Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN MASALAH TATA NIAGA MENGENAI KURANGNYA

INFORMASI PASAR
Kondisi pertanian Indonesia saat ini menunjukkan bahwa pendapatan petani masih rendah
dibandingkan dengan pendapatan sektor lain. Sementara itu, usaha pertanian yang ada
didominasi oleh ciri-ciri :
a. skala kecil
b. modal terbatas
c. teknologi sederhana
d. sangat dipengaruhi musim
e. wilayah pasarnya lokal
f. umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya
involusi pertanian (pengangguran tersembunyi)
g. akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah
h. pasar komoditi pertanian sifatnya mono/oligopsoni sehingga terjadi eksploitasi harga
pada petani.

Kondisi-kondisi tersebut sangat merugikan para petani. Berdasarkan hal tersebut pemerintah
ingin memperbaiki kondisi pertanian kita ke depan. Kondisi pertanian yang semakin terpuruk
disebabkan oleh pelaku-pelaku pertanian di Indonesia umumnya petani kecil dengan segala
keterbatasannya. Adapun keterbatasan tersebut salah satunya karena kurang tersedianya
informasi. Hal itu akan berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan dalam
penentuan komoditas yang akan diusahakan petani. Hal ini dikarenakan informasi pasar
merupakan faktor yang menentukan apa yang akan diproduksi, dimana, mengapa, bagaimana
dan untuk siapa produk diproduksi dan dijual dengan keuntungan terbaik. Secara tidak
langsung ini juga akan mempengaruhi pendapatan petani.

Akses informasi pasar sangat penting bagi petani untuk menyediakan informasi-informasi
yang dibutuhkan petani mulai dari transfer teknologi, informasi modal, pasar, dan inovasi-
inovasi lain diperlukan bagi kemajuan usahataninya juga informasi tentang keberhasilan-
keberhasilan petani lainnya. Selain itu manfaat lain dari peningkatan akses informasi bagi
para petani adalah semakin meningkatnya kemandirian petani.

Meningkatnya akses informasi petani mengakibatkan meningkatnya pula kemampuan petani


dalam memanajemen usaha agribisnisnya. Petani dapat mengakses perkembangan-
perkembangan kegiatan pertanian sesuai dengan kondisi usahataninya. Melalui akses
informasi pasar, petani dapat mengetahui apa dan berapa kebutuhan konsumen. Petani juga
dapat memprediksi berapa mereka harus berproduksi dan dengan tingkat kualitas hasil yang
seperti apa sehingga harga jual yang diperoleh petani menjadi lebih baik. Adanya informasi
pasar juga sagat membantu petani untuk mengembangkan usaha agribisnisnya menjadi lebih
baik. Petani dapat mengetahui dan memenuhi kebutuhan input produksi secara optimal bila
diberikan informasi pasar yang dapat meningkatkan produktivitas usahatani mereka.

Informasi pasar sangat penting artinya bagi petani. Informasi pasar dapat membantu petani
dalam proses penjualan produk hasil, dan penentuan harga yang paling menguntungkan bagi
mereka. Semakin sering petani mampu memperoleh/mengakses informasi pasar maka
semakin banyak pula petani mengetahui peluang-peluang pasar yang menjanjikan sehingga
tidak dapat menimbulkan fluktuasi harga, perbedaan harga yang cukup besar antara daerah
yang satu dengan daerah yang lain dan turunnya kekuatan tawar-menawar petani (timbulnya
risiko usaha yang besar sehingga menurunkan keinginan para petani untuk berusahatani).

Dampak Kurangnya Informasi bagi Produsen Komoditi Pertanian :

