Anda di halaman 1dari 4

DEFINISI MAKANAN

Makanan adalah segala sesuatu yang mengandung gizi yang seimbang, mengandung serat dan zat-zat
yang diperlukan tubuh untuk proses tumbuh kembang, sehingga atas alasan inilah menu makanan sehat
harusnya kaya akan unsur zat gizi seperti karbohidrat, protein, mineral, vitamin, serta sedikit lemak tak
jenuh, atau disingkat dengan menu 4 sehat 5 sempurna.

Vegetarian secara umum dipahami sebagai pola makan yang tidak mengonsumsi daging. Namun, tidak
semuanya demikian. Ada pula kelompok vegetarian yang masih mengonsumsi daging atau produk olahan
hewani.

Zat gizi penting yang harus ada didalam makanan untuk orang vegetarian adalah sebagai berikut:

PROTEIN, KALSIUM, VITAMIN D, IODIN, VIT B12, ZAT BESI, ASAM LEMAK
OMEGA-3, ZINC(BESI)

SEJARAH EVOLUSI MAKANAN

INTINYA: Pada zaman purba, makanan itu biasanya dibuat dengan teknik membakar atau merebus.
Biasanya orang purba menggunakan alat-alat dari alam seperti batu dan kayu. Kemudian seiring
perkembangan zaman, pada saat zaman bangsa Eropa menjelajahi wilayah timur, seseorang Marcopolo
(Marco Polo adalah saudagar sekaligus petualang dan pengarang asal Venesia) mempelajari berbagai hal
mengenai mie.

Kemudian hasil pembelajaran Marcopolo di kembangkan lagi di daratan Cina saat dia sedang di cina.
Setelah dia kembangkan, makanya muncul spaghetti, vermicelli dan macaroni yang sampai sekarang
dikenal sebagai makanan khas Italia yang bisa dimasak menjadi spaghetti bolognaise, macaroni schotel
dan lain-lain.

Terus, sekitar abad 14 saat bangsa Roma berhasil menguasai Eropa, mereka mengadakan pesta untuk
merayakan hal tersebut. Tetapi, pada saat pesta orang Roma tidak mau merayakan hanya dengan
hidangan2 sederhana. Makanya mereka menciptakan saus. Sejak saat itu, munculah berbagai macam saus
seiring perkembangan zaman. Contohnya: saus bolognaise.

CARA MENGOLAH MAKANAN YANG BENAR

 Pilih bahan makanan yang berkualitas & pilihlah bahan makanan yang baik dan tidak
mengandung pengawet.

 Bersihkan bahan makanan yang hendak diolah & sebelum mengolah harus mencuci tangan
terlebih dahulu agar makanan tidak terkontaminasi kuman dari tangan.

 Pastikan alat untuk mengolah makanan steril & bersih/sudah dicuci.

 Masak makanan sesuai dengan arahan semestinya. jika makanan tersebut tidak bisa dimakan
mentah, masak bahan makanan tersebut hingga matang. Jika makanan bisa di makan mentah, cuci
hingga bersih bahan makanannya.
TEKNIK PENGOLAHAN MAKANAN

Ada 3 klasifikasi teknik pegolahan makanan: panas basah, panas kering, panas kering tanpa minyak.

Panas basah – penghantaran panas pada makanan melalui bahan cair seperti: stock, sauce ataupun
uap.

Panas Kering - mengolah makanan tanpa bahan dasar cairan (kering) untuk mematangkannya,
misalnya deep frying shallow frying, roasting, baking dan grilling.

Panas kering tanpa minyak – sama seperti teknik panas kering tetapi disini kita tidak menggunakan
minyak. Contohnya: roasting, grilling, menyangrai.

SANITASI MAKANAN

Sanitasi makanan adalah suatu pencegahan penyakit yang menitik beratkan kegiatannya pada
suatu kebersihan/kesehatan dan keutuhan makanan itu sendiri.

Sanitasi makanan menyangkut 2 persoalan pokok, yaitu:

- Kualitas makanan: segala sesuatu yang ada hubungannya langsung dengan nilai/mutu makanan. Cth:
tidak busuk, tidak beracun.

- Kuantitas makanan: meliputi porsi/volume makanan dan jumlah energi yang terkandung di dalam
makanan itu sendiri.

Kontaminasi atau pencemaran adalah masuknya zat asing ke dalam makanan yang tidak
dikehendaki. Pencemaran dapat ditimbulkan oleh:

- Mikroba seperti jamur, bakteri, kuman.

- Fisik seperti rambut, debu, tanah dan kotoran lainnya.

- Kimia seperti pestisida, logam berat, zat penyedap rasa, zat pengawet.

6 PRINSIP SANITASI

1. Pemilihan Bahan Baku Makanan

Perlindungan terhadap bahan baku dari bahaya-bahaya bahan kimia atau pertumbuhan mikroorganisme
patogen dan pembentukan toksin selama transportasi dan penyimpanan bahan baku mutlak diperhatikan.
Bahan-bahan yang dimakan dalam keadaan mentah harus diangkut dan disimpan terpisah dari bahan baku
lain dan bahan-bahan yang bukan bahan pangan. Bahan pangan harus dikirim sedemikian rupa sehingga
mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen atau pembentukan toksin dengan mengatur lamanya
waktu pengiriman, suhu dan aktifitas air, bahan baku.

