PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melebihi dari besarnya biaya yang dikeluarkan. Bahkan bagi perusahaan yang
mutakhir untuk melakukan produksi dalam skala besar sehingga tercipta skala
pada mitra usaha, dan penjualan saham. Sebaliknya bagi perusahaan tertentu,
terjadi skala tidak ekonomis, yaitu suatu keadaan dimana tambahan biaya
melenihi dari benefit yang diperoleh perusahaan. Oleh sebab itu analisa biaya
biaya, antara lain meliputi : batasan biaya, karakteristik biaya dalam jangka
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Manajemen dan Bisnis serta untuk menambah wawasan tentang (i) pengertian
biaya produksi, (ii) konsep biaya produksi, (iii) fungsi dan kurva biaya
produksi jangka pendek (iv) fungsi dan kurva biaya produksi jangka panjang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
betapun kecil aktivitas produksi tersebut. pada saat yang sama manajemen
biaya ini, selalu melekat dengan obsesi perusahaan untuk meningkatkan nilai
perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan adalah titik akhir dari mata rantai
Setiap mata rantai tersebut melekat dengan biaya. Semakkin besar kemampuan
3
perbandingan antara hasil produksi harus melebihi dari biaya yang
bisa minimal. Biaya yang meningkat tidak selalu buruk, asal peningkatan biaya
1) Segi pembagian ada biaya eksplisit atau biaya riel, yaitu biaya yang betul-
betul diluluskan perusahaan sampai tenaga kerja serta gedung, listrik dan
Opportunity Cost )
2) Segi waktu ada biaya jangka pendek ( short run ) dan jangka panjang ( long
Dalam biaya produksi ini dibagi menjadi biaya total, biaya rata –rata,
1. Biaya Total
a) Biaya Total ( TC )
biaya total. Kolom (5) dalam table di bawah ini menunjukkan biaya yang
1
Agung Abdul Rasul, Ekonomi Mikro, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2012, hal.137
2
Dr.Masyhuri, Ekonomi Mikro, UIN Malang, Malang, 2007, hal.173
4
digunakan. Biaya total didapat dari menjumlahkan biaya tetap total
(TFC) dan biaya berubah total (TVC). Dalam table, biaya total
angka di kolom (3) dan (4) yang secara berurutan menjelaskan tentang
biaya tetap total dan biaya berubah total. Dengan demikian, biaya total
Dalam table 10.1 besarnya biaya tetap total yang ditunjukkan dalam
yang berubah jumlah dan nilainya dalam proses produksi. Semakin tinggi
5
itu, perbelanjaan atas bahan mentah diabaikan. Oleh sebab itu biaya
0 0 50 0 50 - - - -
1 2 50 50 100 25 25 25 50
kolom (7), dan angka tersebut diperoleh dengan membagi nilai biaya
6
tetap total (3) dengan jumlah produksi (2) pada setiap jumlah tenaga
rumus:
kolom (8) , dan angka tersebut diperoleh dengan membagi nilai biaya
kolom (9). Untuk mendapatkan angka tersebut, ada dua cara yang
7
(5) dengan jumlah produksi (2). Cara yang kedua adalah dengan
menambahkan biaya tetap rata-rata (7) dan biaya berubah rata-rata (8).