1. Kesinambungan Produksi
Salah satu penyebab timbulnya berbagai masalah pemasaran hasil pertanian adalah
kurangnya informasi mengenai sifat dan ciri khas produk pertanian, yaitu :
a) Volume produksi yang kecil karena diusahakan dengan skala usaha kecil
b) Produksi bersifat musiman sehingga hanya tersedia pada waktu-waktu tertentu
c) Lokasi usaha tani yang terpencar-pencar sehingga menyulitkan dalam proses
pengumpulan produksi
d) Sifat produksi pertanian yang mudah rusak, berat dan memerlukan banyak tempat
2. Kurang Memadainya Pasar (Te
Hal lain berhubungan dengan cara penetapan harga dan pembayaran. Ada tiga cara
penetapan harga jual produk pertanian yaitu sesuai dengan harga yang berlaku, tawar-
menawar dan borongan. Pemasaran sesuai dengan harga yang berlaku tergantung
dengan penawaran dan permintaan yang mengikuti mekanisme pasar. Sehingga
produsen/ petani tidak mengetahui kemana produk pertaniannya akan
dipasarkan.Penetapan harga melalui tawar menawar lebih bersifat kekeluargaan,
apabila tercapai kesepakatan antara penjual dan pembeli maka transaksi terlaksana.
Praktik pemasaran dengan cara borongan terjadi karena keadaan keuangan petani
yang masih rendah.
3. Panjangnya Saluran Pemasaran
Panjangnya saluran pemasaran menyebabkan besarnya biaya yang dikeluarkan
produsen dalam memasarkan komoditi pertanian, serta ada bagian yang dikeluarkan
sebagai keuntungan pedagang. Hal tersebut cenderung memperkecil bagian yang
diterima petani dan memperbesar biaya yang dibayarkan konsumen. Panjang
pendeknya saluran pemasaran ditandai dengan jumlah pedagang perantara yang harus
dilalui dari petani sampai ke konsumen.
4. Rendahnya Kemampuan Tawar-menawar
Kurangnya informasi tentang perbedaan harga yang terjadi di tingkat petani,
tengkulak dan lembaga pemasaran lainnya, juga merupakan penyebab rendahnya
kemampuan petani memperoleh informasi pasar.Kemampuan petani dalam penawaran
dalam produk yang dihasilkan masih terbatas karena keterbatasan modal yang
dimiliki, sehingga ada kecenderungan produk-produk yang dihasilkan dijual dengan
harga yang rendah. Berdasarkan keadaan tersebut, maka yang meraih keuntungan
besar pada umumnya adalah pihak pedagang.
5. Berfluktuasi Harga
Harga produksi hasil pertanian yang selalu berfluktuasi bergantung dari perubahan
yang terjadi pada permintaan dan penawaran. Naik turunnya harga dapat terjadi dalam
jangka pendek yaitu perbulan, perminggu bahkan perhari atau dapat terjadi dalam
jangka panjang. Keadaan tersebut menyebabkan petani sulit melakukan perencanaan
produksi, pedagang juga sulit dalam memperkirakan permintaan.
6. Kurangnya Pengetahuan Petani/Produsen dalam memperoleh modal
Kurangnya informasi tentang lembaga-lembaga pemberi kredit yang dapat membantu
mereka dalam pemenuhan kebutuhan modal dalam kegiatan usahatani.Informasi pasar
merupakan fakta yang menentukan apa yang diproduksi, dimana, mengapa,
bagaimana dan untuk siapa produk dijual dengan keuntungan terbaik. Kondisi
tersebut menyebabkan usaha tahi dilakukan tanpa melalui perencanaan yang matangl
begitu pula pedagang tidak mengetahui kondisi  asar dengan baik, terutama kondisi
makro.
7. Rendahnya Kualitas Produksi
Rendahnya kualitas yang dihasillkan karena penanganan yang dilakukan belum
intensif. Masalah mutu ini timbul dengan penanganan kegiatan mulai prapanen
sampai panen yang belum dilakukan dengan baik. Masalah mutu produk yang
dihasilkan juga ditentukan pada kegiatan pascapanen, seperti melalui standarusasi dan
grading.
8. Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia
Kurangnya informasi tentang ketersediaan teknologi yang ada dalam melakukan
kegiatan usahatani/budidaya. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia di pedesaan
tidak pula didukung oleh fasilitas pelatihan yang memadai, sehingga penanganan
produk mulai dari panen sampai pascapanen tidak dilakukan dengan baik. Disamping
itu, pembinaan petani selama ini lebih banyak kepada praktek budidaya dan belum
mengarahkan kepada praktek pemasaran.

Dampaknya bagi Konsumen Komoditi Pertanian :

1. Kebutuhan konsumen terhadap komoditi pertanian yang diinginkan tidak terpenuhi


2. Harga yang tinggi membuat permintaan konsumen terhadap komoditi pertanian turun
3. Rendahnya minat konsumen dalam membeli produk komoditi pertanian

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk membantu dalam mengakses informasi pasar:

1. Penyuluh pertanian lapang sebaiknya mampu menyediakan informasi tentang


lembaga lembaga pemasaran beras yang nantinya bisa diandalkan petani dalam
menjual hasil produksinya, sehingga sisten penjualan secara tebasan bisa
diminimalisasi. Sosialisasi tentang pentingnya kualitas hasil produksi perlu
digalakkan pada petani
2. Penyuluh pertanian lapang sebaiknya mampu menyediakan informasi tentang
lembagalembaga penyedia modal, administrasi peninjaman, dan tingkat bunga yang
sesuai dengan kemampuan petani dan informasi tersebut diperbanyak kemudian
disebarkan kepada seluruh petani
3. Perlu ada koordinasi yang baik antara penyuluh pertanian lapang dengan petani dalam
menentukan teknologi yang paling tepat dan mudah diterima oleh anggota subak,
sesuai kebutuhan mereka, dan dalam penerapannya petani sebaiknya selalu
didampingi sampai menunjukkan hasil yang diharapkan
4. Direktorat Bina Usaha dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan, Departeman Pertanian
mengadakan Pelayanan Informasi Pasar (PIP). PIP ini merupakan proyek kerjasama
teknis antara pemerintah Jerman dan Indonesia, yaitu Agricultural Technical
Assistance pada tahun 1985/1986 (ATA 85/86) yang berada dalam lingkungan
Direktorat Jendral Pertanian Tanaman Pangan. Tujuan didirikannya PIP adalah untuk
membentuk suatu Pelayanan Informasi Pasar Hasil-Hasil Pertanian secara nasional.
Sebagai langkah pertama adalah dikembangkannya suatu sistem informasi harga
sayur-mayur dataran tinggi.

Mulyandari Retno S. H, dan Eko Ananto. 2005. Teknik Implementasi Pengembangan Sumber

Informasi Pertanian Nasional dan Lokal P4MI. Diunduh dari URL: http.// www.

litbang.deptan.go.id/PDF.

Soehartono Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. Cetakan Ketujuh. PT. Remaja

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. CV. Alfabeta. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai