Week 06
Market Structures
MGMT6413
Introduction to Business and
Economics
Learning Outcomes
1
THE ECONOMICS OF FIRMS |2
Dari tabel 6.1 dapat dilihat tentang marginal product dari tenaga kerja menurun.
.(a) (b)
Pada saat jumlah tenaga kerja meningkat, jumlah produk marjinal menurun.
Ciri inilah yang disebut penurunan produk marginal (diminishing marginal
product).
- Average Product (AP) menunjukkan besarnya rata-rata produksi yang
dihasilkan oleh setiap penggunaan faktor produksi variabel. Jika L
menunjukkan Jumlah tenaga kerja yang digunakan, maka Average Product
nya disebut dengan Average Product of Labor (APL). APL menunjukkan
jumlah output yang dihasilkan per tenaga kerja, yang dituliskan sebagai :
APL = Q/L
Biaya total pada kolom terakhir Tabel 6.1 merupakan penjumlahan dari biaya
pabrik dan biaya pekerja. Kurva biaya total dapat dilihat pada Gambar 6.2.
Dengan meningkatnya jumlah produksi yang dihasilkan, kurva biaya total
semakin curam karena terjadinya penurunan produk marjinal.
6.2.4. Dari fungsi produksi ke kurva biaya
Tiga kolom terakhir dari Tabel 6.1 menunjukkan kaitan antara jumlah pekerja
dengan jumlah barang yang diproduksi dan biaya total produksi suatu barang.
Biaya total dari input pada kolom terakhir merupakan penjumlahan dari biaya
pabrik dan biaya pekerja. Kurva biaya total dapat dilihat pada Gambar 6.1.
Dengan meningkatnya jumlah produksi yang dihasilkan, kurva biaya total
semakin curam karena terjadinya penurunan produk marjinal.
6.3. Berbagai ukuran biaya
Biaya produksi dalam penjelasan di sini merupakan biaya jangak pendek. Tabel
6.2. menjelaskan berbagai ukuran biaya jangka pendek.
Tabel 6.2. Berbagai ukuran biaya
THE ECONOMICS OF FIRMS |6
Gambar 6.2. Kurva biaya total, biaya marjinal dan biaya rata-rata
6.3.1. Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya Tetap (Fixed Cost = FC) adalah biaya yang tidak berubah berapapun
jumlah barang yang diproduksi. Misalnya : penyusutan, sewa gedung, dsb. Pada
Tabel 6.2, besarnya biaya tetap adalah $3.00.
Biaya Variabel (Variable Cost = VC) adalah biaya yang berubah menurut tinggi
rendahnya jumlah produksi. Misalnya : biaya bahan baku, upah, biaya angkut,
dsb.
Biaya Total (Total Cost = TC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan output. TC merupakan penjumlahan biaya tetap total dan biaya
variabel total.
6.3.2. Biaya rata-rata dan biaya marginal
Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC) adalah biaya tetap yang
dikeluarkan untuk membuat satu satuan output. AFC diperoleh dari biaya tetap
dibagi jumlah produksi. Karena TFC konstan, maka nilai AFC akan semakin
kecil jika produk yang dihasilkan semakin bertambah.
TFC
AFC =
Q
Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variable Cost = AVC) adalah rata-rata biaya
variabel yang dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk. AVC diperoleh
dari membagi biaya variabel total dengan jumlah produk.
TVC
AVC =
Q
Biaya Total Rata-rata (Average Cost = AC) adalah besarnya biaya rata-rata yang
dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk. AC diperoleh dengan membagi
biaya total dengan jumlah produk.
TC
AC =
Q
THE ECONOMICS OF FIRMS |7
persentase kenaikan input. Jika input dinaikkan dua kali, maka output naik lebih
dari dua kali. Misalkan tenaga kerja yang dipakai adalah 12 unit dan modal 2
unit, akan dihasilkan 8 unit output. Pada saat output sebesar 3, jumlah modal
rata-rata per unit output adalah 0,33 dan rata-rata tenaga kerja per unit output
adalah 2. Pada tingkat output sebesar 8, jumlah modal rata-rata per unit output
turun menjadi 0,25 dan rata-rata tenaga kerja per unit outputnya adalah 0,67.
Jadi increasing returns to scale dapat diartikan pada tingkat output yang lebih
tinggi, rata-rata jumlah input per unit output yang diperlukan semakin kecil.
Dengan asumsi bahwa harga input adalah tetap, maka penurunan rata-rata
jumlah input yang diperlukan berarti juga penurunan biaya rata-rata per unit
output. Jadi increasing returns to scale berarti penurunan biaya rata-rata per unit
output.
Dengan alasan yang sama, constant returns to scale berarti biaya rata-rata
konstan, dan decreasing returns to scale berarti kenaikan biaya rata-rata.
