OLEH:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pendanaan Agribisnis ............................................................... 6
3.1 Kesimpulan............................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
i
DAFTAR GAMBAR
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari
dan perikanan. Tahun 2019 diketahui bahwa 27.33 persen penduduk Indonesia
yang berumur lima belas tahun ke atas bekerja pada sektor pertanian, kehutanan,
Domestik Bruto atas dasar harga yang konstan menurut lapangan usaha pada
domestik bruto, sumber devisa, bahan baku industri, sumber bahan pangan dan
Modal tidak selalu tersedia pada petani, maka disini diperlukan subsistem
penunjang yang dapat memberikan modal kepada petani, baik kepada petani kecil
1
2
lainnya yang dapat melakukan hal sama dalam membantu petani. modal tidak
hanya diperlukan oleh petani yang melakukan kegiatan produksi primer, namun
juga diperlukan oleh pengusaha yang bergerak pada subsistem pengadaan sarana
(Su’ud,2005).
Permodalan merupakan salah satu faktor produksi penting dalam usaha pertanian.
Namun, dalam operasional usahanya tidak semua petani memiliki modal yang cukup.
bagi petani-petani yang menguasai lahan sempit yang merupakan komunitas terbesar dari
masyarakat pedesaan. Dengan demikian, tidak jarang ditemui bahwa kekurangan biaya
merupakan kendala yang menjadi penghambat bagi petani dalam mengelola dan
mengembangkan usahatani.
Pembiayaan usaha di sektor pertanian yang ada saat ini, hampir semua berbasis
perhitungan bunga (Ashari dan Saptana, 2005). Pihak perbankan umumnya menunjukkan
kekurangan tertarikan untuk membiayai sector pertanian yang dipandang beresiko tinggi,
baik karena gangguan alam seperti banjir dan kekeringan, serangan hama dan penyakit
tanaman, maupun fluktasi harga output. Kondisi minimnya pembiayaan bank untuk
sektor pertanian karena kurang cocoknya karakteristik usaha disektor ini dengan usaha
Aturan BI yang cukup ketat agar bank prudent dalam penyaluran dana; serta Banyak
bank khususnya bankbesar yang tidak memiliki pengalaman menyalurkan kredit mikro.
Sehingga sumber permodalan informal seringkali menjadi opsi lain bagi petani untuk
mendapatkan pinjaman modal karena prosedur pengajuan yang lebih mudah. Pemerintah
berbagai skim pembiayaan yang mudah diakses oleh petani kecil. Kebijakan ini
diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan usahatani petani kecil
tangga dan perusahaan, seperti konsumsi per kapita, supply tenaga kerja, kinerja bisnis,
Perbankan nasional, secara teori memiliki potensi sangat besar sebagai salah satu
kredit ke sektor pertanian. Dari sisi perbankan, rendahnya alokasi kredit ke sector
sektor pertanian sangat berisiko, (2) pihak perbankan ada yang trauma dengan
pengalaman KUT yang kurang baik, (3) banyak perbankan yang tidak mempunyai
(nonbankable), serta (5) adanya risiko sosial dan status lahan yang kurang
bank, baik dalam hal pengembalian maupun jaminan kredit. Sifat dari bisnis
kreditnya. Sifat komoditas pertanian yang secara umum tidak seragam, mudah
rusak atau busuk, voluminous (banyak makan ruang), dan harganya tidak
4
kompetitif dengan produk luar membuat perbankan ekstra hati-hati dan cenderung
perbankan untuk memberikan kredit kepada petani, maka perlu ada upaya untuk
sumber dana bagi petani di pedesaan. Salah satu bentuk lembaga kuangan non-
bank yang sudah cukup akrab di kehidupan petani adalah koperasi. Koperasi yang
(Budiyoko, 2015).
