• Koreksi fiskal atau rekonsiliasi fiskal adalah proses penyesuaian atas laba
akuntansi yang berbeda dengan ketentuan fiskal untuk menghasilkan penghasilan
neto atau laba yang sesuai dengan ketentuan perpajakan.
• Koreksi fiskal dibedakan menjadi dua jenis, yaitu koreksi positif dan koreksi
negatif.
• Koreksi pajak positif terjadi jika mengurangi beban, tetapi menambah
penghasilan bruto akuntansi. Sedangkan, koreksi negatif terjadi jika menambah
beban, tetapi mengurangi penghasilan bruto akuntansi.
Dasar Hukum
Dasar hukum koreksi fiskal, yaitu:
– Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008.
– Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 46 Tentang Akuntansi Pajak Tangguhan.
Penyebab Terjadinya Koreksi Fiskal
Penyebab terjadinya koreksi fiskal karena terdapat perbedaan perhitungan antara laba yang diakui oleh
sistem akuntansi (komersial) dan laba menurut perpajakan (fiskal). Penyebab perbedaan laporan
keuangan komersial dan fiskal adalah karena terdapat perbedaan prinsip akuntansi, perbedaan metode
dan prosedur akuntansi, perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya, serta perbedaan perlakuan
penghasilan dan biaya.
– Beda tetap terjadi karena adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan beban menurut akuntansi
dengan pajak, yaitu adanya penghasilan dan beban yang diakui menurut akuntansi komersial namun
tidak diakui menurut fiskal, atau sebaliknya. Beda tetap mengakibatkan laba/rugi menurut akuntansi
(pre tax income) berbeda secara tetap dengan laba kena pajak menurut fiskal (taxable income).
– Beda waktu disebabkan karena adanya perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya dalam
menghitung laba.
Tax Planning
• Perencanaan Pajak / Tax Planning adalah suatu cara yang dapat dilakukan atau
direncanakan oleh Wajib Pajak agar pajak yang menjadi tanggungannya
menjadi minimal atau kecil tanpa melanggar peraturan perpajakan yang
berlaku atau bisa juga disebut sebagai cara menghindari pajak tanpa
melanggar peraturan perpajakan yang berlaku.
PEMBAHASAN
– Hubungan Antara Koreksi Fiskal Dan Tax Planning
Koreksi fiskal dilakukan untuk menyesuaikan antara laba keuangan akuntansi dan yang diakui oleh fiskal. Semakin besar laba
perusahaan maka akan semakin besar pula pajak yang dikenakan. Oleh sebab itu, untuk meminimalisir besarnya jumlah pajak
yang dikenakan maka perusahaan melakukan perencanaan pajak / tax planning.