Dengan demikian karena returns to scale meningkat pada awalnya, kemudian
menurun, maka biaya rata-rata jangka panjang akan turun pada awalnya
kemudian naik, dengan kata lain akan berbentuk U.
Di dalam ekonomi digunakan istilah economies of scale yang menunjukkan
kondisi dimana perusahaan dapat meningkatkan outputnya dengan proporsi
yang lebih besar daripada proporsi kenaikan biaya inputnya. Pada kurva LAC
keadaan ini ditunjukkan oleh bagian kurva LAC yang semakin menurun apabila
produksi bertambah. Dalam Gambar 6.3 keadaan ini berlaku di antara produksi
sebesar 0 sampai Qb. Sebaliknya diseconomies of scale terjadi jika proporsi
kenaikan output lebih kecil daripada proporsi kenaikan biaya inputnya.
Keadaan ini diperlihatkan oleh kegiatan produksi yang menurun efisiensinya.
Pada kurva LAC dalam Gambar 6.3 kondisi ini ditunjukkan pada bagian kurva
LAC yang semakin bertambah tinggi, yaitu setelah produksi melebihi Qb. Oleh
karen itu increasing returns to scale juga berarti economies of scale sedangkan
decreasing returns to scale juga berarti diseconomies of scale. Diseconomies of
scale terutama diakibatkan oleh organisasi perusahaan yang sudah semakin
sangat besar, sehingga menimbulkan kerumitan di dalam mengaturnya dan
memimpinnya.
6.5. Isoquant dan isocost
Layaknya seperti konsumen yang perilakunya memiliki acuan dalam melakukan
aktivitas perekonomiannya yakni hukum Gossen. Begitu juga produsen
memiliki sebuah perilaku yang harus memiliki acuan, dalam ilmu ekonomi ada
dua acuan dalam perilaku produsen yakni kurva isoquant dan isocost. Kurva
Isocost analog dengan kurva indiferen dan kurva isocost analog dengan kurva
budget line pada perilaku konsumen.
6.5.1. Isoquant
Isoquant merupakan salah satu kurva dalam perilaku produsen yang
menunjukkan kombinasi antara dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah
produk yang sama. Dalam dunia perekonomian atau dalam suatu perusahaan
pasti ada banyak faktor produksi yang ada dan di sini kurva isoquant berusaha
mencari kombinasi antar dua faktor produksi diantara banyak faktor untuk
menghasilkan sebuah produk yang berkualitas dalam jumlah yang sama. Kurva
isoquant juga disebut dengan kurva produksi sama.
Kurva isoquant memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
THE ECONOMICS OF FIRMS | 10
(a) (b)
Gambar 6.4. Isoquant
Gambar 6.4(b) merupakan kurva isoquant secara umum. Berdasarkan gambar
6.4 dapat dikatakan bahwa makin ke kanan suatu isoquant, maka makin tinggi
jumlah yang dapat diproduksi. Isoquant cembung terhadap titik asal (convex to
origin) sehingga slope antara satu titik ke titik lain tidaklah sama. Slope isoquant
dinamakan Marginal Rate of Technical Substitution (MTRS) yang menunjukkan
secara teknis berapa modal dan tenaga kerja dapat saling diubah untuk
menghasilkan output yang sama. MTRS dapat dituliskan sebagai :
Q
K L ; K K K ; atau MTRS = MPL
MTRS = =
L Q
1 2 3
MPK
K
6.5.2. Isocost
Isocost adalah sebuah kurva yang menunjukkan kombinasi dua faktor produksi
dengan biaya yang sama. Inilah yang membedakan antara isoquant dan isocost.
Jika isoquant yang sama adalah jumlah output yang sama namun dalam isocost
yang dibahas adalah biaya yang sama. Kurva isocost ini memiliki fungsi yang
THE ECONOMICS OF FIRMS | 11
hampir sama dengan dengan garis anggaran yang dimiliki oleh perilaku
konsumen.
Persamaan isocost : C = wL + rK
Dimana C = biaya ; w = harga tenaga kerja; r = harga sewa modal ; L = tenaga
kerja dan K = Modal.
Kemiringan isocost merupakan hasil rasio negatif antara upah dibagai dengan
biaya sewa. Garis isocost ini akan dikombinasikan dengan garis isoquant dalam
uoaya mencari dan menentukan titik produksi yang optimal (pada tingkat output
tertentu).
Contoh :
Tabel 6.3 menunjukkan kombinasi faktor modal dan tenaga kerja dengan
persamaan K = 7.5 – 0.5L. dan Gambar 6.5 merupakan kurva isocost
berdasarkan tabel 6.3.
