Anda di halaman 1dari 41

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,

selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan

Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk

beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga

menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat,

Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan

farmasi. (Rochani, 2007)

Dalam rangka swasembada karbohidrat sebanyak 2.100 kalori/kapita/hari , di

Indonesia jagung memegang peranan kedua sesudah padi. Sebagai bahan

makanan,jagung bernilai gizi tidak kalah bila dibandingkan dengan beras. Sekalim

untuk bahan makanan manusia, jagung dapat digunakan untuk makanan ternak, bahan

dasar industri , minuman, sirup, kopi, kertas, minyak,cat,dan lain-lain. Hasil jagung per

ha di Indonesia masih lebih rendah di bandingkan dengan Negara lain. Rendahnya hasil

ini terutama disebabkan belum menyebarnya pemakaian varietas unggul, pemakaian

pupuk yang sangat sedikit, serta cara bercocok tanam yang belum diperbaiki.

( Suprapto, 1991)

Biji jagung termasuk golongan biji orthodox. Jenis biji ini mengikuti Rule of Thumbs,

sehingga biji ini semakin rendah kadar air dan suhu simpannya, maka semakin panjang

pula potensial umurnya. Oleh karenanya untuk menekan terjadinya kemunduran benih
yang berlangsung secara cepat selama penyimpanan, maka benih tersebut harus

disimpan pada kadar air dan suhu yang rendah. Penggunaan kemasan yang kedap udara

dan suhu ruangan yang rendah sangat disarankan untuk menekan laju kemunduran

benih tersebut selama penyimpanan. Kemunduran mutu benih alami terjadi secara

kronologis, yang berkaitan dengan waktu, dan kemunduran fisiologis yang disebabkan

oleh faktor lingkungan Proses – proses yang terlibat dalam kemunduran benih antara

lain, kerusakan kromosom, penurunan aktivitas enzim metabolisme, penurunan

produksi adenin triphosphat (ATP), dan peningkatan permeabilitas membran sel

(Rahmawati, 2013 )

Tiga hal penting yang berkaitan dengan kualitas benih adalah: (1) teknik produksi benih

berkualitas; (2) teknik mempertahankan kualitas benih yang telah dihasilkan dan

pendistribusian; dan (3) teknik deteksi atau mengukur kualitas benih. Selanjutnya, tiga

kriteria kualitas benih yang perlu diketahui adalah: (a) kualitas genetik, yaitu kualitas

benih yang ditentukan berdasarkan identitas genetik yang telah ditetapkan oleh pemulia

dan tingkat kemurnian dari varietas yang dihasilkan, identitas benih yang dimaksud

tidak hanya ditentukan oleh tampilan benih, tetapi juga fenotipe tanaman; (b) kualitas

fisiologi, yaitu kualitas benih yang ditentukan oleh daya berkecambah/daya tumbuh

dan ketahanan simpan benih; (c) kualitas fisik, ditentukan oleh tingkat kebersihan,

keseragaman biji dari segi ukuran maupun bobot, kontaminasi dari benih tanaman lain

atau biji gulma, dan kadar air. ( Saenong, 2013).

Jagung dengan varietas NK 22 dan Pioneer merupakan varietas yang saat ini sangat

banyak ditanam oleh petani di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan. kedua varietas
tersebut tentunya memiliki keunggulan pada karakteristiknya masing-masing baik itu

dari segi bentuk dan ukuran pada biji dan tongkol serta penampakan lainnya. Akan

tetapi jika ditinjau dari karakteristik masing-masing kedua varietas ini belum terlalu

banyak tersedia. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka perlu dilakukan suatu

penelitian mengenai karakteristik fisik dimana dalam hal ini untuk mengetahui perilaku

tingkat kekerasan biji jagung selama pengeringgan lapisan tipis.( Sutopo,2002 )

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana tahapan pengambilan keputusan petani dalam penggunaan benih jagung

di desa batu karang,kecamatan payung kabupaten karo

2.bagaimana hubungan karakterristik petani dengan keputusan penggunaan benih

jagung di desa batu karang, kecamatan payung kabupaten karo

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan petani

dalam penggunaan benih jagung di desa batu karang kecamatan payung kabupaten karo

1.3 Tujuan Penelitian

1. untuk mengidentifikasi keputusan petani dalam penggunaan benih jagung di desa

batu karang, kecamatan payung, kabupaten karo

2. untuk menganalisis hubungan karakterristik petani dengan proses pengambilan

keputusan penggunaan benih jagung di desa batu karang, kecamatan payung

,kabupaten karo
3. untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam

pennggunaan benih jagung di desa batu karang kecamatan payung kabupaten karo

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai:

1) Bahan informasi dan pertimbangan bagi produsen benih jagung dalam perencanaan

dan pengembangan poduk.

2) Bahan masukan bagi pihak pemasar dalam mengembangkan strategi pemasaran

benih jagung.

3) Bahan masukan dan pengetahuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk

mengadakan penelitian sejenis.


BAB II
TINJUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA
PEMIKIRAN
2.1 Jagung

Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian

dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika

melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16

orangPortugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Timor Leste Orang Belanda

menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn. Berdasarkan taksonomi

tumbuahan, tanaman jagung dalam kerajaan tumbuhan

diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotiledon

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L


Jagung merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan

merupakan komoditi tanaman pangan kedua setelah padi. Akhir-akhir ini tanaman

jagung semakin meningkat penggunaannya, sebab hampir seluruh bagian tanaman

dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan seperti pembuatan pupuk

kompos, kayu bakar, turus (lanjaran), bahan kertas dan sayuran (Anonim, 2007) bahan

dasar/bahan olahan untuk minyak goreng, tepung maizena, ethanol,dextrin, aseton,

gliserol, perekat, tekstil dan asam organik bahan bakar nabati (Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kabupaten Bantul, 2008).

