Selamat Siregar
Dosen Tetap Yayasan Universitas Methodist Indonesia
Abstrak
Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik
yang telah, sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu
produk. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah
yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan
perusahaan tersebut. Menurut klasifikasi biaya, maka biaya produksi dapat dibagi
menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Sedangkan berdasarkan
jangka waktunya, biaya produksi di bedakan menjadi jangka jangka pendek
seperti Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap / TFC) , Total Variabel Cost (Total
Biaya Berubah / TVC), Total Cost (Total Biaya). Average Fixed Cost (Biaya
Tetap Rata –rata / AFC), Average Variabel Cost (Biaya Variabel rata-rata / AVC),
Average Total Cost (Biaya Rata-rata / AC) dan Marginal Cost (Biaya Marjinal /
MC). Pada analisis biaya jangka panjang proses produksi sudah tidak
menggunakan input tetap, seluruh biaya produksi adalah variabel. Skala kegiatan
produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomis (economies
of scale) apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata
menjadi semakin rendah.
Penerimaan (revenue) adalah semua penerimaan produsen dari hasil
penjualan barang atau outputnya. Marginal Revenue (MR) adalah kenaikan atau
penurunan penerimaan sebagai akibat dari penambahan atau pengurangan satu
unit output. Tiga pendekatan penghitungan laba total pendekatan totalitas (totality
approach), pendekatan rata-rata (average approach) dan pendekatan marjinal
(marginal approach).
Kata Kunci: Biaya Produksi, Biaya Eksplisit, Biaya Implisti, Biaya Jangka
Panjang, Penerimaan, Marginal Revenue, Profit
Klasifikasi Biaya
Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Biaya Eksplisit
Biaya Eksplisit ialah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan dalam
memperoleh faktor produksi (nilai dan semua input yang dibeli untuk produksi).
Pembayarannya berupa uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan
bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa contoh dari biaya eksplisit:
- Gaji Karyawan
Perusahaan membutuhkan sumber daya manusia dalam melakukan kegiatan
produksi. Misalnya untuk pengoperasian alat, produksi barang secara manual,
maupun tugas-tugas lain yang berhubungan dengan kegiatan operasional
perusahaan. Pekerja dan karyawan tersebut akan mendapatkan gaji atau upah,
baik itu diberikan secara harian, mingguan, maupun bulanan. Gaji atau upah
karyawan yang dikeluarkan secara rutin oleh perusahaan merupakan salah satu
contoh biaya eksplisit karena selalu tercatat dalam laporan keuangan
perusahaan.
- Biaya Produksi
Pengeluaran yang digunakan selama proses produksi berlangsung. Contohnya
seperti pembelian bahan baku produksi, pembelian material tambahan,
pembelian alat, dan lain sebagainya.
- Biaya Lokasi
Contoh lain dari biaya eksplisit adalah pengeluaran yang dianggarkan untuk
biaya lokasi, seperti sewa gedung, renovasi, pembelian alat, atau membangun
gudang/pabrik.
- Biaya Pemasaran
Untuk memasarkan produk yang telah jadi, perusahaan harus memasarkannya
kepada calon konsumen. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran dapat
berupa pemasangan iklan, promosi secara digital, dan lain-lain.
2. Biaya Implisit
Biaya implisit disebut juga imputed cost (ongkos tersembunyi), ialah
taksiran biaya atas faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan dan ikut
digunakan dalam proses produksi yang dimiliki oleh perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa contoh biaya implisit:
- Pelatihan Karyawan
Perusahaan dapat memberikan pelatihan kepada karyawan untuk meningkatkan
keterampilan lain. Pelatihan ini dilakukan pada saat jam kerja sehingga
karyawan tidak dapat melakukan pekerjaannya pada saat jam kerja. Hal ini
tidak dapat diukur dengan uang sehingga merupakan contoh dari biaya implisit.
- Penyusutan Nilai Aset
Perusahaan memiliki berbagai aset yang digunakan pada proses produksi,
seperti gedung dan alat-alat yang digunakan yang akan mengalami penyusutan
nilai. Penyusutan nilai aset ini nantinya akan memengaruhi proses produksi.
Namun, hal ini tidak dituliskan pada laporan keuangan karena tidak ada
transaksi keuangan yang berlangsung.
- Penggunaan Properti
Mengadakan berbagai acara internal seperti seminar, pelatihan, atau acara lain
dengan menggunakan properti perusahaan dapat mengurangi biaya sewa
gedung. Hal ini memang bisa menghemat biaya sewa, namun cara ini juga
dapat mengurangi pemasukan perusahaan karena perusahaan tidak bisa
menyewakan gedung atau ruangan untuk mendapatkan laba.
Berdasarkan jangka waktunya, biaya produksi di bedakan menjadi 2 yaitu
a. Jangka Waktu Pendek
Biaya produksi jangka pendek ialah perhitungan biaya produksi yang
mana sebagian faktor produksinya tidak dapat mengalami penambahan jumlah.