pasar baru bagi produk anggotanya. Selain itu, koperasi dapat memberikan akses
kepada anggotanya terhadap berbagai penggunaan faktor produksi dan jasa. Para
petani anggota dapat lebih mudah dalam menangani risiko, seperti pengaruh
iklim, heterogenitas kualitas produksi dan sebaran daerah produksi. Para petani
anggota juga lebih mudah berinteraksi secara positif terkait dalam proses
Kondisi saat ini menunjukan bahwa sektor privat yang ikut serta dalam
Selain itu, Pemerintah memiliki Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sebagai Badan
BUMN dan BUMD. Selain itu, terdapat pula lembaga keuangan mikro yang
Hal inilah yang menjadi latar belakang dalam penelitian ini dan yang akan dibahas
BAB II
PEMBAHASAN
dan agar pertanian mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi maka peranan
kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu ataukeseluruhan dari mata
rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan
pertanian dalam arti luas. Aspek agribisnis adalah meliputi kaitan dari mulai
kegiatan lain yang menunjang kegiatan proses produksi pertanian serta kegiatan
yang luas di kalangan petani, maka orang lalu menyimpulkan bahwa persoalan
yang paling sulit dalam kegiatan pertanian adalah persoalan pembiayaan. Orang
dapat berasal dari milik sendiri atau pinjaman dari luar. Pembiayaan yang berasal
dari luar usaha biasanya merupakan kredit. Petani memerlukan kredit yang
murah dan mudah. Petani juga membutuhkan kredit dengan bunga rendah yang
6
7
1998, pengertian kredit adalah sebagai berikut : Kredit adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
pihak peminjam untuk melunasi utangnya seteah jangka waktu tertentu dengan
Dalam pemberian kredit dikenal suatu prinsip yang sampai saat ini masih
a. Character, pihak bank harus yakin bahwa calon debitur mempunyai moral,
watak, sifat yang positif dan kooperatif serta mempunyai rasa tanggung jawab
mengenai data diri debitur ini dapat diperoleh bank melalui riwayat hidup,
c. Capital, adalah modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur, hal ini bias
d. Collateral, adalah barang jaminan yang diserahkan oleh calon debitur kepada
bank sebagai agunan atas kredit yang diberikan bank, jaminan disini
merupakan pengaman (back up) atas resiko yang mungkin terjadi atas tidak
suatu saat dan dapat mempengaruhi kelancaran usaha calon debitur yang akan
1) Lembaga Keuangan
dilakukan oleh lembaga ini akan selalu berkaitan dengan bidang keuangan,
sebagai berikut :
jasa keuangan.
9
bentuk pembiayaan.
ketika dibutuhkan.
a) Bank
7 Tahun 1992, yang dimaksud Bank adalah badan usaha yang menghimpun
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam
perbankan yang berlaku saat ini, Indonesia adalah Negara yang menganut
b) Bukan Bank
Lembaga keuangan bukan bank adalah semua badan usaha yang melakukan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang cukup
penting dan strategis dalam perekonomian Indonesia, karena pelaku usaha skala
mikro, kecil, menengah dan koperasi merupakan bagian terbesar dari seluruh
pedagang, nelayan dan penyedia berbagai jasa. Selain itu UMKM merupakan
Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja serta ekspor yang cukup
UMKM terhadap PDB nasional terus meningkat menjadi sebesar 62,57% pada
tahun 2017. Kontribusi sektor UMKM terhadap penyerapan total tenaga kerja
juga tinggi, yaitu sebesar 96,99% dari total tenaga kerja sektor swasta. Selain itu,
UMKM sudah terbukti mampu bertahan saat terjadi krisis moneter di tahun 1997-
permodalan yang aksesnya masih sulit diperoleh dan tingkat suku bunga yang
Pembiayaan tersebut dapat dinikmati oleh debitur individu, badan usaha dan/ atau
kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan
tambahan atau agunan tambahan belum cukup. Program KUR bertujuan untuk
Program KUR yang dimulai pada bulan November 2007, dalam pelaksanaannya
penyaluran. KUR yang disalurkan pada tahun 2007 - 2014 menggunakan skema
Imbal Jasa Penjaminan (IJP), sedangkan KUR generasi kedua yang disalurkan
12