Dapat dilihat bahwa produksi bertambah dari 6 menjadi 12 unit dan biaya
= Rp 8333.3
dalam jangka pendek. Laju peningkatan biaya ini bergantung pada proses
3
Sadono sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, Rajawali Pers, Jakarta, 2012 hal.209-212
8
pengembalian marjinal yang menurun (diminishing marginal return) pada
apabila produk marjinal tenaga kerja turun. Bila tenaga kerja merupakan satu-
satunya factor yang variable, apa yang terjadi bila kita menaikkan tingkat
harus memperkerjakan lebih banyka tenaga kerja. Jika produk marjinal tenaga
memproduksi output dengan laju yang lebih cepat. Akibatnya, biaya variable
dan biaya total meningkat cepat jika tingkat output dinaikan. Dilain pihak, jika
produk marjinal hanya turun sedikit karena jumlah tenaga kerja meningkat,
biaya tidak akan naik begitu cepat bila tingkat output naik. 4
4
Robert S Pindyck, mikroekonomi, Indeks, Jakarta, 2007,Hal.244
9
Dalam gambar diatas digambarkan 3 jenis kurva yang termasuk dalam
TVC bermula dari titik 0 dan semakin lama semakin bertambah tinggi. Ini
menggambarkan bahwa (i) ketika tidak ada produksi , TVC =0 dan (ii) semakin
besar produksi semakin besar nilai biaya berubah total (TVC). Bentuk kurva
Hukum tersebut menimbulkan efek berikut ke atas kurva TVC : (i) pada
meningkat dan menyebabkan TVC berbentuk agak landau tapi, apabila (ii)
Kurva TC adalah hasil dari penjumlahan kurva TFC dan TVC. Oleh
sebab itu, kurva TC bermula dari pangkal TFC, dan kalau ditarik garis tegak
diantara TVC dan TC, panjang garis tersebut sama dengan jarak diantara TFC
dengan sumbu datar. Di samping dengan menjumlahkan TFC dan TVC, kurva
10
TC dapat juga dibuat berdasarkan angka-angka total pada kolom (5) table di
atas.
11
waktu jumlah produksi sedikit, kurva-kurva AVC, AC, dan MC
dan diingat bahwa kurva AVC dan AC dipotong oleh kurva MC pada titik
terendah dari masing-masing kurva tersebut. Hal itu harus dibuat agar tidak
1. Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC
2. Apabila MC > dari AVC maka nilai AVC semakin besar (berarti kalau kurva
AVC dipotong oleh kurva MC dititik terendah dari kurva AVC. Dengan cara
12
yang sama dapat diartikan bahwa kurva AC dipotong oleh kurva MC pada titik
terendah pada kurva AC. Secara grafik hubungan diantara MC dengan AVC dan
G. Menggambarkan Kurva MC
Dengan demikian ada dua tingkat produksi yang berkaitan dengan efek tersebut,
tingkat produksi sebelum dan sesudah kenaikan produksi. Disebabkan oleh hal
kedua-dua tingkat produksi tersebut. Ini berarti, sebagai conoh, titik yang
menggambarkan biaya marjinal naik dari 0 unit menjadi 1 unit harus dibuat
produksi naik dari 6 unit menjadi 12 unit, harus dibuat diatas tingkat produksi
sebanyak 9 unit (karena unit produksi ke-9 adalah ditengah-tengah 6 unit dan 12
13
bertambah dari 33 unit menjadi 38 unit. Untuk kenaikan produksi ini MC = Rp
10000. Keadaan ini digambarkan oleh titik B. Gambar 10.4 secara khusus
menunjukkan kurva MC yang dilukis berdasarkan data biaya marjinal pada table
10.1.5
adalah biaya total, biaya variable, biaya rata-rata, dan biaya marjinal. Perubahan
biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variable dan sama dengan biaya
marjinal. S pada STC, SVC, SAC, dan SMC menunjukan dimensi waktu jangka
pendek (short run) sedangkan L pada LTC, LVC, LAC, dan LMC menunjukan
a) Biaya Total
LTC= VC
5
Sadono sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, Rajawali Pers, Jakarta, 2012 hal.209-212210-
217
14
b) Biaya Marjinal
variable.
𝜕𝑄 = perubahan output
c)Biaya Rata-Rata
Q = jumlah output
1. Memproduksi dengan pabrik ukuran kecil (small size plan), yang dalam
15
3. Memproduksi dengan pabrik ukuran besar (lartge size plan), yang dalam
laba maksimum adalah x1, maka dalam jangka pendek dia memilih berproduksi
dengan pabrik ukuran kecil, tetapi jika menurutnya tingkat produksi yang
memberikan laba adalah x3, maka dalam jangka pendek pabrik yang dia pilih
memberikan laba maksimum adalah x2. Bila pengusaha memprediksi pasar akan
terus membesar dia akan memilih pabrik skala menengah. Sebaliknya, bila
pengusaha memprediksi pasar makin kecil, dia memilih pabrik skala kecil.