Karakteristik Tanaman Jagung Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman

pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan, yang termasuk dalam family

Gramineceae dengan spesies Zea mays L. Pertumbuhan tanaman jagung hibrida (Zea

mays) dibedakan dalam dua stadia pertumbuhan yaitu: 1) stadia pertumbuhan vegetatif

dan 2) stadia pertumbuhan generatif. Stadia vegetatif ialah fase perkecambahan, yang

dilanjutkan dengan fase pertumbuhan akar, batang, daun yang cepat dan akhirnya

menjadi lambat hingga stadia generatif dimulai. Stadia generatif dimulai dengan

pembentukan primodia, proses pembungaan yang mencakup peristiwa penyerbukan

dan pembuahan. Sedangkan proses selanjutnya termasuk fase masak yang dimulai dari

perkembangan biji atau buah hingga biji siap panen atau masak. Pertumbuhan tanaman

jagung hibrida memerlukan air dan suhu yang cukup tinggi. Temperatur optimum yang

dikehendaki ialah antara 23 - 270C. Tanaman jagung hibrida tumbuh normal pada

curah hujan 250 – 500 mm dengan derajat keasaman tanah terbaik berkisar 5,5 – 7,6

serta tingkat kemiringan yang tidak lebih dari 8 persen. Tanaman jagung hibrida
tumbuh baik mulai dari 500 LU - 400 LS dengan ketinggian tempat 3000 m dpl

(Sudjana et al. 1991; 1993; Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Pertumbuhan dan

perkembangan tanaman jagung hibrida dapat dibagi dalam lima periode pertumbuhan

ialah (1) periode tanam sampai tumbuh. Faktor yang sangat penting pada periode ini

ialah suhu, air, hara mineral dan keadaan fisik permukaan tanah; (2) periode sesudah

tumbuh sampai keluar malai. Faktor 13 yang penting dan perlu diperhatikan ialah

pengolahan tanah untuk mengurangi kompetisi dengan rumput dan memelihara kondisi

air dan suhu tanah. Keadaan yang tertentu sampai periode ini dapat mempengaruhi

potensi pembentukan biji dan tongkol; (3) periode keluar malai sampai keluar rambut.

Pada periode ini perpanjangan ruas batang terhenti pada saat malai melepaskan polen

dalam keadaan normal, pembungaan terjadi dalam 8 – 10 hari. Keadaan tertentu dapat

menyebabkan banyak tongkol yang tidak berbiji; (4) periode keluar rambut sampai

masak. Pada periode ini pembentukan biji, tangkai tongkol, jenggol dan klobot sudah

terbentuk lengkap pada + 2 minggu sesudah keluar rambut; (5) periode pengeringan.

Periode ini ditandai dengan terbentuknya lapisan hitam pada bagian placental biji yang

menutup mengalirnya asimilat kedalam biji. Terbentuk lapisan hitam menandai umur

masak fisiologis dan tanaman mulai mengering.

2.1.1 Benih

Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, yang telah melalui proses seleksi

sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang baik. Benih jagung adalah

simbol dari suatu permulaan, merupakan inti dari kehidupan di alam semesta yang

paling penting adalah kegunaannya sebagai penyambung dari kehidupan tanaman.


Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman, sehingga masalah

teknologi benih berada dalam ilmu agronomi. Dalam konteks agronomi, benih dituntut

untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang produksi

maksimal dengan sarana teknologi yang maju (Sjamsoe'oed Sadjad, 1977). Sering

petani mengalami kerugian yang tidak sedikit baik dari segi biaya maupun waktu yang

berharga akibat menggunakan benih yang bermutu rendah. 2.3 Mutu Benih

Mutu benih mencakup pengertian sebagai berikut :

1. Mutu genetik

Mutu genetik merupakan penampilan benih murni dari spesies atau varitas tertentu

yang menunjukkan identitas genetik dari tanaman induknya, mulai dari benih penjenis,

benih dasar, benih pokok sampai benih sebar.

2. Mutu fisiologik

Mutu fisiologik menampilkan kemampuan daya hidup atau viabilitas benih yang

mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih. Bermula dari 8 kemampuan

daya hidup awal yang maksimum saat masak fisiologis dan tercermin pula pada daya

simpannya selama periode tertentu, serta bebas dari kontaminasi hama dan penyakit

benih.

3. Mutu fisik

Mutu fisik merupakan penampilan benih secara prima bila dilihat secara fisik, antara

lain ukuran yang homogen, bernas, bersih dari campuran benih lain, biji gulma dan dari

berbagai kontaminan lainnya, kemasan yang menarik.


2.1.2 Perkecambahan

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen- komponen benih

yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tanaman

baru.Semakin besar ukuran benih, maka semakin cepat benih berkecambah dan

memiliki keserempakan dan kecepatan tumbuh yang lebih baik. Faktor dalam yang

mempengaruhi proses perkecambahan adalah gen, persediaan makanan di dalam biji,

hormon, ukuran dan besarnya biji, serta dominansi.Faktor luar yang mempengaruhi

proses perkecambahan adalah air, temperature, oksigen, serta medium.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran sebagaimana diketahui, adalah inti dari sebuah usaha. Tanpa pemasaran

tidak ada yang namanya perusahaan, akan tetapi apa yang dimaksud dengan pemasaran

itu sendiri orang masih merasa rancu.Pengertian pemasaran menurut Kotler (1997:8)

adalah Suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain “.

Philip Kotler dan Keller (2009 : 05) menyatakan : “Pemasaran merupakan fungsi

organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan

memberikan nilai kepada pelanggan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara

yang menguntungkan organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap


organisasi”. Menurut American Marketing Asociation dalam Fuad, Christin, Nurlela,

Sugiarto, Paulus (2009 : 120) yang menyatakan bahwa : “Pemasaran merupakan

pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari

produsen ke konsumen”

Definisi pemasaran menurut William J. Stanton yang dikutip oleh Swastha dan

Handoko (2000: 4) : Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatankegiatan

usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada

pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari konsep pemasaran adalah

memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Konsep

pemasaran tersebut dapat dicapa dengan usaha mengenal dan merumuskan keinginan

dan kebutuhan konsumen. Perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan

konsumen harus menyusun kebijaksanaan produk, harga, promosi dan distribusi yang

tepat sesuai dengan keadaan konsumen sasarannya.

Menurut Dayle dalam Sudaryono (2016:41), pemasaran adalah proses manajemen

yang berupaya memaksimumkan laba (retutns) bagi pemegang saham dengan jalan

menjalin relasi dengan pelanggan utama (valued customers) dan menciptakan

keunggulan kompetitif.

Menurut Melydrum dalam Sudaryono (2016:41), pemasaran adalah proses bisnis yang

berusaha menyelaraskan antara sumber daya manusia, finansial dan fisik organisasi
dengan kebutuhan dan keinginan para pelanggan dalam konteks strategi kompetitif.

Jadi dapat disimpulkan, pemasaran adalah suatu kegiatan perekonomian yang

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan produk yang

telah ditawarkan oleh perusahaan

Definisi pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) seperti yang

dikutip oleh Rhenald Kasali (1998:53) adalah: Pemasaran adalah suatu proses

perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga,promosi, hingga

distribusi barang-barang, ide-ide dan jasa, untuk melakukan pertukaran yang

memuaskan individu dan lembaga-lembaganya. Beberapa ahli juga mengemukakan

pendapatnya mengenai definisi pemasaran. Nitisemito dalam Rambat Lupiyoadi

(2001:31), mengemukakan pemasaran adalah “Semua kegiatan yang bertujuan untuk

memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien

dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif”. Konsep inti pemasaran

menurut pendapat di atas menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus dipenuhi

dalam terjadinya proses pemasaran. Dalam pemasaran terdapat produk sebagai

kebutuhan dan keinginan orang lain yang memiliki nilai sehingga diminta dan

terjadinya proses permintaan karena ada yang melakukan pemasaran.