Tabel 6.3. Kombinasi Faktor modal dan tenaga kerja
Biaya Marginal memegang peranan yang sangat penting bagi seorang produsen
untuk menentukan jumlah produksi yang akan dihasilkan. Kita tahu bahwa
tujuan setiap produsen adalah memaksimumkan keuntungannya. Bila produsen
telah mencapai posisi keuntungan maksimum maka dapat dikatakan ia telah
berada pada posisi equilibrium atau keseimbangan. Pada tingkat produksi yang
manakah keuntungan maksimum dicapai ? Ada dua cara yang dapat digunakan
untuk menentukannya, yaitu :
a. Dengan memproduksi barang pada tingkat dimana perbedaan di antara hasil
penjualan total dengan biaya total adalah yang paling maksimum. Jadi
keuntungan total adalah (TR – TC) yang maksimum.
b. Dengan memproduksi barang pada tingkat dimana hasil penjualan marginal
= biaya marginal.
Untuk menjelaskan dapat digunakan data pada Tabel 6.5.
Tabel 6.5. Hubungan TR, MR, TC, AC, MC untuk mendapatkan Keuntungan Maksimum
MR > MC
MR = MC
MR< MC
KESIMPULAN
TUJUAN 1 : menjelaskan konsep biaya produksi. Biaya Produksi merupakan
segala macam bentuk pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
membeli faktor-faktor produksi termasuk bahan-bahan mentah yang akan
digunakan (sebagai input) untuk memproduksi barang produksinya. Biaya
produksi dibedakan menjadi biaya eksplisit dan implisit.
TUJUAN 2 : menjelaskan tentang fungsi produksi, biaya jangka pendek dan
jangka panjang, serta menggambarkan kurva produksi dan biaya. Fungsi
produksi menggambarkan hubungan antara jumlah input dan jumlah output.
Perbedaan antara biaya jangka pendek dan jangka panjang bukanlah ditentukan
oleh waktu, tetapi ditentukan pada fungsi produksi. Berdasarkan fungsi produksi
dapat diketahui hubungan antara Produksi Total (Q), Produksi Marginal (MP)
dan Produksi Rata-rata (AP).
TUJUAN 3 : menghitung dan membuat grafik biaya. Berdasarkan data produksi
dan biaya dapat digunakan untuk menghitung biaya total, biaya marginal dan
biaya rata-rata yang dapat digambarkan pada grafik biaya. Biaya Tetap (Fixed
Cost = FC) adalah biaya yang tidak berubah berapapun jumlah barang yang
diproduksi. Sedangkan biaya Variabel (Variable Cost = VC) adalah biaya yang
berubah menurut tinggi rendahnya jumlah produksi. Biaya Total (Total Cost =
TC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan output. TC
merupakan penjumlahan biaya tetap total dan biaya variabel total. Biaya Tetap
Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC) adalah biaya tetap yang dikeluarkan
untuk membuat satu satuan output. Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variable
Cost = AVC) adalah rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan untuk membuat
satu satuan produk. Biaya Total Rata-rata (Average Cost = AC) adalah besarnya
biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk. Biaya
Marginal (Marginal Cost = MC) menunjukkan perubahan pada biaya total
sebagai akibat perubahan jumlah output sebanyak satu satuan.
TUJUAN 4 : menunjukkan hubungan antara biaya total rata-rata jangka pendek
dan jangka panjang serta menjelaskan Economies Of Scale dan Diseconomies Of
Scale. Dalam jangka panjang semua input adalah variabel, sehingga hanya
terdapat satu kurva biaya total yang disebut dengan biaya total jangka panjang
(Long-run Total Cost = LTC). Untuk biaya rata-rata nya juga ada satu, yaitu
biaya rata-rata jangka panjang (Long-run Average Cost = LAC). Economies of
scale yang menunjukkan kondisi dimana perusahaan dapat meningkatkan
outputnya dengan proporsi yang lebih besar daripada proporsi kenaikan biaya
inputnya (increasing returns to scale). Diseconomies of scale terutama
diakibatkan oleh organisasi perusahaan yang sudah semakin sangat besar,
sehingga menimbulkan kerumitan di dalam mengaturnya dan memimpinnya
(decreasing returns to scale).
TUJUAN 5 : menjelaskan perilaku produsen melalui isocost dan isoquant.
Dalam perilaku konsumen melakukan aktivitas perekonomiannya menggunakan
hukum Gossen. Begitu juga produsen memiliki sebuah perilaku yang harus
memiliki acuan, yakni kurva isoquant dan isocost. Kurva Isocost analog dengan
kurva indiferen dan kurva isocost analog dengan kurva budget line pada perilaku
konsumen.
THE ECONOMICS OF FIRMS | 16
REFERENSI
N. Gregory Mankiw, Mark P. Taylor, Andrew Ashwin. (2019). Business Economics, 3 Edition, Cengage Learning.
United Kingdom. ISBN : 9781473762770. Chapter 9,10