Anda di halaman 1dari 7

Tugas Ekonomi Makro

PENAWARAN AGREGAT

Intan Mulia
197039025

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
1. Jelaskan Fungsi Penawaran Agregat
Penawaran agregat adalah jumlah seluruh barang dan jasa akhir dalam perekonomian yang
ditawarkan atau dijual oleh suatu perusahaan pada berbagai tingkat harga tertentu. Dengan kata
lain, dapat dikatakan bahwa penawaran agregat itu pada dasarnya merupakan nilai total dari
seluruh barang akhir dan jasa yang dihasilkan dalam kegiatan perekonomian.
Penawaran agregat (aggregate supply) merupakan penawaran barang atau jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Penawaran
agregat juga dikenal sebagai output total, keseluruhan penawaran barang dan jasa yang diproduksi
pada tingkat harga tertentu dan dalam kurun waktu tertentu. Besaran penawaran agregat dapat
ditampilkan dengan kurva penawaran agregat yang menunjukkan hubungan antara tingkat harga
dan kuantitas output yang dihasilkan perusahaan-perusahaan. Biasanya, hubungan antara
penawaran agregat dengan tingkat harga bersifat positif.
Kurva penawaran agregat dapat menunjukkan hubungan antara tingkat harga barang dan
jasa di suatu negara dengan kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan di negara
tersebut. Bentuk kurvanya memanjang dari kiri bawah ke kanan atas jika jangka waktunya pendek
(short run) dan memanjang dari bawah ke atas secara vertikal atau nyaris vertikal jika jangka
waktunya panjang (long run).
Investasi bersih (net invesment), perkembangan teknologi yang memicu produktifitas dan
perubahan kebijakan yang positif dapat meningkatkan penawaran agregat baik penawaran jangka
pendek maupun jangka panjang. Perubahan kebijakan seperti menetapkan harga barang umum
menjadi rendah dapat meningkatkan efisiensi ekonomi dan menggeser kurva penawaran agregat
ke kanan.
2. Jelaskan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Agregat dalam
Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Dalam kegiatan perekonomian, penawaran agregat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
sebagai berikut :
a) Besarnya angkatan kerja (size of the labor force).
b) Besarnya stok capital (size of the capital stock).
c) Tingkat atau keadaan teknologi (state of technology).
d) Tingkat pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).
e) Harga faktor-faktor produksi.

Dalam hal yang berkaitan dengan dengan penawaran agregat, penting bagi kita untuk
mengetahui perbedaan antara penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply)
dan penawaraan agregat jangka panjang (long-run aggregate supply).
Pengertian penawaran agregat diatas dalam artian penawaran agregat jangka pendek.
Sedangkan penawaran agregat jangka panjang lebih berkaitan kepada jumlah output riil yang
ditawarkan ketika harga dan upah telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga masing-masing
perusahaan memproduksi output yang memaksimalkan keuntungannya dan perekonomian berada
pada tingkat kesempatan kerja penuh.
Penawaran agregat jangka panjang dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas, kecuali harga
faktor produksi. Maka apabila semakin rendah tingkat pengangguran alamiah, semakin besar
jumlah angkatan kerja, semakin produktif teknologi yang tersedia, serta semakin besar jumlah
stock capital, maka akan semakin besar pula penawaran agregat jangka panjang.

1. Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang


Jumlah output yang dapat dihasilkan dalam perekonomian jangka panjang ditentukan
oleh jumlah modal dalam perekonomian dan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan dalam
tingkat pekerjaan penuh (full employment).
Tingkat pengangguran alamiah adalah suatu keadaan dimana kegiatan perekonomian
bergerak menuju jangka panjang. Tingkat output agregat yang dihasilkan pada tingkat
pengangguran alamiah disebut tingkat output natural (natural rate of output) yaitu tingkat
dimana perekonomian berada pada jangka panjang untuk setiap tingkat harga. Dengan
demikian kurva penawaran jangka panjang menunjukkan kedaan yang vertikal pada tingkat
output alamiah.

2. Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek


Karena tujuan perusahaan memaksimalkan keuntungan maka jumlah output yang
ditawarkan ditentukan oleh keuntungan yang dibuat atas setiap unit output. Jika keuntungan
meningkat maka akan lebih banyak output agregat yang akan dihasilkan dan jumlah output
yang ditawarkan akan meningkat. Jika keuntungan menurun maka akan lebih sedikit output
agregat yang akan dihasilkan dan jumlah output agregat yang ditawarkan.
Keuntungan atas suatu unit output sama dengan harga untuk unit tersebut dikurangi
dengan biaya produksinya. Dalam penawaran agregat jangka pendek, biaya dari banyaknya
faktor yang masuk ke dalam produksi barang dan jasa adalah tetap. Karena biaya-biaya ini
bersifat tetap dalam penawaran agregat jangka pendek. Ketika tingkat harga keseluruhan naik
maka harga untuk suatu unit output akan meningkat relatif terhadap biaya produksi dan
keuntungan per unit akan meningkat juga. Karena tingkat harga yang lebih tinggi maka akan
menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dalam jangka pendek.
Perusahaan menaikkan produksi dan jumlah output agregat yang ditawarkan
meningkat, yang menghasilkan kurva penawaran agregat jangka pendek yang
memiliki kemiringan ke atas. Jika biaya produksi suatu output meningkat maka akan
menimbulkan keuntungan atas suatu unit output akan menurun dan jumlah output yang akan
ditawarkan pada setiap tingkat harga akan menurun juga. Kurva penawaran agregat jangka
pendek bergeser ke kiri ketika biaya produksi meningkat dan ke kanan ketika biaya produksi
menurun.

Faktor-faktor yang menyebabkan kurva penawaran jangka pendek bergeser yaitu sebagai berikut:
a) Tingkat kekakuan pasar tenaga kerja.
b) Perkiraan inflasi.
c) Upaya pekerja untuk mendorong upah riil tenaga kerja.
d) Perubahan biaya produksi yang tidak berkaitan dengan upah (seperti biaya energi).

3. Jelaskan Model Penawaran Klasik dan Keynes

Kaum klasik tidak membuat pembedaan antara kurva penawaran agregat jangka pendek
(SRAS) dan kurva penawaran jangka panjang (LRAS). Bagi kaum klasik hanya ada satu kurva
penawaran agregat yaitu kurva peenawaran agregat yang tegak lurus atau vertical, yang
menunjukkan bahwa jumlah output barang atau jasa yangsama akan ditawarkan berapapun
harganya. Dengan perkataan lain, jumlah output barang atau jasa yang ditawarkan itu tidak
bergantung pada tingkat harga. Kurva penawaran agregat kaum klasik didasarkan pada asumsi
bahwa pasar tenaga kerja berada pada kseimbangan dengan kesempatan kerja (employment)
berada dalam kondisi full employment. Dalam pandangan klasik, kurva SRAS selaulu bergerak ka
arah tingkat output full employment untuk berpotongan antara kurva LRAS. Dengan perkataan
lain, keseimbangan di tentukan oleh perpotongan antara kurva AD dan kurva LRAS.
Dengan perkataan lain, keseimbangan ditentukan oleh perpotonngan antara kurva
permintaan agregat (AD) dengan kurva penawaran agregat jangka panjang (LRAS). Di dalam
model makro ekonomi klasik, keseimbangan terjadi dimana kekuatan permintaan agregat (AD)
dan penawaran agregat (AS) adalah seimbang. Permintaan agregat menurut kaum klasik hanya
bergantung pada tingkat teknologi dan sekaligus merupakan tingkat output atau GNP riil
kesempatan kerja penuh (full employment level of real GNP).