2.2.2 Bauran Pemasaran

Manajemen pemasaran dikelompokkan dalam empat aspek yang sering dikenal dengan

marketing mix atau bauran pemasaran. Menurut Kotler & Armstrong (1997) bauran

pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang

dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar


sasaran. Kotler&Armstrong (1997) mengemukakan bahwa pendekatan pemasaran 4P

yaitu product, price, place dan promotion sering berhasil untuk barang, tetapi berbagai

elemen tambahan memerlukan perhatian dan sistem distribusi. Sedang Boom&Bitner

dalam Kotler&Armstrong (1997) menyarankan untuk menambah 3P yang terlibat

dalam pemasaran jasa, yaitu: people (orang), physical evidence (bukti fisik), dan

process (proses). Sebagaimana telah dikemukakan oleh Kotler, Boom&Bitner dalam

Kotler&Armstrong (1997) di atas, Yazid (1999), menegaskan bahwa marketing mix

untuk jasa terdiri dari 7P, yakni: product (produk), price (harga), place (tempat),

promotion (promosi), people (orang), physical evidence (bukti fisik), dan process

(proses).

Bauran pemasaran sebenarnya adalah suatu alat dan selalu menjadi alat

pendemonstrasian prinsip inti atau dasar dari pemasaran.Di samping itu, bauran

pemasaran juga memberikan pandangan ke dalam strategi dasar terutama dalam

menghadapi para pesaing serta sekaligus untuk menetapkan keputusan taktis tertentu.

Keputusan-keputusan itu merupakan apa yang sebenarnya diobservasi para pelanggan

di pasar, yaitu tentang harga, kemampuan produk, pendistribusian, promosi dan

komunikasi serta jasa pelayanan (Assauri, 2013).

1. Produk (Product) Pengertian produk ( product ) menurut Kotler & Armstrong

(1997) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk

mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat

memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah

pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai
usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan

kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta

daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi

konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk

dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan

pembelian. Sedangkan Tjiptono (2008) mengungkapkan bahwa produk adalah

pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu sebagai usaha untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Tingkatan Produk menurut

Kotler & Armstrong (1997) dalam merencanakan produk atau apa yang hendak

ditawarkan ke pasar, para pemasar perlu berpikir melalui lima tingkatan produk

dalam merencanakan penawaran pasar. Lima tingkatan produk tersebut terdiri

dari: a. Manfaat Inti (core benefit) Yaitu jasa atau manfaat fundamental yang

benarbenar di beli oleh pelanggan. Misal: kasus hotel, dimana tamu hotel

membeli “istirahat dan tidur”. b. Produk dasar (basic product). Para pemasar

harus mengubah manfaat inti menjadi produk generik (generic product), yaitu

versi dasar dari produk tersebut. Dengan demikian sebuah hotel akan terdiri dari

gedung dengan kamar-kamar yang disewakan. c. Produk yang diharapkan

(expected product). Sekumpulan atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan

dan disetujui oleh pembeli ketika mereka membeli produk tersebut. Misal: tamu

hotel mengharapkan ranjang yang bersih, sabun dan handuk, lemari pakaian,

dan suasana yang tenang. d. Produk yang ditingkatkan (augmented product).

Layanan dan manfaat tambahan yang membedakan penawaran perusahaan dari

penawaran pesaing. Misal: sebuah hotel dapat melengkapi produknya dengan


menambahkan seperangkat televisi, shampo, pemesan kamar yang cepat,

makan malam yang lezat. e. Produk yang potensial (potensial product).

Mencakup semua peningkatan dan transformasi yang akhirnya akan dialami

produk tersebut dimasa depan. Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai

macam sudut pandang. Berdasarkan daya tahan atau berwujud tidaknya, produk

diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok Tjiptono (2008) yaitu: 1) Barang tidak

tahan lama ( No durable Goods). Barang tidak tahan lama adalah barang

berwujud yang biasanya habis di konsumsi dalam satu atau beberapa kali

pemakaian. 2) Barang tahan lama (Durable Goods) Barang tahan lama

merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak

perusahaan. 3) Jasa (Service) Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan

yang ditawarkan untuk dijual. Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan oleh seseorang atau

organisasi yang mempunyai manfaat, baik berupa benda nyata maupun benda

abstrak atau tidak berwujud yang tujuannya

untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Produk yang

ditawarkan oleh perusahaan hendaknya adalah sebuah produk yang menarik,

mempunyai penampilan bentuk fisik yang bagus dan yang lebih dikenal mudah

diucapkan, dikenali dan diingat dan sebagainya. 2. Harga (Price) Tjiptono

(2008) menyatakan bahwa harga dapat diungkapkan dengan beberapa istilah,

misalnya tarif, sewa, bunga, premium, komisi, upah, gaji dan sebagainya. Dari

sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran

lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan

satusatunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau

pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya adalah (produk,

distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran).

Disamping itu harga merupakan unsur bauran yang bersifat fleksibel, artinya

dapat diubah dengan cepat Kotler, (1997). Sedangkan menurut Alma, (2003)

produsen harus pandai menetapkan kebijaksanaan harga, tinggi atau rendahnya

harga yang ditetapkan harus berpedoman pada : a) Keadaan/kualitas barang, b)

Konsumen yang dituju, berpenghasilan tinggi, sedang, atau rendah, konsumen

perkotaan atau pedesaan, c) Suasana pasar, apakah produknya baru dikenalkan

ke pasar atau produk menguasai pasar, produk sudah melekat dihati konsumen

atau banyak saingan.

untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Produk yang

ditawarkan oleh perusahaan hendaknya adalah sebuah produk yang menarik,

mempunyai penampilan bentuk fisik yang bagus dan yang lebih dikenal mudah

diucapkan, dikenali dan diingat dan sebagainya.

2. Harga (Price)

Tjiptono (2008) menyatakan bahwa harga dapat diungkapkan dengan beberapa

istilah, misalnya tarif, sewa, bunga, premium, komisi, upah, gaji dan sebagainya.

Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran

lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak

kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan

satusatunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau


pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya adalah (produk,

distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Disamping

itu harga merupakan unsur bauran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah

dengan cepat Kotler, (1997). Sedangkan menurut Alma, (2003) produsen harus

pandai menetapkan kebijaksanaan harga, tinggi atau rendahnya harga yang

ditetapkan harus berpedoman pada :

a) Keadaan/kualitas barang,

b) Konsumen yang dituju, berpenghasilan tinggi, sedang, atau rendah, konsumen

perkotaan atau pedesaan,

c) Suasana pasar, apakah produknya baru dikenalkan ke pasar atau produk

menguasai pasar, produk sudah melekat dihati konsumen atau banyak saingan

3. Promosi (Promotion)

Promosi (Promotion) Promosi merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan suatu program pemasaran. Tjiptono (2008) mengungkapkan

bahwa promosi adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk

menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran,

untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan dan yang paling

penting adalah tentang keberadaannya, untuk mengubah sikap ataupun untuk

mendorong orang-orang supaya bertindak. Bauran Promosi pemasaran menurut

Tjiptono (2008) terdiri dari lima macam yaitu:


a) Personal Selling Komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan

calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kapada calon pelanggan

dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka

kemudian akan mencoba dan membelinya.

b) Mass Selling Merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi

untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai. Mass Selling terdiri

dari: 1) Periklanan Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang

didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk,

yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan

yang akan mengubah pikiran orang untuk membeli

2) Publisitas

Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide barang dan jasa secara

non personal. 3) Sales Promotion Sales promotion adalah bentuk persuasi

langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk

merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah

barang yang dibeli pelanggan. 4) Publik Relation Publik relation merupakan

upaya komunikasi menyeluruh dari suatu organisasi untuk mempengaruhi

persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap organisasi

tersebut. 5) Direct Marketing Direct marketing adalah sistem pemasaran yang

bersifat interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk

menimbulkan respon yang terukur atau transaksi di sembarang lokasi.

Kotler&Amstrong (1997) menyatakan bahwa perusahaan harus membagi

anggaran promosi total untuk alat-alat promosi utama yaitu perikanan,


penjualan perorangan, promosi penjualan dan hubungan masyarakat.

Perusahaan harus secara hati-hati menetapkan besarnya masing-masing alat

promosi menjadi bauran promosi yang terkoordinasi. Menurut

Kotler&Amstrong (1997) faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan

bauran promosi yaitu: a) Tipe Produk atau Pasar Perbedaan alat promosi

bervariasi antara pasar konsumen dan pasar industri. Perusahaan barang

konsumen biasanya mengalokasikan lebih banyak dana untuk iklan, menyusul

promosi penjualan, penjualan perorangan, dan hubungan dengan masyarakat.

Sebaliknya perusahaan barang industri menyediakan dana lebih banyak untuk

penjualan perorangan diikuti dengan promosi penjualan, iklan, dan hubungan

dengan masyarakat. b) Strategi Dorong dan Tarik Strategi dorong merupakan

strategi promosi yang menggunakan tenaga penjual dan promosi perdagangan

untuk mendorong produk lewat saluran distribusi. Sedangkan strategi tarik

adalah strategi promosi yang menggunakan banyak biaya untuk periklanan dan

promosi konsumen demi memupuk permintaan konsumen. c) Tahap Kesiapan

Pembeli Pengaruh dari alat promosi bervariasi untuk tahap kesiapan pembeli

yang berbeda. Iklan, bersama dengan hubungan masyarakat, lebih memegang

peran utama dalam tahap kesadaran dan pengetahuan, ketimbang peran

”kunjungan mendadak” dari tenaga penjual. d) Tahap Daur Hidup produk

Pengaruh dari alat promosi yang berbeda juga bervariasi sesuai dengan tahap

daur hidup produk. Tahap pengenalan, iklan dan hubungan masyarakat baik

untuk menghasilkan kesadaran tinggi, promosi penjualan bermanfaat untuk

mempromosikan penjualan awal. Tahap pertumbuhan, iklan dan hubungan


masyarakat terus memberikan pengaruh kuat, sedangkan promosi penjualan

dapat dikurangi. Tahap dewasa, promosi penjualan menjadi relatif penting

dibandingkan dengan iklan.

4. Tempat (Place) Place

menurut Alma, (2003) berarti kemana tempat/lokasi yang dituju, bagaimana

saluran distribusinya, berapa banyak saluran, dan kondisi para penyalur yang

diperlukan. Kotler&Amstrong (1997) mengungkapkan bahwa saluran distribusi

adalah suatu perangkat organisasi yang saling tergantung dalam menyediakan satu

produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna

bisnis. Sedangkan Kotler (1997) mendefinisikan saluran distribusi adalah

serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk

menjadikan suatu produk atau jasa siap digunakan untuk konsumsi. Menurut Kotler

(1997) saluran pemasaran melaksanakan tugas memindahkan barang dari produsen

ke konsumen. Hal ini mengatasi kesenjangan waktu, tempat dan pemilihan yang

memisahkan barang dan jasa dari orang-orang yang membutuhkan atau

menginginkannya. Kotler (1997) mengungkapkan bahwa anggota saluran

pemasaran melaksanakan sejumlah fungsi utama: a. Informasi, yaitu pengumpulan

dan penyebaran informasi pemasaran mengenai pelanggan, pesaing, serta pelaku

dan kekuatan lain yang ada saat ini maupun yang potensial dalam lingkup

pemasaran. b. Promosi, yaitu pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif

yang dirancang utnuk menarik pelanggan pada penawaran tersebut. c. Negosiasi,

yaitu usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat lain
sehingga transfer kepemilikan dapat dilakukan. d. Pemesanan, yaitu komunikasi

dari para anggota saluran pemasaran ke produsen mengenai minat untuk membeli

.e. Pembiayaan, yaitu perolehan dan pengalokasian dana yang dibutuhkan untuk

membiayai persediaan pada berbagai tingkat saluran pemasaran. f. Pengambilan

resiko, yaitu penanggungan resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi

saluran pemasaran tersebut. g. Pemilihan fisik, yaitu kesinambungan penyimpanan

dan penggerak produk fisik dari bahan mentah sampai ke pelanggan akhir. h.

Pembayaran, yaitu pembeli membayar tagihan ke penjual lewat bank dan institusi

keuangan lainnya. i. Hak milik, yaitu transfer kepemilikan sebenarnya dari satu

organisasi atau orang ke organisasi atau orang yang lain

2.2.3 Keputusan Pembelian

Simamora (2003) menyatakan keputusan merupakan pemilihan suatu tindakan dari

dua atau lebih pilihan alternatif yang tersedia dengan berbagai pertimbangan yang

mendasari. Schiffman dan Kanuk (1994) mendefinisikan suatu keputusan sebagai

pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih alternatif pilihan. Keputusan

konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk tindakan membeli tidak muncul begitu

saja, tetapi melalui tahapan tertentu.

Lebih lanjut Schiffman dan Kanuk (1994) mengemukakan ada empat prespektif

dari model manusia (model tingkah laku keputusan individu) yaitu: manusia

ekonomi (economic man), manusia pasif (passive man), manusia kognitif

(cognitive man), dan manusia emosional (emotional man).


