalam alternatif lain yang paling mcnguntungkan atau
menyewakan tanah dan bangunan yang dimiliki kepada penawar tertinggi
(dibandingkan dengan menggunakan sendiri).
Business Economics – R1
Biaya produksi dalam penjelasan di sini merupakan biaya jangak pendek. Tabel 4.2.
menjelaskan berbagai ukuran biaya jangka pendek.
Gambar 4.2. Kurva biaya total, biaya marjinal dan biaya rata-rata
Business Economics – R1
4.2.4. Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya Tetap (Fixed Cost = FC) adalah biaya yang tidak berubah berapapun jumlah barang
yang diproduksi. Misalnya: penyusutan, sewa gedung, dsb. Pada Tabel 4.2, besarnya biaya
tetap adalah $3.00.
Biaya Variabel (Variable Cost = VC) adalah biaya yang berubah menurut tinggi rendahnya
jumlah produksi. Misalnya: biaya bahan baku, upah, biaya angkut, dsb.
Biaya Total (Total Cost = TC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan output. TC merupakan penjumlahan biaya tetap total dan biaya variabel total.
Business Economics – R1
4.2.6. Bentuk kurva biaya
Kurva-kurva biaya yang umum pada kebanyakan perusahaan akan berbentuk seperti
Gambar 4.2, yang menunjukkan penurunan produk marginal tidak langsung muncul segera
setelah pekerja pertama dipekerjakan. Hal ini tergantung pada proses produksinya, pekerja
kedua atau ketiga mungkin memiliki produk marginal yang lebih tinggi dari pekerja pertama
karena dengan bersama-sama pekerjaan dapat menjadi lebih produktif. Perusahaan seperti ini
akan lebih dulu mengalami kenaikan produk marginal sementara waktu sebelum mengalami
penurunan produk marginal
Business Economics – R1
4.2.7. Hubungan antara biaya marginal dan biaya total rata-rata
Ada beberapa hubungan yang perlu diperhatikan:
a. AVC adalah minimum bila garis singgung kurva TVC melalui titik origin.
( AVC)
AVC minimum bila = 0 atau pada saat MC = AVC
Q
Business Economics – R1
c. AVC dan ATC adalah minimum bila keduanya memotong MC.
4.2.8. Hubungan antara biaya total rata-rata jangka pendek dan jangka panjang
Dalam jangka panjang semua input adalah variabel, sehingga hanya terdapat satu
kurva biaya total yang disebut dengan biaya total jangka panjang (Long-run Total Cost =
LTC). Untuk biaya rata-rata nya juga ada satu, yaitu biaya rata-rata jangka panjang (Long-
runAverage Cost = LAC).
Kurva LAC didefinisikan sebagai kurva yang menunjukkan biaya rata-rata minimum untuk
berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat selalu merubah kapasitas produksinya.
Kurva LAC dibentuk oleh kurva AC yang tak terhingga banyaknya. Kurva LAC merupakan
kurva yang menyinggung kurva AC. Titik-titik persinggungan tersebut merupakan biaya
produksi yang paling optimum/minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan dicapai
Business Economics – R1
pengusaha dalam jangka panjang. Kurva LAC dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Apakah jika kurva LAC yang pada umumnya tidak menyinggung pada kurva-kurva SAC
pada bagian SAC terendah akan bertentangan dengan pernyataan bahwa titik persinggungan
di antara LAC dan SAC menunjukkan biaya yang paling minimum untuk memproduksi
sejumlah produksi tertentu? Jawabannya adalah sama sekali tidak. Di dalam jangka panjang,
titik terendah dari suatu SAC tidak menggambarkan biaya yang paling minimum untuk
memproduksi pada satu tingkat produksi. Terdapat kapasitas produksi lain (SAC lain) yang
dapat meminimumkan biaya. Hal ini dapat dibuktikan dengan memperhatikan kurva SAC 1
dan SAC2. Titik A1 adalah titik terendah pada SAC1. Dengan demikian dalam jangka pendek,
produksi sebesar Qa dapat diproduksi dengan biaya yang lebih rendah dari titik manapun pada
SAC1. Tetapi dalam jangka panjang biaya tersebut belum yang paling minimum, karena jika
kapasitas produksi yang berikut digunakan (AC2), produksi sebesar Qa dapat diproduksi
dengan biaya yang lebih rendah lagi, yaitu seperti yang ditunjukkan oleh titik A pada SAC2.
Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa kurva LAC menggambarkan biaya minimum
perusahaan dalam jangka panjang.
Business Economics – R1
4.2.9. Economies Of Scale Dan Diseconomies Of Scale
Kurva AC dan LAC bentuknya hampir sama, yaitu sama-sama berbentuk U, tetapi
dengan alasan yang berbeda. Dalam jangka pendek kurva AC disebabkan oleh the law of
diminishing marginal return. Dalam jangka panjang bentuk U dari kurva LAC ditentukan
oleh returns to scale, yaitu perubahan output yang disebabkan oleh perubahan pemakaian
seluruh input dalam proporsi yang sama.
Pada teori produksi telah dijelaskan bahwa increasing returns to scale terjadi pada saat
tingkat output rendah, sementara decreasing returns to scale biasanya terjadi pada saattingkat
output tinggi. Hal inilah yang menyebabkan kurva LAC berbentuk U.
Gambaran berikut akan dapat menjelaskan mengapa increasing returns to scale berarti
penurunan biaya rata-rata (a decreasing average cost). Misalkan satu unit Modal dan enam unit
tenaga kerja dapat menghasilkan tiga output. Dengan increasing returns to scale, persentase
kenaikan output lebih besar dari persentase kenaikan input. Jika input dinaikkan dua kali, maka
output naik lebih dari dua kali. Misalkan tenaga kerja yang dipakai adalah 12 unit dan modal 2
unit, akan dihasilkan 8 unit output. Pada saat output sebesar 3, jumlah modal rata-rata per unit
output adalah 0,33 dan rata-rata tenaga kerja per unit output adalah 2. Pada tingkat output
sebesar 8, jumlah modal rata-rata per unit output turun menjadi 0,25 dan rata-rata tenaga kerja
per unit outputnya adalah 0,67. Jadi increasing returns to scale dapat diartikan pada tingkat
output yang lebih tinggi, rata-rata jumlah input per unit output yang diperlukan semakin kecil.
Dengan asumsi bahwa harga input adalah tetap, maka penurunan rata-rata jumlah input yang
diperlukan berarti juga penurunan biaya rata-rata per unit output. Jadi increasing returns to
scale berarti penurunan biaya rata-rata per unit output.
Dengan alasan yang sama, constant returns to scale berarti biaya rata-rata konstan, dan
decreasing returns to scale berarti kenaikan biaya rata-rata. Dengan demikian karena returns
to scale meningkat pada awalnya, kemudian menurun, maka biaya rata-rata jangka panjang
akan turun pada awalnya kemudian naik, dengan kata lain akan berbentuk U.
Di dalam ekonomi digunakan istilah economies of scale yang menunjukkan kondisi
dimana perusahaan dapat meningkatkan outputnya dengan proporsi yang lebih besar daripada
proporsi kenaikan biaya inputnya. Pada kurva LAC keadaan ini ditunjukkan oleh bagian kurva
LAC yang semakin menurun apabila produksi bertambah. Dalam Gambar 4.3 keadaan ini
berlaku di antara produksi sebesar 0 sampai Qb. Sebaliknya diseconomies of scale terjadi
Business Economics – R1
jika proporsi kenaikan output lebih kecil daripada proporsi kenaikan biaya inputnya. Keadaan
ini diperlihatkan oleh kegiatan produksi yang menurun efisiensinya. Pada kurva LAC dalam
Gambar 4.3 kondisi ini ditunjukkan pada bagian kurva LAC yang semakin bertambah tinggi,
yaitu setelah produksi melebihi Qb. Oleh karen itu increasing returns to scale juga berarti
economies of scale sedangkan decreasing returns to scale juga berarti diseconomies of scale.
Diseconomies of scale terutama diakibatkan oleh organisasiperusahaan yang sudah semakin
sangat besar, sehingga menimbulkan kerumitan di dalam mengaturnya dan memimpinnya.
4.3.1. Isoquant
Isoquant merupakan salah satu kurva dalam perilaku produsen yang menunjukkan
kombinasi antara dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah produk yang sama. Dalam
dunia perekonomian atau dalam suatu perusahaan pasti ada banyak faktor produksi yang ada
dan di sini kurva isoquant berusaha mencari kombinasi antar dua faktor produksi diantara
banyak faktor untuk menghasilkan sebuah produk yang berkualitas dalam jumlah yang sama.
Kurva isoquant juga disebut dengan kurva produksi sama.
Kurva isoquant memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki kemiringan negatif
2. Jumlah output atau hasil produk ditunjukkan dengan garis kurva yang semakin ke kanan.
3. Antara garis isoquant satu dan yang lainnya tidak pernah mengalami perpotongan.
4. Arah kurva isoquant cembung menuju titik origin atau titik asal.
Contoh sederhana dari kombinasi antara dua faktor produksi adalah kombinasi antara
tenaga kerja dan modal.