Dalam kasus ini, pengambilan keputusan tidak lagi berlandaskan biaya rata-rata
16
Dalam jangka pendek perusahaan hanya dapat memilih 1 pabrik saja
dengan biaya rata-rata minimum pada berbagai tingkat produksi. Kurva yang
menunjukan titik titik biaya rata-rata minimum pada berbagai tingkat produksi
disebut kurva amplop (envelope curve). Kurva ini merupakan kurva biaya rata-
rata jangka panjang atau long run average cost (kurva LAC). Besarnya biaya
perunit minimum ditunjukan dalam diagram diatas oleh garis tebal LAC yang
average cost).
kurva yang menunjukkan biaya produksi unit per minimum pada berbagai
tingkat produksi. Kurva LAC bisa membentuk garis karena dalam jangka
17
Diagram 6.6 menunjukkan bahwa tingkat produksi dibawah 0X1 unit
akan menghasilkan SAC yang lebih besar dari LAC, sehingga LTC lebih besar
dari STC. Kita dapat menyimpulkan bahwa biaya marginal jangka panjang
(LMC). Ketika ekspansi produksi dilanjutkan sampai 0X2, SAC sama dengan
menyebabkan SAC lebih besar dari LAC atau STC lebih besar dari LTC. Karena
itu SMC lebih kecil dari LMC. Sampai sini kita dapat menyimpulkan bahwa jika
produksi lebih kecil dari 0X2 LMC lebih besar dari SMC. Tetapi jika produksi
Selanjutnya yang harus kita ingat adalah LMC akan memotong LAC
pada saat LAC minimum. Hal itu terjadi jika ekspansi produksi sampai ke 0X4
(titik C). Karena itu kurva LMC harus menelusuri titik-titik B dan C (perhatikan
justru menaikkan biaya produksi jangka panjang per unit. Hal tersebut
menunjukkan bahwa dalam jangka panjang juga berlaku hukum LDR. Karena
itu kurva LAC umumnya berbentuk huruf U, seperti ditunjukkan oleh Diagram
6.7.
18
Pada diagram diatas kurva LAC mencapai minimum di titik
A,kemudian naik lagi. Gerak menurun sampai titik A disebabkan efisiensi skala
produksi. Sebaliknya setelah titik A efisiensi skala produksi tidak terjadi lagi.
Penambahan jumlah output menaikkan biaya produksi per unit. Sebelum di titik
A, kurva LMC berada dibawah kurva LAC, karena pada saat itu nilai MP
menyebabkan nilai LAC bergerak menurun. Hal yang sebaliknya terjadi setelah
di titik A.
panjang, yaitu:
1) Teknologi Produksi
Manusia (SDM)
19
2) Manajemen
manajemen untuk mengelola pabrik tekstil dengan alat tenun bukan mesin
menyebabkan inefisiensi.
Masalah yang berkaitan dengan SDM adalah jumlah dan mutu SDM.
karena jumlah dan mutu SDM cukup tersedia. Tetapi pada saat skala
produksi diperluas, yang terjadi justru inefisiensi karena jumlah dan mutu
SDM tidak dapat disediakan dengan cepat. Apalagi bila teknologi yang
satu pabrik bahan kimia cair(methanol) berskala produksi 1.000.000 ton per
tahun. Jika untuk menjalankan pabrik dibutuhkan 100 doktor teknik kimia
mungkin kita tidak akan kekurangan, karena doktor sejumlah itu dapat
diambil dari perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Tetapi jika dalam lima
20
tahun kemudian produksi ditingkatkan menjadi 10 pabrik berskala sama,
1.000 doktor kimia. Padahal dalam waktu 5 tahun jumlah doktor kimia yang
ada di Indonesia mungkin belum mencapai 500 orang. Kelangkaan ini yang
kanan atas. Ini terjadi karena terlalu cepat terjadinya hukum LDR, sehingga
Kurva LAC seperti ini bisa terjadi pada perusahaan yang memiliki fungsi
kemiringan LAC ke kiri bawah. Pada kurva LAC ini tersirat juga terjadinya
21
produksi sudah sangat besar (0X2). Kurva LAC seperti ini terjadi bila fungsi
6
Rahardja Prathama, Teori Ekonomi Mikro, FE Universitas Indonesia, Jakrta, 2004
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
barang ekonomis (barang yang harus dibeli karena mempunyai harga) dan
kuantitas tertinggi yang mungkin selama periode waktu itu. Skala ekonomis
23
B. Saran
produksi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan materi ini.
24
Daftar Pustaka
Pustaka.
Erlangga.
25