sejak Agustus 2015 sampai dengan saat ini, disalurkan dengan skema subsidi
Penyaluran KUR dilakukan melalui dua pola yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Pola secara langsung yaitu UMKM dan Koperasi dapat langsung
Pelaksana. Sedangkan secara tidak langsung yaitu usaha mikro dapat mengakses
KUR melalui Lembaga Keuangan Mikro dan KSP / USP Koperasi, atau melalui
kegiatan linkage program lainnya yang bekerjasama dengan Bank Pelaksana hal
suku bunga, pada tahun 2015 pemerintah telah menurunkan suku bunga KUR dari
Program KUR terdiri dari beberapa jenis antara lain : KUR Mikro, KUR Kecil,
KUR TKI dan KUR Khusus. Syarat untuk memperoleh pembiayaan KUR antara
lain adalah memiliki KTP (NIK) Elektronik, Kartu Keluarga, tidak sedang
KPR, KKB dan Kartu Kredit, Usaha telah aktif minimal 6 (enam) bulan, dan
13
memiliki izin/ keterangan usaha. Sedangkan untuk KUR Mikro dan KUR TKI
Pada tahun 2018 KUR sektor produksi (pertanian, perikanan, industri pengolahan,
konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan, target
pencapaian minimumnya sebesar 50% dari target total penyaluran KUR sebesar
Rp 120 triliun. Untuk mencapai target penyaluran KUR sektor produksi tersebut,
pemerintah juga mendesain KUR Khusus. Skema KUR Khusus ditujukan untuk
renteng termasuk pengusaha pemula yang ikut dalam kelompok, dan dikelola
Pasalnya, tahun depan plafon KUR sebesar Rp 190 triliun atau meningkat 36%
dari plafon tahun 2019 yang sebesar Rp 140 triliun. Menurut Mentan SYL, untuk
"KUR untuk sektor pertanian di tahun 2020 bisa di atas Rp 50 triliun. Dana
tersebut digunakan sebagai fasilitas di hulu pertanian, olah pertanian hingga pasar
pertanian," papar Mentan SYL. Sementara itu, sejak Januari hingga September
2019, realisasi penyaluran KUR sudah mencapai Rp 115,9 triliun atau 82,79%
14
dari target. Dari realisasi tersebut, realisasi penyaluran untuk sektor pertanian,
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy
biasanya hanya mengecek sekilas karena sudah ada jaminan dari ketua kelompok
itu. Ditjen PSP juga tetap menggerakkan Fasilitator Pembiayaan Petani Swadaya
(FPPS). FPPS ini untuk meningkatkan akses petani terhadap sumber pembiayaan
pertanian seperti KUR. Pada tahun 2019, peran FPPS diperluas untuk
UMi yang dimaksud disini bukanlah nama panggilan ibu atau nama seseorang,
dari APBN atau bersama dengan pemerintah daerah dan/ atau pihak lain untuk
usaha mikro. Program ini dilaksanakan oleh BLU Pusat Investasi Pemerintah
keterangan usaha yang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
UMKM. Berbeda dengan KUR pembiayaan UMi menyasar pelaku usaha mikro
lapis terbawah yaitu belum memiliki surat izin/ keterangan usaha dan tidak dapat
mudah yaitu memiliki KTP elektronik, dan tidak sedang menerima pembiayaan
Penyaluran pembiayaan UMi memiliki kesamaan pola dengan KUR yaitu secara
keuangan bukan bank (LKBB) yang saat ini dilaksanakan oleh PT Pegadaian, PT
lembaga linkage.
Untuk lebih memahami program KUR dan UMi, kita perlu melihat perbedaan
Pertama, adalah terkait sasaran debitur, KUR menyasar UMKM yang mempunyai
surat izin usaha dan usahanya minimal sudah berjalan 6 (enam) bulan sedangkan
mudah dan cepat bagi usaha ultra mikro. Sasaran pembiayaan UMi sebenarnya
adalah usaha ultra mikro yang skala usahanya lebih kecil dari usaha mikro.
Kedua, tingkat suku bunga KUR cukup rendah yaitu sebesar 7% memang lebih
menarik bagi masyarakat dibandingkan tingkat bunga program UMi yang cukup
tinggi, tetapi tingkat bunga UMi masih lebih rendah dibandingkan pinjaman ke
Koperasi atau BPR. Pemerintah juga berencana memangkas tingkat suku bunga
pembiayaan UMI sehingga bisa lebih rendah dari KUR, tentunya ini merupakan
Ketiga, batas pinjaman KUR lebih tinggi, untuk usaha mikro bisa sampai dengan
Rp25 juta dan untuk usaha kecil bisa mencapai Rp500 juta. KUR ada beberapa
jenis yang dibagi sesuai dengan kriteria penerima yang sudah ditetapkan,
sedangkan UMi hanya satu jenis yaitu untuk menjangkau pelaku usaha mikro
yang membutuhkan dana dalam jumlah kecil seperti Rp500 ribu sampai dengan
Rp10 juta.