Business Economics – R1
Misalkan seorang pengusaha pizza ingin memproduksi pizza sebanyak 600 unit. Untuk
memproduksi pizza, ia menggunakan tenaga kerja dan modal yang penggunaannya dapat
dipertukarkan. Untuk tingkat output Q = 600, 4 unit mesin dan 1 unit tenaga kerja dapat
menghasilkan 600 pizza atau dengan kombinasi 2 unit mesin dan 2 unit tenaga kerja. Untuk
produksi 900 pizza digunakan 5 unit mesin dan 5 unit tenaga kerja; atau kombinasi 2 unit mesin
dan 10 unit tenaga kerja juga bisa menghasilkan 900 pizza. Kombinasi serupa juga dilakukan
untuk jika produksi pizza sebesar 750 pizza, dan 1050 pizza. Gambar 4.4(a)menunjukkan kurva
isoquant dari produksi pizza yang berhubungan dengan kombinasi tenaga kerja dan modal
(mesin) diberbagai tingkat produksi.
(a) (b)
Gambar 4.4. Isoquant
Gambar 4.4(b) merupakan kurva isoquant secara umum. Berdasarkan gambar 4.4 dapat
dikatakan bahwa makin ke kanan suatu isoquant, maka makin tinggi jumlah yang dapat
diproduksi. Isoquant cembung terhadap titik asal (convex to origin) sehingga slope antara
satu titik ke titik lain tidaklah sama. Slope isoquant dinamakan Marginal Rate of Technical
Substitution (MTRS) yang menunjukkan secara teknis berapa modal dan tenaga kerja dapat
saling diubah untuk menghasilkan output yang sama. MTRS dapat dituliskan sebagai :
K Q
MTRS = = L ;K K K ; atau MTRS = MPL
L Q 1 2 3
MPK
K
Business Economics – R1
4.3.2. Isocost
Isocost adalah sebuah kurva yang menunjukkan kombinasi dua faktor produksi dengan
biaya yang sama. Inilah yang membedakan antara isoquant dan isocost. Jika isoquant yang
sama adalah jumlah output yang sama namun dalam isocost yang dibahas adalah biaya yang
sama. Kurva isocost ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan dengan garis anggaran yang
dimiliki oleh perilaku konsumen.
Persamaan isocost: C = wL + rK
Dimana C = biaya; w = harga tenaga kerja; r = harga sewa modal; L = tenaga kerja dan K =
Modal.
Kemiringan isocost merupakan hasil rasio negatif antara upah dibagai dengan biaya
sewa. Garis isocost ini akan dikombinasikan dengan garis isoquant dalam uoaya mencari dan
menentukan titik produksi yang optimal (pada tingkat output tertentu).
Contoh :
Tabel 4.3 menunjukkan kombinasi faktor modal dan tenaga kerja dengan persamaan K = 7.5
– 0.5L. dan Gambar 4.5 merupakan kurva isocost berdasarkan tabel 4.3.
Tabel 4.3. Kombinasi Faktor modal dan tenaga kerja
Business Economics – R1
Keseimbangan produsen dapat dijelaskan melalui Gambar 4.5.
Business Economics – R1
Tabel 4.4. TR, AR dan MR pada pasar persaingan sempurna
Biaya Marginal memegang peranan yang sangat penting bagi seorang produsen untuk
menentukan jumlah produksi yang akan dihasilkan. Kita tahu bahwa tujuan setiap produsen
adalah memaksimumkan keuntungannya. Bila produsen telah mencapai posisi keuntungan
maksimum maka dapat dikatakan ia telah berada pada posisi equilibrium atau keseimbangan.
Pada tingkat produksi yang manakah keuntungan maksimum dicapai ? Ada dua cara yang dapat
digunakan untuk menentukannya, yaitu :
a. Dengan memproduksi barang pada tingkat dimana perbedaan di antara hasil penjualan
total dengan biaya total adalah yang paling maksimum. Jadi keuntungan total adalah
(TR – TC) yang maksimum.
b. Dengan memproduksi barang pada tingkat dimana hasil penjualan marginal = biaya
marginal.
Untuk menjelaskan dapat digunakan data pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Hubungan TR, MR, TC, AC, MC untuk mendapatkan Keuntungan Maksimum
MR > MC
MR = MC
MR< MC
Berdasarkan data pada Tabel 4.5. dapat ditunjukkan keuntungan maksimum melalui
Gambar 4.6.