Dalam jenis biaya produksi ini, jangka waktunya termasuk pendek, sehingga
beberapa faktor produksinya tidak bisa ditambah perusahaan, atau sifatnya tetap.
Biaya produksi jangka pendek memiliki beberapa komponen penting yang
digunakan dalam proses perhitungannya.
1. Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap / TFC)
Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Artinya biaya ini
besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan. Contoh: biaya
abonemen Telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan, biaya penyusutan, dan
lain-lain.
2. Total Variabel Cost (Total Biaya Berubah / TVC)
Total biaya berubah adalah pengeluaran semua input variabel yang digunakan
dalam proses produksi. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam
faktor produksi dan bersifat variabel atau dapat berubah - ubah sesuai dengan
hasil produksi yang akan dihasilkan. Semakin banyak produk yang dhasilkan,
maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Contoh: Biaya bahan
baku, upah tenaga kerja, bahan bakar, dan lain-lain
3. Total Cost (Total Biaya) adalah penjumlahan seluruh biaya yang dikeluarkan
baik untuk input tetap maupun input variabel
TC=TFC +TVC
C TC
TVC
TFC
Q
Gambar 1. Hubungan TFC, TVC dan TC
TFC
AFC=
Q
5. Average Variabel Cost (Biaya Variabel rata-rata / AVC)
Biaya Variabel Total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu
dibagi dengan jumlah produksi tertentu(Q).
TVC
AVC=
Q
6. Average Total Cost (Biaya Rata-rata / AC)
BiayaTotal (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan
jumlah Produksi tertentu oleh perpusahaan tersebut (Q).
TC
AC=
Q
TFC TVC
AC= +
Q Q
AC= AFC + AVC
AVC
AFC
Q
Gambar 2. Hubungan MC, AC dan AVC
TC = f(Q)
TC
AC=
Q
∂ TC
MC=
∂Q
Persamaan rata-rata biaya variabel adalah:
TC
AC=
Q
∂ AC
Syaratnya minimum turunan pertama, =0
∂Q
maka:
∂ TC ∂Q
Q −TC .
∂Q ∂Q
2
=0
Q
∂TC
Q −TC=0
∂Q
∂ TC
TC=Q
∂Q
TC ∂ TC
=
Q ∂Q
AC=MC
C
AC1 AC3
AC2
Q3 Q4 Q
Q1 Q2
A AC2 ACx C
Qa Qc
Q
Qb
Skala Ekonomis
Skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala
ekonomis (economies of scale) apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya
produksi rata-rata menjadi semakin rendah. Produksi yang semakin tinggi
menyebabkan perusahaan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan
kapasitas ini menyebabkan kegiatan memproduksi bertambah efisien yang
dicerminkan oleh biaya produksi yang semakin rendah. Pada kurva LRAC
keadaan ini ditunjukkan oleh bagian kurva LRAC yang semakin menurun apabila
produksi bertambah.
Faktor Penting Menimbulkan Skala Ekonomis
• Spesialisasi faktor-faktor produksi
Dalam perusahaan yang besar dilakukan spesialisasi. Setiap pekerja diharuskan
melakukan suatu pekerjaan tertentu saja, dan ini menambah keterampilan
mereka. Produktifitas mereka bertambah tinggi dan akan menurunkan biaya per
unit.
• Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lain
Makin tinggi produksi, makin banyak bahan-bahan mentah dan peralatan
produksi yang digunakan. Keadaan ini menyebabkan biaya per unit akan
menjadi semakin murah.
• Memungkinkan produk sampingan (By/products) diproduksi
Di dalam perusahaan adakalanya terdapat bahan-bahan yang terbuang (waste).
Tetapi kalau perusahaan memiliki barang residu yang cukup banyak, barang
residu ini dapat diproses menjadi barang yang diproduksi secara sampingan.
Kegiatan yang baru ini akan menurunkan biaya per unit dari keseluruhan
operasi perusahaan.
• Mendorong perkembangan usaha lain
Jika suatu perusahaan telah menjadi sangat besar, timbul permintaan yang
cukup ekonomis untuk mengembangkan kegiatan di bidang usaha lain yang
menghasilkan barang-barang atau fasilitas yang dibutuhkan perusahaan besar
tersebut. Di samping itu perusahaan–perusahaan yang menyediakan jasa-jasa
kepada perusahaan tersebut akan berkembang. Berbagai perkembangan ini
akan mengurangi biaya per unit.
Keuntungan
q* Output / periode
Gambar 7.9 Kurva Total Biaya dan Total Pendapatan
Bila harga lebih besar dari rata-rata biaya disebut mendapat laba, dan bila
harga sama dengan rata-rata biaya dengan titik impas, namun bila harga lebih kecil
dari rata-rata biaya maka mengalami kerugian.
Bila :
P > AC Untung
P < AC Rugi
P = AC Titik Impas (BEP)
FOTO KTP
TTD DIATAS METERAI