Anda di halaman 1dari 6

SOAL TUGAS 2 ESPA4110

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

NAMA : ASTIKA DAMAYANTI


NIM : 045116745
PRODI : MANAJEMEN

1. Di negara fiksi “Economiland”, perekonomian sedang mengalami resesi akibat penurunan


investasi dan konsumsi. Pemerintah berencana untuk mengambil tindakan untuk
menghidupkan kembali perekonomian. Sebagai seorang analis ekonomi, jelaskan
bagaimana konsep permintaan agregat dapat diterapkan dalam situasi ini. Gambarkan
strategi-strategi yang dapat diambil oleh pemerintah untuk meningkatkan permintaan
agregat dan mengatasi resesi. (Skor: 50)
Jawab :
Dalam situasi resesi ekonomi di negara fiksi "Economiland", pemerintah dapat
menggunakan konsep permintaan agregat untuk mencoba memulihkan perekonomian.
Permintaan agregat adalah jumlah total permintaan untuk barang dan jasa dalam suatu
perekonomian pada suatu waktu. Ini terdiri dari empat komponen utama :
• Konsumsi (C) : Jumlah yang dihabiskan oleh rumah tangga untuk barang dan jasa.
• Investasi (I) : Pengeluaran perusahaan untuk membeli modal dan investasi dalam
usaha.
• Belanja pemerintah (G) : Pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa.
• Ekspor bersih (X-M) : Ekspor (barang dan jasa yang dijual ke luar negeri) dikurangi
impor (barang dan jasa yang dibeli dari luar negeri).

Untuk mengatasi resesi, pemerintah dapat mengambil berbagai strategi untuk


meningkatkan permintaan agregat :

1. Stimulus Fiskal : Pemerintah dapat meningkatkan belanja publik, seperti proyek


infrastruktur, program sosial, atau insentif pajak untuk mendorong konsumsi dan
investasi. Hal ini akan meningkatkan komponen G dan I dalam permintaan agregat.
Contoh : Mungkin Pemerintah dapat meningkatkan belanja publik dengan
memulai proyek infrastruktur besar seperti pembangunan jalan raya, jembatan,
dan fasilitas umum lainnya. Ini akan menciptakan lapangan kerja dan
meningkatkan permintaan agregat melalui pengeluaran pemerintah.

2. Kebijakan Moneter : Bank sentral negara dapat menurunkan suku bunga untuk
mendorong pinjaman dan investasi perusahaan. Suku bunga yang lebih rendah
dapat meningkatkan komponen investasi (I) dan konsumsi (C).
Contoh : Bank sentral dapat menurunkan suku bunga acuan, seperti suku bunga
federal di Amerika Serikat. Dengan suku bunga yang lebih rendah, pinjaman
menjadi lebih murah, mendorong investasi perusahaan dalam pembelian modal
dan mendorong konsumen untuk meminjam untuk membeli rumah atau mobil.
3. Devaluasi Mata Uang : Melalui devaluasi mata uang, negara dapat membuat
ekspor lebih murah dan impor lebih mahal, mendorong komponen ekspor bersih
(X-M) dan secara efektif meningkatkan permintaan agregat.
Contoh : Misalkan "Economiland" adalah negara fiksi yang sedang mengalami
resesi dan memiliki mata uang bernama "Eco." Kemudian, pemerintah
"Economiland" memutuskan untuk devaluasi mata uang Eco.
Sebelum devaluasi:
• 1 Eco = 1 dolar AS
• Sebuah produk domestik "Widget Eco" dijual seharga 100 Eco di pasar
domestik.
• Produk serupa dari negara asing dijual seharga 50 dolar AS.