2. Penyimpanan Bahan Makanan


Kerusakan bahan makanan dapat terjadi karena tercemar bakteri, karena alam dan perlakuan manusia.
Adanya enzim dalam makanan yang diperlukan dalam proses pematangan seperti pada buah-buahan.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan dapat dikendalikan dengan pencegahan pencemaran bakteri. Sifat
dan karakteristik bakteri seperti sifat hidupnya, daya tahan panas, faktor lingkungan hidup, kebutuhan
oksigen dan berdasarkan pertumbuhannya. Penyimpanan makanan yang sesuai dengan suhunya terbagi
menjadi 4 (empat) cara yaitu penyimpanan sejuk (cooling), penyimpanan dingin (chilling), penyimpanan
dingin sekali (freezing), penyimpanan beku (frozen).

3. Pengolahan Makanan

Pengolahan makanan adalah proses perubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan yang siap saji.
Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip hygiene sanitasi
seperti:

4. Pengangkutan Makanan

Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran
makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi risikonya daripada pencemaran bahan makanan
pada saat pengangkutan makanan.

5. Penyimpanan Makanan

Kontaminasi dapat terjadi sewaktu proses pengolahan makanan maupun melalui wadah dan atau
penjamah makanan yang membiarkan makanan pada suhu ruangan. Kondisi optimum mikroorganisme
patogen dalam makanan siap saji adalah 1-2 jam. Beberapa karakteristik lingkungan yang sesuai dengan
pertumbuhan bakteri antara lain; makanan banyak protein dan banyak air (moisture), pH normal (6,8 –
7,5), serta suhu optimum (100 – 600 C). Sementara beberapa penelitian menyimpulkan bahwa faktor
risiko kejadian foodborne disease terjadi pada saat pembersihan alat makan, ketidaksesuaian dengan
temperatur waktu penyimpanan dan rendahnya personal hygiene.

6. Penyajian Makanan

Prinsip penyajian makanan adalah wadah untuk setiap jenis makanan harus ditempatkan dalam wadah
terpisah dan diusahakan tertutup. Tujuannya agar makanan tidak terkontaminasi silang.

KLASIFIKASI MAKANAN

Appetizer, main course, dan dessert merupakan tiga istilah untuk jenis makanan yang disajikan dalam
bentuk, porsi, dan urutan yang berbeda. Selain sebagai aturan dalam table manner, ketiga hidangan ini
juga biasa dikenal sebagai makanan kontinental.

Makanan kontinental sendiri merupakan hidangan yang berasal dari daratan Eropa, seperti Perancis,
Jerman, Italia, dan lainnya. Cara penyajian makanan kontinental pun terdiri dari tiga hidangan, yaitu
hidangan pembuka, makanan utama, dan hidangan penutup.

Penggunaan istilah appetizer, main course, dan dessert memang berasal dari kebudayaan masyarakat
Barat yang cenderung menyukai hidangan dengan banyak variasi. Kebiasaan ini pun disebut dengan
istilah full course meal atau makanan dengan menu yang lengkap.
APPETIZER (MAKANAN PEMBUKA)

Dalam Bahasa Inggris, appetizer diambil dari kata appetite yang berarti nafsu makan. Makanan pembuka
ini memang ditujukan untuk merangsang nafsu makan dan disajikan sebelum tamu menikmati hidangan
yang lainnya.

Sebagai pembangkit selera makan, appetizer akan disajikan dalam porsi yang kecil berkisar antara satu
hingga dua gigitan alias bit size. Selain itu, appetizer idealnya memiliki rasa yang ringan, enak, dan
menyegarkan dengan tampilan menarik.

Hidangan pembuka dapat disajikan dalam keadaan panas ataupun dingin dengan bobot 50 – 100 gram per
porsinya. Untuk cold appetizer sendiri, hidangan disajikan dalam keadaan dingin atau segar, seperti salad
buah, salad sayur, koktail, sorbet, dan lainnya.

Sementara itu, hot appetizer dihidangkan melalui proses pemasakan dan disajikan dalam keadaan panas.
Beberapa contohnya seperti risoles, kroket, dan sup.

MAIN COURSE (MAKANAN UTAMA)

Main course dapat disebut sebagai hidangan pokok atau inti di antara kedua menu lainnya. Dengan porsi
paling banyak dan padat, main course memang bertujuan untuk mengenyangkan para tamu.

Hidangan utama yang juga dikenal dengan istilah main dish atau groce piece ini mencakup berbagai
komposisi. Beberapa di antaranya ialah komposisi hewani, sayuran, garniture atau kentang, dan saus.

Komposisi hewani sendiri dapat berasal dari berbagai jenis, seperti steik, daging ayam, hingga hidangan
laut. Sementara sayuran yang dihidangkan merupakan sayuran kontinental, seperti brokoli, bunga kol,
buncis, asparagus dengan porsi 75 gram.

Untuk komposisi karbohidrat sendiri, kentang bukanlah satu-satunya pilihan, melainkan dapat juga
berupa pasta dan nasi menyesuaikan komponen main course lainnya.

DESSERT (HIDANGAN PENUTUP)

Hidangan penutup atau dessert dikenal sebagai makanan pencuci mulut karena fungsinya untuk
menghilangkan aroma atau rasa amis dari hidangan sebelumnya. Karena itu, dessert biasa disajikan
dengan cita rasa yang manis dan menyegarkan.

Seperti appetizer, dessert juga hadir dalam dua bentuk, yaitu cold dessert dan hot dessert. Cold dessert
disajikan dalam keadaan dingin dengan suhu 10-15 derajat celcius, seperti puding, es krim, pai buah, dan
lainnya.

Sementara hot dessert disajikan dalam temperatur panas atau hangat dengan suhu sekitar 60 derajat
celcius. Bentuknya dapat berupa pancake, banana flambe, souffle, dan apple pie.

Anda mungkin juga menyukai