Keempat, terkait agunan baik KUR Mikro maupun UMi (Debitur Kelompok)
kepada debitur penerima KUR sebagian besar mereka masih dikenakan agunan
debitur dalam pengembangan usaha dan merupakan salah satu mitigasi resiko
Kota Palangka Raya saat ini penyaluran UMi baru disalurkan oleh PT. Pegadaian.
Dari beberapa kondisi tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan program
KUR dan UMI sebenarnya adalah saling melengkapi, program UMi yang dimulai
pada tahun 2017 melengkapi program KUR yang masih menyisakan keterbatasan
dalam besaran kredit dan persyaratan. Dengan demikian para pelaku usaha mikro
Pelaksanaan Program KUR dan UMi tentunya memerlukan kerjasama dan sinergi
jumlah dan karakteristik UMKM di daerahnya dan lebih aktif dalam penyiapan
dan pengunggahan data calon debitur KUR pada Sistem Informasi Kredit Program
dimanfaatkan oleh lembaga keuangan penyalur KUR maupun UMi. Dengan data
pemerintah yang murah dan mudah untuk para pelaku usaha UMKM. Dan tidak
18
kalah penting hendaknya kita bersama juga peduli dengan keberlangsungan usaha
Berbagai program yang telah dijalankan oleh pemerintah sejak zaman orde baru,
dan nilai ini mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2019 menjadi
PU), Subsidi (Pangan, Pupuk, dan Benih), Cadangan Beras Pemerintah, Stabilisasi
pertanian.
meningkatkan jumlah dan akses pembiayaan ke sektor pertanian. Pada tahun 2019
meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani juga dapat dicapai. Hal ini
19
potensi yang sangat besar untuk mendukung pembiayaan sektor pertanian, baik
perbankan nasional, investasi disektor pertanian juga sangat berperan dalam upaya
Nilai realisasi investasi untuk sektor pertanian dan peternakan pada 2015-2019,
rata-rata 7,1% dari total realisasi investasi asing (PMA) maupun domestik
(PMDN). Dengan angka 7,1% porsinya terbilang kecil. Investasi terutama PMA
yang secara jumlah lebih besar lebih banyak dialokasikan untuk sektor tersier
seperti jasa perdagangan yang serapan tenaga kerjanya rendah alias lebih padat
modal ketimbang padat karya. Walau nilai realisasi PMDN ke sektor ini terus
meningkat dari tahun ke tahun, tetapi realisasi investasi PMA cenderung turun.
Hal ini terlihat dari realisasi PMDN yang naik 254% secara point to point pada
20
2015-2019, tetapi juga diikuti dengan penurunan realisasi investasi PMA sebesar
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian sektor pertanian yang bersumber dari
PMDN meningkat 47,5% dari sebesar Rp29,6 triliun tahun 2018 menjadi
Rp 43,6 triliun tahun 2019, terdapat peningkatan nilai penanaman modal asing
(PMA) di sektor pertanian pada Desember 2019 (US$ 710.1 juta). Dengan adanya
memberikan nilai tambah bagi produk pertanian. Sehingga dengan demikian, ada
isentif yang diterima oleh petani baik dari segi kemudahan dan harga jual produk.
Data makro menunjukkan bahwa alokasi pembiayaan pertanian baik yang berasal
namun kondisi secara umum yang dihadapi oleh pertanian dan petani tidak lebih
baik.