Kotler (2000) menyatakan terdapat lima tahap proses keputusan pembelian konsumen

yang sangat relevan terhadap keputusan pembelian yang kompleks (Gambar 1)

Gambar 1. Proses pengambilan keputusan pembelian

Sumber : Kotler, 2000

Tahap awal dalam pengambilan keputusan adalah pengenalan kebutuhan. Tahap ini

terjadi pada saat individu menyadari adanya perbedaan situasi yang ada (realita)

dengan situasi yang diharapkan. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan

internal maupun eksternal diantaranya dari kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa

lapar, dahaga, atau seks meningkat hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi

dorongan.

Tahap kedua adalah pencarian informasi, konsumen yang mulai timbul minatnya akan

terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Pencarian informasi dapat

didefinisikan sebagai kegiatan yang termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di

dalam ingatan (pencarian internal) dan pengumpulan informasi dari pasar (pencarian

eksternal).

Sumber-sumber informasi konsumen dikelompokkan menjadi empat, yaitu : (i) sumber

pribadi yang diperoleh dengan sendirinya, (ii) sumber komersial yang diperoleh dari

promosi yang dilakukan pihak pemasar atau produsen, (iii) sumber umum, dan (iv)

sumber pengalaman yang berasal dari pengalaman baik individu atau orang lain.
Informasi yang diperoleh konsumen pada umumnya banyak berasal dari sumber

komersial, tetapi informasi paling efektif berasal dari sumber pribadi (Setiadi,2010).

Tahap ketiga yaitu konsumen mengevaluasi berbagai alternatif untuk memenuhi

kebutuhan konsumen. Pada tahap ini individu akan mengambil pilihan dari berbagai

alternatif yang ada. Proses ini akan melibatkan kriteria evaluasi yakni standar atau

spesifikasi yang digunakan individu untuk membandingkan merek yang berbeda.

Komponen dasar proses evaluasi yaitu menentukan kriteria evaluasi, memutuskan

alternatif, menilai kinerja alternatif dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat

suatu pilihan akhir (Kotler,2000).

Tahap terakhir dalam proses keputusan pembelian adalah tindakan pembelian. Pada

tahap ini konsumen harus mengambil keputusan kapan membeli, dimana membeli dan

bagaimana membayar. Ada dua faktor yang mempengaruhi maksud pembelian dan

keputusan pembelian, seperti terlihat

Gambar 2. Tahap-tahap evaluasi alternatif dan keputusan pembelian

Menurut Kotler (2004) setelah proses pembelian, maka konsumen akan mengevaluasi

hasil pembelian yang dilakukannya. Konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang

dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan sesudah digunakan. Pada tahap ini

konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu.


e. Tipe Pengambilan Keputusan

Konsumen dalam mengambil keputusan pembelian, sebagian melakukan lima langkah

keputusan pembelian, sebagian hanya melakukan beberapa langkah saja dan yang lain

hanya melakukan langkah pembelian saja. Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan

(2003) menyebutkan ada 3 (tiga) tipe pengambilan keputusan konsumen, yaitu sebagai

berikut.

a. Pemecahan Masalah Diperluas (Extensive Problem Solving) Pemecahan masalah

diperluas merupakan pemecahan masalah yang jarang digunakan oleh konsumen.

Pemecahanmasalah diperluas hanya digunakan saat konsumen akan melakukan

keputusan pembelian yang rumit yaitu pembelian produk-produk yang mahal dan

bernilai tinggi sehingga dibutuhkan informasi yang lengkap dengan berbagai

pertimbangan dalam alternatif pilihan.

b. Pemecahan Masalah Terbatas (Limited Problem Solving) Sebagian besar keputusan

konsumen menggunakan pemecahan masalah terbatas karena pada tipe pengambilan

keputusan ini, konsumen telah memiliki sejumlah besar informasi produk dan kriteria

dasar untuk mengevaluasi kategori produk yang berasal dari pengalaman. Konsumen

hanya membutuhkan tambahan informasi untuk dapat membedakan merek dan

memutuskan membeli produk tersebut. Pada pemecahan masalah ini, konsumen

menyederhanakan proses pengambilan keputusan sebagai akibat waktu dan sumber

daya yang dimiliki konsumen terbatas.


c. Pemecahan Masalah Rutin (Routinized Problem Solving)

Pada tipe pemecahan masalah rutin, konsumen telah memiliki banyak pengalaman

terhadap produk yang dibelinya. Pada pemecahan masalah ini, konsumen telah

memiliki standar untuk mengevaluasi merek dan cukup mengingat kembali apa yang

telah diketahui. Konsumen hanya membutuhkan sedikit informasi tambahan.

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen

Menurut Engel, et al. (1994) pengaruh dasar perilaku konsumen dalam pengambilan

keputusan terdiri dari pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan poses psikologis,

seperti disajikan pada

Budaya, mengacu pada nilai, gagasan, artefak dan simbol-simbollain yang bermakna

membantu individu untuk berkomunikasi,melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai

anggota masyarakat.Budaya mempengaruhi perilaku konsumen dalam tiga faktor,

yaitu(i) budaya yang mempengaruhi struktur konsumsi, (ii) budaya

yangmempengaruhi bagaimana individu mengambil keputusan, (iii) budaya adalah

peubah utama dalam penciptaan dan komunikasi makna dari sebuah produk.Kelas

sosial merupakan pembagian individu di dalam masyarakatyang terdiri dari individu-

individu yang berbagi nilai, minat danperilaku yang sama. Kelas sosial dapat

menunjukkan preferensiproduk dan pemilihan merek yang berbeda-beda dalam

berbagaikategori produk (Engel et al., 1994).

Pengaruh pribadi, faktor ini memiliki peranan penting dalampengambilan keputusan

konsumen, khususnya jika ada keterlibatanyang tinggi dan risiko yang dirasakan dari
suatu produk atauproduk pilihan. Pengaruh ini berasal dari kelompok acuan dan

pemimpin opini. Kelompok acuan adalah orang-orang yangmempunyai pengaruh

langsung maupun tidak langsung terhadapsikap atau perilaku seseorang. Sedangkan

pemimpin opini adalahorang dapat dipercaya dan berpengaruh, serta dianggap

sebagaisumber informasi mengenai pembelian dan pemakaian produk tertentu.

Keluarga, dalam sebuah keluarga anggota keluarga salingmempengaruhi dalam

pengambilan keputusan pembelian dankonsumsi suatu produk. Masing-masing

anggota keluargamemiliki peranan penting mencakup pemberi pengaruh,pengambilan

keputusan, pembeli dan pemakai.Situasi, pengaruh situasi dalam proses pengambilan

keputusandapat timbul dari lingkungan fisik (lokasi, tata ruang, suara,warna),

lingkungan sosial (orang lain), waktu (momen), tugas(tujuan dan sasaran pembelian)

dan keadaan emosional (suasanahati dan kondisi situasional konsumen)

(Engel et al., 1994).

