Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nur Setya Ningsih

Nim : 043839791
Prodi : Manajemen

Tt3 Pengantar Ekonomi Makro

SOAL:
1. Mengapa dalam jangka pendek kurva penawaran agregat memiliki kemiringan positif,
sedangkan dalam jangka panjang berbentuk vertikal? Jelaskan dan lengkapi jawaban
anda dengan kurva!
2. Selain perubahan tingkat harga, faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi
pergeseran kurva penawaran agregat jangka pendek? Jelaskan dan lengkapi jawaban
anda dengan kurva!
3. Inflasi pada dasarnya merupakan kenaikan harga secara umum yang disebabkan oleh
berbagai hal dalam perekonomian. Jelaskan kebijakan yang dapat ditempuh oleh
Pemerintah untuk mengatasi inflasi!
4. Siklus bisnis merupakan pasang surutnya kegiatan ekonomi selama pertumbuhan
ekonomi dalam jangka panjang. Jelaskan konsep siklus bisnis yang disebabkan oleh
pergerakan kurva permintaan agregat !

Jawab :

1. - kurva penawaran agregat jangka pendek

Terjadinya peningkatan harga dalam perekonomian akan mendorong terjadinya


peningkatan outpur barang/jasa yang diproduksi, sehingga dalam jangka pendek bentuk kurva
penawaran agregat akan memiliki kemiringan positif yang bergerak dari kiri bawah ke kanan
alas, Peningkatan output jangka pendek tentu akan berkontribusi terhadap peningkatan
keseimbangan output potensial dalam jangka panjang. Namun karena peningkatan output ini
berhadapan dengan ketersediaan sumber daya yang terbatas, maka akhirnya produksi yang
terjadi hanyalah hingga tingkat output optimal dalam jangka panjang. Terdapat tiga teori
yang menjelaska tentang kurva penawaran agregat jangkq pendek yang memiliki kemiringan
yang positif, yaitu :

a. Teori Kekakuan Upah


Teori ini mengungkapkan bahwa kemampuan penyesuaian upah nominal
terhadap perubahan perekonomian berlangsung lambat, atau dengan kata lain, tingkat
upah bersifat "kaku" dalam jangka pendek. Kekakuan upah inilah yang membentuk
hubungan positif antara tingkat harga dan produksi output dalam jangka pendek.

Pada saat perusahaan melakukan penerimaan karyawan baru, perusahaan telah


menentukan tingkat gaji yang akan diterima karyawan dalam beberapa waktu ke
depan (misalnya dalam satu tahun ke depan), sesuai dengan jangka waktu yang
terdapat dalam kontrak. Penetapan tingkat upah ini dilakukan sesuai dengan
pertimbangan perkiraan tingkat harga produk dalam beberapa waktu ke depan.
Alhasil, jika dalam kenyataannya tingkat harga produk yang terealisasi lebih rendah
dari tingkat harga yang diperkirakan, produksi pun menjadi kurang menguntungkan
dibandingkan perkiraan sebelumnya. Karena tidak memungkinkan bagi perusahaan
untuk menurunkan tingkat upah karyawannya dalam menghadapi kondisi penurunan
keuntungan akibat terjadinya penurunan harga, maka yang dapat dilakukan
perusahaan adalah mengurangi jumlah karyawan sehingga akhirnya jumlah output
pun akan mengalami penurunan.

Hal sebaliknya juga terjadi ketika tingkat harga yang terealisasi mengalami
peningkatan. Karena meningkatnya keuntungan perusahaan akibat tingginya tingkat
harga, perusahaan tentu akan mampu untuk menarik pekerja tambahan.
Konsekuensinya, output pun akan mengalami peningkatan.

Berdasarkan gambaran sederhana di atas terkait teori kekakuan upah, terlihat


bahwa ketika tingkat harga meningkat, output akan meningkat karena perusahaan
akan menarik pekerja tambahan. Namun, ketika tingkat harga menurun, output akan
ikut menurun karena perusahaan akan mengurangi jumlah pegawainya.

b. Teori Kekakuan Harga

Pendekatan lain yang dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh harga


terhadap jumlah penawaran jangka pendek adalah teori kekakuan harga. Jika dalam
teori kekakuan upah dikatakan bahwa upah bersifat kaku dalam jangka pendek, maka
dalam teori ini, penyesuaian tingkat hargalah yang dikatakan bersifat kaku terhadap
perubahan perekonomian. Kekakuan harga ini terjadi karena adanya biaya menu
untuk melakukan perubahan harga, yaitu biaya untuk menentukan harga baru, yang
dapat berupa biaya untuk mencetak katalog baru, biaya pengiriman katalog kepada
konsumen dan penyalur, serta biaya iklan dari harga yang baru. Keberadaan biaya-
biaya ini membuat penyesuaian harga tidak dapat dilakukan dengan segera. Lalu,
bagaimana teori kekakuan harga ini menjelaskan tentang bentuk kurva penawaran
agregat jangka pendek yang memiliki kemiringan positif?

Karena perusahaan telah terlanjur mengumumkan tingkat harga produknya,


maka perusahaan ini menjadi tidak mampu melakukan penyesuaian harga ketika
terjadi gejolak perekonomian secara tiba-tiba. Misalkan, jika terjadi peningkatan
jumlah uang beredar secara tiba-tiba, tingkat harga tentu akan terdorong (mengikuti
konsep dalam persamaan kuantitas). Beberapa perusahaan mungkin bisa menaikkan
harga produknya, namun terdapat perusahaan lain yang tidak mau terbebani oleh
biaya menu tambahan. Akibatnya, perusahaan ini akan memiliki harga produk yang
lebih rendah dibandingkan tingkat harga yang berlaku. Kondisi ini tentu akan
mendorong peningkatan permintaan terhadap produk perusahaan yang tidak
melakukan penyesuaian harga sehingga perusahaan ini pun akhirnya terdorong untuk
meningkatkan jumlah pekerjanya dan meningkatkan produksinya.Sebaliknya, jika
yang terjadi adalah penurunan tingkat harga, kekakuan harga produk suatu
perusahaan akan memaksa perusahaan tersebut untuk memberlakukan harga produk
yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan perkiraan yang sudah dilakukan.
Dengan kondisi ini, harga produk perusahaan menjadi lebih mahal dari yang
seharusnya, sehingga penurunan permintaan merupakan konsekuensi yang akan
terjadi. Terjadinya penurunan permintaan ini (yang berarti terjadinya penurunan
penjualan) mendorong perusahaan untuk mengurangi produksinya dan mengurangi
jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan.

Dari penjelasan di atas terlihat adanya hubungan positif antara tingkat harga
dan kuantitas output perekonomian, ketika tingkat harga dalam perekonomian
mengalami penurunan, jumlah output perekonomian dalam jangka pun akan
mengalami penurunan; sebaliknya, ketika tingkat harga mengalami peningkatan,
jumlah output perekonomian akan mengalami peningkatan. Kondisi inilah yang
digambarkan dalam bentuk kurva penawaran agregat jangka pendek yang memiliki
kemiringan positif.

c. Teori Kesalahpahaman (Misperception Theory)


Menurut teori ini, perubahan harga yang terjadi dalam suatu perekonomian
terkadang menimbulkan kesalahpahaman perusahaan terkait apa yang sebenarnya
terjadi dalam perekonomian. Misalnya, ketika dalam perekonomian terjadi
peningkatan tingkat harga, pada awalnya perusahaan akan memandang hal ini
sebagai peningkatan harga relatif barangnya terhadap barang lain, walaupun
sebenarnya peningkatan harga terjadi hampir di semua produk. Karena perusahaan
menganggap harga produknya tinggi, insentif perusahaan untuk memproduksi barang
ini pun menjadi meningkat sehingga peningkatan produksi pun merupakan respons,
perusahaan yang akan terjadi menghadapi kondisi peningkatan tingkat harga.

Sebaliknya ketika terjadi penurunan tingkat harga dalam perekonomian,


perusahaan memandang hal ini sebagai penurunan harga relatif barangnya
dibandingkan dengan barang lain (walaupun sebenarnya penurunan harga ini terjadi
di sejumlah barang/ jasa). Karena harga produknya lebih rendah, insentif perusahaan
untuk berproduksi akan menurun dan akhirnya berakibat pada penurunan output
perekonomian.