Keynes dan pengikut-pengikutnya (Keynesian) mengatakan bahwa kurva penawaran


agregat jangka pendek (SRAS) adalah horizontal (perfectly elastic), yang berarti bahwa suatu
jumlah output riil akan ditawarkan pada suatu tingkat harga tertentu. Dengan perkataan lain,
perusahaan akan menawarkan berapapun jumlah barang yang diminta pada tingkat harga yang
berlaku. Pemikiran yang melandasi kurva penawaran agregat Keynes dan pengikutnya (Keynesian)
disebabkan oleh terdapatnya penganguran, perusahaan dapat memperoleh sebanyak mungkin
tenaga kerja tingkat upah yang berlaku. Biaya produksi rata-rata mereka karenanya diasumsikan
tidak berubah walau terjaddi perubahan dalam tingkat outputnya. Mereka menawarkan berapapun
yang diminta pada tingkat harga yang berlaku.
Kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply curve,SRAS)
menurut Keynes hanya akan bergeser secara perlahan apabila suatu perekonomian berada di luar
tingkat pengangguran alamiah (natural rate of unemployment). Pergeseran yang lamban dari kurva
penawaran agregat jangka pendek menurut Keynes terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan
upah dan harga yang lamban (ingat asumsi ‘sticky prices and wages’). Menurut model Keynes,
kalau jumlah pengangguran besar (berada di atas natural rate), akan menyebabkan atau
mendorong penyesuain yang sangat lambat di dalam upah relative terhadap harga-harga. Hal yang
sama terjadi apabila jumlah pengangguran berada dibawah tingkat alamiah dimana tekanan bagi
upah untuk meningkatkan lebih cepat kecil sekali.

4. Jelaskan Dampak Terjadinya Kasus Pandemi Covid-19 Terhadap


Perekonomian Indonesia

Penyebaran virus Corona yang telah meluas ke berbagai belahan dunia membawa dampak
pada perekonomian dunia baik dari sisi perdagangan, investasi dan pariwisata. China merupakan
negara eksportir terbesar dunia. Indonesia sering melakukan kegiatan impor dari China dan China
merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Adanya virus Corona yang terjadi di China
menyebabkan perdagangan China memburuk. Hal tersebut berpengaruh pada perdagangan dunia
termasuk di Indonesia. Penurunan permintaan bahan mentah dari China seperti batu bara dan
kelapa sawit akan mengganggu sektor ekspor di Indonesia yang dapat menyebabkan penurunan
harga komoditas dan barang tambang.
Penerimaan pajak sektor perdagangan juga mengalami penurunan padahal perdagangan
memiliki kontribusi kedua terbesar terhadap penerimaan pajak. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS), ekspor migas dan non-migas mengalami penurunan yang disebabkan karena China
merupakan importir minyak mentah terbesar. Selain itu, penyebaran virus Corona juga
mengakibatkan penurunan produksi di China, padahal China menjadi pusat produksi barang dunia.
Apabila China mengalami penurunan produksi maka global supply chain akan terganggu dan dapat
mengganggu proses produksi yang membutuhkan bahan baku dari China. Indonesia juga sangat
bergantung dengan bahan baku dari China terutama bahan baku plastik, bahan baku tekstil, part
elektronik, komputer dan furnitur.
Virus Corona juga berdampak pada investasi karena masyarakat akan lebih berhati-hati
saat membeli barang maupun berinvestasi. Virus Corona juga memengaruhi proyeksi pasar.
Investor bisa menunda investasi karena ketidakjelasan supply chain atau akibat asumsi pasarnya
berubah. Di bidang investasi, China merupakan salah satu negara yang menanamkan modal ke
Indonesia. Pada 2019, realisasi investasi langsung dari China menenpati urutan ke dua setelah
Singapura. Terdapat investasi di Sulawesi berkisar US $5 miliar yang masih dalam proses tetapi
tertunda karena pegawai dari China yang terhambat datang ke Indonesia.
Indonesia adalah salah satu negara yang memberlakukan larangan perjalanan ke dan dari
China untuk mengurangi penyebaran virus Corona. Larangan ini menyebabkan sejumlah maskapai
membatalkan penerbangannya dan beberapa maskapai terpaksa tetap beroperasi meskipun
mayoritas bangku pesawatnya kosong demi memenuhi hak penumpang. Para konsumen banyak
yang menunda pemesanan tiket liburannya karena semakin meluasnya penyebaran virus Corona.
Keadaan ini menyebabkan pemerintah bertindak dengan memberikan diskon untuk para
wisatawan dengan tujuan Denpasar, Batam, Bintan, Manado, Yogyakarta, Labuan Bajo, Belitung,
Lombok, Danau Toba dan Malang. Di Eropa juga memberlakukan aturan dimana maskapai
penerbangan harus menggunakan sekitar 80 persen slot penerbangan yang beroperasi ke luar benua
Eropa agar tidak kehilangan slot ke maskapai pesaingnya. Bukan hanya di Indonesia yang
membatasi perjalanan ke China, namun negara-negara yang lain seperti Italia, China, Singapura,
Rusia, Australia dan negara lain juga memberlakukan hal yang sama (www.cnnindonesia.com).
Indonesia adalah salah satu negara yang memberlakukan larangan perjalanan ke China dan
dari China untuk mengurangi penyebaran virus Corona. Larangan ini menyebabkan sejumlah
maskapai membatalkan penerbangannya dan beberapa maskapai terpaksa tetap beroperasi
meskipun mayoritas bangku pesawatnya kosong demi memenuhi hak penumpang. Para konsumen
banyak yang menunda pemesanan tiket liburannya karena semakin meluasnya penyebaran virus
Corona. Keadaan ini menyebabkan pemerintah bertindak dengan memberikan diskon untuk para
wisatawan dengan tujuan Denpasar, Batam, Bintan, Manado, Yogyakarta, Labuan Bajo, Belitung,
Lombok, Danau Toba dan Malang. Di Eropa juga memberlakukan aturan dimana maskapai
penerbangan harus menggunakan sekitar 80 persen slot penerbangan yang beroperasi ke luar benua
Eropa agar tidak kehilangan slot ke maskapai pesaingnya. Bukan hanya di Indonesia yang
membatasi perjalanan ke China, namun negara-negara yang lain seperti Italia, China, Singapura,
Rusia, Australia dan negara lain juga memberlakukan hal yang sama (www.cnnindonesia.com).
Di lain sisi, virus Corona tidak hanya berdampak negatif, namun juga dapat memberikan
dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Salah satunya adalah terbukanya peluang pasar
ekspor baru selain China. Selain itu, peluang memperkuat ekonomi dalam negeri juga dapat
terlaksana karena pemerintah akan lebih memprioritaskan dan memperkuat daya beli dalam negeri
daripada menarik keuntungan dari luar negeri. Kondisi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai koreksi
agar investasi bisa stabil meskipun perekonomian global sedang terguncang.
5. Bagaimana Dampak Kasus Pandemi Covid-19 terhadap Penawaran Agregat
Indonesia

Dampak yang akan terjadi dari kasus pandemi Covid-19 mengenai kebijakan pemerintah
melakukan lockdown. Jika lockdown dilakukan secara berkepanjangan akan menyebabkan
kegagalan bisnis dan PHK yang dapat memperburuk penurunan ekonomi indonesia.
Dampak yang akan terjadi dari kasus pandemi adalah meningkatnya angka pengangguran
indonesia, masyarakat akan mengurangi konsumsi sesuatu barang dan jasa, masyarakat juga akan
membatasi jumlah investasi di berbagai barang atau properti. Indonesia juga akan membatasi
jumlah ekspor dan impor dari luar negeri untuk mencegah penuluran virus Covid-19 di indonesia.
Sehingga akan mengakibatkan pendapatan indonesia akan mengalami penurunan.

Hal-hal yang dapat mempengaruhi penawaran agregat yang di akibatkan oleh kasus
pandemi covid-19 adalah sebagai berikut :
- Guncangan Penawaran
Akbiat terjadinya pandemi covid-19 akan mengakibatkan peristiwa yang dapat
berpengaruh terhadap peningkatan dan penurunan jumlah output dalam waktu sementara.

- Perubahan Sumber Harga.


Berubahnya harga dapat mengubah penawaran agregat jangka pendek.

- Perubahan Perkiraan Terhadap Inflasi


Jika perusahaan memperkirakan di masa yang akan datang harga barang akan melambung,
maka mereka akan tidak menjual dulu barang mereka untuk saat ini. Sehingga kurva penawaran
agregat dapat bergeser ke kiri.

Anda mungkin juga menyukai