Kemudian, pemerintah "Economiland" devaluasi mata uang Eco, sehingga nilai


tukar menjadi :
• 1 Eco = 0,5 dolar AS

Setelah devaluasi:
• Produk "Widget Eco" sekarang dihargai 50 Eco di pasar domestik (sebelumnya
100 Eco).
• Produk serupa dari negara asing masih dijual seharga 50 dolar AS.
4. Pelatihan dan Pendidikan : Investasi dalam pendidikan dan pelatihan tenaga
kerja dapat meningkatkan produktivitas dan potensi pertumbuhan jangka panjang
ekonomi, yang pada gilirannya akan mendukung konsumsi dan investasi.
Contoh : Pemerintah dapat meningkatkan investasi dalam pendidikan dan
pelatihan tenaga kerja untuk meningkatkan kualifikasi tenaga kerja, yang dapat
meningkatkan produktivitas dan pendapatan.
5. Dukungan Keuangan Langsung : Pemerintah dapat memberikan bantuan
langsung kepada kelompok yang terkena dampak resesi, seperti tunjangan
pengangguran atau bantuan sosial, untuk meningkatkan konsumsi dan belanja.
Contoh : Pemerintah dapat memberikan bantuan keuangan langsung kepada
kelompok yang terdampak resesi, seperti tunjangan pengangguran atau bantuan
makanan. Langkah ini akan meningkatkan daya beli konsumen yang mungkin
mengalami kesulitan ekonomi.

Sumber Referensi "Macroeconomics" karya N. Gregory Mankiw, "The American Economic


Review" atau "The Journal of Monetary Economics."

2. Dalam konteks perekonomian negara fiksi "Monetaria", jelaskan konsep permintaan uang
dalam teori ekonomi. Gambarkan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan uang oleh
masyarakat di “Monetaria”. Berikan contoh konkret tentang bagaimana perubahan faktor-
faktor ini dapat mempengaruhi tingkat permintaan uang dan dampaknya pada aktivitas
ekonomi. (Skor: 50)
Jawab :
Dalam konteks perekonomian negara fiksi "Monetaria," konsep permintaan uang dapat
dijelaskan dalam teori ekonomi sebagai keinginan atau kebutuhan masyarakat untuk
memegang uang tunai dalam berbagai bentuk. Permintaan uang ini dipengaruhi oleh
sejumlah faktor ekonomi, termasuk tingkat suku bunga, tingkat harga, dan tingkat
pendapatan masyarakat.
Konsep permintaan uang dalam teori ekonomi biasanya dapat dibagi menjadi dua
komponen utama :
1. Permintaan uang transaksi (Transaction Demand for Money):
2. Ini mencerminkan keinginan masyarakat untuk memiliki uang tunai yang dapat
digunakan dalam transaksi sehari-hari. Permintaan uang transaksi meningkat seiring
dengan meningkatnya tingkat pendapatan dan jumlah transaksi yang harus dilakukan.
Ini karena masyarakat perlu uang untuk membayar barang dan jasa dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Permintaan uang spekulatif (Speculative Demand for Money):
4. Permintaan uang spekulatif berkaitan dengan keinginan masyarakat untuk memegang
uang tunai sebagai bentuk investasi atau spekulasi. Faktor utama yang memengaruhi
permintaan uang spekulatif adalah tingkat suku bunga. Ketika suku bunga rendah,
maka investasi dalam bentuk uang tunai bisa menjadi lebih menguntungkan daripada
menanamkan uang dalam instrumen keuangan lain yang memberikan bunga lebih
rendah. Oleh karena itu, tingkat suku bunga yang rendah dapat meningkatkan
permintaan uang spekulatif.
Hubungan antara permintaan uang, tingkat suku bunga, dan tingkat harga juga
tercermin dalam teori kuantitas uang Irving Fisher. Teori ini menyatakan bahwa jumlah
uang yang diminta oleh masyarakat berkorelasi positif dengan tingkat pendapatan dan
tingkat harga, serta berkorelasi negatif dengan tingkat suku bunga. Dengan kata lain,
semakin tinggi pendapatan dan harga, semakin tinggi permintaan uang, sementara
semakin tinggi suku bunga, semakin rendah permintaan uang.
Dalam konteks negara "Monetaria," permintaan uang akan berdampak pada operasi
kebijakan moneter dan pengaturan suku bunga oleh bank sentral. Pemahaman tentang
konsep permintaan uang sangat penting bagi para ekonom dan pembuat kebijakan
untuk memprediksi dampak kebijakan moneter terhadap perekonomian dan mengatur
pasokan uang dan suku bunga dengan bijak.

Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan uang oleh masyarakat di "Monetaria" mirip


dengan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan uang di perekonomian dunia nyata.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat memengaruhi permintaan uang dan
contoh konkret bagaimana perubahan faktor-faktor ini dapat mempengaruhi tingkat
permintaan uang dan aktivitas ekonomi :
1. Tingkat Pendapatan :
Tingkat pendapatan masyarakat adalah salah satu faktor utama yang memengaruhi
permintaan uang. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin besar kemampuan
mereka untuk membeli barang dan jasa, sehingga mereka memerlukan lebih banyak
uang untuk transaksi sehari-hari.
Contoh : Jika pendapatan rata-rata di "Monetaria" meningkat karena pertumbuhan
ekonomi yang kuat, masyarakat akan lebih mampu untuk berbelanja, sehingga
permintaan uang transaksi meningkat.
2. Tingkat Harga : Tingkat harga barang dan jasa di "Monetaria" adalah faktor penting
dalam permintaan uang. Jika harga naik (inflasi), maka masyarakat memerlukan lebih
banyak uang untuk membeli barang dan jasa yang sama.
Contoh : Jika harga makanan, bahan bakar, dan barang lainnya di "Monetaria"
mengalami kenaikan yang signifikan, maka masyarakat akan memerlukan lebih banyak
uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
3. Tingkat Suku Bunga : Tingkat suku bunga adalah faktor yang memengaruhi
permintaan uang spekulatif. Ketika suku bunga naik, masyarakat lebih cenderung untuk
menanamkan uang mereka dalam instrumen keuangan yang memberikan bunga lebih
tinggi daripada memegang uang tunai.
Contoh: Jika bank sentral di "Monetaria" menurunkan suku bunga acuan, investor
mungkin akan kurang tertarik untuk menanamkan uang mereka dalam deposito bank
dan lebih memilih untuk memegang uang tunai, yang akan meningkatkan permintaan
uang spekulatif.
4. Teknologi Keuangan : Perkembangan teknologi keuangan memengaruhi cara
masyarakat melakukan transaksi. Penggunaan kartu kredit, aplikasi pembayaran
digital, dan e-wallet dapat mengurangi ketergantungan pada uang tunai.
Contoh : Semakin banyak orang di "Monetaria" yang menggunakan pembayaran
digital untuk berbelanja, maka permintaan uang tunai untuk transaksi akan berkurang,
dan sebagian besar transaksi akan dilakukan secara non-tunai.
5. Keyakinan Ekonomi : Keyakinan masyarakat tentang arah perekonomian dapat
memengaruhi permintaan uang spekulatif. Keyakinan yang positif dapat mendorong
investasi dalam instrumen keuangan.
Contoh : Jika masyarakat di "Monetaria" yakin bahwa perekonomian mereka akan
tumbuh, mereka mungkin akan lebih cenderung untuk berinvestasi dalam saham dan
obligasi daripada memegang uang tunai.
6. Perkiraan Kondisi Keuangan Pribadi : Keyakinan tentang kondisi keuangan pribadi
masyarakat juga dapat memengaruhi permintaan uang. Kebutuhan akan uang tunai
untuk keperluan darurat atau cadangan keuangan dapat mempengaruhi sejauh mana
masyarakat ingin memegang uang tunai.
Contoh : Jika masyarakat khawatir tentang kemungkinan keadaan darurat keuangan,
mereka mungkin akan lebih cenderung untuk memegang uang tunai sebagai cadangan,
yang akan meningkatkan permintaan uang.
Dengan memahami faktor-faktor ini, bank sentral dan pemerintah di "Monetaria" dapat
mengambil langkah-langkah kebijakan yang sesuai untuk mengatur pasokan uang,
suku bunga, dan mengelola inflasi untuk mencapai stabilitas ekonomi yang diinginkan.

Sumber referensi : jurnal "The Journal of Money, Credit and Banking" atau "The
Quarterly Journal of Economics."

Anda mungkin juga menyukai