Gambar kurva penawaran agregat jangka pendek :

SRAS’’ SRAS
Tingkat Harga SRAS’

(2)
(1)

Jumlah Output

- kurva penawaran agregat jangka panjang

Produksi barang/jasa dalam suatu perekonomian (atau PDB riil suatu negara) akan
tergantung dari ketersediaan tenaga kerja, sumber daya modal, sumber daya alam, dan
teknologi yang digunakan untuk menghasilkan barang/ jasa. Karena tingkat harga tidak
memengaruhi kemampuan perekonomian untuk menghasilkan barang/jasa dalam jangka
panjang, maka kurva penawaran agregat dalam jangka panjang akan berbentuk vertikal.
Bentuk kurva penawaran yang vertikal ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, berapa
pun tingkat harga, perekonomian akan menghasilkan tingkat output yang sama. Gambar
kurva agregat jangka panjang :

LRAS’’ LRAS LRAS’


Tingkat Harga

(1)

(2)

O* Jumlah Output

2. Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi pergeseran kurva penawaran agregat jangka
pendek :

a. Faktor Perubahan Tenaga Kerja

Terjadinya peningkatan jumlah tenaga kerja akan mendorong terjadinya


peningkatan output produksi. Hal ini ditandai dengan bergesernya kurva penawaran
agregat ke kanan. Sebaliknya, ketika yang terjadi adalah penurunan jumlah tenaga
kerja, maka output produksi pun akan mengalami penurunan, yang ditandai dengan
bergesemya kurva penawaran agregat ke kiri

b. Perubahan Modal

Terjadi peningkatan modal, baik modal fisik maupun modal manusia, akan
mendorong meningkatnya produktivitas, yaitu perekonomian mampu menghasilkan
output lebih banyak, sehingga kurva penawaran pun akan bergeser ke kanan

c. Perubahan Sumber: ketika ketersediaan sumber daya alam yang menjadi input
produksi mengalami Daya Alam peningkatan, peningkatan output produksi tentu
akan makin terdorong. Hal ini ditandai oleh pergeseran kurva penawaran agregat ke
kanan sehingga output perekonomian teramati akan mengalami peningkatan

d. Perubahan Teknologi
Terjadinya peningkatan teknologi yang digunakan dalam proses produksi tentu
akan mendorong terciptanya efisiensi dalam perusahaan, sehingga output produksi
pun dapat didorong, seperti yang ditandai oleh pergeseran ke kanan dari kurva
penawaran agregat.

e. Ekspektasi Tingkat Harga

Jika terjadi penurunan perkiraan tingkat harga, maka kurva penawaran jangka
pendek akan bergeser ke kanan. Sementara itu, ketika terjadi peningkatan perkiraan
tingkat harga, maka kurva penawaran jangka pendek akan bergeser ke kiri.

Gambar kurva penawaran agregat jangka pendek :

SRAS’’ SRAS
Tingkat Harga SRAS’

(2)
(1)

Jumlah Output

3. Masalah inflasi dapat diatasi dengan pemberlakuan kebijakan yaitu :

(a) kebijakan fiskal dengan jalan menambah pajak dan mengurangi pengeluaran
pemerintah,

(b) kebijakan moneter dengan mengurangi, menaikkan suku bunga, dan membatasi kredit

(c) dasar segi penawaran dengan melakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi
biaya produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak atas
bahan mentah, melakukan penetapan harga, menggalakkan pertambahan produksi dan
menggalakkan perkembangan teknologi.

4. Faktor penyebab terjadinya pergeseran tiba-tiba dari permintaan agregat dan penawaran
agregat dapat dikelompokkan atas dua kategori, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di Juar sistem ekonomi
yang memengaruhi shock pada permintaan dan penawaran agregat Misalnya, faktor
keamanan seperti perang, faktor politik seperti pemilihan umum, dan kenaikan tingkat harga
minyak dunia. Di sisi lain, yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang menjadi
bagian dari sistem ekonomi, misalnya kebijakan ekspansi dan kontraksi pemerintah yang
berkontribusi terhadap penciptaan siklus ekonomi. Misalnya kebijakan melonggarkan kredit
yang pada akhirnya mendorong penurunan perekonomian yang tidak dapat dihindari. Siklus
ekonomi yang didorong oleh faktor internal dikenal juga dengan sebutan self-generating
business cycle.

Anda mungkin juga menyukai