21
Berdasarkan hasil sensus pertanian (SP) yang dilakukan oleh BPS pada tahun
2019 tercatat bahwa peningkatan pendapatan petani yang diukur dari nilai tukar
petani (NTP) nilai NTP Periode 2015-2019 lebih tinggi 5,1 persen dari periode
2010-2014, yaitu 106,92 berbanding 101,78. Pada tahun ke-2 lebih tinggi sekitar
2,3 persen, sedangkan pada tahun ke-3 dan ke-4, lebih tinggi masing-masing
sebesar 1,3 persen dan 2,8 persen. Demikian juga pada tahun-5 dengan
menggunakan data Januari 2019, nilai NTP periode 2015-2019 juga lebih tinggi
Semakin tinggi NTP, makin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Peningkatan daya beli petani ini tidak terlepas dari upaya pemerintah
tingkat petani dan konsumen. Dalam konteks tersebut, petani untung karena
produk yang mereka hasilkan dapat dibeli dengan harga tinggi, sekaligus bisa
pemberian bantuan sarana produksi (saprodi) dan alat mesin pertanian. Sejumlah
program terobosan yang dijalankan Kementan selama empat tahun dan berlanjut
Secara garis besar sumber biaya usaha pertanian terdiri dari empat kelompok,
yaitu : pemilik usaha (modal sendiri); kredit formal; kredit nonformal; dan
sekarang masih sulit diakses oleh petani (faktor internal). Hal tersebut disebabkan
oleh sistem dan prosedur penyaluran kredit dari perbankan yang cukup rumit,
pendapatan ushatani telah dibuktikan oleh beberapa peneliti. Tetapi seperti yang
ketahui bahwa sumber kredit dipedesaan beraneka ragam, ada yang berasal dari
23
BUMN) dan lembaga keuangan non formal (kios sarana produksi pertanian,
Petani yang hanya menggunakan modal sendir memiliki alasan, bahwa modal
sendiri sudah merasa cukup untuk memenuhi usahatani untuk skala usahatani
dari pendapatan hasil panen periode sebelumnya, namun hal ini jarang digunakan
petani karena biasanya ketika panen tiba banyak tunggakan petani sehingga modal
2. Kredit Formal
1) Bank
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
24
meningkatkan taraf hidup orang banyak”. Petani yang dapat meminjam ke bank
harus memiliki agunan yang disyaratkan yaitu sertifikat tanah/ bangunan dan juga
BPKB. Persyaratan inilah yang selama ini menjadi kendala aksesibilitas petani
terhadap lembaga perbankan. Ada beberapa alasan petani responden enggan untuk
1. Sebagian besar petani belum memiliki sertifikat atas tanahnya, Petani yang
memiliki lahan sempit belum memiliki sertifikat atas tanahnya, hal ini
tidak memiliki agunan yang ditentukan Bank sebagai salah satu syarat
peminjaman.
ini juga disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan pengetahuan petani dalam
3. Ketakutan tidak bisa membayar cicilan. Suku bunga yang tinggi menyebabkan
petani merasa takut untuk mengakses lembaga keuangan formal. Saat ini pihak
saja. Hal ini sangat memberatkan bagi petani, oleh sebab itu petani enggan
cicilan.
25
Kelebihan dari Bank ini yaitu dalam kegiatan usahatani akan selalu dipantau dan
akan diberi pinjaman yang lebih besar jika usahanya berhasil dan
prosedur peminjaman masih begitu rumit sehingga banyak petani responden yang
Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan
baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan
penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infak dan sedekah. Sedangkan
pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan
peraturan dan amanah. BMT juga merupakan organisasi bisnis yang juga
pada sektor keuangan yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan,
demikian, terbuka luas bagi BMT untuk mengembangkan lahan bisnisnya pada
sektor riil maupun sektor keuangan lain yang dilarang dilakukan oleh lembaga
26
keuangan bank. Karena BMT bukan bank, maka ia tidak tunduk pada aturan
Koperasi kredit atau Credit Union atau biasa disingkat CU adalah sebuah lembaga
keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh
Manfaat CU bagi anggota adalah mengubah pola pikir. Maksudnya, dari yang
karena ada dana yang tersimpan. Konsep Koperasi kredit (Credit Union)
Menurut Carolina dan Sutarto (2013) sesuai dengan visi, misi, falsafah, asas dan
sebagai berikut:
Credit Union pada khususnya dan masyarakat pada khususnya dan masyarakat
masyarakat.
