2. Kebijakan Moneter : Bank sentral negara dapat menurunkan suku bunga untuk
mendorong pinjaman dan investasi perusahaan. Suku bunga yang lebih rendah
dapat meningkatkan komponen investasi (I) dan konsumsi (C).
Contoh : Bank sentral dapat menurunkan suku bunga acuan, seperti suku bunga
federal di Amerika Serikat. Dengan suku bunga yang lebih rendah, pinjaman
menjadi lebih murah, mendorong investasi perusahaan dalam pembelian modal
dan mendorong konsumen untuk meminjam untuk membeli rumah atau mobil.
3. Devaluasi Mata Uang : Melalui devaluasi mata uang, negara dapat membuat
ekspor lebih murah dan impor lebih mahal, mendorong komponen ekspor bersih
(X-M) dan secara efektif meningkatkan permintaan agregat.
Contoh : Misalkan "Economiland" adalah negara fiksi yang sedang mengalami
resesi dan memiliki mata uang bernama "Eco." Kemudian, pemerintah
"Economiland" memutuskan untuk devaluasi mata uang Eco.
Sebelum devaluasi:
• 1 Eco = 1 dolar AS
• Sebuah produk domestik "Widget Eco" dijual seharga 100 Eco di pasar
domestik.
• Produk serupa dari negara asing dijual seharga 50 dolar AS.
Setelah devaluasi:
• Produk "Widget Eco" sekarang dihargai 50 Eco di pasar domestik (sebelumnya
100 Eco).
• Produk serupa dari negara asing masih dijual seharga 50 dolar AS.
4. Pelatihan dan Pendidikan : Investasi dalam pendidikan dan pelatihan tenaga
kerja dapat meningkatkan produktivitas dan potensi pertumbuhan jangka panjang
ekonomi, yang pada gilirannya akan mendukung konsumsi dan investasi.
Contoh : Pemerintah dapat meningkatkan investasi dalam pendidikan dan
pelatihan tenaga kerja untuk meningkatkan kualifikasi tenaga kerja, yang dapat
meningkatkan produktivitas dan pendapatan.
5. Dukungan Keuangan Langsung : Pemerintah dapat memberikan bantuan
langsung kepada kelompok yang terkena dampak resesi, seperti tunjangan
pengangguran atau bantuan sosial, untuk meningkatkan konsumsi dan belanja.
Contoh : Pemerintah dapat memberikan bantuan keuangan langsung kepada
kelompok yang terdampak resesi, seperti tunjangan pengangguran atau bantuan
makanan. Langkah ini akan meningkatkan daya beli konsumen yang mungkin
mengalami kesulitan ekonomi.
2. Dalam konteks perekonomian negara fiksi "Monetaria", jelaskan konsep permintaan uang
dalam teori ekonomi. Gambarkan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan uang oleh
masyarakat di “Monetaria”. Berikan contoh konkret tentang bagaimana perubahan faktor-
faktor ini dapat mempengaruhi tingkat permintaan uang dan dampaknya pada aktivitas
ekonomi. (Skor: 50)
Jawab :
Dalam konteks perekonomian negara fiksi "Monetaria," konsep permintaan uang dapat
dijelaskan dalam teori ekonomi sebagai keinginan atau kebutuhan masyarakat untuk
memegang uang tunai dalam berbagai bentuk. Permintaan uang ini dipengaruhi oleh
sejumlah faktor ekonomi, termasuk tingkat suku bunga, tingkat harga, dan tingkat
pendapatan masyarakat.
Konsep permintaan uang dalam teori ekonomi biasanya dapat dibagi menjadi dua
komponen utama :
1. Permintaan uang transaksi (Transaction Demand for Money):
2. Ini mencerminkan keinginan masyarakat untuk memiliki uang tunai yang dapat
digunakan dalam transaksi sehari-hari. Permintaan uang transaksi meningkat seiring
dengan meningkatnya tingkat pendapatan dan jumlah transaksi yang harus dilakukan.
Ini karena masyarakat perlu uang untuk membayar barang dan jasa dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Permintaan uang spekulatif (Speculative Demand for Money):
4. Permintaan uang spekulatif berkaitan dengan keinginan masyarakat untuk memegang
uang tunai sebagai bentuk investasi atau spekulasi. Faktor utama yang memengaruhi
permintaan uang spekulatif adalah tingkat suku bunga. Ketika suku bunga rendah,
maka investasi dalam bentuk uang tunai bisa menjadi lebih menguntungkan daripada
menanamkan uang dalam instrumen keuangan lain yang memberikan bunga lebih
rendah. Oleh karena itu, tingkat suku bunga yang rendah dapat meningkatkan
permintaan uang spekulatif.
Hubungan antara permintaan uang, tingkat suku bunga, dan tingkat harga juga
tercermin dalam teori kuantitas uang Irving Fisher. Teori ini menyatakan bahwa jumlah
uang yang diminta oleh masyarakat berkorelasi positif dengan tingkat pendapatan dan
tingkat harga, serta berkorelasi negatif dengan tingkat suku bunga. Dengan kata lain,
semakin tinggi pendapatan dan harga, semakin tinggi permintaan uang, sementara
semakin tinggi suku bunga, semakin rendah permintaan uang.
Dalam konteks negara "Monetaria," permintaan uang akan berdampak pada operasi
kebijakan moneter dan pengaturan suku bunga oleh bank sentral. Pemahaman tentang
konsep permintaan uang sangat penting bagi para ekonom dan pembuat kebijakan
untuk memprediksi dampak kebijakan moneter terhadap perekonomian dan mengatur
pasokan uang dan suku bunga dengan bijak.
Sumber referensi : jurnal "The Journal of Money, Credit and Banking" atau "The
Quarterly Journal of Economics."