Business Economics – R1
Gambar 4.6. Keuntungan Maksimum
Hal-hal yang bisa disimpulkan dari Tabel 4.5 dan Gambar 4.6 adalah:
a. Keuntungan total (TR-TC) yang maksimum adalah dimana jarak vertikal antara kurva TR
dan kurva TC adalah paling lebar. Posisi ini adalah dimana slope dari garis singgung TR
sama dengan slope dari garis singgung TC
b. Slope dari garis singgung TR adalah TR/Q, yang tidak lain adalah MR. Sedangkan
slope dari garis singgung TC adalah TC/Q, yang tidak lain adalah MC. Jadi posisi Q
yang menghasilkan keuntungan maksimum adalah dimana MR = MC atau kurva MR
berpotongan dengan kurva MC.
c. Posisi TR yang maksimum tidak berarti posisi keuntungan maksimum. Demikian pula
posisi AC minimum bukan berarti posisi keuntungan yang maksimum.
Contoh Kasus :
Diketahui invers dari fungsi permintaan adalah P = 230 – Q dan fungsi biaya, TC = 40 + Q2
Maka keuntungan maksimum adalah :
TR = P x Q → TR = (230 – Q) x Q
TR = 230Q – Q2
MR = 230 – 2Q sedangkan MC = 2Q
Keuntungan maksimum : MR = MC, jadi :
230– 2Q = 2Q → 4Q = 230 → Q = 57.5
Business Economics – R1
pendapatan dan biaya pada kondisi yang sama, sehingga labanya adalah nol. Atau dapat
dituliskan TR = TC. Kondisi break even dapat dijelaskan melalui Gambar 4.7.
Pada tingkat output di atas QBE, misalnya Q1, TR perusahaan, yang ditunjukkan oleh
R2, lebih besar daripada TC-nya, ditunjukkan oleh C2 dan sebagai hasilnya ia membuat
keuntungan pada output ini. Jumlah keuntungan yang dihasilkan pada output Q1 diwakili oleh
segitiga berarsir B.
Jika perusahaan beroperasi di Q1 maka bisa mengalami penurunan penjualan dan masih
menghasilkan laba asalkan penjualan tidak jatuh di bawah titik impas output QBE. Jarak antara
output impas dan produksi pada Gambar 4.7 di mana TR lebih besar dari TC disebut margin of
safety.
Business Economics – R1
SIMPULAN
Fungsi produksi (production function) menggambarkan hubungan antara jumlah input dan
jumlah output. Biaya produksi dapat dibedakan menjadi biaya produksi jangka pendek dan
jangka panjang. Perbedaan biaya produksi jangka pendek dan jangka panjang bukanlah
ditentukan oleh waktu, tetapi ditentukan pada fungsi produksi. Dalam jangka pendek satu atau
lebih input perusahaan dianggap tetap yang dikenal dengan biaya tetap (fixed cost), sedangkan
pada jangka panjang semua input pada proses produksi adalah variabel (variable cost).
Biaya Produksi merupakan segala macam bentuk pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan
untuk membeli faktor-faktor produksi termasuk bahan-bahan mentah yang akan digunakan
(sebagai input) untuk memproduksi barang produksinya. Biaya produksi disebut juga dengan
Biaya total (total cost).
Pendapatan Total (Total revenue) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh penjual sebagai
hasil penjualan produknya. Sedangkan selisih dari pendapatan total dikurangi biaya total
merupakan keuntungan (profit).
Isoquant merupakan salah satu kurva dalam perilaku produsen yang menunjukkan kombinasi
antara dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah produk yang sama. Isocost adalah sebuah
kurva yang menunjukkan kombinasi dua faktor produksi dengan biaya yang sama. Inilah yang
membedakan antara isoquant dan isocost. Jika isoquant yang sama adalah jumlah output yang
sama namun dalam isocost yang dibahas adalah biaya yang sama. Kurva isocost ini memiliki
fungsi yang hampir sama dengan dengan garis anggaran yang dimiliki oleh perilaku konsumen.
Break Even merupakan suatu kondisi perusahaan yang mana dalam operasionalnya tidak
mendapat keuntungan dan juga tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, antara pendapatan
dan biaya pada kondisi yang sama, sehingga labanya adalah nol. Atau dapat dituliskan TR =
TC.
Business Economics – R1
DAFTAR PUSTAKA
2. John Sloman, Dean Garratt, Jon Guest and Elizabeth Jones. (2023). Economics for
Business, 9th Edition. Pearson: United Kingdom. ISBN: 978-1-292-44020-0.
Business Economics – R1
Business Economics – R1