Sumber daya konsumen, terdiri dari sumber daya ekonomi (pendapatan dan kekayaan),

sumber daya temporal (waktu) dansumber daya kognitif (kapasitas mental yang

tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi)

(Engel et al.,1994).

Motivasi dan keterlibatan, kebutuhan adalah peubah utama dalam motivasi. Bila

kebutuhan dipenuhi akan menimbulkan adanya motivasi, yaitu dorongan dalam diri

seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya yang diarahkan pada tujuan

memperoleh kepuasan. Keterlibatan mengacu pada tingkatrelevansi yang disadari

dalam tindakan pembelian dan konsumsi (Engel et al., 1994).


Pengetahuan, mencakup semua informasi yang dimiliki konsumenmengenai bermacam

produk dan jasa, pengetahuan yang terkaitdengan produk dan jasa tersebut, serta

informasi yang berhubungandengan fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan

individukonsumen dapat dikelompokkan atas tiga kategori, yaitupengetahuan produk

mencakup atribut produk dan kepercayaanmerek, pengetahuan tentang proses

pembelian (dimana membeli dan kapan membeli) dan pengetahuan tentang

penggunaan (dariingatan konsumen dan iklan) (Engel et al., 1994).

Sikap seseorang adalah tanggapan yang dibentuk terhadap rangsangan lingkungan

yang mempengaruhinya. Sikap memainkan peranan utama dalam membentuk

perilaku. Dalammemutuskan merek apa yang akan dibeli, toko mana untukdijadikan

langganan, konsumen secara khas memilih merek atau toko yang dievaluasi secara

paling menguntungkan menurutnya. Sikap dibentuk berdasarkan pandangan konsumen

terhadap produkdan proses belajar yang diperolehnya dari pengalamannya sendiri dan

pengalaman orang lain (Simamora, 2003).

Kepribadian, gaya hidup dan demografi, merupakan peubahpeubah yang menyebabkan

perbedaan dalam konsumsi produk danpreferensi merek. Kepribadian didefinisikan

sebagai respons yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Sedangkan gaya hidup

didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menghabiskanwaktu, serta uang.

Gaya hidup adalah fungsi motivasi konsumendan pembelajaran sebelumnya, kelas

sosial, demografi dan peubahlainnya. Faktor demografi yang mempengaruhi prilaku

konsumenseperti usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendidikan dan lain-lain

(Engel et al., 1994)


Menurut Engel, et al (1994), proses psikologis juga mempunyaipengaruh cukup besar

dalam membentuk motivasi dan perilakukonsumen. Ada tiga cara yang membentuk

semua aspek motivas dan perilaku konsumen, diantaranya: pemrosesan

informasi,pembelajaran, serta perubahan sikap dan perilaku (Engel, et al.,1994).

Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia

pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

pemasaran taktis yang terdiri dari produk,harga, tempat dan promosi yang dapat

dikendalikan dan dipadukanoleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang

diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler 2000).

Lebih lanjut Kotler (2000) menyatakan bauran pemasaran berbeda dengan strategi

pemasaran. Strategi pemasaran mencakup keseluruhan dalam pengambilan

keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran

dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan.

Sedangkan, bauran pemasaran hanya bagian dari strategi pemasaran yang merupakan

kombinasi dari empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran suatu

perusahaan dan dapat dikendalikan oleh perusahaan seefektif mungkin.Kotler dan

Keller (2009) juga menyatakan bahwa bauran pemasaran sering disebut 4P (empat ).

Komponen-komponen 4P tersebut antara lain: produk (product) , harga

(price),distribusi/tempat (place), dan promosi (promotion)


H. Persepsi dan Sikap Pelanggan

Persepsi pelanggan mengenai mutu suatu jasa dan kepuasan menyeluruh memiliki

beberapa indikator atau petunjuk yang bias dilihat. Pelanggan mungkin tersenyum

ketika mereka berbicara mengenai barang atau jasa. Mereka mungkin mengatakan hal-

hal yang bagus tentang barang atau jasa. Senyum merupakan suatu bukti bahwa

pelanggan puas, sebaliknya cemberut mencerminkan kekecewaan. Istilah kepuasan

pelanggan dan persepsi mutu merupakan label yang kita pergunakan untuk meringkas

suatu himpunan aksi atau tindakan yang terlihat, terkait dengan produk atau jasa

(Supranto, 2001).

Schifman dan Kanuk (1997) menyatakan bahwa sikap adalahekspresi perasaan yang

mencerminkan apakah seseorang senangatau tidak senang, suka atau tidak suka, dan

setuju atau tidak terhadap suatu obyek. Obyek yang dimaksud dapat berupa

merek,layanan, pengecer, perilaku tertentu, dan lain-lain. Sikap diperlakukan sebagai

evaluasi yang diciptakan oleh sistem kognitif. Model pemrosesan kognitif dari

pengambilan keputusan menunjukkan bahwa suatu evaluasi menyeluruh dibentuk

ketika konsumen mengintegrasikan pengetahuan, arti, atau kepercayaan tentang

konsep sikap. Tujuan proses integrasi adalah untuk menganalisis relevansi pribadi dari

konsep tersebut dan menentukan apakah itu menyenangkan atau tidak menyenangkan.

Evaluasi yang dihasilkan oleh proses pembentukan sikap dapatdisimpan dalam ingatan.

Pada saat sikap terbentuk dan disimpan dalam ingatan, konsumen tidak perlu terlibat

dalam proses integrasi lainnya untuk membentuk sikap lain ketika mereka

harusmengevaluasi konsep tersebut sekali lagi. Sikap yang telah adadapat diaktifkan
dari ingatan dan digunakan sebagai dasar untukmenerjemahkan informasi baru. Kotler

(2000) menyatakan kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerjayang dirasakan dengan harapannya. Dalam

konsep kepuasan pelanggan terdapat dua hal yang mempengaruhinya yaitu kinerjadan

harapan. Kinerja adalah persepsi konsumen terhadap apa yangditerima setelah

mengkonsumsi produk. Harapan adalah perkiraankonsumen tentang apa yang

diterimanya apabila mengkonsumsiproduk. Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan

adalah responpelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang

dirasakan antara harapan sebelumnya dan kenyataan yangdirasakan setelah

menggunakan produk.

B. Kajian Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu tentang perilaku konsumen yang

dirujuk dalampenelitian ini adalah sebagai berikut.

Hasil penelitian Nurjannah (2013), menyimpulkan variabel yangdiikutsertakan dalam

analisis komponen utama yang mempengaruhipetani menggunakan benih inhibrida,

yaitu variabel umur tanaman,tinggi tanaman, banyaknya anakan produktif, banyaknya

buah tiaptiap malai, kerontokan dan kerebahan, tekstur nasi, bobot, potensihasil,

ketahanan terhadap hama dan penyakit, harga benih, desainkemasan, pengaruh orang

lain, dan promosi. Tiga belas faktor yangdianalisis terbentuk ke dalam empat

komponen utama.Hasil penelitian Subekti (2009), menyimpulkan motivasi petani

dalampembelian benih jagung hibrida varietas P12 jika diurutkan yaitu

produksi yang tinggi, pentingnya penggunaan benih P12, dan parapetani mengetahui

informasi benih varietas P12 dengan sumberinformasi para kelompok tani. Atribut
yang menjadi fokus perhatian adalah produktivitas . Petani secara keseluruhan

menyatakan kinerjaPT Pioneer Seed telah memenuhi harapan. Atribut harga

danketersediaan benih menjadi prioritas utama bagi perusahaan untukmemperbaiki

kinerjanya.

Hasil penelitian Irawati (2009), menyimpulkan petani di Kota Solokmemiliki motivasi

bertani untuk memperoleh keuntungan denganpenggunaan benih varietas unggul.

Berdasarkan analisis sikap, petanilebih menyukai varietas Cisokan dan Anak Daro

dibanding varietasBatang Piaman dan Batang Lembang. Atribut yang memiliki

tingkatkepentingan tertinggi adalah harga jual gabah sedangkan yangterendah adalah

harga beli benih. Atribut-atribut yang memilikitingkat kinerja tinggi dan kepentingan

tinggi lebih banyak terdapatpadavarietas Anak Daro dan Cisakon, tingkat kepuasan

konsumenterhadap keempat benih varietas unggul berada pada kategori puasHasil

penelitian Bahua (2008), menyimpulkan struktur biayausahatani jagung di lahan

kering terdiri dari nilai produksi, biayaproduksi, pendapatan, pemakaian tenaga kerja,

produktivitas lahan,dan produktivitas tenaga kerja. Produksi jagung hibrida di

lahankering 5,4 ton/ha dan jagung komposit 3,4 ton/ha dan pendapatanpetani dari

usahatani jagung hibrida lebih besar, dibandingkan denganpendapatan petani dari

usahatani jagung komposit Berdasarkan pada kajian penelitian perilaku konsumen

yang telahdilakukan oleh peneliti sebelumnya, saya tertarik untuk melakukan

penelitian sejenis yang mengkaji pengambilan keputusan petani dalam penggunaan

benih jagung hibrida. Penelitian ini saya lakukanmengingat pentingnya penggunaan

varietas benih unggul bagi petani dalam upaya peningkatan produksi untuk
mengimbangi jumlah permintaan yang semakin meningkat seiring perkembangan

teknologi dan jumlah penduduk.

2.3. Penelitian Terdahulu

Jenny Permasih (2014 ) Proses Pengambilan Keputusan Dan Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Pengunaan Benih Jagung Hibrida Oleh Petani Di Kecamatan

Adiluwih Kabupaten Pringsewu Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) proses

pengambilan keputusan penggunaan benih jagung hibrida, (2) hubungan antara

karakteristik petani dan keputusan penggunaan benih jagung hibrida, dan (3) faktor-

faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam penggunaan benih jagung hibrida.

Penelitian ini dilakukan di dua desa, kedua desa tersebut adalah Desa Sri Katon dan

Waringin Sari Timur, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu. Ada 80 (delapan

puluh) responden dalam penelitian ini yang diperoleh dengan teknik disproporsional

stratified random sampling. Data di analisis dengan menggunakan analisis faktor

(Analisis Komponen Utama). Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani dalam

keputusan penggunaan benih jagung hibrida melalui tahap pengenalan kebutuhan,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi pasca

pembelian. Pendapatan dan pengalaman petani berhubungan positif terhadap

keputusan penggunaan benih jagung hibrida. Ada tiga faktor dominan yang

mempengaruhi keputusan penggunaan benih jagung hibrida, komponen pertama adalah

perbedaan individu yang terdiri dari persepsi petani tentang kecukupan benih jagung

hibrida, tingkat pemahaman petani terhadap benih jagung hibrida, dan persepsi petani

terhadap tingkat kedekatan tempat tinggal dengan kios saprodi. Komponen kedua
adalah persepsi petani terhadap produk yang terdiri dari persepsi tentang ketahanan

tanaman terhadap hama dan penyakit, produksi, dan output. Komponen ketiga adalah

persepsi petani tentang harga benih jagung hibrida. Kata kunci: benih jagung hibrida,

pengambilan keputusan, dan petani

Kerangka Pikiran

Kemasan

Warna Produk (X1)


)
Rasa

Kualitas

Keterjangkauan Harga

Harga (X2)
Kesesuaian Harga
Dengan Kualitas
Keputusan
Lokasi Pembelian Benih Pembelian Benih
Jagung Hibrida
Suasana Toko

Ketersediaan Produk Tempat (X3)

Kertersediaan Parkir

Diskon
Promosi (X4)
Periklanan
2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Terdapat hubungan antara karakteristik petani terhadap pengambilan keputusan

penggunaan benih jagung di desa batu karang kecamamtan payung kabupaten karo

2. Ada hubungan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani

terhadap dalam penggunaan benih jagung adalah harga benih jagung tingkat

pemahaman petani, kuantitas benih jagung tingkat kedekatan kios saprodi dengan

tempat tinggal petani, dan produksi.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di beberapa pasar modern dan

pasar tradisional yang ada di Kota Medan. Kota Medan dipilih dengan pertimbangan

daerah ini merupakan tempat persinggahan dan jalur lintas komoditas-komoditas yang

masuk ke Sumatera Utara yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu , di desa Batu

karang Kecamatan Payung Kabupaten Karo.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan responden dilakukan dengan metode accidental sampling, artinya

menentukan sampel berdasarkan orang yang ditemui secara kebetulan atau siapapun

yang dipandang cocok oleh peneliti sebagai sumber data. Pengambilan responden

melalui metode ini adalah dari konsumen yang sedang membeli benih jagung di mana

setiap anggota populasi mempunyai Probability yang sama untuk dijadikan responden

(Bungin, 2005).

Keterangan :

n : Ukuran sampel

N : Ukuran Populasi

d : Tingkat kesalahan pengambilan sampel yang ditorir ( 10% )


3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data skunder.

Data primer diperoleh dari hasil survei di desa Batu karang Kecamatan Payung

Kabupaten Karo serta wawancara kepada konsumen responden dengan menggunakan

daftar pertanyaan/kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dengan penelitian ini, seperti

Badan Pusat Statistik ( BPS ) Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik ( BPS )

Kabupaten Karo , literatur dan buku-buku pendukung lainnya.