Dalam mengakses ke lembaga kredit non formal, petani tidak harus menyerahkan
agunan dalam proses peminjamannya. Selain itu tidak membutuhkan waktu lama
dalam proses pencairannya. Hal ini merupakan salah satu alasan petani meminjam
dari kredit non formal. Adapun lembaga kredit non formal sebagai berikut :
perekonomian bagi masyarakat tani yang selama ini tidak terjangkau jasa
perkotaan, mulai dari yang formal (dukungan pemerintah), semi formal hingga
yang non formal atau informal. Orientasi LKM lebih ditujukan pada usaha
pembiayaan bagi usaha pertanian oleh Direktorat Pembiayaan Ditjen Bina Sarana
inisiatif petani anggota kelompok tani dalam Gapoktan tesebut (BPTP, 2010).
bawah koordinasi Kementerian Pertanian. Wujud dari program PUAP adalah dana
Dana ini kemudian dikelola oleh unit usaha dalam GAPOKTAN dan di tahun ke-3
Mikro Agribisnis yang merupakan unit usaha mandiri milik GAPOKTAN yang
khusus peran dari LKMA yaitu untuk menyediakan modal usahatani bagi petani
29
4. Kemitraan
Pola ini merupakan hubungan antara petani, kelompok tani , atau kelompok mitra
sebagai plasma dengan perusahaan inti yang bermitra uasha. Perusahaan inti
mengolah , serta memasarkan hasil produksi. Sementara itu kelompok mitri bertugas
memenuhi kebutuhan perusahaan inti sesuai dengan persyeratan yang telah ditentukan.
Komitmen perusahan inti masih lemah dalam memenuhi fungsi dan kewajibannya
Belum ada kontrak kemitraan yang menjamin hak dan kewajiban komoditas
plasma.
Solusi : Pemahaman tingkat ekonomi dan skala usaha, Kesepakatan atau perjanjian,
Keunggulan
Pola subkontrak ditandai dengan adanya kesepakatan tentang kontrak bersama ang
Kelemahan
Control kualitas produk ketat tapi tidak diimbangi dengan system pembayaran yang
tepat
Solusi
Asosiasi kelompok mitra yang terdiri dari beberapa usaha kecil perlu
dikembangkan
Menumbuhkan rasa saling percaya antara perusahaan mitra dengan kelompok mitra
Keunggulan
Kelemahan
Dalam praktiknya , harga dan volume produknya sering ditentukan sepihak oleh
Keunggulan : Pola ini memungkinkan dilaksanakan oleh para pengusaha kecil ang urang
Kelemahan
Usah kecil mitra menetapkan harga produk secara sepihak sehingga harga menjad
Usaha kecil sering memasarkan produk dari beberapa mitra usaha saja sehingga
Keungulan pola koa ini sama dengan keunggulan system inti-plasma. Pola ini banyak
ditemukan pada masyarakat pedesaan antara usaha kecil di desa dengan usaha rumah
Kelemahan adalah pengambilan untung olaeh perusahaan mitra yang menangani aspek
pemasaran dan pengolaan produk terlalu besar sehingga dirasakan kurang adil oleh
memperkecil keuntungan yang diperoleh perusahaan kecil mitranya, belum ada pihak
ketiga yang berperan efektif dalam memecahkan permasalahan diatas. Adapun solusinya
a. Sumber Risiko
1) Risiko Produksi
curah hujan yang tinggi, pemeliharaan yang tidak sesuai dengan SOP yang
dikeluarkan oleh Puslitkoka, input produksi yang tidak sesuai, proses panen
yang salah. Penambahan biaya dari risiko produksi dapat terjadi karena green
bean yang rusak akibat mesin yang menyebabkan akan mengeluarkan biaya
tambah untuk sortasi green bean. Penambahan biaya operasional juga dapat
berasal dari bahan baku yang tidak sesuai yang menyebabkan harus
2) Risiko Finansial
gudang belum menjangkau usahatani kopi. Berikut ini adalah diagram fish
pembayaran tunda bayar, modal yang terbatas, biaya produksi yang tinggi,
belum adanya pencatatan, dan tidak adanya lembaga keuangan, seperti resi
kelompok dari konsumen karena sistem tunda bayar, produksi yang tidak
produksi yang tinggi, dan kelompok tani tidak mengetahui cash flow
3) Risiko Pasar
Risiko pasar dan harga yang terjadi di Kelompok Tani Maju Mekar bersumber
dari konsumen, dan kualitas produk. Berikut ini adalah diagram fishbone
sumber risiko pasar dan harga. Berikut ini adalah diagram fishbone risiko
pasar.
Penyebab risiko dari sisi pasar kopi di Indonesia adalah perubahan permintaan
green bean, permintaan yang tidak terpenuhi, dan mutu yang yang sesuai, seperti
kadar air yang tidak sesuai dengan permintaan. Perubahan permintaan green bean
35
keuntungan maksimal, dan membuka pasar untuk pesaingnya, kadar air yang tidak
pemeliharaan. Berikut ini adalah diagram fish bone sumber risiko sumber daya
manusia.
Usaha Tani kopi di Indonesia mempuyai berbagai macam sumber risiko yang
harus dihadapi agar tidak menggangu aktivitas bisnis usaha tani yaitu modal
petani yang terbatas dengan cara memperbaiki system pembayaran tunda bayar
dengan sistem pembayaran diawal atau sistem pre order. Konsumen yang akan
memberi produk green bean. Usaha Tani kopi diwajibkan membayar uang muka
Aksi mitigasi yang dapat dilakukan untuk mencegah risiko finansial yang
(ceri), dan produk yang dihasilkan baik dari green bean, roast bean, dan ground
coffee yang tujuannya untuk mengetahui berapa besar uang yang harus
dikeluarkan untuk pembelian bahan baku (ceri), dan mengetahui berapa besar
uang yang diterima dari hasil penjualan produk tersebut. Tujuan pencatatan
keadaan cash flow uang yang dikelola di kelompok tani. Pencatatan cash flow
Indonesia.
Aksi mitigasi yang dapat dilakukan untuk mencegah sumber risiko pemupukan dan
hortikultura sepeti tanaman wortel dan jahe dibawah tanaman kopi. Pemupukan yang
ditunjukan untuk tanaman wortel dan jahe dapat juga menyerap untuk tanaman kopi.
Petani juga dapat melakukan pemeliharaan hortikutura seperti wortel dan jahe bersamaan
37
dengan pemeliharaan tanaman kopi. Aksi mitigasi ini dalam penanaman tanaman
hortikutura juga harus diperhatikan. Tidak semua tanaman hortikultura dapat ditanam
dibawah tanaman kopi, Tanaman hortikultura sepeti kentang adalah salah satu tanaman
hortikultura yang kurang baik untuk ditanama dibawah tanaman kopi. Aksi mitigasi
lainya dari sumber risiko pemupukan yang tidak sesuai dengan SOP adalah dengan
menggunakan pupuk yang berasal dari sekitar seperti limbah kulit ceri kopi, kotoran
hewan ternak yang dimiliki, dan limbah organik yang berasal dari rumah tangga adalah
salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pencegahan sumber risiko yaitu pemupukan
Ketinggian tempat penanaman kopi yaitu 800 mdpl dapat mempengaruhi produktivitas
tanaman kopi dan kualitas kopi yang dihasilkan. Ketinggian tempat penanaman kopi yaitu
800 mdpl dapat dilakukan aksi mitigasi dengan cara melakukan pemeliharaan sesuai
Biaya produksi kopi yang tinggi disebabkan produksi kopi di usaha tani di Indonesia
yang masih sedikit sehingga menyebakan keuntungan yang diperoleh oleh petani masih
lebih kecil jika dibandikan dengan investasi yang dikeluarkan. Biaya produksi yang tinggi
dapat dilakukan aksi mitigasi dengan cara berkerja sama dengan kelompok tani dan mitra
usaha tani yang tujuan untuk penambahan bahan baku sehingga produksi yang dilakukan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
38
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik . 2019. Statistik Indonesia Tahun 2019. Jakarta Pusat :
Badan Pusat Statistik
Carolina Dan Sutarto. 2013. Peranan Credit Union Sebagai lembaga Pembiayaan
Mikrostudi Kasus: Pada Usaha Umkm Di Desa Tumbang Manggo
Kecamatan Sanaman. Mantikei, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan
Tengah. Studi Ilmu Ekonomi.Yogyakarta.
Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Kuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.