3.4 Metode Analisis Data

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan metode dalam meneliti status kelompok, manusia, suatu

objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang (Nazir 2005). Analisis deskriptif dengan menganalisis variabel nama,

umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan keluarga per bulan, jumlah anggota

keluarga, frekuensi pembelian jenis benih jagung yang dibeli dan jumlah pembelian

benih jagung. Analisis ini digunakan untuk mengkaji bagaimana karakteristik

konsumen terhadap pembelian benih jagung di desa .batu karang kecamatan payung

kabupaten karo. Analisis terhadap data dilakukan dengan menggunakan analisis

deskriptif untuk mengidentifikasikan karakteristik responden dan proses pengambilan

keputusan pembeliannya terhadap benih jagung. Analisis faktor digunakan untuk

menjawab permasalahan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan


pembelian benih jagung di desa Batu karang . Data yang merupakan identitas

responden dan proses pengambilan keputusan pembelian dikelompokkan berdasarkan

jawaban yang sama, kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah responden.

Persentase yang terbesar merupakan faktor yang dominan dari masing-masing variabel

yang diteliti

1) Variabel asal yang menginterpretasikan perbedaan individu yaitu

pendapatan.

2) Variabel asal yang menginterpretasikan pengaruh pemasaran antara lain tingkat

harga, pengemasan/packaging, keragaman benih jagung.

Variabel-variabel tersebut ditentukan berdasarkan teori perilaku konsumen yang

menjelaskan tentang variabel-variabel yang menginterpretasikan perbedaan individu,

pengaruh lingkungan dan pengaruh pemasaran. Variabel-variabel yang akan dianalisis

sebanyak 8 variabel yaitu tingkat penghasilan, pengalaman pembelian sebelumnya,

pengaruh keluarga dan teman, keragaman jenis benih , kebersihan, packaging, harga,

dan lokasi penjual. Pengolahan data yang telah diperoleh dilakukan dengan

menggunakan SPSS 11.5 for Windows.

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan skala Likert, yaitu jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel

penelitian (fenomena sosial spesifik) seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial

seseorang atau sekelompok orang (Hasan, 2002). Variabel penelitian yang diukur

dengan skala Likert ini dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan
sebagai titik tolak penyusunan itemitem instrument ini, bisa berbentuk pernyataan

maupun pertanyaan. Untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka jawaban-

jawaban tersebut diberi skor.

a. Sangat setuju, dengan skor 5

b. Setuju, dengan sko 4

c. Kurang setuju, dengar skor 3

d. Tidak setuju, dengan skor 2

e. Sangat tidak setuju, dengan skor 1

Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk

multiple choice atau checklist (Hasan, 2002).

Untuk menjawab perumusan masalah,dianalisis dengan menggunakan uji korelasi

Rank Spearman untuk mengetahui hubungan antara bauran pemasaran (produk,

harga, tempat dan promosi) dengan keputusan pembelian Benih Jagung .Pengujian

yang dilakukan peneliti menggunakan program SPSS 17 sebagai alat analisis. Selain

itu, untuk mengetahui gambaran secara umum objek penelitian, khususnya mengenai

karakteristik responden dan deskripsi jawaban responden terhadap sejumlah

pertanyaan yang disebarkan melalui kuesioner maka dilakukan penelitian deskriptif

yaitu sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu

keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah

untuk menjawab masalah secara aktual (Sugiyono,2011).


1. Uji Korelasi Uji korelasi akan mencari besarnya hubungan dan arah hubungan. Nilai

korelasi berkisar dalam rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif

menunjukkan arah perubahan yang sama. Jika satu variabel naik, variabel yang lain

naik.Demikian pula sebaliknya.Tanda negatif menunjukkan arah perubahan yang

berlawanan. Jika satu variabel naik, variabel yang lain malah turun. Nilai korelasi yang

didapatkan dalam uji adalah nilai korelasi sampel (Trihendradi, 2009).

2. Uji Bivariate Uji Bivariate digunakan untuk menguji hubungan dua variabel bertipe

ordinal dan skala.Ada tiga macam Uji Bivariate.Uji Pearson digunakan untuk

mengukur hubungan dengan data berdistribusi normal (Parametrik).Uji Kendall dan

Spearman mengukur hubungan antarvariabel berdasarkan rangking, tidak memandang

distribusi variabel (Non Parametrik) (Trihendradi, 2009).

3. Rank Spearman Korelasi Spearman ini digunakan untuk tipe data yang mempunyai

skala ordinal sehingga objek yang diteliti dimungkinkan untuk diberi rangking atau

jenjang (Situmorang et al, 2008:51).

Spearman digunakan jika kita ingin mengukur kuatnya hubungan di antara dua

variabel, dimana data tidak berdasarkan pasangan nilai data yang sebenarnya, tetapi

berdasarkan rangkingnya (Sarjono dan Winda, 2011). Untuk mengetahui tingkat

hubungan dalam korelasi, maka perhatikan tabel berikut ini:

Menurut Sarjono dan Winda (2011) untuk mencari besarnya kekuatan pengaruh antara

variabel X terhadap variabel Y, maka digunakan rumus sebagai berikut: KP = r2

Dimana:
x 100%

KP = Kekuatan pengaruh

r = Nilai korelasi sampel

Untuk mencari makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap variabel Y maka

dilakukan uji signifikansi sebagai berikut:

Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig.

(0.05 < Sig. ) maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak signifikan.

2. Jika nilai probabilitas lebih besar daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig.

(0.05 > Sig. ) maka H1 diterima dan H0 ditolak, artinya signifikan

(Sarjono dan Winda, 2011).

Hipotesis:

H0 : Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y.

H1 : Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y

(Sarjono dan Winda, 2011).

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan penelitian ini, maka perlu

dibuat beberapa definisi dan batasan operasional yaitu sebagai berikut:


3.5.1 Defenisi Operasional.

1. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan

untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.

2. Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar yang dapat memenuhi

keinginan dan kebutuhan konsumen. Produk dalam penelitian ini adalah Benih Jagung

3. Harga adalah beban atau nilai bagi konsumenyang didapatkan dengan memperoleh

dan menggunakan suatu produk.

4. Tempat adalah cara-cara penyaluran dan penanganan produk dari produsen sampai

ke tangan konsumen. Lokasi penjualan Benih Jagung terletak di desa Batu karang

5. Promosi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk memacu tingkat permintaan

terhadap produk yang dipasarkan.

6. Keputusan pembelian adalah suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian

yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakakukan di desa Batu Karang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2019

3. Sampel penelitian adalah konsumen Benih Jagunh yang secara kebetulan dijumpai

oleh peneliti di daerah penelitian.

Anda mungkin juga menyukai